Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Suyahmo, M.Si
MartienHernaSusanti, S.Sos, M.Si
Disusun Oleh:
Susi Suprihatin
3301413006
3301413030
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Demokrasi
dan Bela Negara ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada dosen mata kuliah Demokrasi dan HAM yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan tentang Demokrasi dan Bela Negara . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yng membangun demi perbaikan di masa depan.
DAFTARISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Demokrasi....................................................................4
2.2 Prinsip-Prinsip Demokrasi...................................................................4
2.3 Perkembangan Demokrasi Di Indonesia.............................................5
2.4 Makna Bela Negara.............................................................................5
2.5 Sumber Kekuatan Bela Negara............................................................5
2.6 Dasar Hukum Bela Negara..................................................................6
2.7 Implementasi Bela Negara...................................................................9
2.8 Kaitan Demokrasi Dengan Bela Negara..............................................9
BAB IIIPENUTUP
3.1 Simpulan.............................................................................................6
3.2 Saran ..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas terdapat tujuan sebagai berikut:
a. Konsep dasar demokrasi
b. Prinsip-prinsip demokrasi
c. Perkembangan demokrasi di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Demokrasi
Demokrasi (democracy) berasal dari penggalan kata bahasa Yunani yakni demos dan
kratos/cratein. Demos berarti rakyat dan cratein berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti
pemerintahan rakyat. Salah satu pendapat terkenal dikemukakan oleh Abraham Lincoln di
tahun 1863 yang mengatakan demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat (government of the people, by the people and for the people).
Istilah demokratia sendiri dikemukakan oleh sejarawan Herodotus (490-420 SM) untuk
menyebut sistem kenegaraan hasil pembeharuan Kleistenes tersebut. Sistem demokratia
Athena akhirnya diambil alih oleh banyak polis lain di Yunani. Demokrasi di Athena ini
bertahan sampai dihancurkan oleh Iskandar Agung dari Romawi pada tahun322 SM. Sejak
saat itu demokrasi Yunani dianggap hilang dari muka bumi. Selanjutnya Eropa memasuki
abad kegelapan (Dark Age). Gagasan demokrasi mulai berkembang lagi di Eropa terutama
setelah kemunculan konsep nation state pada abad 17.Gagasan ini disemai oleh pemikirpemikir seperti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke (1632-1704), Montesqiueu (16891755), dan JJ Rousseau (1712-1778), yang mendorong berkembangnya demokrasi dan
konstitusionalisme di Eropa dan Amerika Utara (Aidul Fitriciada Azhari, 2005: 2). Pada
kurun waktu itu berkembang ide sekulerisasi dan kedaulatan rakyat. Berdasar sejarah singkat
tersebut, kita bisa mengetahui adanya demokrasi yang berkembang di Yunani yang disebut
demokrasi kuno dan demokrasi yang berkembang selanjutnya di Eropa Barat yang dikenal
sebagai demokrasi modern. Lalu apakah demokrasi itu sesungguhnya? Memang tidak ada
pengertian yang cukup yang mewakili konsep demokrasi. Istilah itu tumbuh sejalan dengan
perkembangan dan pertumbuhan masyarakat Semakin tinggi kompleksitas kehidupan suatu
masyarakat semakin sulit dan tidak sederhana demokrasi didefinisikan (Eep Saefulloh Fatah,
1994: 5). Berdasar berbagai pengertian yang berkembang dalam sejarah pemikiran tentang
demokrasi, kita dapat mengkategorikan ada 3 (tiga) makna demokrasi yakni demokrasi
sebagai bentuk pemerintahan, demokrasi sebagai sistem politik dan demokrasi sebagai sikap
hidup.
Pembahasan demokrasi menghadapkan kita pada kompleksitas permasalahan yang klasik,
fundamental, namun tetap actual. Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah menjadi
focus perhatian dalam wacana filsafat sejak jaman Yunani Kuno dan telah diterapkan di
Polish Athena sebagai Negara kota pada waktu itu. Dikatakan fundamental karena hakikat
demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar kehidupan tentang apa dan bagaiamana kehidupan itu
akan dipergunakan dimana manusia sebagai subjek sekaligus objeknya. Dikatakan actual
karena demokrasi menjadi dambaan setiap bangsa dan Negara untuk menerapkannya
termasuk bangsa Indonesia dalam era reformasi.
yakni: negara hukum, pemerintah berada dibawah kontrol nyata masyarakat, pemilihan
umum yang bebas, prinsip mayoritas dan adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis.
