Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LANDASAN TEORI
CEREBRO VASKULER ACCIDENT / CVA
(STROKE)
1.1 Definisi
1.1.1 CVA / Stroke merupakan gangguan sirkulasi cerebral dan sebagai salah satu
manifestasi neurologik yang umum yang timbul secara mendadak sebagai
akibat adanya gangguan suplai darah ke otak (Dep Kes RI, 1996).
1.1.2 Stroke adalah suatu kondisi sistem susunan saraf pusat yang patologis
akibat adanya gangguan peredaran darahnya (Ilmu Bedah Saraf
Satyanegara, 1998).
1.2 Patofisiologi
Oklusi
Penurunan perfusi jaringan cerebral
Iskemia
Metabolisme anaerob
Asam laktat
1.3 Etiologi
Penyebab utama CVA :
1. Arterio sklerosis / trombosis.
2. Emnolisme.
3. Perdarahan intra serebral hipertensif.
4. Ruptura aneurisma sekuler.
5. Stroke biasanya disertai dengan satu . beberapa masalah medis yang
beraikatan dengan : HT, penyakit jantung, peningkatan lemak DM,
penyakit vaskuler perifer.
e. Disfagia.
1.5 Klasifikasi
1.5.1
1.5.2
Kesadaran turun.
TIA.
Stroke involunten.
Emboli stroke.
1.6 Insiden
Pada umumnya penyakit ini terjadi pada orang yang berusia di atas 50
tahun.
1.7 Faktor Resiko Timbulnya Penyakit Manifestasi Stroke
1.7.1 Umur > tua lebih mungkin untuk mengidap stroke.
1.7.2 Hipertensi.
1.7.3 Diabetes Melitus.
1.7.4 Faktor keturunan.
1.7.5 Penyakit jantung.
1.7.6 Efek merokok.
1.7.8 Obat anti hamil.
1.8 Kemungkinan Kecacatan
1.8.1 Stroke dengan hemisfer kiri menyebabkan hemisparasis / hemiplegia sisi
kanan perilaku lambat, kelainan bidang pandang kanan disfagia global.
1.8.2
1.9 Komplikasi
1.9.1
1.9.2
BAB II
ASKEP TEORITIS
CEREBRO VASKULER ACCIDENT / CVA
(STROKE)
2.1 Pengkajian
Data yang dikumpulkan akan ditentukan oleh lokasi, macam dan lamanya
CVA yang diderita.
2.1.1
Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kesulitan melakukan aktivitas karena kelemahan / paralysis.
Tanda
2.1.2
Sirkulasi
Gejala : Adanya penyakit jantung.
Tanda
2.1.3
Integritas Ego
Gejala : Perasaan tidak berdaya dan putus asa.
Tanda
2.1.4
Eleminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih.
Tanda
2.1.5
: Inkontinensia urine.
Neurosensori
Gejala : Sinkope / pusing, sakit kepala, penglihatan menurun.
Tanda
2.1.7
Hygiene
Gejala : Kelemahan / kelelahan selama aktivitas perawatan diri.
2.1.8
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda.
Tanda
2.1.9
Interaksi Sosial
Gejala : Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.
ukuran
dan
kesamaan
pupil
ditentukan
oleh
2.2.2
untuk
mengembangkan
keseimbangan
duduk
(seperti
dapat
menimbulkan
kebingungan
terhadap
interprestasi
lingkungan,
menurunkan
resiko
terjadinya
kecelakaan.
d. Kaji kesadaran sensorik, seperti membedakan panas / dingi tajam /
tumpul, posisi bagian tubuh / otot, rasa persendian.
R : Penurunan kesadaran terhadap sensorik dan kerusakan perasaan
kinetik berpengaruh buruk terhadap keseimbangan / posisi
tubuh dan keserasian dari gerakan yang mengganggu
ambulansi, meningkatkan resiko terjadinya trauma.
e. Observasi respons perilaku pasien seperti rasa bermusuhan,
menangis, efek tidak ssi, agitasi, halusinasi.
R : Respons individu dapat bervariasi tetapi umumnya yang
terlihat seperti emosi labil, ambang frustasi rendah, apatis dan
mungkin juga muncul perilaku impulsif, mempengaruhi
perawatan.
f. Lakukan validasi terdapat persepsi, pasien orientasikan kembali
pasien secara teratur pada lingkungan staf dan tindakan yang akan
dilakukan.
