Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PANCANG
Group average
Resemblance: S17 Bray Curtis similarity
20
Similarity
40
60
80
VIII
IX
VI
VII
IV
III
II
100
Berdasarkan
hasil yang didapatkan dalam pengamatan dan uji terlihat stasiun A2 dan
Samples
A3 memiliki indeks similaritas yang paling tinggi, yaitu sebesar 92,46 % (cabang 11), diikuti
A5 dan B1 dengan nilai indeks similaritas 80,93% (cabang 12). B2 dan cabang 12 (A5 dan
B1) nilai indeks similaritas paling tinggi ketiga yaitu 72,57% (cabang 13). A1 dan cabang 13
(B2 dan cabang 12 (A5 dan B1) memiliki indeks similaritas tinggi keempat yaitu 69,04%
(cabang 14). A4 dan cabang 14 ( A1 dan cabang 13) memilki nilai indeks similaritas paling
tinggi kelima yaitu 58,49% (cabang 15), diikutu B3 dan B5 pada posisi keenam yaitu
55,58% (cabang 16). Cabang 11 dan cabang 15 memiliki nilai indeks similaritas paling besar
ke tujuh sebesar 51,29% (cabang 17). B4 dan cabang 16 memiliki tingkat indeks similaritas
paling besar ke delapan yaitu 48,18% (cabang 18), indeks similaritas yang paling kecil adalah
cabang 17 dan cabang 18 dengan nilai 38,96% (cabang 19).
SEMAI
Group average
Resemblance: S17 Bray Curtis similarity
20
Similarity
40
60
IX
VIII
VII
IV
VI
II
III
100
80
Samples
cabang 16 adalah 41,24, stasiun B3 dan B4 memiliki nilai indeks similaritas 33,82%. Stasiun
yang memiliki indeks similaritas paling kecil adalah cabang 17 dan 18 denga nilai 24,75%.
Perbedaan antara hasil cluster pada semai dan pancang dapat diakibatkan oleh
fisiografi pantai, pasang surut air laut, iklim yang ekstrim, salinitas dan oksigen terlarut.
Menurut Hutching dan Saenger (2000) fisiografi pantai dapat mempengaruhi komposisi,
distribusi spesies dan lebar hutan mangrove. Pantai yang landai memiliki komposisi
ekosistem mangrove lebih beragam jika dibandingkan dengan pantai yang terjal. Hal ini
disebabkan karena pantai landai menyediakan ruang yang lebih luas untuk tumbuhnya
mangrove sehingga distribusi spesies menjadi semakin luas dan lebar. Pasang yang terjadi di
kawasan mangrove sangat menentukan zonasi tumbuhan dan komunitas hewan yang
berasosiasi dengan ekosistem mangrove. Lama terjadinya pasang di kawasan mangrove dapat
mempengaruhi perubahan salinitas air dimana salinitas akanmeningkat pada saat pasang dan
sebaliknya akan menurun pada saat air laut surut. Perubahan salinitas yang terjadi sebagai
akibat lama terjadinya pasang merupakan faktor pembatas yang mempengaruhi distribusi
spesies secara horizontal. Perpindahan massa air antara air tawar dengan air laut
mempengaruhi distribusi vertikal organisme. Pantai yang terjal komposisi, distribusi dan
lebar hutan mangrove lebih kecil karena kontur yang terjal menyulitkan pohon mangrove
untuk tumbuh. Setyawan et al., (2005) menyatakan sedikitnya jumlah spesies mangrove
disebabkan besarnya pengaruh antropogenik yang mengubah habitat mangrove untuk
kepentingan lain seperti pembukaan lahan untuk pertambakan dan pemukiman. Purnobasuki
(2005) menambahkan bahwa rendahnya keanekaragaman menandakan ekosistem mengalami
tekanan atau kondisinya mengalami penurunan, hal ini bisa disebabkan karena mangrove
hidup pada lingkungan ekstrim seperti kadar garam yang tinggi serta substrat yang
berlumpur, oleh karena itu untuk dapat hidup harus melalui seleksi yang sangat ketat dan
daya adaptasi yang tinggi.