Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
NPM : 230110070044
Perikanan A
UTS MMT
• Putresin
senyawa kimia organik NH2(CH2)4NH2 Hal ini berkaitan dengan kadeverin;
keduanya diproduksi oleh rincian asam amino dalam hidup dan organisme
mati dan keduanya beracun dalam dosis besar. Dua senyawa umumnya
bertanggung jawab atas bau enak membusuk daging, tetapi juga berkontribusi
bau proses seperti napas buruk dan bakteri vaginosis.
• Kadaverin
Kadaverin merupakan diamin yang juga digunakan sebagai indikator
kebisukan ikan. Kadaverin yang menyebabkan aroma kurang sedap.
• Trimetil amin
Trimetil amin oksida (TMAO), yang terdapat dalam semua ikan laut, biasanya
tidak ada didalam ikan air tawar. Pemecahan TMAO menjadi trimetil amin
(TMA) merupakan reaksi penting dari kerusakan ikan secara enzimatis.
Kandungan TMAO biasanya digunakan sebagai indikator dari kesegaran ikan.
• Amnonia
Ammonia adalah gas alkalin yang tidak berwarna dan mempunyai daya iritasi
tinggi yang dihasilkan selama dekomposisi bahan organik oleh deaminasi
(Taiganides dan White, 1969 disitir oleh Kristensen dan Wathes, 2000) .
timbulnya ammonia juga menandakan kebusukan pada ikan.
• H2S
Hidrogen sulfida (hidrogen sulfida atau) adalah senyawa kimia dengan rumus
H 2 S . Ini tidak berwarna, sangat beracun, mudah terbakar gas dengan
karakteristik berbau telur busuk .Ini sering hasil dari bakteri memecah bahan
organik tanpa adanya oksigen. Adanya gas H2S dapat menjadi indikator
kebusukan pada ikan.
• Alkohol
Alkohol sering dipakai untuk menyebut etanol, yang juga disebut grain
alcohol; dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol. Hal ini
disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar pada
minuman tersebut, bukan metanol, atau grup alkohol lainnya. Begitu juga
dengan alkohol yang digunakan dalam dunia famasi. Alkohol yang
dimaksudkan adalah etanol.
• Senyawa keton
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus
karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa
kimia yang mengandung gugus karbonil. Senyawa keton merupakan hasl
perombakan lemak pada ikan.
• Fase eksponensial
Fase eksponensial adalah fase dimana bakteri melakukan pembelahan secara
biner dengan jumlah kelipatan (eksponensial). Pada fase ini, terjadi lonjakan
peningkatan jumlah biomassa sel, sehingga bisa diketahui seberapa besar
terjadi pertumbuhan secara optimal dan tingkatan produktifitas biomassa sel.
Ikan mulai berbau busuk, badan mulai kaku dan keras, insang merah pucat, mata
menghitam dan menjorok kedalam.
Tahap Postrigor :
Ikan lebih berbau busuk, badan mulai melunak atau lembek, tubuhnya jika
dipegang tidak kembali kebentuk semula, insang merah pucat dan keluar darah
dari Insang, mata menghitam dan menjorok kedalam, warna semakin pudar, ikan
mulai mengeluarkan lendir.
• Susut Bobot
Ikan yang diangkut dari lokasi budidaya ke lokasi tujuan sering mengalami
susut bobot. Susut Bobot sangat tampak akibatnya. Berat badan ikan saat
masih segar dan tidak segar jauh perbedaannya. Ini diakibatkan ikan stress,
produksi urin dan feses melimpah serta pengaruh kadar air dalam tubuh ikan
tersebut.
• Kadar Air
Berperan dalam tingkat kesegaran ikan juga dalam penentuan susut bobot
ikan. Karena berat badan ikan sangat dipengaruhi oleh kadar air dalam tubuh
ikan tersebut. Banyak yang menyatakan ikan tak segar lagi jika tampak kering,
itu juga berkaitan dengan produksi urin berlebih.
• Populasi Mikroba
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas hasil
perikanan selama penyimpanan adalah jumlah populasi mikroba yang hidup di
tubuh ikan. Tubuh ikan mengandung sejumlah mikroba, terutama di lapisan
lendir permukaan tubuh, insang, dan saluran pencernaan. Jenis dan jumlah
mikroba yang terdapat pada tubuh ikan dapat menggambarkan kualitas hasil
perikanan tersebut. Apabila populasi mikroba pembusuk sudah mendominasi,
maka ikan sudah dapat dikatakan busuk.
• Kenampakan, aroma, tekstur, dan cita rasa
1. Kenampakan Luar
c. Pada ikan yang telah busuk, sudah banyak benang-benang daging yang
sudah putus dan dinding-dinding selnya banyak yang rusak.
3. Keadaan Mata
4. Keadaan Daging
a. Ikan segar, dagingnya kenyal, jika ditekan dengan jari telunjuk/ibu jari,
maka bekasnya akan segera kembali.
Cara Mengkonsumsi ; Cara penyajian sebagai bahan pengisi roti atau burger.
Proses Pengolahan :
Kerusakan selai rumput laut yang dkemas kalengan akibat bakteri menjadikan
makanan berbau busuk dan berwarna hitam.
Komposisi/zat gizi rumput laut secara umum adalah sbb: Karbohidrat 39-
51%, Protin 17,2 -27,13%, Lemak 0,08%, abu 1,5%, beberapa mineral K, Ca,P,
Na,Fe, I. Nah yodium ini yang paling banyak dalam rumput laut. Disamping
Vitamin : A, B1, B2, B6, B12, C (caroten).
- Terkontaminasinya rumput
laut oleh benda asing.
2. Penghalusan • Bahaya Fisik - Penggunaan
Rumput Laut - Hasil penghalusan alat penghalus
yang tidak merata. (pisau blender)
• Bahaya Kimiawi yang tajam
- Adanya zat – zat kimia - Pisau blender
yang mungkin harus bersih
terkandung pada alat (tidak karat)
penghalus (blender) - Tutup wadah
• Bahaya Biologis penghalus
- Masuknya bakteri dan (blender)
mikroba
3. Pemasakan 1. Bahaya Fisik - Pemasakan pada
- Hangus suhu yang tepat
- Perubahan warna agar tidak hangus.
2. Bahaya Kimiawi - Menjaga
- Rusaknya kandungankebersihan saat
gizi pada rumput laut pemasakan
3. Bahaya Biologis
- Mikroba yang masuk
2. Gula Pasir + I
4. Garam + + + III
.
5. Gum Arab 0
6. Pewarna + + II