R : Membantu
pasien
untuk
mengidentifikasikan
Intervensi :
a. Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan (dengan skala 0 4) untuk
melakukan kebutuhan sehari-hari.
R : Membantu dalam mengantisipasi / merencanakan pemenuhan
kebutuhan secara individual.
b. Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan pasien
sendiri tetapi berikan bantuan sesuai kebutuhan.
R : Pasien ini mungkin menjadi sangat ketakutan dan sangat
tergangtung dan meskipun bantuan yang diberikan bermanfaat
dalam mencegah frustasi, adalah penting bagi pasien untuk
melakukan sebanyak mungkin untuk diri sendiri untuk
mempertahankan harga diri dan meningkatkan pemulihan.
c. Kaji kemampuan pasien untuk berkomunikasi tentang kebutuhannya
untuk menghindari dan atau kemampuan untuk menggunakan urina /
bed Penjualan .
R : Mungkin mengalami gangguan saraf kandung kemih, tidak
dapat mengatakan kebutuhannya pada fase pemulihan akut,
tetapi biasanya dapat mengontrol kembali fungsi ini sesuai
perkembangan proses penyembuhan.
d. Identifikasi kebiasaan defekasi sebelumnya dan kembalikan pada
kebiasaan pola normal tersebut.
R : Mengkaji perkembangan latihan mandiri dan membantu dalam
pencegahan konstipasi dan sembelit.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1
Biodata :
Nama
: Tn. S
Umur
: 61 tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Agama
: Islam
Alamat
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Swasta
Diagnosa Medis
: CVA, HT
Tanggal MRS
: 18 Februari 2005
:-
laki - laki
perempuan
pasien
3.6 Riwayat Psikososial dan Spiritual :
Psikososial
Spiritual
Di Rumah
Di Rumah Sakit
Makan 3 x/hari (nasi, Makan 3 x/hari Lunak
lauk, sayur).
garam
Personal
BAB 1 x / hari
BAK 4 x / hari
Mandi 2 x/ hari
1500 cc / hari
Mandi diseka 2 x/hari
Hygiene
Aktivitas
sebagai tani
tidur ( bedrest ).
: 37 C
Denyut Nadi
: 64 x/menit
Tensi / TD
: 130 / 80 mmHg
Respirasi
: 24 x/menit
TB / BB
:-
Inspeksi
1.
8.8
K/l
LYM
2.3
R2 25.9 % L
MID
1.3
RBC
4.08
14.4 % M
M/l
HGB
11.1
g/dL
HCT
34.2
MCV 83.8
fL
MCH
pg
27.2
MCHC 32.5
g/dL
RDW 15.1
PLT
K/l
270
: 125 mg/dl
Triglycerides : 91 md/dl
Uric acid
: 5.1 mg/dl
cels /uL
URO -
Macroscopis :
warna
0.2 mg/dl
kejernihan : jernih
PRO PH
5.5
: kuning
Microscopis :
BLD SG
1.020
eritrosit
:0-2
leukosit
:1-3
KET + - 5 mg/dl
BIL
Kediri, 4 3 2005
Tanda Tangan Mahasiswa
ANALISA DATA
NAMA PASIEN : Tn. S
UMUR
: 61 tahun
kaki
dan fisik
bagian kiri.
Reflek
patella kiri -
MMT
5
5
5
5
Pasien tidak
Kerusakan
Keluarga
mengatakan
perawatan diri
Pasien
aktivitas
kurang neuromuskuler
sekunder terhadap CVA
DATA GAYUT
DATA OBYEKTIF
DATA SUBYEKTIF
Saat mandi
pasien selalu dibantu
perawat dan keluarga.
-
Pasien tidak
dapat BAB sendiri.
M AS ALAH
KEMUNGKINAN
PENYEBAB
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
Umur
: 61 tahun
No Register : 598641
NO
1
TANGGAL
MUNCUL
4 Maret 2005
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
5
5
2
2
4 Maret 2005
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
Kerusakan mobilitas Mobilitas
fisik
fisik
berhubungan
dengan
yang
bagian
TTD
hasil :
pada pasien.
dengan : Ekstremitas
bagian
RASIONAL
kelemahan
ekstremitas
kiri
INTERVENSI
kiri
posisi tidur
2. Untuk
mencegah
ulkus
dekubitus.
lemah,
3. Kaji
tingkat
kemampuan
secara fungsional
3. Mengidentifikasi kekuatan
dan kelemahan / dapat
menginformasikan
mengenai pemulihan.
