Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHYOGYAKARTA
: Tn W.S
: 64 tahun
: Laki-laki
: SMA
: Menikah
: Islam
:: Kepanjen RT 09, Banguntapan, Bantul
: 21 Maret 2015
: 23 Maret 2015
: Edelweiss
: dr. Endang Widiastuti, Sp.PD
B. SUBYEKTIF AUTOANAMNESA
A. Keluhan Utama
: Sulit makan
B. Keluhan Tambahan
:
: penurunan kesadaran (-), kejang (-), pusing (-), demam (-)
menggigil (-), nyeri kepala (-)
Sistem Kardiovaskuler
Sistem Respirasi
Sistem Pencernaan
: mual (+), muntah (+), diare (-), nyeri perut bagian bawah (-),
BAB hitam (-), konstipasi (-)
Sistem Urogenital
: sulit BAK (-), BAK sedikit (+), urin berwarna seperti air teh(-),
nyeri boyok (-), nyeri berkemih (-), anyang- anyangan (-), rasa
panas (-), BAK bercampur darah (-)
Sistem Muskuloskeletal : gerakan bebas (+), nyeri otot (-), nyeri sendi (-), nyeri tulang(-),
bengkak sendi (-), peradangan sendi (-)
Sistem Integumentum
: biru (-), kuning (-), ruam kemerahan (-), gatal (+), pucat (-)
Sistem Hematologi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
2
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: CM
Kesadaran
: GCS E4 V5 M6
Kesan Gizi
Berat badan
: 52 kg
BB (kg) =
(TB)2 m
52
(1,68)2
:
KLASIFIKASI
Underweight
Normal
Pre-obese
Obese I
Obese II
Obese III
BMI
< 18,5
18,5 24,9
25 29,9
30 34,9
35 39,9
40
Vital sign
Tekanan darah : 180/100 mmHg
Heart Rate
Pernapasan
: 20 x/menit
Suhu
Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan kulit : ikterik (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-), turgor elastisitas
kulit kembali cepat (+), ruam makulopapular (-), bintik merah (-), tanda peradangan (-)
2. Pemeriksaan kepala
- Bentuk kepala
: mesocephal
- Rambut
3. Pemeriksaan mata
- Palpebra
- Konjungtiva
- Sklera
: ikterik (-/-)
- Pupil
4. Pemeriksaan telinga : nyeri tekan tragus (-/-), gangguan pendengaran (-/-), discharge (-/-),
serumen (-/-)
5. Pemeriksaan hidung : nafas cuping hidung (-/-), epistaksis (-/-), polip nasi (-/-)
6. Pemeriksaan mulut tenggorokan : mukosa bibir lembab (+), stomatitis (-), uvula simetris,
lidah, tonsil dan faring dalam batas normal, nyeri telan (-).
7. Pemeriksaan gigi : gigi lengkap(+), karies (-)
4
8. Pemeriksaan leher
- Kelenjar tiroid
: tidak membesar
- Kelenjar lnn
- JVP
: tidak meningkat
Inspeksi :
Statis
Dinamis
Palpasi
wheezing (-/-)
b. Paru Belakang
Inspeksi
Statis
:
: simetris, ketinggalan gerak (-)
Dinamis
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
wheezing (-/-)
c. Jantung
Inspeksi
Palpasi
angkat.
Perkusi
Kanan bawah
Kiri atas
Inspeksi
: flat sejajar dengan dinding dada, sikatrik (-), tanda peradangan (-),
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab :
Tanggal, 21 Maret 2015
PARAMETER
HASIL
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
Trombosit
6.0
2.38
7.1
20.4
85.7
29.8
34.8
12.8
129
Neutrofil%
Lymfosit%
Monosit%
Eosinofil%
Basofil%
Neutrofil#
Lymfosit#
Monosit#
Eosinofil#
85.7
7.8
5.8
0.4
0.3
5.18
0.47
0.34
0.02
NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGY
4.6-10.6
L
4,2-5,4
L
12.0-18.0
L
37-47
81-99
27-31
33-37
UNIT
L
150-450
HITUNG JENIS
H
50-70
L
20-40
3-12
L
0.5-5.0
0-1
2-7
L
0.8-4
0.12-1.2
0.02-0.05
10e3/ul
10e3/ul
10e3/ul
gr/dl
%
Fl
Pg
gr/dl
%
%
%
%
%
103/ul
103/ul
103/ul
103/ul
6
0.02
0-1
103/ul
116
70-140
Mg/dL
19
19
<37
<42
Mg/dL
Mg/dL
10-50
<0,9
Mg/dl
Mg/dl
384
28.9
H
H
(140 usia) x BB
72 x Kreat.plasma (mg/dL)
= (140 64) x 52
72 x 28.9mg/dL
3.952
2.080,8
= 1,89 ( STAGE V )
22 Maret 2015
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Masa Perdarahan (BT)
Masa Penjendalan (CT)
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Chlorida
IMUNO-SEROLOGI
HbsAg (Rapid)
HASIL
NILAI RUJUKAN
230
700
131
5.6
102
Non Reaktif (-)
L
H
SATUAN
<6
< 12
Menit
Menit
135 148
3.7 5.3
98 109
Mmol/I
Mmol/I
Mmol/I
Non Reaktif
Problem
Sulit makan
Mual
Muntah
Gatal
Conjungtiva anemis
Ureum : 384
(meningkat)
Assesment
CKD STAGE V
Creatinin : 28.9
6
7
(meningkat)
LFG = 1,89
Hb : 7.1
(menurun)
8
9
10
11
(meningkat)
Anemia Normositik
Normokromik
Hipertensi Stage II
Hiponatremia
Hiperkalemia
Problem Permanen :
Chronic Kidney Disease
F.
