Вы находитесь на странице: 1из 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Indonesia

merupakan

negara

kesatuan

dengan

jumlah

kepulauan

sebanyak 13.487 pulau yang terbagi kedalam beberapa wilayah. Dari luas
yang sedemikian luas tersebut, akan sangat sulit menjadikan seluruh
kawasan di Indonesia menjadi kawasan yang sejahtera.
Oleh karena itu, cara lama yang lebih mengedepankan pendekatan top
down untuk

mensejahterakan

pengembangan.

Pendekatan

di gencarkan adalah

suatu
lain

wilayah
yang

pemberdayaan

harus

dilakukan

selayaknya

melalui

dapat

pendekatan bottom

up. Pendekatan ini, tentu bukan hanya melibatkan kalangan pemerintah


saja, tetapi melibatkan para pekerja social, baik dari kalangan aktivis
maupun mahasiswa lalu kemudian disinkronkan dengan fungsi dunia
usaha.
Pemberdayaan masyarakat desa merupakan langkah yang sangat tepat
untuk menjadikan Negara Indonesia yang
negara

berkembang

menuju

Negara

masih berstatus sebagai

maju

yang

sejahtera

secara

menyeluruh.
Paradigma pemberdayaan masyarakat sebenarnya bukan terletak pada
memberikan

kebutuhan

hidup

yang

memadai,

tetapi

memberikan

kemampuan kepada masyarakat sebagai pelaku utama dalam proses


pemberdayaan. Ada tiga hal yang dilakukan dalam hal pemberdayaan
masyarakat yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat, menempatkan
masyarakat sebagai pelaku utama dalam proses pemberdayaan, dan
memberi

wewenang

dan lingkungannya.Hal ini

dalam
dilakukan

mengembangkan
secara

keseluruhan

oleh

diri
para

pemberdaya, bersama-sama dengan parapowerless develophing,yang


terdiri dari pemerintah dan dunia usaha.

Jika

dijabarkan

hubungan powerless

develophing,

mahasiswa

dan

masyarakat dalam proses pemberdayaan suatu daerah adalah hubungan


yang

saling

menguntungkan.

Masyarakat

yang

belum

berdaya

sebagai lowless developttentu saja membutuhkan icon-icon pemberdaya


yang

bisa

memberi

pengarahan

sejahtera.Pemerintah, yang

menuju

kehidupan

yang

memang berfungsi sebagai sarana untuk

membuat suatu Negara menjadi sejahtera merupakan icon terpenting,


pemerintah dalam hal ini berfungsi sebagai pemberi dan pemutus
kebijakan.

Mahasiswa

sebagai agen

of

change

berfungsi

sebagai

pengamat masyarakat yang nantinya memberi masukan-masukan kepada


pemerintah

untuk

membuat

kebijakan

sesuai

dengan

kebutuhan

masyarakat, dan masyarakat memberikan bahan ajar yang dapat diteliti


secara mendalam oleh mahasiswa. Dunia usaha menyerap system
sumber dari masyarakat, maka dunia usaha sebagai timbal balik harus
bekerja sama dengan para develophing untuk memberi bantuan berupa
dana sebagai tanggung jawab perusahaan dan menjaga nama baik
perusahaan.
Merujuk dari kerangka pemberdayaan diatas, Praktek Lapangan Terpadu
(PLT) yang berfokus pada pemberdayaan Kampung Cikoneng Babakan ini
merupakan salah satu upaya untuk berusaha mendampingi masyarakat
desa menuju masyarakat yang sejahtera. Selain itu, Praktek Lapangan
Terpadu ini juga merupakan upaya mahasiswa untuk mengamalkan ilmu
yang telah didapat dari bangku perkuliahan pada ranah yang lebih luas
dan lebih kompleks.
Objek riset dalam Praktek Lapangan Terpadu kelompok kami adalah
Kampung Cikoneng Babakan, desa Cibiru Wetan, kecamatan Cileunyi,
kabupaten Bandung. Kampung Cikoneng Babakan merupakan kawasan
dengan sumber daya alam yang melimpah, hanya saja msyarakat di
daerah

tersebut

belum

bisa

mengolah

kekayaan

alam

yang

mengakibatkan masyarakat kampung Babakan Cikoneng mempunyai


indeks sumber daya manusia yang cukup rendah.

Merujuk dari hal ini, kelompok penyusun dalam melakukan Praktek Kerja
Lapangan Terpadu berfokus pada pemberdayaan sumber daya manusia.
Penyusun berfokus pada pemberian pemahaman dan keterampilan
masyarakat

dalam

segala

bidang

yang

berpotensi

meningkatkan

kesejahteraan dirinya, terutama dalam bidang pemanfaatan potensi dan


sumber daya yang ada di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, yang
menjadi prioritas kami bukan terletak pada peningkatan ekonomi secara
signifikan

tapi,

membiasakan

masyarakat

untuk

berproses

dalam

mensejahterakan dirinya sendiri dan membantu sesamanya untuk samasama berusaha dalam meningkatkan kualitas diri.
1.2

Tujuan

1.2.1

Tujuan Umum

Tujuan Umum dalam Peraktik Lapangan Terpadu ini adalah sebagai upaya
pendampingan masyarakat dalam mengembangkan dirinya sendiri dalam
berbagai bidang, terutama upaya meningkatkan kesejahteraan hidup.
1.2.2

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam Peraktik Lapangan Terpadu ini adalah sebagai


berikut:
1.

Mendampingi

masyarakat

Cikoneng

Babakan

untuk

cermat

menggali potensi yang ada di daerahnya.


2.

Mendampingi masyarakat Cikoneng Babakan agar bisa menjadikan


potensi sebagai modal utama meningkatkan kesejahteraan dirinya.

3.

Memberi pelatihan dasar kepada masyarakat untuk memanfaatkan


potensi yang ada menjadi produk yang bisa dijual.

4.

Memberi pelatihan dan pemahaman kepada masyarakat untuk


memberdayakan lingkungan disekitar mereka menjadi sesuatu yang
bermanfaat.

5.

Memberi pemahaman dan pengajaran kepada masyarakat baik


dalam segi pendidikan maupun pengetahuan agama sebagai upaya
pemberdayaan sumber daya manusia.

1.3

Manfaat

Peraktik Lapangan Terpadu ini mempunyai manfaat sebagai berikut:


1.3.1

Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat memahami potensi yang ada dilingkungannya dan


mendapat pengetahuan dasar dalam pengelolaan potensi yang ada
sehingga masyarakat memahami bagaimana cara meningkatkan kualitas
diri dan kesejahteraan hidupnya.
1.3.2

Bagi Mahasiswa

Praktek Lapangan Terpadu ini menghasilkan manfaat bagi mahasiswa


sebgai berikut:
1.

Mahasiswa dapat menemukan objek pembelajaran yang nyata dan


lebih kompleks.

2.

Mahasiswa dapat memecahkan permasalahan dimasyarakat.

3.

Mahasiwa mendaat banyak ilmu yang didapatkan dari masyarakat


yang nantinya dapat dijadikan bahan rujukan dalam memahami teori
pemberdayaan masyarakat.

