Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
tentunya
bertujuan
untuk
mempertahankan
kehidupan
dan
3.2 Saran
BAB II
PEMBAHASAN
Aktualisasi
juga
memudahkan
dan
meningkatkan
meliputi
akan
memenuhi
melalui
keberadaan
memaksimumkan
diri
(self
penggunaaan
Pada intinya
individu
untuk
menyempurnakan
dirinya
melalui
10
2.4.
12
13
14
15
Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan hambatan yang berasal dari luar diri
seseorang, seperti:
1) Budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya aktualisasi
potensi diri seseorang karena perbedaan karakter. Pada
kenyataannya
lingkungan
masyarakat
tidak
sepenuhnya
16
dan
mendatang,
ragu-ragu
dalam
mengambil
18
19
20
khususnya
orang
tua
dalam
mengarahkan
serta
uraian
di atas
dapat disimpulkan
bahwa
dan
dorongan,
menyediakan
bimbingan,
pola
dan
fisiologis,
tetapi
jugadengan
kebutuhankebutuhan
22
23
dan rasa memiliki dan kebutuhan harga diri yang tidakterpenuhi dengan
maksimal sehingga proses aktualisasi diri dari individu tersebut belum
tercapai.
Hal yang berhubungan dengan tidak tercapainya aktualisasi diri
juga berhubungan dengan konsep diri dari individu itu tersendiri.
Konsep diri berhubungan dengan presepsi diri sangat mempengaruhi
keberhasilan dari aktualisasi diri seseorang.
A. Pengertian Konsep Diri
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian
yang
diketahui
individu
tentang
dirinya
dan
24
terpenting
atau
yang
terdekat)
dan
Self
Perception
dirinya
dan
orang
lain.
Dalam
melakukan
25
stimulus
dari
orang
lain,
kemudian
mulai
dan
meningkatkan
harga
diri
(Keliat,
1992).
26
sebagai
tantangan,
akibatnya
sukar
27
29
30
31
oleh
individu
sebagai
aktualisasi
diri.
kehidupan
individu
sering
menghadapi
atau
menjadi
orang
tua.
Perubahan
status
adalah
persepsi
klien
terhadap
ancaman.
adekuat.
Kehilangan hubungan yang penting.
Perubahan peran seksual
Keragu-raguan peran
Perubahan kemampuan fisik untuk menampilkan
34
5. Identitas
Identitas adalah kesadarn akan diri sendiri yang bersumber
dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua
aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart
and Sudeen, 1991).
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat
akan yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain.
Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri),
kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang mandiri dapat
mengatur dan menerima dirinya. Identitas diri terus berkembang
sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan
konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis
kelamin (Keliat,1992). Identitas jenis kelamin berkembang sejak
lahir secara bertahap dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita
banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat
terhadap masing-masing jenis kelamin tersebut.
Perasaan dan prilaku yang kuat akan indentitas diri individu
dapat ditandai dengan:
a) Memandang dirinya secara unik
b) Merasakan dirinya berbeda dengan orang lain
c) Merasakan otonomi : menghargai diri, percaya diri, mampu
diri, menerima dirib dan dapat mengontrol diri.
d) Mempunyai persepsi tentang gambaran diri, peran dan
konsep diri
e) Karakteristik identitas diri dapat dimunculkan dari prilaku
dan perasaan seseorang, seperti :
1) Individu mengenal dirinya sebagai makhluk yang
terpisah dan berbeda dengan orang lain
2) Individu mengakui atau menyadari jenis seksualnya
3) Individu mengakui dan menghargai berbagai aspek
tentang dirinya, peran, nilai dan prilaku secara
harmonis
4) Individu mengaku dan menghargai diri sendiri sesuai
dengan penghargaan lingkungan sosialnya
35
dirinya
sebagai
seorang
yangberarti
dan
kondisi
pembahasan
perasaan,
pikiran
atau
37
3.
4.
5.
6.
