Вы находитесь на странице: 1из 29

Ketuban pecah dini pada

kehamilan prematur(PPROM)
Aminah binti Mohd Yasin
102010366

skenario
Ny BCL G2P1A0 umur 27 tahun dengan kehamilan 8
bulan , datang ke UGD dengan keluhan keluar cairan
banyak dari vagina sejak 8 jam yang lalu disertai
nyeri perut dan pinggang bawah ejak 2 jam yang lalu.
Pada pemeriksaan didapat: keadaan umum baik,
130/85 Hg, N 76/m, P 20x/m , fundus uteri pusatpoc xyphoideus, konsistensi uterus lunak dan kenyal,
letak anak memanjang, kepala di bawah, belum
masuk panggul

Anamnesis
Identitas; nama pasien, nama suami atau keluarga terdekat,
alamat
Keluhan utama; keluar cairan banyak dari vagina sejak 8 jam
yang lalu disertai nyeri perut dan pinggang bawah sejak 2 jam
yang lalu
Keluhan tambahan ; nyeri ? Berapa lama ? Warna , konsistensi
dan bau cairan ? Gerakan janin? Frekuensinya gerakan?
Demam ?
Riwayat haid; HPHT , menarche ? Teratur ? Siklus haid ?
Berapa lama (hari ) ? Pendarahan antara haid ?

Riwayat khusus obstetri ginekologi


Riwayat kehamilan; berapa kali hamil, komplikasi ?
Keguguran (berapa kali, umur kehamilan )? riwayat
kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya (dinyatakan
dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), berapa jumlah
anak hidup?
Riwayat persalinan; komplikasi ? BB bayi ?kalau kelahiran
dengan Sectio caesarea apa alasannya ?
Riwayat perkahwinan; berapa kali menikah ? pernikahan
sekarang sudah berapa lama ?

Riwayat penyakit dahulu; hipertensi, diabetes, atau kelainan


jantung ?
Riwayat penyakit keluarga; penyakit herediter ? Kembar ?

Pemeriksaan fisik
Tanda-tanda vital : TD 130/85 Hg, N 76/m, P 20x/m
Keadaan umum pasien; kesadaran,
komunikasi/kooperasi

Pemeriksaan obstetrik
Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang di fundus
dengan kedua telapak tangan.
Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah
kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin,
atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (diatas
simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
Leopold IV
Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke
arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan
menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu
atas panggul

Auskultasi : dengan menggunakan fetalfon atau alat doppler.


Batas frekuensi 120-140 denyut per menit
Takikardi : reaksi kompensasi thdp beban/stress pada janin
Bradikardi : kegagalan kompensasi beban / distress (gawat janin)

Pemeriksaan dengan spekulum


1. Tes Lakmus (kertas nitrazin)
Cairan servix (4.5-5-5)
Cairan ketuban
2. Tes pakis (mikroskopik )
3. Melihat dilatasi sevik
Pemeriksaan dalam atau VT harus sangat di batasi
untuk mengurangkan resiko kejadian infeksi
neonatus dan mempertahan kan kehamilan

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan ultrasonografi
USG
Pemeriksaan ini dimaksudkan
untuk melihat jumlah cairan
ketuban dalam kavum uteri
dan konfirmasi usia kehamilan

Working diagnosis
pasien yang sedang dalam keadaan hamil 8 bulan,
mengeluarkan banyak cairan dari daerah genital
secara tiba-tiba dan terus menerus, disertai nyeri
perut dan pinggang mengalami keadaan yang disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur
(PPROM)

PPROM
Bila terjadi pada kehamilan < 37 minggu
penyulit kelahiran prematur sehingga meningkatkan morbiditas
dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu.
disebabkan oleh kurangnya kekutan membran atau meningkatnya
tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut
Penanganan KPD memerlukan pertimbangan usia gestasi; adanya
infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan.

Epidemiologi
5-10% dari persalinan
70% dari kasus ketuban pecah dini terjadi pada
kehamilan aterm
lebih dari 50% terjadi saat kehamilan preterm

Faktor resiko

Kehamilan remaja
Perokok
Riwayat KPD
Vaginosis bakterial
Penyakit menular seksual
Golongan sosio ekonomi rendah

Etiologi
1. infeksi
2. faktor selaput ketuban
Peregangan uterus yang berlebihan (gemelli )
Peningkatan tekanan yang mendadak (hidramnion)
Kelainan selaput ketuban sendiri ( Ehlers-Danlos )

3. serviks yang inkompetensi ( persalinan)


4. kelainan letak lintang
5. sosek yang rendah gonorhoe, chlamydia
trachomatis

Gejala klinis
Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih,
kuning atau kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus
banyak.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
Janin mudah diraba.
Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air
ketuban sudah bersih.
Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput
ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.