1.4

Metode

Dalam Perkatek Lapangan Terpadu ini memakai metode Riset Aksi dengan
pendekatan

partisifatif

dimana

masyarakat

bukan

sebgai

objek

pemberdayaan saja tapi juga menjadi subjek pemberdaya.


Karena yang digunakan adalah pendekatan Partisipatif maka dari mulai
assessment masalah, penggalian potensi, pemetaan, hingga pelaksanaan
program dilakukan bersama masyarakat.
1.5

Tempat dan Waktu Praktik Lapangan Terpadu

Tempat yang menjadi objek Praktik Lapangan Terpadu adalah Kampung


Cikoneng Babakan, RT 05-06, RW 01, desa Cibiru Wetan, kecamatan
Cileunyi, kabupaten Bandung. Sedangkan waktu pelaksanaan yaitu pada
tangga 21 April-21 Mei.

BAB II
PROFIL DAERAH
2.1

Gambaran Umum Geografis

Kampung Cikoneng Babakan secara administratif termasuk wilayah Rt 0506, Rw 01, desa Cibiru Wertan, kecamatan Cileunyi, kabupaten Bandung.
Dibagi kedalam dua Rukun Tetangga yaitu RT 05 dan RT 06. berbatasan
dengan:

Sebelah barat
Sebelah Timur

:
:

Cikoneng I
Cikoneng II

Sebelah utara

Gunung Manglayang

Sebelah selatan

Cikoneg II

Geografis kampong Cikoneng Babakan adalah sebagai berikut:


1.

Perkebunan

2.

Pegunungan

3.

Pemukiman

4.

Pekarangan

5.

Peternakan Sapi

6.

Hutan Lindung

2.2

Gambaran Umum Demografis

Jumlah penduduk kampung babakan sampai saat ini kurang lebih adalah
90 KK, terdiri dari 45 KK RT 05 dan 45 KK Rt 06.

2.3

Kondisi Ekonomi dan Mata Pencaharian

Dalam kamus bahasa Indonesia Mata Pencaharian adalah pekerjaan atau


pencaharian utama (yang dikerjakan untuk biaya sehari-hari). Definisi
umum mengenai Mata pencaharian adalah

aktivitas manusia untuk

memperoleh taraf hidup yang layak dimana antara daerah yang satu
dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan
penduduk dan keadaan demografinya. Jadi, Mata pencaharian merupakan
pekerjaan yang dilakukan sebagai media untuk memenuhi kebutuhan
hidup seseorang.
Secara umum, Indonesi merupakan Negara agraris, dan status agraris ini
sebagian besar dimiliki oleh masyarakat pedesaan. Begitupula dengan
masyarakat kampung Cikoneng Babakan, hampir 50% masyarakatnya
bekerja dan berpenghasilan dari hasil alam. Jenis pertanian yang berada
di kampung ini adalah jenis pertanian palawija dan perkebunan. Selain itu,
Cikoneng babakan juga merupakan penghasil utama jeruk bali.
Selain dibidang pertanian, masyarakat kampung Cikoneng Babakan
berprofesi sebagai peternak. Jenis hewan yang diternak adalah sapi
pedaging. Perternakan sapi pedaging ini sebagian besar bukan merupakan
hak milik masyarakat. Masyarakat hanya sebagai pihak yang mengurus
untuk kemudian di berikan kepada pemiliknya untuk dijual pada saat
acara-acara

hari

besar.

Upah

yang

kesepakatan pemilik dan yang mengurus.

didapat

tergantung

dengan

Masyarakat kampung Cikoneng Babakan juga memiliki keahlian dalam


membuat sangkar burung. Beberapa masyarakat yang mempunyai
keterampilan ini, menjual hasil karyanya ke pengepul seharga 25.00045.000 per sangkar sesuai dengan ukuran. Pekerjaan lain yang dijalankan
masyarakat adalah kuli bangunan, pedagang, pembantu rumah tangga,
dan pekerja pabrik.
Masyarakat kampung Cikoneng Babakan belum bisa bisa mengelola hasil
pangan yang menjadi potensi daerahnya menjadi produk yang bernilai
jual. Hasil pangan seperti tanaman palawijaya dan buah jeruk bali di jual
dalam keadaan mentah tanpa pengolahan dengan harga yang relative
rendah.
Sebenarnya masih banyak potensi alam yang bisa dikembangkan sebagai
media meningkatkan kualitas masyarakat Cikoneng Babakan. Tetapi
masyarakat sudah merasa cukup dengan konsisi ekonomi yang ada saat
ini. Perlu ada upaya pendampingan kepada masyarakat agar bisa creative
mengolah

potensi

daerahnya

kesejahteraan

masyarakat

perekonomian

kampung

untuk

secara

Cikoneng

meningkatkan

umum.

Secara

Babakan

ini

kualitas
umum,

adalah

dan

kondisi

menengah

kebawah.
2.4

Kondisi Sosial

Sosial adalah kehidupan, kaehidupan social. Social merupakan segala


prilaku

manusia

yang

menggambarkan

hubungan nonindividualis.

Masyarakat dilihat dari pendekatan geografis terbagi kedalam tiga bagian,


yaitu masyarakat perkotaan, masyarakat pedesaan dan masyarakat
pesisir.
Kampung Cikoneng Babakan jika dilihat dari pendekatan geografis
merupakan

jenis

masyarakat

pedesaan.

Koentjaraningrat

(2005),

berpendapat bahwa masyarakat di pedesaaan merupakan sebuah


komunitas kecil yang memiliki ciri-ciri yang khusus dalam pola tata
kehidupan, ikatan pergaulan dan seluk beluk masyarakat pedesaan,

yaitu ; 1) para warganya saling mengenal dan bergaul secara intensif, 2)


karena kecil, maka setiap bagian dan kelompok khusus yang ada di
dalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya, 3) para warganya
dapat menghayati lapangan kehidupan mereka dengan baik. Selain itu
masyarakat pedesaan memiliki sifat solidaritas yang tinggi, kebersamaan
dan gotong royong yang muncul dari prinsip timbal balik. Artinya sikap
tolong menolong yang muncul pada masyarakat desa lebih dikarenakan
hutang jasa atau kebaikan.
Pada umumnya karakteristik desa pegunungan adalah sama, yaitu
mempunyai udara yang sejuk, potensi alam yang kaya dan keadaan tanah
yang berlereng. Ciri-ciri wilayah pedesaan yaitu: 1) Perbandingan luas
tanah dengan jumlah manusia, relatif besar. 2) Lapangan kerja agraris.
Hubungan penduduk akrab. 4) Sifat menurut tradisi budaya setempat.
Secara sosial, corak kehidupan masyarakat di kampung Cikoneng Babakan
dapat dikatakan masih homogen dan pola interaksinya horizontal, banyak
dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi
dianggap sebagai anggota keluarga dan hal yang sangat berperan dalam
interaksi dan hubungan sosialnya adalah motif-motif sosial. Interaksi
sosial selalu di-usahakan supaya kesatuan sosial (social unity) tidak
terganggu, konflik atau pertentangan sosial sedapat mungkin dihindarkan
jangan sampai terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang menjiwai hubungan
sosial

pada

mempersatukan

masyarakat
masyarakat

kampung

Babakan.

pedesaan

itu

timbul

Kekuatan
karena

yang
adanya

kesamaaan-kesamaan kemasyarakatan seperti kesamaan adat kebiasaan,


kesamaan tujuan dan kesamaan pengalaman. Penyebab lain yang
melatarbelakangi kuatnya rasa kekeluargaan di kampong tersebut adalah
letak geografis yang terpencil dibandingkan dnegan kawasan-kawasan
lain di RW 01, sehingga akses akses bantuan pemerintah kurang
dirasakan oleh masyarakat kampong ini. Atas dasar inilah masyarakat
merasa senasib sepenanngunagan dan terbentuklah rasa kekeluargaan
yang erat.