No.
DIAGNOSA
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
TTD
KEPERAWATAN
2. Kolaborasi dengan dokter 2. Untuk
dalam pemberian obat
membentu
menurunkan
tekanan
pasien
untuk 3. Membantu
kembali
melatih
jaras
meningkatkan
syaraf,
respon
motorik.
2
Sindroma
perawatan
kurang ADL
diri bertahap
terpenuhi
dengan
pada pasien.
1.Pasien dapat miring kanan 2. Bantu dan latih pasien untuk 2. Membentu
dan kiri secara mandiri
menyisir rambut
fungsi otot.
pengembalian
No.
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
sekunder
terhadap 2.Pasien
dapat
CVA yang ditandai
INTERVENSI
makan 3. Evaluasi
sendiri.
mandi
pasien
RASIONAL
keterbatasan 3. Menilai
tingkat
perkembangan
diri.
pasien.
4. Kolaborasi
fisioterapi
gerak sendi
dengan 4. Membantu
untuk
latihan
TTD
mandiri
memotivasi
penyembuhan
TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S
Umur
: 61 tahun
No Register : 598641
No.
NO. DX
TINDAKAN KEPERAWATAN
4 Maret 2005
8 am
10 am
12 am
2
4 Maret 2005
8 am
12 am
No.
NO. DX
TINDAKAN KEPERAWATAN
10 am
12 am
2
5 Maret 2005
8 am
10 am
12 am
3
5 Maret 2005
8 am
12 am
EVALUASI
Nama Pasien : Tn. S
Umur
: 61 tahun
No Register : 598641
NO. NO. DX
1
JAM
E VALU AS I
4 Maret 2005
12 am
lemah.
O :
-
MMT
5
4 Maret 2005
12 am
EVALUASI
NO. NO. DX
2
JAM
E VALU AS I
lemah.
O : - Pasien tampak lemah
-
MMT
5
5 Maret 2005
12 am
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall ( 2000 ). Diagnosa Keperawatan. Tim Penerjemah
PSIK - UNPAD. Buku Kedokteran, EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilyn E. ( 2000 ). Rencana Asuhan Keperawatan. Tim
Penerjemah I Made Kariasa, S. Kp dan Ni Made Sumarwati, S. Kp. Buku
Kedokteran, EGC : Jakarta.
Dep. Kes RI ; Askep Pada Pasien Dengan Gangguan System Persarafan, Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta, 1996.
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
KHUSUS
Setelah
Setelah diberi
RINCIAN MATERI
Hari / Tanggal
Tempat
AVA
EVALUASI
1. Pengertian latihan gerak sendi : ceramah 1. Pasien dapat menjelaskan kembali arti dari nafas dalam
mendapat
penyuluhan pasien
penyuluhan
dan keluarga
pasien
dan mampu
keluarga
1.
yang sehat.
Menjelaska
ceramah
dapat
n pengertian
agar
sendi
dapat
bergerak
melaksanakan
latihan gerak
latihan gerak
sendi
sendi.
membaik, mengurangi
NO
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
KHUSUS
2.Menyebutkan
tujuan latihan gerak
RINCIAN MATERI
AVA
kontraktur.
EVALUASI
dengan benar.
dan
keluarga
sendi.
3.Melaksanakan
latihan gerak sendi
baik pasif maupun
mengetahui
sendi :
pencegahan perdarahan
- Letakkan
tangan
kiri
anda
tujuan
aktif.
( keluarga/perawat) di atas siku
dan
menyebutkan cara-cara
pencegahan
perdarahan.
bahu.
- Kembalikan pasien ke posisi semula
mampu
terjadinya
NO
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
KHUSUS
RINCIAN MATERI
AVA
EVALUASI
AVA
EVALUASI
tungkai
di
sendi
lutut
NO
TUJUAN INSTRUKSIONAL
UMUM
KHUSUS
RINCIAN MATERI
4.
Menjelaskan
pentingnya
dalam
kepada
peran
membantu
serta
pasien
keluarga ceramah
keluarga
untuk
Penguji
Peserta Ujian