7.
penyakitnya,
keinginan
yang
terlalu
tinggi,
yang
kepercayaan
negatif
terhadap
diri,
merasa
diri
sendiri,
gagal
hilang
mencapai
38
b) Privacy
yang
kurang
diperhatikan,
misalnya
berbagai
pemeriksaan
dilakukan
tanpa
39
40
peran
sebelumnya
tidak
dapat
di
jalankan.
moral tertentu
f) Perasaan tidak berdaya
4. Altered Role Peformance
a)
b)
c)
d)
41
2.11Asuhan
Keperawatan
pada
Pasien
dengan
Gangguan
tentang
masala
yang
dibicarakan
klien
terkait
42
kegelisahan
c. Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang
Tujuan Umum
Meningkatkan
aktualisasi
diri
dengan
membantu
menumbuhkan, mengembangkan, menyadari potensi sambil
43
Koping Individu.
Definisi
Ketidakefektifan Koping adalah keadaan ketika
seseorang
individu
mengalami
atau
berisiko
memenuhi
diharapkan
Data Minor
Rasa khawatir kronis, ansietas
Melaporkan tentang kesulitan
peran
yang
dengan
stres
kehidupan
Ketidakefektifan partisipasi sosial
Perilaku destruktif yang ditujukan pada diri sendiri
atau orang lain.
Tingginya insiden kecelakaan
Sering sakit
Manipulasi verbal
44
huan,
45
masyarakat
dalam
mempromosikan
peningkatan
kepada
pasien
yang
terdiagnosis
No.
Dx
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Kriteria
Tujuan
Hasil
Intervensi
Rasional
46
Koping
individu tidak
efektif
TUM :
Klien dapat
A.
memiliki
koping yang
efektif
TUK 1 :
Klien dapat
membina
hubungan
saling
percaya
dengan
perawat
TUK 2 :
Klien dapat
memventilasi
perasaannya
secara bebas
Setelah
A. Bina hubungan
dilakukan
saling percaya
interaksi
dengan
selama 10
menggunakan
menit, klien
prinsip
dapat
komunikasi
menunjukk
terapeutik :
1. Sapa
klien
an tandadengan
tanda
ramah
percaya
2.
Kenalkan
pada
nama,
dan
perawat
tujuan
dengan
memperkenal
kriteria :
kan diri
1. Ekspre
3. Tanyakan
si waja
nama
h
lengkap dan
bersah
panggilan
abat
4. Buat kontrak
2. Menun
yang jelas
jukkan
5. Tunjukan
rasa
sikap jujur
senang
dan menepati
3. Ada k
janji
ontak
6.
Beri
mata
perhatianpad
4. Mau b
a klien
erjabat
7. Tanyakan
tangan
perasaan
5. Mau m
klien
dan
enyeb
masalah
utkan
yang
nama
dihadapinya
6. Mau m
enjawa
b
salam
A. Setelah
dilakukan
interaksi
B.
selama 10
menit, klien
A. Ijinkan klien
untuk menangis
Sediakan
kertas
dan alat tulis jika
Hubungan
saling percaya
memungkinkan
terbuka pada
perawat dan
sebagai dasar
untuk intervens
i selanjutnya
Saling mengerti
bertujuan untuk
memudahkan
interaksi
selanjutnya
47
mampu
memventila
si
perasaannyC.
a
secara
bebas
TUK 3 :
Klien dapat
mengidentifi
kasi koping
dan perilaku
yang
berkaitan
dengan
kejadian
yang
dihadapi
TUK 4 :
Klien dapat
memodifikas
i
pola
kognitif yang
negatif
A. Setelah
dilakukan
interaksi
selama 10
menit, klien
dapat
mengidenti B. Tanyakan caracara yang dapat
fikasi
dalam
koping dan dilakukan
mengatasi
perasaan
perilaku
dan masalah
yang
C.