Berbagai karakteristik masyarakat kampung babakan seperti potensi


alam, homogenitas, sifat kekeluargaan dan lain sebagainya menjadikan
masyarakat kampung babakan tersebut menjadi sebuah komunitas yang
khusus dan unik. Pada umumnya keadaan masyarakat di kampung
babakan bila dilihat dari segi sosial mempunyai sifat yang statis. Apabila
menemukan suatu masalah mereka menyelesaikannya dengan cara
,musyawarah, karena mereka masih memiliki rasa kekeluargaan yang
kuat.
2.5

Kondisi Agama

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi agama adalah sistem


yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Secara teksnis,
Indonesia merupakan Negara mayoritas beragama Islam walaupun tidak
berstatus Negara Islam.
Masyarakat kampung Cikoneng seluruhnya beragama Islam. Tapi, masalah
agama ini sebagain besar hanya dimakanai sebagai status formal saja.
Sedangkan pemaknaan agama, baik secara ritual ataupun aplikasi terlihat
masih sangat kurang.
Indikator pemaknaan agama secara ritual bias dilihat dari jumlah
masyarakat yang meluangkan waktu untuk shalat magrib dan isya di
mesjid. Berdasarkan hasil riset peneliti selama satu bulan, dari 90 KK,
hanya 5-10 laki-laki dewasa yang terbiasa sholat magrib dan isya di
mesjid. Untuk wanita dewasa 2-3 orang, untuk remaja 2-3orang, dan
untuk anak-anak hamper 90% karena mengikuti program pengajian dari
DKM.
Indicator pemaknaan aga secara aplikatif bisa dilihat dari prilaku
masyarakat sehari-hari yang masih mempercayai bidah, tahayul, kurafat
dan ilmu-ilmu perdukunan. Indicator lain bisa dilihat dari etos kerja, cara

memanfaatkan waktu, dan ajaran islam lainnya yang belum diterapkan


dalam kehidupan sehari-hari.
2.6

Kondisi Lingkungan dan Sanitasi

Sanitasi merupakan perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih


dengan

maksud

mencegah manusiabersentuhan

langsung

dengan

kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini
akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Sanitasi lingkungan di kawasan Kp.Babakan Cikoneng desa Cibiru Wetan
Cileunyi-Bandung ini yang meliputi kesehatan suatu lingkungan yang
mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih
adalah

masih

kurang

stabil.

Pertama,

jika

kita

lihat

dari

segi

kesehatannya, setelah kami analisis kondisi kesehatan di lingkungan


sekitar kurangbaik, karena kebiasaan-kebiasaan buruk mereka yang
membudaya, contoh kasus seperti pembuangan saluran air yang tak tidak
terarah, ada sebagian warga yang menyalurkan pembuangan airnya
hanya dibiarkan saja mengalir ketanah, kemudian warga yang membuang
sampah dengan semaunya, danhal kecil yang mereka lupakan adalah
mereka

tidak

menyediakan

tempat

sampah

sehingga

kurangnya

kesadaran masyarakat setempat dalam hal tersebut. Maka dari itu kami
mencoba melakukan pelatihan olah sampah menjadi komposter, jadi
sampahpun menjadi manfaat. Kedua, kita lihat dari segi pembuangan
kotorannya, mereka membuang kotorannya kedalam septi tank yang
merekasediakan di bawahrumahnya masing-masing.
Namun yang menja dikendalanya adalah pembuangan kotoran sapi yang
sengaja dialirkan kekali, sehingga setiap pagi dan sore solokan terlihat
berwana hijau pekat dengan bau yang menyengat. Hal ini dapat
berdampak pada menyerapnya air tersebut kedalam sumber air warga,
menimbulkan bau yang tidak enak dan bias menjadi sarang penyakit.
Ketiga yaitu mengenai penyediaan air bersih. Air jernih belum tentu
higenis tapi air higenis sudah pasti jernih. Namun air yang tersedia di
Cikoneng Babakan berwarna sedikit keruh karena air tersebut adalah air

asli dari pegunungan tanpa adanya penyaringan. Tetapi air yang sedikit
keruh ini tidak berbau dan tidak berbahaya untuk tubuh.
Keadaan MCK di Cikoneng ini tidak semua MCK ada didalamr umah,
namun ada yang membuat MCK di depan rumah yang terbuat dari kayu
dan beratapkan seng dengan keadaan pintu yang alakadarnya, hanya
denganmenggunakan kain saja.
2.7

Kondisi Seni dan Budaya

Seni adalah hasil karya manusia yang bernilai dan berestetika. Kesenian
selain berfungsi sebagai hiburan, secara tidak langsungberfungsi juga
pemersatu dan mempererat persaudaraan disuatu daerah tertentu,
Kampung Cikoneng Babakan mempunyai dua kesenian yang rutin
diamainkan, yaitu Silat dan Dog-dog.
Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal
dari Indonesia. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia,
Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai
dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara. Berkat peranan
para pelatih asal Indonesia, kini Vietnam juga telah memiliki pesilatpesilat yang tangguh. Induk organisasi pencak silat di Indonesia adalah
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang mewadahi federasifederasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan Pencak Silat
Antara Bangsa (Persilat), yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura,
Malaysia dan Brunei Darussalam.
Pencak

silat adalah olahraga

bela

diri yang memerlukan banyak

konsentrasi. Ada pengaruh budaya Cina, agama Hindu, Budha, dan Islam
dalam pencak silat. Biasanya setiap daerah di Indonesia mempunyai
aliran pencak silat yang khas. Misalnya, daerah Jawa Barat terkenal
dengan aliran Cimande dan Cikalong, di Jawa Tengah ada aliran Merpati
Putih dan di Jawa Timur ada aliran Perisai Diri. Setiap empat tahun di
Indonesia ada pertandingan pencak silat tingkat nasional dalam Pekan
Olahraga Nasional. Pencak silat juga dipertandingkan dalam SEA Games

sejak tahun 1987. Di luar Indonesia juga ada banyak penggemar pencak
silat seperti di Australia, Belanda, Jerman, dan Amerika.
Di tingkat nasional olahraga melalui permainan dan olahraga pencak silat
menjadi