Hendra Nurtjahyo (2006: 74-75) merangkum sejumlah prinsip demokrasi yang
dikemukakan para ahli dengan menyatakan adanya nilai-nilai yang substansial dan nilainilai yang bersifat prosedural dari demokrasi. Kedua ketegori nilai tersebut baik subtansial
dan prosedural sama pentingnya dalam demokrasi. Tanpa adanya nilai tersebut, demokrasi
tidak akan eksis, yang selanjutnya dikatakan sebagai prinsip eksistensial dari demokrasi.
Prinsip eksistensial demokrasi tersebut, yakni:
a) Kebebasan
b) Kesamaan
c) Kedaulatan suara mayoritas (rakyat)
Pendapat yang sejenis dikemukakan oleh Maswadi Rauf (1997: 14) bahwa demokrasi itu
memiliki dua prinsip utama demokrasi yakni kebebasan/persamaan (freedom/equality) dan
kedaulatan rakyat (peoples sovereignty).
a. Kebebasan/persamaan (freedom/equality)
Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi. Kebebasan dianggap sebagai sarana
mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa adanya
pembatasan dari penguasa. Jadi bagian tak terpisahkan dari ide kebebasan adalah
pembatasan kekuasaan kekuasaan penguasa politik. Demokrasi adalah sistem politik yang
melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas pemerintah untuk menjamin
kebebasan tersebut.Demokrasi pada dasarnya merupakan pelembagaan dari kebebasan.
Persamaan merupakan sarana penting untuk kemajuan setiap orang. Dengan prinsip
persamaan, setiap orang dianggap sama, tanpa dibeda-bedakan dan memperoleh akses
dan kesempatan sama untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensinya. Demokrasi
berasumsi bahwa semua orang sama derajat dan hak-haknya sehingga harus diperlakukan
sama pula dalam pemerintahan.
b. Kedaulatan rakyat (peoples sovereignty)
Konsep kedaulatan rakyat pada hakekatnya kebijakan yang dibuat adalah kehendak
rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Mekanisme semacam ini akan mencapai dua hal.
Pertama, kecil kemungkinan terjadi penyalahgunaan kekuasaan dan kedua, terjaminnya
kepentingan rakyat dalam tugas tugas pemerintahan. Perwujudan lain konsep kedaulatan
adalah pengawasan oleh rakyat. Pengawasan dilakukan karena demokrasi tidak
mempercayai kebaikan hati penguasa. Betapapun niat baik penguasa, jika mereka
menafikan kontrol/kendali rakyat maka ada dua kemungkinan buruk pertama, kebijakan
mereka tidak sesuai dengan kebutuhan rakyat dan, kedua, yang lebih buruk kebijakan itu
korup dan hanya melayani kepentingan penguasa.
Ada lima indicator untuk melihat apakah suatu Negara betul-betul demokratis apa tidak yang
meliputi :
a. Akuntabilitas
Dalam demokrasi setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus
mempertanggungjawabkan
kebijaksanaan
yang
hendak
dan
telah
Dalam suatu Negara demokrasi, pemilu dilakukan secara teratur. Setiap warga Negara
yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih serta bebas menggunakan
haknya tersebut sesuai dengan kehendak nuraninya.
e. Menikmati hak-hak dasar
Dalam suatu Negara demokratis, setiap warga Negara dapat menikmati hak-hak dasar
mereka secara bebas termasuk didalamnya adalah hak untuk menyatakan pendapat, hak
untuk berkumpul dan berserikat, dan hak untuk menikmati pers bebas.
kedaulatan rakyat atau demokrasi. Jadi cita cita atau ide demokrasi itu ada pada para the
founding fathers bangsa ( Franz Magnis Suseno, 1997: 9-10).