PLANNING
1. CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V
IP Diagnosis:
Pemeriksaan elektrolit
Sudah dilakukan
Sudah dilakukan
Pemeriksaan Ro Thorax
Sudah dilakukan
sulfonilurea dengan masa kerja panjang. Target HbA1C pasien DM tipe II adalah 6%
Koreksi anemia dengan target 10-12g/dL
Koreksi hipofosfatemi dengan kalsium karbonat atau kalsium asetat
Kontrol osteodistrofi renal dengan kalsitriol
Koreksi asidosis metabolik dengan target HCO3 20-22 mEq/L
Koreksi hiperkalemia
Kontrol dislipidemia dengan target LDL<100 mg/dl, dianjurkan golongan statin
Teri pengganti ginjal
Pada kasus ini, pasien sudah berada di stage V (LFG = 1,89) , maka terapi yang dapat
diberikan berupa Terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis atau dengan transplantasi
ginjal/cangkok ginjal.
Grad
Penjelasan
e
I
GFR
normal
Rencana Tatalaksana
II
III
IV
<15
tranplantasi ginjal
Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal (TPG) yang digunakan kepada
penderita penurunan fungsi ginjal baik akut maupun kronik dengan metode pemisahan racun/
zat sisa yang masih terdapat di dalam darah melalui mesin hemodialisis.
Prinsip kerja hemodialisa adalah aliran darah yang penuh dengan toksin dialihkan dari
pasien ke dializer tempat darah tersebut dibersihkan dan kemudian dikembalikan lagi ke
tubuh pasien. Ada 3 prinsip yang mendasari kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan
ultrafiltrasi. Toksin dan zat limbah di dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan
cara bergerak dari darah yang memiliki konsentrasi yang tinggi, ke cairan dialisat dengan
konsentrasi yang lebih rendah. Cairan dialisat terdiri dari semua elektrolit penting dengan
konsentrasi ekstraseluler yang ideal. Kelebihan cairan akan dikeluarkan dari tubuh dengan
proses osmosis. Pengeluaran air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien tekanan,
dimana air bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke tekanan
yng lebih rendah (cairan dialisat). Gradien ini dapat ditngkatkan melalui penambahan
tekanan negative yang dikenal sebagai ultrafiltrasi pada mesin dialisis. Tekanan negative
diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan penghisap pada membran dan memfasilitasi
pengeluaran air.
10
Akses yang dapat digunakn pada sirkulasi darah pasien terdiri atas kateter subklavikula
dan femoralis, fistula dan Tandur. Untuk penggunaan segera (darurat) dan sementara dapat
digunakan kateter subklavikula dan femoralis. Penggunaan kateter fistula biasa digunakan
untuk yang lebih permanen. Perlu dilakukan tindakan pembedahan ( biasanya dibawah
lengan bawah) dengan cara menghubungkan atau menyambung (anastomosis) pembuluh
arteri dengan vena secara side to side. Dibutuhkan 4-6 minggu untuk menunggu
pematangannya. Sedangkan sistem tandur adalah cara yang digunakan jika pembuluh darah
pasien sendiri tidak cocok untuk dijadikan fistula.
Indikasi hemodialisa jika keadaan umum pasien buruk dan gejala klinis nyata, K serum
? 6 mEq/L, ureum darah > 200 mg/L, pH darah < 7,1, Anuria berkepanjangan(>5hari) dan
fluid overloaded. Sedangkan komplikasi dari terapi dialisis sendiri adalah terjadinya
hipotensi, emboli udara, nyeri dada, pruritus, kram otot, dan mual muntah.
Sedangkan untuk pasien dengan CKD tanpa indikasi hemodialisis kita dapat
memberikan terapi sebagai berikut :
Komplikasi
Kardiovaskular, gangguan keseimbangan asam basa, cairan danelektrolit, osteodistrofi renal
dan anemia.