salah

satu

alat

pemersatu

nusantara,

bahkan

untuk

mengharumkan nama bangsa, dan menjadi identitas bangsa. Olahraga


pencak silat sudah dipertandingkan di skala internasional. Di Indonesia
banyak sekali aliran-aliran dalam pencak silat, dengan banyaknya aliran
ini menunjukkan kekayaan budaya masyarakat yang ada di Indonesia
dengan nilai-nilai yang ada didalamnya.
Setelah sekian banyak penjelasan di atas banyak sekali Negara-negara
yang mendalami beladiri tradisional silat ini dan banyak juga yang
mendirikan sebuah perguruan silat dalam bahasa sunda di sebut paguron
atau paguyuban, seperti yang di katakana diatas dari jawa barat cimande,
dari jawa timur merpati putih dan lain sebagainya . di jawa barat juga
tidak hanya ada paguyuban silat cimande tapi ada juga yang lainya
seperti : gajah putih , paguyuban ssilat darma pusaka dan lain sebagainya
Khusus di kampung Cikoneng Babakan,

paguyuban silat berasal dari

Cileunyi yang dibawa sesepuh kampung yang bernama bapak Mama


Dharma. Paguyuban ini berdiri sekitar

tahun 1800-an. Didirikan oleh

bapak Dodik yang merupakan murid dari mama Dharama, kemudian


diberi nama Darma Pusaka Mekar.
Darma Pusaka Mekar di ketuai oleh bapak Ayi. Sampai sekarang darma
pusaka mekar sudah berumur lma tahun. Karna bapak ayi adalah salah
satu murid bapak dodik yang cinta akan budaya sunda yakni bela diri
silat,pak ayi di mandatkan oleh pak dodik untuk membuka cabang di desa
cibiru

wetan

Darma Pusaka Mekar kini sudah mempunyai kuranglebih 300 murid yang
tersebar di beberapa kampong yng ada di desa itu . salah satunya di
kampong babakan, di kampong Babakan ada 42 orang murid dari

paguyuban silat Darma Pusaka yang saampai sekarangbertambah lebih


banyak .
Sedangkan untuk pelatih silat di Kampung Cikoneng Babakan bernama
kang Cucu atau yang sering di panggil Ucu . Kang ucu sudah melatih
silatdi kampong babakan sekitar tiga tahun.
Dari hasil melatih silat di kampong Baabakan kang ucu melahirkan pesilatpesilat yang cukup di kenal di sekitar kabupaten bandung yang sering di
panggil untuk mengikuti lomba, menyambut datangnya tamu seperti
menyambut wali kota bandung, atau hanya sekedar dalam acara hajatan
keluarga.
Paguyuban Darma Pusaka Mekar atau Darma Pusaka menganut aliran silat
Buhun yaitu aliran silat yang murni tidak di campur dengan jaipongan
atau jenis tarian modern. Ada dua aliran yang penulis tahu tentang seni
silat yakni aliran Buhun yaitu aliran yang gerakanya tidak di campur
dengan tarian jaipongan atau yang lainya, sementara Aliran silat Donjreng
yaitu aliran silat yang sudah di campur dengan tarian jaipongan dan lainlain.
Ada beberapa jurus yang di pakai dalam silat Buhun yaitu tepak dua,
palered, tepak tilu, di dalam jurus jurus tersebut banyak juga cabang yang
ada di dalam tiap jurus itu. Dari gerakan gerakan yang ada dalam seni
silat yaitu banyak mengandung filosopinya dan banyak mengandung atau
meniru gerakan, gerakan yang di pakai dalam seni silat banyak
mencerminkan gerekan silat, menirukan gerakan seperti gerakan pak
macan yang meniru gerakan dari binatang macan, pak monyet yaitu
gerakan yang meniru gerakan dari se ekor binatang Monyet dan gerakan
yang lainnya.
Sedangkan dog-dog adalah seni menabuh alat music yang disertai dengan
tari-tarian mistik. Seni dog-dog di kampung Cikoneng Babakan ini selain
seni tari di campuri juga dengan ritual-ritual mistis seperti pemanggilan
roh-roh atau siluman yang masuk kedalam tubuh para penari. Seni ini

memerlukan upacara khusus , setiap pemain biasanya memiliki roh-roh


nya sendiri detelah menempuh ritual tertentu, seperti persembahan
sesajen, puasa putih dan lain-lain.
Saat penampilan dog-dog, pemain yang telah dimasuki oelh roh-roh akan
menari dalam keadaan setengah sadar dan meminta hal-hal aneh untuk
dimakan, seperti pecahan kaca, rokok, kopi pahit, daging mentah dan lainlain.
Seni dog-dog ini selain menghibur, tapi menimbulkan beberapa mudharat
seperti, masyarakat lalai terhadap waktu beribadah, melukai pemain dan
lai-lain.

2.8 Aset Komunitas (Potensi)


Aset komunitas merupakan potensi atau modal disuatu daerah yang
kemudian dijadikan modal utama dalam pengembangan masyarakat
didaerah tersebut. Aset komunitas di kampung Cikoneng Babakan ini di
klasifikasikan berdasarkan:
1.

Physical capital (Modal Fisik)

Modal fisik terdiri dari dua kelompok utama yaitu bangunan dan
infrastruktur. Untuk modal fisik berupa bangunan di kampung Cikoneng
yaitu

rumah

warga

dan

warung.

Sedangkan

modal

fisik

berupa

infrastruktur adalah jalan, tempat ibadah, sarana air bersih, peternakan.


1.
Modal

Fianncial Cafital (Modal Kapital)


capital

merupakan

dukungan

keuangan

yang

dimilki

suatu

amsyarakat yang dapat digunakan dalam membangun masyarakait


tersebut. Untuk kampung Cikoneng Babakan adalah, kas DKM, kas warga
dan uang kematian yang dikelola karang taruna.
1.

Enviromental Capital (Modal Lingkungan)

Modal lingkungan merupakan potensi yang belum diolah secar maksimal


dan mempunyai nilai ekonomi dalam upaya pelestarian alam dan
kenyamanan hidup.modal lingkungan

terdiri

dari

bumi,

tumbuhan,

binatang dan lain-lain.


Kampung Cikoneng Babakan

mempunyai modal lingkungan berupa,

peternakan sapi potong, perkebunan, buah Jeruk Bali.


1.

Human Capital (Modal Manusia)

Modal

manusia

adalah

adalah

sumber

daya

manusia

yang

ada

dilingkungan tersebut. Untuk kampung Cikoneng Babkan, asset manusia


yang dimilki adalah, Karang Taruna, IRMA, DKM, Pengrajin Sangkar
Burung, Ibu PKK, TKM, dan SAT Generasi Qurani Kreatif.
1.

Social Capital (Modal Sosial)

Modal

ini

mewakili

sumber

daya

sosial

(seperti

jaringan

sosial,

kepercayaan masyarakat, ikatan sosial, dan sebagainya) yang bermanfaat


untuk membantu masyarakat memunuhi kebutuhan hidupnya.
Modal Sosial yang dimilki masyarakat kampung Cikoneng Babakan adalah,
kekeluargaan yang erat, budaya gotong royong dan budaya musyawarah.
1.