Menurut Mohammad Hatta (1953:39-41), demokrasi telah berurat akar dalam
pergaulan hidup kita. Bangsa Indonesia sejak dahulu sesungguhnya telah mempraktekkan
ide tentang demokrasi meskipun masih sederhana dan bukan dalam tingkat kenegaraan.
Dikatakan bahwa desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan
pemilihan kepada desa dan adanya rembug desa. Itulah yang disebut "demokrasi asli".
Demokrasi asli itu memiliki 5 unsur atau anasir yaitu; rapat, mufakat, gotong royong,
hak mengadakan protes bersama dan hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut. Saat
itu,
Mohammad
Hatta
lebih
suka
mengganakan
istilah
kerakyatan,
untuk
Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilainilai Pancasila baik sebagai pedoman penyelenggaraan maupun sebagai cita-cita.
Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada pada
rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila yaitu nilai Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan nilai keadilan
sangat mendukung demokrasi. Nilai-nilai Pancasila menentang sistem otoriter atau
kediktatoran. Pelaksanaan demokrasi Pancasila agar tegak dan berkembang dipusatkan
pada 10 (sepuluh) pilar demokrasi (Achmad Sanusi, 2006: 193- 205), yaitu:
Demokrasi yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Para pemeran politik dan pemimpin
negara dan semua warga negara dalam menerapkan demokrasi tidak bertentangan
dengan nilai-nilai agama. Ia dituntut
tindakannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Demokrasi yang didukung kecerdasan Warga negara yang cerdas dan terdidik secara
politik merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan demokrasi. Oleh karena itu,
pendidikan kewarganegaraan atau pendidikan politik amat penting dalam negara
demokrasi untuk membekali warga negara kesadaran hak dan kewajibannya.
melakukan
pengawasan
dan
meminta
pertanggungjawaban
jalannya
pemerintahan.
diarahkan untuk
bebas
tanpa batas melalui peraturan perundang- undangan. Negara juga mengambil peran
yang cukup dalam usaha mewujudkan kesejahteraan rakyat.
tidak
boleh
dipengaruhi
oleh
siapapun,
namun
hakim
wajib
bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa
Orde Baru dapat dibagi dalam 4 (empat) masa, yaitu:
untuk
berjuang
mempertahankan
kemerdekaan
yang
baru
saja
diproklamasikan.
2. Demokrasi parlementer (1950-1959) merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia,
karena hampir semua elemen demokrasi dapat kita temukan dalam perwujudannya pada
kehidupan politik di Indonesia yang ditandai dengan karakter utama:
a. Lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat tinggi
dalam proses politik yang berjalan
b. Akuntabilitas pemegang jabatan dan politisasi pada umumnya sangat tinggi;
c. Kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang sebesar-besarnya
untuk berkembang secara maksimal. Hal itu dibuktikan dengan sistem banyak partai
(multy party sistem) sehingga pada saat itu ada sekitar 40 partai yang terbentuk
d. Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dengan prinsip demokrasi
e. Hak-hak dasar masyarakat umum terlindungi.
b. Adanya pemilihan langsung presiden dan wakil presiden, pemilihan langsung anggota
DPR, DPD dan DPRD, serta pemilihan langsung kepala daerah merupakan modal awal
yang penting bagi lebih berkembangnya demokrasi pada masa selanjutnya
c. Perkembangan demokrasi selama ini ditandai pula dengan terumuskannya format
hubungan pusat-daerah yang baru yaitu penguatan desentralisasi dan otonomi daerah
d. Perkembangan demokrasi ditandai pula dengan adanya konsensus mengenai format
baru hubungan sipil-militer yang menjunjung tinggi supremasi sipil dan hubungan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) terkait
dengan kewenangan dalam melaksanakan sistem pertahanan dan keamanan
e. Kemajuan demokrasi terlihat pula dengan telah berkembangnya kesadaran-kesadaran
terhadap hak-hak masyarakat dalam kehidupan politik, yang dalam jangka panjang
diharapkan mampu menstimulasi masyarakat lebih jauh untuk makin aktif berpartisipasi
dalam mengambil inisiatif bagi pengelolaan urusan- urusan publik.
terhadap
ancaman
tantangan,
hambatan
dan
gangguan
yang
membahayakan
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik
nasional maupun internasional.
UU N0. 20 Th.1982).
