Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
Jovita Dessy R
20100310043
Diajukan Kepada :
dr Ida Rochmawati, M.Sc Sp. KJ
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA RSUD WONOSARI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
LEMBAR PENGESAHAN
HOME VISITE
F. 20.3 SKIZOFRENIA TAK TERINCI
Telah dipresentasikan pada tanggal:
Disetujui oleh:
Dosen pembimbing Kepaniteran klinik
Bagian Ilmu Kedokteran jiwa
RSUD Wonosari
BAB I
PENDAHULUAN
I.
IDENTITAS
A. IDENTITAS PASIEN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Status
Tanggal Kunjungan R
Tanggal home visit
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama
Umur
Jenis kelamin
Agama
Pekerjaan
Alamat
Status
Hubungan dengan pasien
: Bp P
: 37 tahun
: Laki-laki
: Islam
: Tidak berkerja
: Bulu, Bejiharjo, Karangmojo
: Belum menikah
: 9 September 2015
: 16 September 2015
II.
: Bp Sugiyo
: 40 Tahun
: laki-laki
: islam
: Petani
: Bulu, Bejiharjo, Karangmojo
: menikah
: Kakak ipar
ANAMNESIS
A. Keluhan Utama
Pasien dibawa oleh keluarga ke Poli Jiwa RSUD Wonosari karena sering
bicara dan senyum-senyum sendiri.
dokter spesialis Jiwa. Selama ini pasien juga sudah keluar masuk RS Jiwa
lebih dari 2x. Akan tetapi keluhan seperti diatas bertambah parah sejak 5
hari sebelum dibawa ke RS Wonosari. Saat ditanya bagaimana perasaan hari
itu, pasien hanya mengatakan ia merasa pusing, tidak ada rasa takut, sedih,
cemas maupun marah. Pasien merasa pusing cekot-cekot tanpa sebab yang
jelas.
Saat
ditanya
adakah
masalah
yang
mengganggu
pasien
buruk, gangguan BAB-BAK, nyeri ulu hati, ide bunuh diri disangkal oleh
pasien.
Saat ditanya apakah penyebab pasien bisa sampai mengeluh seperti
itu, pasien menjawab tidak tahu yang dia tahu hanya karena sakit pusing,
tapi menurut sang kakak ipar, sebelum sakit yakni pada tahun 90an pasien
sering bergonta-ganti pekerjaan. Pasien dikenal sebagai pribadi pekerja
keras dan sangat perhitungan tentang uang karena demi menolong
perekonomian keluarga. Gejala awal yang muncul saat itu adalah ketika
sedang menonton TV tentang G30SPKI, sejak menonton acara itu menurut
pasien, ia merasa orang-orang yang ada ditelevisi sedang membicarakannya
dan ingin membunuhnya. Saat ditanya tentang masalah pekerjaan, pasien
kembali menjawab dengan kata-kata ngelantur, tanpa sebab yang jelas
semenjak itu pasien menjadi sering mengamuk, mendengar bisikan-bisikan,
mudah tersinggung dan merasa ketakutan karena merasa ingin dibunuh. Saat
ini keluhan seperti itu sudah tidak muncul lagi, pasien mengatakan saat ini
sudah tidak ada perasaan ingin dicelakai orang jika ia melihat orang asing
disekitarnya.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
a) Riwayat gangguan jiwa sebelumya
gejala yang sama, gejala muncul sejak 12 tahun yang lalu, tepatnya
tahun 2002 silam. Saat itu keluarga langsung membawa pasien ke
RS jiwa Yogyakarta dan mondok selama beberapa bulan, keluarga
kurang ingat berapa lama. Setelah itu pasien keluar dan disarankan
untuk berobat rutin dan kontrol di RS Jiwa Yogyakarta. Pasien
sempat masuk RS Jiwa lagi karena kambuh yakni sering mengamuk
dan berbicara sendiri. Untuk berapa lamanya pasien dirawat,
keluarga tidak ingat. Untuk minum obat, pasien menjelaskan bahwa
ia rutin minum obat dan tidak pernah mengalami putus obat.
Menurut keluarga sudah 4x pasien keluar masuk RS jiwa, yang
terakhir tahun 2015 bulan Agustus lalu. Dulu pasien dirawat oleh
dokter spesialis jiwa di RS Jiwa Yogyakarta tetapi sekarang
menjalani pengobatan di RSUD Wonosari. Menurut keluarga
5
sebelum sakit pasien tidak punya masalah apa-apa, hanya saat itu
menurut kakak ipar, pasien sering bergonta-ganti pekerjaan, sang
kakak juga bingung dan tidak tahu menahu masalah yang sebenarnya
terjadi.
