Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
6 Votes
Cooling Tower : suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara
memindahkan panas dari air ke udara. Aplikasi : mendinginkan air proses yang panas / hangat
sehingga dapat dipergunakan untuk proses kembali.
Syarat : area proses jauh dari sumber air
Bahan Pengisi
Drift eliminators
Nosel
Deskripsi proses :
Air panas / hangat masuk melalui bagian atas menara, kemudian jatuh ke bawah
mengenai bahan isian dan nozzle sehingga memercik berbentuk titik-titik air
Pada saat bersamaan udara mengalir pada bagian sisi / samping menara sehingga terjadi
perpindahan panas dari air ke udara
Selain itu juga terjadi penguapan air yang mengakibatkan suhu air turun
Air yang sudah dingin ditampung di dalam Basin, selanjutnya dapat digunakan untuk
dalam proses pendinginan
udara masuk melalui bagian bawah,dan kontak dengan air panas yang jatuh menetes ke bawah.
Udara yang menjadi panas keluar melalui bagian atas menara
2. Atmospherik
udara dialirkan melintasi air yang jatuh dan bahan pengisi berada diluar menara
Mechanical draft ( Paksa )
1. Menara pendingin forced draft
Udara dihembuskan ke menara oleh sebuah fan yang terletak pada saluran udara masuk
1. Menara pendingin induced draft
Drift Eliminator
Jangkauan dingin (rentang dingin) : suhu air panas sampai suhu air dingin
Tinggi tower
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Definisi Menara Pendingin (Cooling tower)
dan
wadah.
Hampir
semua
menara
memiliki
rangka
Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang berurut dari batang
pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi tetesan yang lebih kecil, sambil
membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan pengisi percikan dari plastic memberikan
perpindahan panas yang lebih baik daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis dengan jarak yang berdekatan
dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk lapisan film yang tipis dan melakukan
kontak dengan udara. Permukaannya dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola
lainnya. Jenis bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama dalam
volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
3. Kolam air dingin. Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian
bawah menara, dan menerima air dingin yang mengalir turun melalui
menara dan bahan pengisi. Kolam biasanya memiliki sebuah lubang
atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin. Dalam beberapa
desain, kolam air dingin berada dibagian bawah seluruh bahan pengisi.
Pada beberapa desain aliran yang berlawanan arah pada forced draft,
air di bagian bawah bahan pengisi disalurkan ke bak yang berbentuk
lingkaran yang berfungsi sebagai kolam air dingin. Sudu-sudu fan
dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup udara naik melalui
menara. Dengan desain ini, menara dipasang pada landasannya,
memberikan kemudahan akses bagi fan dan motornya.
4. Drift eliminators. Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak
dalam aliran udara supaya tidak hilang ke atmosfir.
5. Saluran udara masuk. Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju
menara. Saluran masuk bisa berada pada seluruh sisi menara (desain
aliran melintang) atau berada dibagian bawah menara (desain aliran
berlawanan arah).
6. Louvers. Pada umumnya, menara dengan aliran silang memiliki saluran
masuk louvers. Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran
udara ke bahan pengisi dan menahan air dalam menara. Beberapa
desain menara aliran berlawanan arah tidak memerlukan louver.
7. Nosel. Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi bahan pengisi.
Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi adalah penting
untuk mendapatkan pembasahan yang benar dari seluruh permukaan
bahan pengisi. Nosel dapat dipasang dan menyemprot dengan pola
bundar atau segi empat, atau dapat menjadi bagian dari rakitan yang
berputar seperti pada menara dengan beberapa potongan lintang yang
memutar.
8. Fan.
Fan
digunakan
aksial
(jenis
dalam
baling-baling)
menara.
dan
Umumnya
sentrifugal
fan
dengan
keduanya
baling-
Prinsip
menara
kerja
pendingin
berdasarkan
pada
kalor.
menara
pendingin,
perpindahan
kalor
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang
sudah mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada
menara pendingin juga dipasang katup make up water untuk menambah
kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative
cooling tersebut sedang berlangsung (Napitupulu, 2009).
Beberapa Jenis Menara Pendingin
Bagian ini menjelaskan dua jenis utama menara pendingin: menara
pendingin jenis natural draft dan jenis mechanical draft.
1. Menara pendingin jenis natural draft
Menara
pendingin
jenis
natural
draft
atau
hiperbola
menggunakan
perbedaan suhu Antara udara ambien dan udara yang lebih panas dibagian
dalam menara. Begitu udara panas mengalir ke atas melalui menara (sebab
udara panas akan naik), udara segar yang dingin disalurkan ke menara
melalui saluran udara masuk di bagian bawah. Tidak diperlukan fan dan
disana hampir tidak ada sirkulasi udara panas yang dapat mempengaruhi
kinerja. Kontruksi beton banyak digunakan untuk dinding menara dengan
ketinggian hingga mencapai 200 m. Menara pendingin tersebut kebanyakan
hanya digunakan untuk jumlah panas yang besar sebab struktur beton yang
besar cukup mahal (UNEP, 2006).