Sedangkan dalam Undang Undang N0. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam
pasal 9 ayat 1 disebutkan pula bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara. Sesuai
dengan Sishankamrata maka beberapa potensi harus dibina untuk mewujudkan daya dan
kekuatan tangkal dengan membangun, memelihara, dan mengembangkan segenap komponen
kekuatan pertahanan negara yang terdiri dari :
a. Rakyat terlatih (Ratih) sebagai komponen dasar
b. Angkatan bersenjata (ABRI) besertya cadangan Tentara Indonesia (Cad.TNI) sebagai
komponen utama.
c. Perlindungan masarakat (Linmas) sebagai komponen khusus
d. Sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan prasarana nasional sebagai kmponen
pendukung
Selanjutnya perwujudan penyelenggaraan pertahanan keamanan rakyat semesta itu dilakukan
melalui :
a. Memasarakatkan upaya pertahanan keamanan negara
b. Menegakkan Hak dan Kewajiban warga negara dalam bela negara menurut jalur / wadah
yang ditentukan oleh peraturan perundang- undangan
c. Mengamankan dan mendayagunakan sumber daya nasional dan prasarana nasional untuk
kepentingan pertahanan keamanan negara.
Hakekat sistem Pertahanan Keamanan negara Indonesia adalah Perlawanan Rakyat Semesta
yang memiliki sifat-sifat :
Kerakyatan, yaitu keikutsertaan seluruh rakyat warga negara sesuai dengan kemampuan
dan keahliannya dalam komponen kekuatan pertahanan keamanan negara.
Kesemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan diri guna
menanggulangi setiap bentuk ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri
keamanan dimunculkan lagi (ayat 1 dan ayat 2) dan bahkan dalam ayat 2 juga dipertegas lagi
oleh UU N0. 20 Tahun 1982 dimana pertahanan dan keamanan dilaksanakan menlalui
Sishankamrata.
Selanjutnya dalam pasal 68 UU N0. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia memberikan
penegasan bahwa upaya pembelaan negara itu wajib bagi setiap warga negara ,tetapi ada
ketentuan menurut Undang-Undang.
Demikian pula yang diatur dalam UU N0. 3 Tahun 2002 dalam pasal 9 ayat 1 disebutkan
pula bahwa Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara .
Menurut penjelasan
sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Selanjutnya bela negara itu dalam era sekarang ini
dapat dipahami baik secaca fisik maupun secara non fisik.
Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang langsung maju perang dengan memanggul
senjata , sedang bela negara non fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh warga negara
yang
tidak langsung maju perang dengan angkat senjata , tetapi dilaksanakan melalui
peraturan
Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masarakat.
berkorban untuk bangsa, Negara serta kesadran akan hak dan kewajibannya sebagai
warga Negara yang bertanggung jawab. PPBN dilakukan secara bertahap yaitu
a. Tahap awal pada pendidikan dasar sampai dengan menengah dan pendidikan luar
sekolah termasuk kepramukaan
b. Tahap lanjutan dalam bentuk pendidikan kewarganegaraan pada tingkat pendidikan
tinggi
Secara khusus sasaran yang dicapai adalah membentuk peserta didik agar sadar akan
perannya sebagai tunas bangsa dan kader bangsa dimasa mendatang, mengenal, dan
mencintai tanah air, rela membela kehormatan martabat bangsa dan Negara, memiliki
watak dan sikap kejuangan dan kesatria.
c. Lingkungan pekerjaan
Sasaran yang dicapai adalah membentuk karyawan yang selalu mengutamakan persatuan
dan kesatuan bangsa, memiliki motivasi kerja yang tinggi, memiliki disiplin dan
produktivitas yang tinggi pula sesuai dengan profesinya masing-masing.
d. Lingkungan pemukiman
Sasaran yang dicapai adalah membentuk masyarakat yang dapat memahami nilai-nilai
perjuangan bangsa. Mencintai tanah air dan rela berkorban serta mempunyai kemampuan
awal bela Negara, memilik persatuan dan kesatuan bangsa yang mewujudkan dalam
kehidupan secara gotong royong, sehat, bersih, tertib dan aman, pelestarian lingkungan
disetiap pemukiman.