Spritual Capital (Modal Spritual)

Modal spiritual adalah upaya pemberian bantuan empathy dan perhatian,


kasih saying dan kebijaksanaan praktis (dorongan utama kegiatan
pelayanan). Masyarakat Kampung cikoneng Babakan mempunayi modal
spiritual berupa agama, saling tolong menolong, budaya gotong royong
dan lain-lain.
BAB III
PERENCANAAN KEGIATAN
3.1 Menentukan Lokasi

Langkah awal dalam memilih lokasi Praktek Lapangan Terpadu adalah


dengan melakukan diskusi dan musyawarah bersama seluruh mahasiswa
Pengembangan Masyarakat Islam semester VI. Ada beberapa usulan
tempat yang diajukan saat musyawarah yaitu, Kecamatan Ronnga,
Kecamatan Jampang kulon (Surade), dan dusun Cikoneng I.
Ketiga tempat yang telah diusulkan lalu didiskusikan kembali bersama
dosen pembimbinng study, dan pihak jurusan (Ketua Jurusan dan
Sekretaris Jurusan). Ada beberapa pertimbangan dalam memilih tempat
diantaranya, jarak tempuh, potensi dan masalah lokasi secara umum.
Setelah melakukan beberapa tempat dan melakukan voting, lokasi yang
akhirnya terpilih adalah Dusun Cikoneng I, Rw 01, desa Cibiru Wetan,
Kecamatan Cileunyi, kabupaten Bandung.
3.2 Melakukan Perijinan ke Kelurahan (Membangun Relasi Sosial)
Perijinan ke apratur pemerintah kelurahan Cibiru Wetan dilakuakan oleh
Komandan Mahasiswa (KOSMA), perijinan dilakukan secara kolektif. Dari
kantorkelurahan

inlah

direkomendasikan

cakupan

untuk

lokasi

pendampingan.
3.3 Melakukan Perijinan Kepada Ketua RW (Membangun Relasi
Sosial)
Perijinan kepada ketua RW 01 dusun Cikoneng I, bapak Aan Hasan Basrin
dilakukan setelah mendapat iziin resmi dari kepala desa Cibiru Wetan.
Perizinan kepada ketua RW dilakukan bersama-sama bertempatan dengan
survey lokasi.
3.4 Melakukan Survey (Refleksi dan pemetaan)
Setelah mendapat izin dari ketua RW seluruh peserta PLT melakukan
survey kelokasi pendampingan dalam rangka refleksi dan menyerap data
dan informasi dari masyarakat. Karena di lokasi pendampingan terdapat
enam RT, maka dibagi dua orang dalam satu kelompok untuk melakukan
survey.

3.5 Pengelompokan dan Menentukan Pembagian Lokasi


Ada beberapa kendala dalam menentukan kelompok, jumlah mahasiswa
dalam satu kelompok dan lokasi perkelompok. Karena itu dilakukan
musyawarah kembali untuk menentukan kelompok dan lokasi dampingan.
Setelah dipertimbangkan atas beberapa saran, diputuskan bahwa PLT
akan dibagi tiga kelompok dengan satu kelompoknya mendampingi dua
RT. Yaitu, kelompok satu mendampingi RT 1 dan RT 2, kelompok dua
mendampingi RT 03 dan RT 04 dan kelompok tiga mendampingi RT 05 dan
RT 06.
3.6 Teknis Pemberangkatan dan Penerimaan oleh Ketua RW
Pemberangkatan dilakukan pada tanggal 21 april didampingi oleh dosen
pengampu. Pada hari yang sama, peserta PLT diterima secara formal oleh
ketua RW kemudian di tempatkan dilokasi yang telah ditentukan setiap
kelompok.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1 Sosialisasi (Membangun Relasi Sosial dengan RT dan DKM)
4.1.1 Latar Belakang
Membangun relasi social dengan pemangku kebijakan adalah langkah
awal dalam melakukan pendampingan kepada masyarakat. Proses ini
dilakukan dihari kedua pendampingan dengan melakukan sosialisasi
kepada ketua RT 05 dan ketua RT 06. Sosialisasi ini di isi dengan
penyerapan

informasi-informasi

karakteristik

masyarakat

secara

dasar

seperti

umum,

tentang

kebutuhan

demografis,

dan

masalah

amsyarakat secara umum serta potensi daerah seperti umum.


4.1.2 Tujuan
Beberapa tujuan dalam melakukan sosialisi ini adalah sebagai berikut.
1.

Memperkenalkan diri secara langsung dengan pemangku kebijakan


setempat.

2.

Membangun akses serta kepercayaan secara sistematis dengan


berbagai

elemen

dan stake

holder (pemangku

kebijakan)

dalam

masyarakat.
3.

Menyerap informasi umum mengenai karakteristik lokasi binaan.

4.1.3 Metode dan Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan ini dilakukan seluruh anggota kelompok dengan mengunjungi
atau bersilaturahmi kerumah ketua RT 05 dan ketua RT 06. Sosialisasi ini
diisi dengan perkenalan seluruh anggota kelompok, menerangkan maksud
dan tujuan dan menyerap informasi umum mengenai wilayah dampingan.
4.1.4 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan sosialisasi ini adalah ketua RT 05 dan ketua RT 06


sebagai tahap pendekatan kepada warga.
4.1.5 Tempat dan Waktu Kegiatan
Sosialisasi tahap awal dilakukan pada:
Hari

Senin-Kamis

Tanggal

21-22 April

Tempat

Rumah ketua RT 05 dan 06

4.1.6 Hambatan
Hambatan

dari

dikarenakan

kegiatan

mempunyai

ini

adalah

kesulitan

kesibukannya

sendiri,

menemui
sehingga

ketua

RT

kegiatan

dilakukan pada sore hari setelah ketua RT menyelesaikan kegiatannya.


4.2 Inisiasi Sosial sebagai Tahap Refleksi dan Pemetaan
4.2.1 Latar Belakang
Inisiasi social adalah permulaan atau awal sosialisasi kepada masyarakat
yang akan didampingi. Membangun inisiasi social bisa dilakukan melalui
rembug warga. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengangkat hasil
pencacahan MDGs serta mengetahui masalah, kebutuhan, atau kekuatan
yang dirasakan penting oleh masyarakat. Tahap refleksi adalah perkiraan
kepentingan masyarakat melalui analisis SWOT. Sedangakan tahap
pemetaan adalah menyerap data kebutuhan masyarakat sebanyakbanyaknya melalui pendekatan kepada masyarakat itu sendiri.
4.2.2 Tujuan
Tahap ini bertujuan sebagai berikut:
1.

Melakukan pendekatan secara personal kepada masyarakat.

2.

Membangun

kesepakatan

bersama

masyarakat

dalam

rangka

dalam

rangka

penyiapan kerja sama dengan masyarakat.


3.

Merancang community

meeting/rembug

warga

mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki warga untuk mengatasi


masalah dan kebutuhan yang terdapat di dalam masyarakat itu
sendiri.

4.2.3 Metode
Kegiatan
digunakan

ini

dilaksanakan

adalah

melalui

Methodology

beberapa

Participatory

tahap.

Metode

Assessment

yang

, metode

pendekatan personal, Rembuk warga dan pendekatan kepada kelompok


masyarakat seperti, Karang taruna, DKM dan IRMA.
4.2.4 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan inilah adalah seluruh komponen masyarakat di kampung
Babakan Cikoneng, seperti masyarakat umum, sesepuh kampong, anakanak pengejian, DKM, IRMA, Karang Taruna, profesi masyarakat dan
komponen lainnya.
4.2.5 Rincian Kegiatan
1.