Pada KPD terjadi perubahan-perubahan seperti penurunan jumlah jaringan kolagen


dan terganggunya struktur kolagen, serta peningkatan aktivitas kolagenolitik

MMP : Matriks metaloproteinase -- grup enzim yang dapat memecah


komponen-komponen matriks ektraseluler.
TIMP : tissue inhibitor metaloproteinase

penatalaksanaan
Penatalaksanaan KPD tergantung pada sejumlah
faktor;
Usia kehamilan
Ada tidaknya chorioamnionitis

Kehamilan yang disertai Amnionitis


Tanda-tanda terjadinya amnionitis atau infeksi cairan ketuban :
Demam dengan suhu yang lebih dari 37,20C.
Leukositosis dimana kadar leukosit lebih dari 16.000/uL.
Nyeri tekan pada uterus.
Takikardi dimana nadi ibu > 100x / mnt dan BJA >160x/mnt
Cairan yang purulen dan berbau busuk
Terminasi kehamilan tanpa melihat usia, sebelumnya
diberikan antibiotik spektrum luas.

Kehamilan preterm dan aterm tanpa


amnionitis
< 28 minggu

Terminasi kehamilan

28- 37 minggu

Perpanjang masa kehamilan


-Antibiotika broad spektrum
-tokolitik
-Kortikosteroid
Terminasi kehamilan pada minggu ke 37

> 37 minggu

Antibiotik dosis tinggi infeksi


Serviks matang induksi persalinan
(oksitosin)
Serviks belum matang pematanagn
serviks (prosaglandin)

Induksi persalinan yang gagal seksio sesarea

Pemberian tokolitik untuk mengurangi atau menghambat


kontraksi uterus, dapat diberikan : Magnesium sulfat,
Indometacin, Nifedipine : Epilate
Pemberian antibiotic dapat menekan infeksi neonatal dan
memperpanjang periode latensi : ampisilin,, eritromisin,
amoksisilin
Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas dan
mortalitas perinatal pasca ketuban pecah dini preterm;
betamethason IM 12 mg setiap 24 jam selama 2 hari.

Induksi persalinan
Keberhasilan: Usia kehamilan (aterm), Multipara
Kurang sensitif pada primipara
kontra indikasi : malposisi dan malpresentasi, insufisiensi plasenta, CPD,
grandemultipara (>5), gamelli, plasenta previa.

Nilai pelvis
Skor di atas 5 amniotomi, setelah 4 jam tiada
kemajuan persalinan di infus tetes oksitosin
Skor di bawah 5 ketuban di biar intak, infus tetes
oksitoksin, setelah beberapa waktu nilai pelvis kembali
A) nilai skor atas 5- amniotomi
B ) nilai skor bawah 5 infus tetes oksitosin tetap tiada
kemajuan setelah di ulang 2-3x, segera amniotomi
ketuban sudah lama pecah atau sudah ada tanda- tanda infeksi - pengakhiran
kehamilan dengan seksio sesaria

Komplikasi
Pada janin
Infeksi
Prolaps tali pusat hipoksia asfiksia
Pada ibu
Infeksi intrapartal jalan lahir yang telah terbuka
Kelelahan ( pasien harus bedrest) partus lama
kontraksi tidak adekuat atonia uteri pada kala
III hemoragi post partum
Infeksi nifas ( kelanjutan infeksi intrapartal )

Prognosis
Tergantung pada usia kandungan, keadaan ibu dan
bayi serta adanya infeksi atau tidak
Kehamilan 13-26 minggu prognosis buruk
KPD pada usia aterm prognosis lebih baik sekiranya
tidak ada infeksi

kesimpulan
Ny BCL umur 27 tahun dengan kehamilan 8 bulan
mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur dan memerlukan penanganan dengan
tokolitik , kortikosteroid dan antibiotik untuk
memperpanjang masa kehamilan. Induksi persalinan
di sarankan pada minggu ke 37.
Prognosis bagi Ny BCl adalah baik sekiranya tidak
terjadi infeksi.

Thank you.

Вам также может понравиться