Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
relasi makro : ilmu-ilmu sosial digunakan untuk mengamati dan menganalisa struktur sosial
dan ketidakadilan dengan mengandalkan abstraksi. Sehingga inti dari CDA itu sendiri yaitu
mengelaborasi dan menjelaskan hubungan antara kedua lingkup studi mikro dan makro,
termasuk persinggungan lokal dan global, struktur wacana, dan struktur masyarakat.
Fungsi proses dialektika wacana menurut Fairclough ada tiga, yakni : Fungsi
Relational yaitu wacana memerankan cara baru berinteraksi, atau cara mengonstruksi realitas
sosial, Fungsi Identitas yaitu wacana digunakan untuk membentuk cara baru ada, Fungsi
ideasional yaitu wacana digunakan untuk mematerialisasi atau mengorganisir ruang/arsitektur
dan untuk mengonstruksi sistem pengetahuan atau makna.
Kekuasaan dalam bentuk rezim wacana yaitu, wacana sebagai praktik-praktik yang
terorganisir dan mengorganisir, wacana mengubah konstelasi sosial dan menghasilkan
sesuatu, wacana mempunyai otonomi, klaim atas kebenaran dan kontekstual.
Apa artinya kritis? Analisa sumber, sebab, dan perlawanan merupakan sikap kritis dari
apa yang salah dalam masyarakat, seperti ketidakadilan, ketidaksetaraan, deskriminasi. Kritis
disini adalah, 1. Menganalisa hubungan semiosis dan unsur sosial, yaitu bagaimana semiosis
menentukan atau memproduksi atau mengubah hubungan kekuasaan yang tidak seimbang
dan proses ideologisasi. 2. Logika dan dinamika yang dominan dites dan ditantang oleh
masyarakat untuk mengidentifikasi kemungkinan mengatasi logika atau dinamika yang
masyarakat utidak transparan atau menyesatkan. 3. Mengambil jarak terhadap data, yakni
meletakkan data dalam konteksnya, mengidentifikasi posisi politik partisipan wacana dan
fokus selalu pada refleksi diri ketika melakukan penelitian.
Tujuan CDA menurut M. Bloor adalah 1. Menganalisis praktik wacana yang
mencerminkan atau mengonstruksi masalah sosial. 2. Meneliti bagaimana ideologi dibekukan
dalam bahasa dan menemukan cara bagaimana mencairkan ideologi yang mengikat bahasa
atau kata. 3. Meningkatkan kesadaran bagaimana menerapkan tujuan itu untuk kasus-kasus
ketidakadilan,
deskriminasi,
kebebasan
prasangka-prasangkan
dan
penyalahgunaan
Obyek CDA merupakan sumber data. Sumber data bisa diperoleh dari dokumen,
kertas diskusi, perdebatan parlemen, pidato, kartun, film, foto, koran, atau sumber media lain,
risalah politik, dan pamphlet. Obyek pengamatan juga bisa diperoleh dari materi lkampanye,
kelompok lobby, aktivis atau organisasi-organisasi HAM dan LSM. Juga dari analisa kontrawacana dan bentuk-bentuk perlawanan lainnya.
Konstruksi muncul dari pemberian makna, yakni cerita peristiwa dibangun dari
sumber bahasa yang sudah ada, konstruksi mengandaikan seleksi, konstruksi menekan peran
penting bahasa. Konstruksi muncul ketika orang mencoba memberi makna fenomena atau
terlibat dalam aktivitas sosial yang tidak disadari seperti menyalahkan atau membenarkan.
Perbedaan Analisa wacana obyektif dan CDA yaitu terletak pada sumber penetahuan,
kerangka acuan, dan tujuannya. Dalam analisa wacana, ada pretensi analis mengambil jarak,
hubungan dengan teks obyektif, tidak melibatkan diri atau mengambil posisi. Sedangkan
dalam CDA, analis mengambil posisi, berpihak dan membongkar, mendemistifikasi bentukbentuk dominasi melalui analisa wacana. Jadi dalam CDA terkandung tanggung jawab moral
dan politik. Maka fokus pada masalah sosial menjadi relevan. Analisa dan deskripsi teori
berperan untuk mengkritisi ketidakadilan biasanya atas dasar gender, etnis, kelas, agama, atau
bahasa.Tujuan akhir yang mau dicapai oleh CDA bersifat ilmiah dan terutama untuk
perubahan sosial dan politik. Maka analis CDA diharapkan menjadi agent of change dan
solider dengan mereka yang membutuhkan perubahan. Jadi CDA sangat berbeda dari sekedar
analisa wacana yang berpretensi obyektif. Tujuan yang mau dicapai CDA: Pertama,
menganalisa praktik wacana yang mencerminkan atau mengkonstruksi masalah sosial;
kedua, meneliti bagaimana ideologi dibekukan dalam bahasa
bagaimana mencairkan ideologi yang mengikat bahasa atau kata; ketiga, meningkatkan
kesadaran agar peka terhadap ketidakadilan, diskriminasi, prasangka dan bentuk-bentuk
penyalahgunaan kekuasaan. Maka dibutuhkan pembongkaran hubungan antara bahasa dan
ideologi dengan cara menunjukkan pemaknaan bahasa di dalam hubungan kekuasaan dan
hubungan sosial. Upaya ini mengandaikan ada penelitian tentang bagaimana makna
diciptakan di dalam konteks tertentu, termasuk meneliti peran tujuan pembicara atau penulis
atau posisi pengarang dalam konstruksi wacana.
Metodologi
menurut
Fairclough
yaitu
pertama,
memfokuskan
pada
suatu
ketidakberesan sosial, dalam aspek semiotiknya. Kedua, mengidentifikasi hambatanhambatan untuk menangani ketidakberesan sosialitu. Ketiga, mempertimbangkan apakah