Rembuk Warga I

Hari

Senin

Tanggal

23 April 2013

Tempat

Rumah Ketua Karang Taruna

Sasaran
Hasil

kegiatan:

Seluruh anggota Karang Taruna


Karang

Taruna

merupakan

organisasi

yang

beranggota para pemuda di kampong Cikoneng Babakan. Karang Taruna


merupakan modal manusia yang dimiliki lokasi pendampingan. Oleh

karena itu kami melakukan kerja sama bersama Karang taruna untuk
sama-sama mendapingi daerahnya. Metode yang digunakan dalam
kegiatan ini adalah pendekatan secara emosional seperti membangun
keakraban

dan

kebersamaan

dancommunity

involment (membangun

kesadaran kolektif bersama). Kegiatan ini menghasilkan rencana kerja


sama untuk membantu mendampingi masyarakat kampong Cikoneng
Babakan ini.
1.

Rembug Warga II

Hari

Kamis

Tanggal

1 Mei 2014

Tempat

Mesjid Al-Itikaf

Sasaran

Hasil kegiatan:

Masyarakat kampong Cikoneng Babakan


Rembug warga merupakan salah satu metode

inisiasi social yang sangat efektif. Rembuk warga adalah kegiatan nonformal musyawarah warga yang bertujuan untuk mendapat pemecahan
masalah yang dimusyawarahkan. Rembuk warga kampong Cikoneng
babakan bersama warga ini dilakukan setelah pendekatan personal
kepada warga, dilaksanakan atas inisiatif warga untuk memperkenalkan
kegiatan PLT secara menyeluh kepada seluruh warga.
Kegiatan ini membahas tentang tujuan PLT secara umum, analisis
kebutuhan dan masalah warga, analisis potensi menurut perspektif warga,
usulan program dari warga dan usulan program dari anggota PLT.
1.

Rembuk Warga III

Hari

Minggu

Tanggal

4 Mei 2014

Tempat

Rumah Ketua Tarka

Sasaran

Masyarakat kampong Cikoneng Babakan dan

Karang Taruna
Hasil Kegiatan :

Rembuk warga ini merupakan kegiatan berdiskusi

dengan masyarakat mengenai program yang telah dilaksanakan dan


membantu mempersiapkan acara Rajaban.
4.3 Program Generasi Qurani Kreatif
4.3.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu pemberdayaan Sumber Daya Manusia
yang sangat penting. Pendidikan dapat berupa pengajaran dan pemberian
motivasi kepada seseorang untuk meningkatkan kualitas personal dirinya.
Pendidikan sejak dini merupakan upaya yang sangat efektif untuk
membangun sumber daya insani yang berdaya dan berkualitas, karena
itulah kami melaksanakan program ini.
Program Generasi Qurani Kreatif merupakan program yang dilaksanakan
untuk menjawab keinginan masyarakat melakukan pendidikan agama
kepada anak-anaknya. Dari keinginan inilah kami menyarankan Program
Generasi Qurani Kreatif yang langsung disetujui oleh masyarakat.
Program Generasi Qurani Kreatif ini adalah kegiatan pendidikan agama
dengan menambahkan nilai plus berupa menambahkan kegiatan khusu
didalamnya untuk merangsang kreatifitas anak. Dengan adanya kegiatan
ini anak-anak terbiasa berfikir kreatif dan diharapkan mampu berfikir
inovatif untuk meningkatkan kualitas dirinya dan lingkungan disekitarnya.
4.3.2 Tujuan
Program ini bertujuan untuk memberikan pengajaran agama kepada anakanak kampung Cikoneng Babakan serta melaksanakan kegiatan-kegiatan
yang akan merangsang kreativitas anak.
4.3.3 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak kampung Cikoneng Babakan


sebagai generasi penerus dan modal manusia yang potensial untuk
memberdayakan daerahnya.
4.3.4 Metode
Metode yang digunakan untuk lingkup internal GQK (anak-anak kampung
Cikoneng

Babakan)

adalah Participatory

Rural

Appraisal, Sedangkan

untuk lingkup eksternal GQK (tenaga pengajar, seprti IRMA dan jajaran
DKM) baru pada tahap Community Involvement (Ci).

4.3.5 Rincian Kegiatan


Program Generasi Qurani Kreatif ini melaksanakan beberapa kegiatan:
1.

Pembukaan Program Generasi Qurani Kreatif

Hari

Kamis

Tanggal

24 April 2014

Tempat

Mesjid Al-Itikaf

Sasaran

Anak-anak kampung Cikoneng Babakan dan jajaran

DKM Mesjid Al-Itikaf.


Hasil Kegiatan

Kegiatan ini menghasilkan respon yang

positif dari semua kalangan masyarakat, menumbuhkan antusias yang


sangat tinggi pada anak-anak.
1.

Kajian Rutin Ilmu Al-Quran dan Ilmu Agama

Hari

Senin-Sabtu

Tanggal

Tempat

Mesjid Al-Itikaf

Sasaran

Anak-anak kampung Cikoneng Babakan

Hasil Kegiatan

Anak-anak menjadi lebih bersemangat untuk

mengkaji ilmu agama dan berinteraksi dengan Al-Quran.


1.

Pelatihan Seni kaligrafi

Hari

Minggu

Tanggal

27 April 2014

Tempat

Posko Kelompok III

Sasaran

Anak GQK (Generasi Qurani Kreatif)

Hasil Kegiatan

Anak-anak dibekali dengan keterampilan

yang nantinya dapat dikembangkan menjadi suatu kehlian dan potensi


yang bernilai jual. Anak-anak ammpu meyerap pelatihan dengan baik dan
penuh semangat.
1.

Pengenalan Pendidikan Bahasa Inggris dan Motivasi

Hari

Minggu

Tanggal

4 Mei 2013

Tempat

Posko Kelompok III

Sasaran

Anak GQK

Tujuan

Memberikan pengarahan kepada anak pentingnya

kemampuan bahasa Inggris saat ini, member kemampuan dasar bahasa


Inggris, memotivasi anak untuk terus belajar dan melanjutkan pendidikan.
Hasil kegiatan:

Anak-anak termotivasi ditandai dengan antusias

anak-anak saat kegiatan berlangsung.


1.

Operasi
Sampah

Bersih

kampung

dan

Pengenalan

Pengelolaan

Hari

Minggu

Tanggal

11 Mei 2014

Tempat

kampung Babakan Cikoneng dan Wisata Batu Kuda

Sasaran

Tujuan

Anak-anak GQK
Memberikan pemahaman kepada anak tentang

pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Memberikan pemahaman


kepada anak bahwa sampah bukan merupakan masalah tapi potensi yang
bias dimanfaatkan. Memberikan pengetahuan kepada anak bagaimana
mengolah sampah dengan baik dan bernialai ekonomis.
Hasil

Anak-anak

mendapat

pengetahuan

tentang

manfaat menjaga lingkungan dan akibat buruk apa jika lingkungan tidak
terjaga.