Prognosis
11
Dubia
2. ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROMIK
IP Diagnosis :
Pemeriksaan Darah rutin (Hb)
: Sudah dilakukan, diulang setelah Hemodialisa
Pemeriksaan status besi
: Belum dilakukan
IP Terapi :
Untuk kasus CKD, kita perlu melakukan koreksi anemia dengan target Hb 10-12 d/dl. Ada
beberapa variasi untuk pengobatan anemia pada kasus gagal ginjal, yaitu :
1. Suplementasi eritropoetin (EPO)
2. Pembuangan eritropoesis inhibitor endogen dan toksin hemolitik endogen dengan terapi
transplantasi ginjal ekstra korporeal atau peritoneal dialisis.
3. Pembuangan kelebihan aluminium dengan deferoxamine
4. Mengkoreksi hiperparatiroid
5. Terapi Androgen
6. Mengurangi iatrogenic blood loss
7. Suplementasi besi
8. Suplementasi asam folat
9. Transfusi darah
3. HIPERTENSI GRADE II
IP Diagnosis :
Berdasarkan JNC 8
Normal
Prahipertensi
Hipertensi Derajat I
Hipertensi Derajat II
Sistolik
< 120
120 139
140 159
160
Diastolik
< 80
80 89
90 99
100
IP Terapi :
12
Kontrol tekanan darah pada pasien dengan menggunakan obat anti hipertensi yang
sering digunakan dalam kasus CKD adalah golongan ACE Inhibitor, Antagonis Reseptor AII
dan diuretik. Pada penggunaan ACE-I kita perlu melakuan evaluasi kreatinin dan kalium
serum, bila terdapat peningkatan kreatinin >35% atau timbul hiperkalemi harus dihentikan.
Target penurunan tekanan darah pada pasien CKD menurut JNC 8 adalah sistole < 140
mmHg dan diastole < 90 mmHg
GOLONGAN
ACE inhibitor
NAMA OBAT
-Captopril
Sediaan/Dosis
3 x 12,5 mg
Keterangan
3 x 25 mg
-Enapril
50 mg
1 x 5 mg
-Lisinopril
1 x 10 mg
1-2x 5 mg
ginjal 2,5-5mg/hr
CHF : awal 2,5 mg/hr,
-Ramipril
1 x 10 mg
1 x 2,5 mg
efektif 5-20mg/hr
HT : awal 2,5 mg 1
1x 5 mg
ARB
-Quinapril
1-3 x 20 mg
-Losartan
-Valsartan
1-2 x 50 mg
1-2 x 40 mg
1-2 x80 mg
-Candesartan
-Irbesartan
1 x 160 mg
1x 8 mg
1 x 16 mg
- 1 x 150 mg
300 mg
diberikan dosis 75 mg
CCB
Non
dihidropiridin
-Diltiazem
-Verapamil
-Amlodipine
30 mg
80 mg
5 mg
10 mg
13
-Felodipine
-Nifedipine
5 mg
30 mg
-propanolol
60 mg
5 mg
-Atenolol
10 mg
50 mg
-Bisoprolol
-metaprolol
100 mg
5 mg
100 mg
Hidrochlortiazid
25 mg
Loop Diuretik
-Furosemide
50 mg
40 mg
Hemat Kalium
-Torsemide
Ampul 10 mg
5 mg
Beta Blocker
Diuretik
Tiazid
10 mg
-Spironolaktone
20 mg
25 mg
-triamteren
100 mg
50 mg
100 mg
Edukasi
Modifikasi gaya hidup.
Komplikasi
Stroke, gagal jantung,proteiunuria, aterosklerosis, retinopati,angina pectoris, dan gagal
ginjal.
Prognosis
Dubia ad bonam
14
4. HIPONATREMIA
IP Diagnosis :
Pemeriksaan kadar elektrolit: sudah dilakukan
IP Terapi :
Untuk koreksi hiponatremia dapat diberikan NaCl hipertonis, sebagai berikut :
j. NaCl 3%
: dapat diberikan jika kadar Natrium < 120 mEq/L atu dengan kondisi
klinis kejang, penurunan kesadaran dan gangguan neurologis.
k. NaCl 0,9%
: dapat diberikan jika kadar Natrium > 125 mEq/L atau < 130 mEq/L.
5. HIPERKALEMIA
IP Dignosis :
Pemeriksaan kadar elektrolit : Sudah dilakukan ( evaluasi setiap 4 jam)
IP Terapi
15
1.
2.
Hemodialisa
CKD
3.
CaCO3 3x 1
4.
Asam Folat 3 x 1 mg
Anemia
5.
Hipertensi stage II
6.
Mual, muntah
7.
mual, muntah
Non Farmakologis :
Diet BNPR (Bubur Nasi Protein Rendah)
Asupan protein
: Pasien hemodialisi
Asupan kalori
: 35 Kal/kg BB idel/hari
Karbohidrat
Edukasi
1. Jangan minum terlalu banyak, karena harus membatasi cairan yng masuk ke dalam tubuh
16
2. Hindari makanan yang mengandung Kalium tinggi seperti pisang, wortel, kentang, bayam,dll
3. Hentikan konsumsi jamu pengal linu
4. Modifikasi gaya hidup dan tidak merokok
17