Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Konstruksi jalan saat ini di Indonesia umumnya dibangun pada kondisi tanah
lunak khususnya sekitar pantura yang merupakan akses jalan nasional. Kondisi
yang lebih buruk dengan adanya beban lalu lintas yang tinggi membuat
pemasalahan semakin kompleks. Karena konstruksi jalan berada pada tanah yang
lunak yang mengandung partikel-partikel yang cukup banyak, agregat-agregat
dasar (base dan subbase) berpotensi mengalami penurunan daya dukung. Pada
kondisi beban berlebih dan kondisi jalan dengan tanah lunak maka potensi terjadi
kegagalan konstruksi jalan pada subbase dan base cukup tinggi. Akibat tekanan
roda kendaraan dan vibrasi beban lalu lintas hingga kesubgrade, maka partikel
partikel halus akan naik mengisi rongga-rongga subbase dan lambat laun
mencapai ke lapisan base sehingga menyebabkan intermixing.
Metode penanganan intermixing yang selama ini dilakukan adalah dengan cara
di cold milling, leveling dan patching kemudian dilapisi binder dan AC atau WC.
Dan ternyata metode tersebut belum menampakkan hasil yang maksimal dan
cepat mengalami kerusakan dini. Karena, ikatan (shear
bonding) antara
perkerasan lama dan baru sangat rapuh (tidak menyatu). Selain itu, kekuatan
kekuatan perkerasan lama juga tidak seragam (ada yang lemah dan kuat),
sehingga menyebabkan yang lemah mengalami kerusakan. Untuk menangani
kerusakan jalan akibat intermixing ini salah satu metode penanganan yang cocok
adalah dengan merekonstuksi lapis pondasi base dansubbase yaitu dengan
teknologi recycling atau daur ulang campuran beraspal dingin dengan foam
bitumen (CM-RFB Base). Metode tersebut untuk meremajakan lapis pondasi
sehingga material lebih kedap dan memiliki kelenturan serta kekuatan yang lebih
baik.
Penerapan
cukup
tepat
bila
digunakan
untuk
course) setebal
kira-kira
25
cm.
Sedangkan
untuk
lapisan
Selanjutnya
pada
lapis
dengan
cara
proses
pemadatan
dilaksanakan
dalam
tahap.
Pertama
tahapan
pekerjaan
CMRFB Base,
diawali
dengan
roller. Disini pemadatan dilakukan dalam 3 kali passing dan penambahan kadar
air.
Secara umum pelasanaan daur ulang campuran beraspal dingin lapis pondasi
dengan foam bitumen dapat memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang tetapkan
antara lain:
Kondisi tersebut akan mudah dicapai jika aspal yang digunakan adalah pen
80/100 dan dibutuhkan pemadatan minimal 20 ton (statis), serta filler lebih dari 15
persen.
Melihat pelaksanaan teknologi recycling ini ternyata cukup menghemat baik dari
segi biaya maupun kebenaran teknis. Dalam aplikasinya teknologi ini dapat
menghemat penggunaan material, ramah lingkungan dan secara teknis hasilya
cukup baik sehingga dapat dikembangkan untuk mengatasi kerusakan ruas-ruas
jalan. Semoga kedepan kualitas jalan raya di Indonesia semakin membaik.