Identifikasi
berkaitan
koping
yang
dengan
pernah dipakai
kejadian
yang
D. Diskusikan dengan
dihadapi
klien
alternatif
A. Setelah
dilakukan
interaksi
selama 15
menit, klien
dapat
memodifik
asi
pola
kognitif
yang
negatif
Perilaku
sebelumnya
dapat menjadi
tolok ukur halhal yang akan
dilakukan
selanjutnya
Meningkatkan
pemikiran yang
positif
B.
Klarifikasi
pembicaraan
negatif dan bantu
untuk menurunkan
melalui interupsi
substitusi
C. Bantu klien
meningkatkan
pemikiran
yang
48
positif
D.
Identifikasi
ketetapan persepsi
klien yang tepat,
penyimpangan dan
pendapat
yang
tidak rasional
E. Kurangi penilaian
yang
negatif
tentang dirinya
F. Evaluasi ketepatan
persepsi,
logika
dan
kesimpulan
yang dibuat klien
TUK 5 :
Klien dapat
berpartisipasi
dalam
pengambilan
keputusan
yang
berkenaan
dengan
perawatan
dirinya
Membantu
klien
meningkatkan
koping individu
yang efektif
untuk
yang
49
dibuat
E. Beri pujian jika
klien berhasil
TUK 6 :
Klien dapat
memotivasi
untuk aktif
mencapai
tujuan yang
realistik
A. Setelah
dilakukan
interaksi
selama 10
menit, klien
dapat
memotivasi
untuk aktif
mencapai
tujuan yang
realistik
A. Motivasi klien
A. Bantu klien
untuk menetapkan
tujuan
yang
realistik. Fokuskan
kegiatan pada saat
ini, bukan kegiatan
masa
lalu
Dengan tujuan
yang realistik,
hidup
akan
kembali tertata
dan
meningkatkan
koping
yang
efektif
B. Bantu klien
mengidentifikasi
area
situasi
kehidupan
yang
dapat dikontrolnya
C. Identifikasi citacita yang ingin
dicapai
D. Dorong untuk
berpartisipasi
dalam beraktivitas
tersebut
E.
Motivasi
keluarga
untuk
berperan
aktif
dalam membantu
klien menurunkan
rasa bersalah
D. Implementasi
Fase implementasi atau pelaksanaan terdiri dari beberapa
kegiatan,
yaitu
validasi
rencana
keperawatan,
50
hasil,
kemudian
mempertimbangkan
intervensi
yang
menghasilkan
keberhasilan,
perkuat
merupakan
langkah
terakhir
dalam
proses
keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terusmenerus dan melibatkan pasien, perawat, dan anggota tim
kesehatan lainnya. Dalam hal ini diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, petofisiologi, dan strategi evaluasi. Tujuan evaluasi
adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai atau tidak, dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Gunakan pemikiran kritis untuk mengevaluasi keberhasilan
klien dalam mencapai setiap tujuan dan hasil yang diharapkan.
Evaluasi berkala terhadap kemajuan klien sangat diperlukan.
Terapkan pengetahuan tentang perilaku dan karakteristik konsep
diri yang sehat ketika meninjau ulang perilaku aktual klien. Hal ini
membantu menentukan apakah hasil telah tercapai. Hasil yang
diharapkan klien dengan gangguan konsep diri meliputi perilaku
nonverbal yang mengindikasikan konsep diri yang positif,
pernyataan tentang penerimaan diri, dan penerimaan terhadap
perubahan penampilan atau fungsi. Cari tanda-tanda bahwa klien
telah mengurangi beberapa stresor dan beberapa perilaku telah
menjadi lebih adaptif. Perubahan konsep diri membutuhkan waktu.
Walaupun perubahannya akan berjalan lambat, tetapi perawatan
klien dengan gangguan konsep diri akan sangat bermanfaat.
52
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktualisasi diri adalah sebuah keadaan dimana seorang manusia telah
merasa menjadi dirinya sendiri. Aktualisasi diri ditandai dengan penerimaan
diri dan orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan dengan orang lain
yang relatif dekat dan demokratis, kreativitas, humoris, dan mandiri - pada
dasarnya, sehingga mampu
54