Anak-anak

menngetahui

bahwa

banyak

hal

yang

bias

dimanfaatkan dari sampah, sehingga anak-anak terbiasa kreatif dalam


menyikapi sesuatu.
4.4 Program Pengolahan Limbah Kulit Jeruk Bali
4.4.1 Latar Belakang
Pengelolaaan limbah merupakan upaya untuk memanfaatkan komponenkomponen yang sudah tidak terpakai menjadi seuatu yang bermanfaat.
Dalam

hal

ini,

kampung

Cikoneng

Babakan

mempunyai

potensi

lingkungan yang cukupm banyak.


Kampung Cikoneng Babakan adalah penghasil produksi Jeruk Bali di
kabupaten Bandung. Hampir semua orang di kampung ini mempunyai
kebun Jerukk Bali baik dalam skala kecil ataupun skala besar.
Masyrakat biasanya menjual bahan mentah ke pengepul dengan harga
yang sangat murah. Para pengepul membeli bahan mentah ini untuk
dijadikan olahan kalua dan manisan kulit jeruk bali.oleh karena itu, saying
sekali ketika modal lingkungan yang sangat besar ini tidak dimanfaatkan.

Karenanya kami memberikan pelatihan keterampilan pengolahan limbah


kulit Jeruk bali kepada seluruh masyarakat kampung Cikoneng Babakan.
Program

ini

dilaksanakan

berdasarkan

penyerapan

informasi

dari

amsyarakat dan saran dari beberapa masyarakat.


4.4.2 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah:
1.

Memberikan pengethuan dan keterampilan kepada masyarakat


bagaiaman cara mengolah limbah kulit Jeruk Bali

2.

Memnfaatkan potensi yang ada di kampung Cikoneng Babakan

3.

Memaksimalkan potensi yang ada dengan melakukan inovasi dan


kreatifitas.

4.4.3 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Participatory Action
Reseach, diamana dari mulai usulan, persiapan sampai pelaksanan
melibatkan masyarakat.
4.4.4 Sasaran
Sasran

kegiatan

ini

adalah

masyarakatkampung

Cioneng

Babakan

terutama ibu-ibu dan Karang Taruna.


4.4.5 Rincian Program
Program pengolahann Limbah Kulit Jeruk ini melaksanakan beberapa
kegiatan diantaranya:
1.

Uji Coba Oleh Peserta PLT

Hari

Jumat

Tanggal

2 Mei 2014

Tempat

Posko Kelompok III

Sasaran

Tujuan

Seluruh anggota kelompok III PLT


Sebelum melakukan kegiatan pelatihan kepada

masyarakat, dilakukan dulu pelatihan kepada anggota PLT oleh salah satu
anggota PLT yang sudah memahami pengolahan ini. Selain itu dalam
kegiatan

ini

dilakukan

percobaan

inovasi

lain

yang

bertujuan

meningikatkan kualitas.
Hasil

Dengan adanya kegitan ini, anggota PLT sebagai

pendamping masyarakat , mempunyai keahlian dalam pengolahan limbah


kulit Jeruk Bali ini sehingga memudahkan untuk mensosialisasikannya
kepada masyarakat.
1.

Tahap Sosialisasi Kepada Warga

Hari

Selasa

Tanggal

29 April dan 6 Mei 2014

Tempat

Mesjid Al-Itikaf

Tujuan

Kegiatan ini dilakukan untuk memperkenlkan

kepada masyarakat produk yang bias dihasilkan dari limbah kulit jeruk
Bali, juga menumbuhkan paerisipasi masyarakat.
Hasil

Masyarakat sangat tertarikdanbersemangat untuk

berlatih cara pengolahan limbah kulit Jeruk ini.


1.

Pelatihan kepada Karang Taruna

Hari

Kamis

Tanggal

8 Mei 2014

Tempat

Rumah Ketua Tarka

Sasaran

Seluruh anggota tarka

Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan

dasar kepada Karang Taruna sebagai organisasi

pemuda ynag akan

melanjutkan proses pemberdayaan kepada masyarakatnya.


Hasil

Karang Taruna dapat memahami dan tertarik

dengan pengolahan limbah jeluk bali tersebut untuk dijadikan produk asli
dari kampung Cikoneng Babakan.
1.

Pelatihan Kepada Ibu-ibu.

Hari

Jumat

Tanggal

16 Mei 2014

Tempat

Rumah ketua Karang Taruna

Tujuan

dikarenakan ibu-ibu

Ibu-ibu adalah sasaran utama pelatihan ini


yang nantinya akan memprakarsai produk ini.

Pelatihan inijuga bertujuan untuk menawarkan produk untuk Tim Kerja


Masyarakat, khususnya ibuibu yang tidak berfungsi.

4.5 Program Dapur Hidup dan Kompos Skala Rumah Tangga


4.5.1 Latar Belakang
Dapur hidup adalah suatu cara pemanfaatna lahan pekarangan atau
halaman sekitar rumah dengan tanaman yang merupakan kebutuhan
rumah. Sehingga masyarakat tidak perlu membeli kebutuhan dapur
kepasar atau kewarung.
Kompos adalah salah satu jenis pupuk organik, terbuat dari sampah
organik yang sebelumnya telah mengalami proses pelapukan. Kompos
skala rumah tangga pengomposan dengan bahan baku sampah-sampah
rumah tangga dengan skala kecil.

Program

ini

lingkungan.

merupakan
Dimana

upaya

masyarakat

pemberdayaan
mempunyai

manusia

keterampilan

berbasis
dalam

memberdayakan lingkungannya. Selain itu, program ini juga dapat bernilai


ekonomis karena masyarakat dapat menghemat pengeluaran dengan
tidak membeli bahan-bahan dapur sederhana seperti cabe, bawang,
tomat dan lain-lain.
4.5.2 Tujuan
Tujuan dari program ini adalah sebagai berikut:
1.

Memberi pengetahuan pengolahan lingkungan kepada masyarakat.

2.

Memberdayakan potensi lingkungan

3.

Sebagai tahap preventive kerusakan lingkungan.

4.5.3 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Participatory Action
Reseach, diamana dari mulai usulan, persiapan sampai pelaksanan
melibatkan masyarakat.
4.5.4 Sasaran
Sasaran program ini adaulah ibu-ibu dan karang taruna.
4.5.5 Rincian Kegiatan
Program ini berisi kegiatan sebagai berikut:
1.

Penyuluhan

Hari

Kamis

Tanggal

15 Mei 2014

Tempat

Pekarangan Rumah Warga (Bu

Sasaran

Ibu-ibu

Tujuan

Penyuluhan ini membahas tentang pentingnya

menjaga lingkungan dan bagaimana mengolah lingkungan dengan


produktif.
Hasil

Masyarakat memahami dan termotivasi untuk

mengolah lingkungan dengan produktif.


1.

Pelatihan

Hari

Jumat

Tanggal

16 Mei 2014

Tempat

Pekarangan Rumah Warga (Bu

Sasaran
Tujuan

Ibu-ibu
:

Pelatihan

ini

bertujuan

untuk

memberikan

pengarahan secara praktif dengan melibatkan partisifasi masyarakat.


Hasil

Masyarakat memahami dan termotivasi untuk

mengolah lingkungan dengan produktif.