Gambar II.3 Menara pendingin natural draft aliran melintang dan aliran
berlawanan arah
Terdapat dua jenis utama menara natural draft:
-
Menara aliran melintang (Gambar II.3): udara dialirkan melintasi air yang jatuh dan bahan
aliran akan relative sama. Udara, jika tidak jenuh, akan menyerap uap air
lebih banyak, meninggalkan sedikit panas pada aliran air.
Keuntungan
Cocok untuk resistansi
udara yang tinggi karena
adanya fan dengan
blower sentrifugal
Fan relative tidak berisik
Kerugian
Resirkulasi karena
kecepatan udara masuk
yang tinggi dan udara
keluar yang rendah, yang
dapat diselesaikan dengan
menempatkan menara di
ruangan pabrik digabung
dengan saluran pembuangan
dalamnya
harus
ditinjau
secara
periodic
melalui
analisa
pH
Pembentukan kerak dan tendensi korosif karena air sebagian besar
dipengaruhi oleh pH. pH asam mengakibatkan korosi peralatan peralatan
logam setelah kontak dengan air. pH basa dapat mengendapkan kalsium
karbonat dari suatu larutan untuk membentuk kerak pada permukaan
perpipaan, pipa cooling water, peralatan pertukaran panas, kondensor, dan
lain- lain.
Banyak sistem pengolahan senyawa senyawa kimia untuk mencegah
kerak dan korosi dikarenakan pH sebagai satu dari sekian banyak faktor
pengendali yang penting. Misalnya, pH air cooling water biasanya dikontrol
pada nilai minimum sebesar 10,5. Angka ini cukup tinggi untuk mencegah
terjadinya korosi dan pada waktu yang sama juga mengendapkan bermacam
macam garam pembentukan kerak.
(Anonim, 2013)
b. TDS
TDS (Total Dissolved Solids) adalah benda padat yang terlarut yaitu
semua mineral, garam, logam, serta kation-anion yang terlarut di air.
Termasuk semua yang terlarut diluar molekul air murni (H 2O).Secara umum,
konsentrasi benda-benda padat terlarut merupakan jumlah antara kation dan
anion didalam air. TDS terukur dalam satuan Parts per Million (ppm) atau
perbandingan rasio berat ion terhadap air (Anonim, 2008).
Untuk memenuhi nilai TDS pada make up waterJava Paragon dapat
dilakukan
perbaikkan
pada
pengolahan
external,
yaitu
dengan
cara
c.
Alkalinitas
Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah konsentrasi
total unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasannya dinyatakan dalam mg/l atau
setara dengan CaCO3. Ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO32-) merupakan
parameter total alkalinitas dalam air tambak. Unsur-unsur alkalinitas juga dapat bertindak
sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion
karbonat dan melepaskan ion hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan pH menjadi netral.
Sebaliknya bila keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolisa menjadi ion
bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan kembali netral.
Tujuan pengolahan air pendingin meliputi penstabilan alkalinitas pada
range tertentu yang cukup baik untuk mencegah korosi. Untuk menentukan
alkalinitas, menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Alkalinitas (mg
CaCO3/l) = A x
x 1000 x 50,4
Alkalinitas (mek/l)=
Di mana :
x B x 1000
resensi,
karena
waktu
retensi
yang
pendek
sehingga
tidak
Calcium hardness
Merupakan parameter penting dalam memperkirakan pertumbuhan kerak
dari kalsium karbonat dan biasa digunakan untuk menghitung cycle number
dari cooling water. Cycle number adalah perbandingan konsentrasi make up
water dengan konsentrasi padatan terlarut dalam air blowdown (Anonim,
2013.)
e.
Total hardness
Jumlah hardness (kesadahan) dalam air merupakan ukuran kapasitas
konsumsi-penyabunan dan tendensi pembentukan kerak. Senyawa kalsium
dan magnesium merupakan konstituen utama dari kesadahan pada air.
Secara umum kesadahan air dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Total Hardness
Klasifikasi
(ppm)
Kurang dari 15
15 60
61 120
121 180
water)
lebih dari 180
air sangat sadah
Tabel II.2 Klasifikasi Kesadahan Total
No.
Spesifikasi
Batasan
1.
pH (-)
2.
3.
4.
200
5.
200
6.
7.
6,0 8
800
150
1
0,3
No.
Spesifikasi
1.
pH (-)
2.
3.
Batasan
6,0 8,0
300
50
4.
SO , maks (ppm)
50
5.
70
6.
1,0
7.
0.3
sehingga
persentase
kemunculan
kesadahan
pada
air
cooling
water
mendekati nol.