b) Riwayat gangguan medis
Riwayat cidera kepala
Riwayat kejang
Riwayat alergi
Riwayat hipertensi
Riwayat DM
c) Riwayat Penyalahgunaan Obat / zat
Riwayat Merokok
Riwayat alkohol
Riwayat konsumsi narkoba
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: (+)
: disangkal
: disangkal
Genogram :
Keterangan :
: Pasien
: Laki-laki
: Perempuan
E. Riwayat Perkembangan
Pasien dalam keseharian tinggal bersama keluarga besarnya yakni
bersama kedua orangtuanya, dan keluarga kakak perempuan. Pasien
merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara. Menurut keterangan keluarga
besarnya,
pasien
sebelum
sakit
dikenal
sebagai
individu
yang
adekuat
2. Kesadaran :
Compos mentis, GCS E4V5M6
3. Alam Perasaan :
Mood
: stabil
Afek
: sempit
Keserasian
: inapropriate
Empati
: Ada
4. Gangguan Persepsi
Halusinasi
: visual tidak ada, audittorik ada
Ilusi
: tidak ada
Derealisasi
: tidak ada
Depersonalisasi
: tidak ada
5. Proses Pikir
1) Bentuk pikir
: non realistis
2) Isi pikir
:
waham paranoid (+) waham curiga (+)
obsesi tidak ada
fantasi tidak ada
preokupasi pada bisikan bisikan yang akan menyelakai
pasien.
3) Arus pikir
Konsentrasi
Perhatian
7. Pengendalian impuls
8. Tilikan Diri
: baik
: baik
: baik
:derajat
yaitu
sama
sekali
10
6) Pemeriksaan Abdomen
o Inspeksi : Flat, defans (-), massa (-)
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
o Perkusi : Tympani
o Palpasi
: Supel
7) Pemeriksaan Ekstremitas Atas : akral hangat , sianosis (-/-)
8) Pemeriksaan Ekstremitas Bawah : akral hangat , sianosis (-/-)
9) Pemeriksaan Neurologi :
Fungsi kesadaran : compos mentis GCS E4V5M6
Fungsi Luhur : baik
Fungsi kognitif : dalam batas normal
Fungsi sensori : dalam batas normal
Fungsi motoris : kekuatan
5
N
N
N
N
Tonus
malam hari.
Pasien merasa pusing tanpa sebab dan lebih mudah tersinggung.
Pasien juga sering mengamuk hingga melempar barang-barang,
11
akan tetapi pasien juga menunjukkan gejala seperti afek dangkal, sering
cekikikan, dan senyum sendiri, bicara kacau atau inkoheren dimana gejala
tersebut mengarah kepada skizofrenia hebrefenik. Diagnosis skizofrenia
tipe hebrefenik pada pasien dapat disingkirkan karena tipe hebrefenik
biasanya waham dan halusinasi tidak menonjol.
Pasien ini sudah lama menderita skizofrenia yaitu lebih dari satu
tahun dan sudah mendapat pengobatan, gejala negatif yang muncul pada
pasien ini sikap pasif, aktivitas menurun,komunikasi non verbal buruk,
kontak mata buruk, modulasi suara yang buruk, tetapi perawatan diri masih
baik. Dalam kurun waktu 1 tahun , waham dan halusinasi pasien masih
tetap menonol sehingga diagnosis skizofrenia tipe residual dapat
disingkirkan karena syaratnya, pada tipe ini waham dan halusinasi dalam
kurun waktu 1 tahun telah sangat berkurang. Maka dari itu tidak
terpenuhinya kriteria untuk diagnosis skizofenia tipe hebefrenik, paranoid,
tipe residual, dapat mengarah pada diagnosis skizofrenia tak terinci.
1)
2)
3)
4)
5)
1.
2.
J. Diagnosis Multiaksial
Axis I
: F. 20.3 Skizofrenia tak terinci
Axis II
: Diagnosis Axis II tidak ditemukan
Axis III
: Cephalgia
Axis 1V
: Masalah pekerjaan
Axis V
: 60-51 Gejala sedang, disabiliti sedang
J. Diagnosis Banding
F. 20.3 Skizofrenia tak terinci
F. 20.0 Skizofrenia tipe paranoid
F.20.5 Skizofrenia Residual
K. Terapi
Non Farmakologis
Psiedukasi mengenai penyakit
Farmakologis
Antipsikotik : Risperidon 1 x 2 mg
Antipiretik : Paracetamol 500mg 3x1
Risperidon termasuk antipsikotik turunan benzisoxazole. Risperidon
12
13
ekstrapiramidal
Dapat memperbaiki gejala positif dan negatif dari skizofrenia
bekerja atau sekolah diberikan obat dengan efek sedasi yang lemah.
Tergantung juga dari segi ekonomi
Efektivitas klinis antipsikotik, bersifat individual dan tergantung
dari berat dan lamanya sakit.
Menurut Review dari Evidence based Psychiatric Care tahun 2015 yang
berjudul Long-Acting Injection Antipsychotic Medications in The
Management of Schizophrenia, formulasi injeksi kerja cepat dari
antipsikotik
.
Prognosis yang posistif
seksual
Fase prodormal singkat
Gejala-gejala mood disorder
disorder
Sistem pendukung yang baik
Simptom negatif
diri
Lajang,
skizofrenia
Sistem pendukung yang buruk
Simtom begatif
Gejala dan tanda neurologis
Riwayat gangguan perinatal
Tidak remisi selama 3 tahun
Sering kambuh
Riwayat serangan berulang
bercerai
atau
15