Вы находитесь на странице: 1из 4

MANFAAT PENGGUNAAN JEDA YANG TEPAT DALAM PERCAKAPAN

SEHARI-HARI
Kinanti Devi
140210402001, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Angkatan 2014
Universitas Jember
ABSTRAK
Dalam suatu percakapan, penempatan jeda yang tepat sangatlah penting. Tanpa
jeda yang tepat, hal-hal yang dikemukakan mungkin terdengar seperti ocehan,
bukannya ungkapan gagasan yang jelas. Penempatan jeda yang tepat turut
memperjelas ujaran kita. Jeda dapat juga digunakan sedemikian rupa sehingga
pokok-pokok utama yang kita bicarakan akan sangat berkesan.
Kata Kunci: jeda, penjedaan, kalimat, bahasa Indonesia.
PENDAHULUAN
Dalam suatu percakapan , pembicara pasti mendapat jawaban atas tuturannya.
Akan tetapi, pada saat-saat tertentu tuturan itu tidak mendapat respon sesuai
dengan porsinya. Dengan alasan dan situasi serta kondisi tertentu, orang yang
diajak bertutur lebih menggunakan penjedaan yang lama dengan maksud
membuat si pembicara penasaran, kesal, atau memang sedang dalam kondisi yang
tidak memungkinkan untuk menjawab tuturan dalam jeda yang cepat. Sementara
ketika lawan bicara menggunakan jeda yang cepat, ia juga mempunyai maksud
tertentu, seperti untuk mempercepat percakapan (karena ada hal yang tidak
dipahami), sekadar merespon (asal-asalan), atau karena memang kondisi saat itu
memungkinkan dia untuk menjawab tuturan dalam jeda yang cepat.
Sebagian besar percakapan, sedikit banyaknya pasti terdapat jeda. Baik jeda yang
berlangsung sebentar maupun jeda yang berlangsung lama. (Abdul Chaer:
Fonologi Bahasa Indonesia) Jeda atau persendian berkenaan dengan hentian bunyi
dalam arus ujaran. (http://iwanalinurdin.blogspot.com/2011/12/memahami-lafalintonasi-tekanan-dan.html ) Jeda adalah perhentian lagu kalimat. Jeda terbagi ke
dalam tiga jenis, yakni jeda pendek, jeda sedang, dan jeda panjang. Hal ini sering
terjadi pada sebuah percakapan yang melibatkan dua orang ataupun lebih karena
dalam pengambilan giliran dan hanya ada satu orang yang berbicara saat itu.
Tujuan pembahasan penggunaan jeda yang tepat dalam percakapan sehari-hari
karena penempatan jeda yang tepat merupakan faktor penting agar ujaran mudah
dimengerti. Hal ini bermanfaat ketika seseorang melakukan percakapan akan
mudah dimengerti apabila menggunakan jeda secara tepat.

ISI

Dalam kehidupan sosialnya,manusia saling berhubungan antara


yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini perlu adanya komunikasi. Kebutuhan
berkomunikasi itu semakin kompleks seiring dengan perkembangan kebudayaan
manusia. Kenyataan demikian menempatkan bahasa sebagai alat komunikasi
manusia pada posisi yang penting. Agar komunikasi tersebut berjalan dengan
baik,kedua belah pihak memerlukan bahasa yang dapat dipahami bersama.
Menurut buku Bahasa Indonesia yang saya baca, diterangkan di sana,
bahwa jeda adalah penghentian atau kesenyapan. Dengan jeda yang tepat
pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat
dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis
jeda ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring yang
menandakan jeda antar kata [/], jeda antar frase, diberi tanda (//), jeda antar
kalimat, diberi tanda (#), tanda koma [,], tanda titik koma [;], tanda titik dua [:],
tanda hubung [-], atau tanda pisah []. Jeda juga dapat memengaruhi pengertian
atau makna kalimat.
Contoh :
Menurut pemeriksaan dokter Susi Susanti memang sakit
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah.
Misalnya,
1. Menurut pemeriksaan / dokter Susi Susanti / memang sakit.
(yang sakit dokter Susi Susanti)
2. Menurut pemeriksaan dokter / Susi Susanti / memang sakit.
(yang memeriksa dokter dan yang sakit ialah Susi Susanti)
3. Menurut pemeriksaan dokter Susi / Susanti/ memang sakit.
(yang memeriksa bernama dokter Susi, yang sakit Susanti)
Contoh :
Buku sejarah baru
Kalimat ini dapat mengandung pengertian yang berbeda jika jedanya berubah.
Misalnya,
1. # buku // sejarah / baru #
(buku mengenai sejarah baru)
2. # buku / sejarah // baru #
(buku baru mengenai sejarah)