Total Hardness dalam air dapat ditentukan dengan dua metode, yakni
metode titrasi penyabunan dan metode titrasi EDTA menggunakan indikator
EBT. Erichrome Black T (Eriokrom Hitam T) adalah sejenis indikator yang
berwarna merah muda bila berada dalam larutan yang mengandung ion
kalsium dan ion magnesium dengan pH 10 0,1. Pada titrasi EDTA diberikan
larutan buffer pH 10 karena untuk mengurangi resiko gangguan selain itu
range pH agar indikator EBT dapat bekerja dengan baik. Dilihat dari larutan
EDTA pada pH 10, larutan dapat menunjukkan persamaan jumlah molekul
antara molekul EDTA sebagai titran dengan jumlah ion kesadahan sampel.
II.1.3 Beberapa Permasalahan pada Cooling Tower
1.
Masalah Korosi
Korosi terjadi pada akibat pH rendah, Selain pH ada beberapa jenis mikroorganisme yang
menyebabkan korosi seperti nitrifying bacteria dan Sulfate Reducing Bacteria (SRB) yang dapat
menghasilkan asam sulfida (H2S).Bakteri ini memiliki kemampuan untuk mengubah ion sufate
(SO4) menjadi asam sulfida (H2S) yang sangat korosif menyerang logam besi, logamlunak.
2.
3.
juga
mampu
membentuk
depositpada
sembarangan
permukaan. Hampir semua jasad renik ini menjadi kolektor bagi debu dan
kotoran lainnya. Hal ini dapat menyebabkan efektivitas kerja cooling tower
menjadi terganggu. Mikroorganisme yang terdeteksi di dalam air pendingin
adalah algae,jamur(fungi), danbakteri.
(Subyakto,1997)
A.
B.
C.
D.
- Kesadahan air
- Satuan Hardness
Untuk menyatakan kesadahan air ada beberapa cara yaitu :
a. ppm CaCO3
b. german degree of hardness (Do)
c. french degree of hardness (Fo)
d. WHO degree of hardness
Untuk Indonesia biasanya dipakai satuan kesadahan
ppm CaCO3 atau Do dimana
1 Do = 10 ppm CaO
Untuk menurunkan tingkat kesadahan, dilakukan proses yang dikenal
sebagai proses pelunakan" atau softening.External water softening yaitu
proses pelunakan air yang dilakukan di luar sistem dimana air tersebut
dipakai. Ada beberapa cara dari external water softening yaitucold process
softening by chemicals, hot process softening by chemicals, ion exchange.
(Subiyakto,1997).
2. Analisa Alkalinitas
Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan
asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Untuk menentukan alkalinitas,
menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Alkalinitas (mg CaCO3/l) = A x
x 1000 x 50,4
Alkalinitas
(mek/l)
80
C
Di mana :
50,4
1000
3. Kesadahan
Kesadahan adalah ukuran konsentrasi ion-ion Ca dan Mg yang
dinyatakan dalam mg/liter CaCO3. Pengukuran biasanya dilakukan secara
volumetric melalui titrasi EDTA (Ethylen Diamin Tetra Acetic Acid) sebagai
titran dan menggunakan indikator yang peka terhadap kation tersebut.
Mengukur kesadahan total digunakan indikator Eriochrome Black T (EBT),
sejenis indikator yang berwarna merah muda bila berada dalam larutan yang
mengandung ion kalsium dan ion magnesium dengan pH buffer 10,0 0,1.
Khelat logam terbentuk dengan kehilangan ion hidrogen dari gugus -OH
fenolik dan terjadi ikatan ion logam dengan atom oksigen maupun gugus
azo. Molekulnya dinyatakan dalam bentuk singkatan sebagai asam H3In.
(repository,2013)
Hardness
x 1000 x f
Dimana :
= 1,0009 x
Air panas yang masuk pada bagian atas cooling tower didistribuskan
secara merata di dalam rumah cooling tower, lalu akan jatuh kebawah
dikarenakan gaya gravitasi atau pancaran air diarahkan ke bawah. Air yang
masuk dan udara melalui filling arahnya searah. Disana terjadi perpindahan
panas dan perpindahan massa, dimana perpindahan panas dan perpindahan
massa terjadi dari air ke udara. Udara yang banyak memiliki kandungan air
(jenuh) disirkulasikan dengan kipas sehingga udara yang belum jenuh masuk
ke rumah cooling tower. Air dingin yangditampung di bak penampung
digunakan kembali. Dalam proses ini, terjadi penghilangan air karena terjadi
penguapan.
Sehingga
harusdiberi
masukan
air
tambahan
(make
up
water).Air dingin yang dihasilkan dilewatkan melaluisaringan agar kotorankotoran atau padatan-padatan mineral tertahan dan tidak melewati alat
lainnya (Subyakto, 1997).