Apabila jeda ditempatkan secara efektif, gagasan akan tersampaikan


dengan lebih jelas dan sering kali akan berkesan lebih lama. Cara melakukannya
ialah dengarkan baik-baik pembicara yang mahir, dan amatilah di mana mereka
menempatkan jeda dan berapa lama. Setelah pembicara mengatakan sesuatu untuk
diingat oleh orang lain, berikan jeda agar gagasan itu meresap. Sewaktu bercakapcakap, undanglah orang lain menyatakan gagasannya, dan dengarkan
tanggapannya. Biarkan mereka menyelesaikan pembicaraannya. Jangan
memotong kata-katanya.

PENUTUP

Jeda merupakan waktu untuk berhenti. Baik dalam bentuk tertulis maupun
dalam bentuk tuturan, jeda mempunyai peranan yang sangat penting. Apabila
terdapat kesalahan dalam penjedaan, akibatnya akan fatal. Hal ini dikarenakan
jeda juga berhubungan dengan pemaknaan. penjedaan yang panjang sengaja
dilakukan lawan bicara karena mempunyai tujuan tertentu. Sementara penggunaan
jeda yang pendek bertujuan untuk menyembunyikan ketidaktahuan, atau sekadar
untuk mengefektifkan waktu dan beralih ke pembicaraan selanjutnya. Sekilas juga
dapat kita nilai karakter sesorang terhadap penggunaan jedanya. Dalam hal ini,
jeda yang panjang sengaja digunakan karena tersimpan suatu rasa dalam hati. Kita
dapat dengan mudah memahami lawan bicara kita melalui jeda yang ia gunakan.
Contoh:
a. Ibu Ruminah seorang guru.
b. Ibu, Ruminah seorang guru.
c. Ibu Ruminah, seorang guru.
d. Ibu, Ruminah, seorang guru.
Penempatan jeda mengakibatkan kalimat a) yang masih meragukan
menjadi kalimat b) c) dan d) yang memiliki maksud berbeda. Kalimat b) yang
berprofesi sebagai guru adalah Ruminah; kalimat c) yang berprofesi sebagai guru
adalah Ibu Ruminah; dan d) yang berprofesi sebagai guru adalah Ibu dan
Ruminah. Tanda baca (,) yang merupakan perhentian sebentar memiliki makna
yang dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

http://pesisirjurnalis.wordpress.com/2010/07/05/tekanan-intonasi-dan-jeda-dalambahasa-indonesia/
( Diakses Minggu, 4 Desember 2014).
http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1102001074
( Diakses Minggu, 4 Desember 2014).
Wahyuni. 2012. Esai Pragmatik.
https://ayuniedellblue.wordpress.com/tag/analisis-jeda/
( Diakses Minggu, 4 Desember 2014).
alinurdin, iwan. 2011. Memahami Lafal, Intonasi, Tekanan, Dan
Jeda Yang Baku Dalam Bahasa Indonesia .
http://iwanalinurdin.blogspot.com/2011/12/memahami-lafalintonasi-tekanan-dan.html
( Diakses Minggu, 4 Desember 2014).
Hernanda, Uliyati. 2009. Bunyi Suprasegmental.
http://uliyati-ingenue.blogspot.com/2009/12/bunyi-suprasegmental.html
( Diakses Minggu, 4 Desember 2014).
Astuti, Diyah. 2012. Contoh Makalah Indonesia : Kalimat Efektif.
http://contoh-makalah-mahasiswa.blogspot.com/2012/10/contoh-makalah-bahasaindonesia-kalimat-efektif.html
( Diakses Minggu, 4 Desember 2014).

Вам также может понравиться