4.6 Sosialisasi Biofori
4.6.1 Latar Belakang
Biofori adalah lubang resapan diatas tanah yang terbentuk secara alami
atau buatan. Biojfori bergfungsi sebagai resapamn ketika hujan sehingga
air data meresap kembali kedalam tanah, selain itu biofori secara teknis
juga berfungsi untuk memperbesar daya tampung tanah terhadap air.
Kampung Cikoneng Babakan secara geografis adalah dataran tinggi
dengan run up yang cukup tinggi. Oleh karena itu sangat cocok untuk
dijadikan lahan Biofori. Selain untuk mencegah run up yang terlalu besar
ke dataran rendah, biofori juga bernilai ekonomis karena mengahsilkan
beberapa keuntungan yaitu:

1.

Masyarakat

tidak

perlu

membeli

pupuk

kimia

untuk

perkebunanannya dalam artian menghemat biayaya.


2.

Masyarakat dapat memanfaatkan bioforisebagailahan bisnis pupuk


organic yang saat ini sedang sangat dibutuhkan.

4.6.2 Tujuan
Tujuan dari sosialisi ini adalah untuk memeberi penyadaran kepada
masyarakat bagaimana cara mengolah lingkungan secara efektifdan
bernilai ekonomis.
4.6.3 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini Community Involvement (Ci)
dan
Methodology Participatory Assessment (MPA), karena baru pada tahap
penyadaran

dan

penggalian

potensi

dan

sumber

secara

secara

partisipatif, belum pada tahap pelaksanaan kegiatan.


4.6.4 Sasaran
Sasaran program ini adalah

masyarakat dan pemangku kebijakan di

daerah Cikoneng.
4.6.5 Waktu dan Tempat Kegiatan
Hari

Rabu

Tanggal

14 Mei 2014

Tempat

Rumah Ketua Kelompok Tani desa Cibiru Wetan

4.6.6 Hasil Kegiatan


Kegiatan ini baru mencapai tahap kerja sama bersama pihak UPT
Kelompok tani, selanjutnya dilakukan juga sosialisasi in-formal kepada
masyarakat.

4.6.6 Hambatan
Hambatan kegiatan ini ada dimasalah teksis. Biofori sudah menjadi
program yang dicanangkan oleh Kelompok Tani setempat dalam waktu
beberapa tahun kedepan. Selanjutnya kendali berasal dari kurangnya SDM
yang bias menggunakan alat biofori.
4.7 Sosialisasi Pengolahan Limbah Kotoran Sapi
4.7.1 Latar Belakang
Perternakan sapi adalah salah satu potensi di kampung Cikoneng
Babakan. Saat ini yang popular dilakukan dalam pengelolaan limbah
kotoran sapi adalah Biogas. Biogas adalah gas yang dapat dibakar atau
sumber energi yang merupakan campuran berbagai gas, gas methana
dan gas karbon dioksida merupakan campuran yang dominan.
Pengolahan limbah menjadi biogas mempunyai banyak keuntungan, yang
pertama dalam segi penghematan energy bumi, masyarakat tidak harus
membeli gas untuk kebutuhan dapur tapi dapat memanfaatkan gas
kotoran sapi yang telah diolah tersebut. Selain itu residu biogas juga
dapat dimanfaatkans ebgai pupuk organic, sehingga masyarakat tidak
perlu membeli pupuk kimia.
Namun, program ini baru sampai tahap sosialisasi saja, ada beberapa
kendali untuk merealisasikan program ini yang akan dijelaskan pada
bagian selanjutnya.
4.7.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan kesadaran pada
masyarakat

untuk

aktif

memanfaatka

potensi

yang

sudah

ada

dilingkungannya, sebagai sarana untuk meningkatkan tarap kesadaran


hidupnya.
4.7.3 Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini Community Involvement (Ci)


dan
Methodology Participatory Assessment (MPA), karena baru pada tahap
penyadaran

dan

penggalian

potensi

dan

sumber

secara

secara

partisipatif, belum pada tahap pelaksanaan kegiatan.


4.7.4 Saran
Sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh warga dan pemangku kebijakan
kampung Cikoneg Babakan.
4.7.5 Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan setiap melakukan rembuk wargga secara nonformal atau dengan pendekatan personal kepada warga.
4.7.6 Hasil
Kegiatan ini baru pada tahap terbangunnya kesadaran masyarakat.
4.7.7 Hambatan
Ada beberapa hambatan yang menyebabkan program ini belum bisa
dilanjutkan pada tahap pendampingan pelaksanaan, diantaranya:
1.

Kepemilikan

sapi

yang

bukan

milik

perseorangan,

sehingga

masyarakat tidak continue dalam hal peternak sapi ini.


2.

Masalah

modal,

karena

untuk

pembuatan

memerlukan material yang cukup mahal.


3.

SDM manusia yang terlatih.

4.

Waktu yang terlalu singkat

BAB V
SIMPULAN

biogas

itu

sendiri

5.1 Kesimpulan
Praktik

Lapangan

Terpadu

merupakan

kegiatan

yang

dilakukan

berdasarkan pemenuhan mata kuliah berbobot praketek. Praktik ini


merupakan salah satu bentuk aflikatif teori-teori yang sudah dipelajari
dibangku kuliah oleh mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam. Selain
itu, praktik ini juga merupakan usaha mempelajari realitas masyarakat di
lapangan untuk kemudian menghasilkan teori-teori baru berdasarkan hasil
penelaahan tersebut.
Selain uraian diatas, praktik ini juga merupakan usaha partisipatif
mahasiswa untuk membangun masyarakat desa menjadi masyarakat
mandiri dan sejahtera melalui bimbingan-bimbingan yang dilakukan oleh
mahasiswa Pengembangan Masyarakat Islam.
Berkaitan dengan metode, yang digunakan adalah metode Action
Reseach, dimana setiap kegiatan tidak luput dari partisipatif masyarakat.
Masyarakat bukan dijadikan sebagai objek yang harus diberdayakan dan
harus dilindungi, tapi masyarakat merupakan icon pemberdayakan yang
utama, dimana masyarakat sebagai subjek dan objek pemberdayaan.
Kegiatan

pemberdayaan

berbasis Participatori

action

research

(PAR), tentu harus melibatkan potensi yang ada dimasyarakat, karena


yang akan diberdayakan dan memberdayakan adalah masyarakat itu
sendiri.
Dalam kegiatan ini, kami sangat memperhatikan karakter dari PAR itu
sendiri

sehingga

setiap

langkah

pemberdayaan

yangkami

lakukan

darimulai tahap perencanaan sampai pada tahap persiapan selalu


melibatkan masyarakat.
Selain itu, kami juga memperhatikan focus pemberdayaan, dan dalam
kegiatan ini kami mengambil titik focus Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia.
partisipasi

Sehingga,

program

masyarakat

yang

adalah

kami

program

rencanakan
yang

berdasarkan

menunjang

pada

pengembanga Sumber Daya Manusia di kampung Cikoneng Babakan


tersebut.
5.2 Saran
Dalam konsep pemberdayaan, diperlukan adanya skala prioritas dan skala
target untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan pemberdayaan.
Dalam kegiatan ini kami belum memperhatikan lebih lanjut.
Selain

itu,

dalam

proses

pemberdayaan

perlu

diperhatikan

juga

pencatatan kegiatan untuk mempermudah pembuatan laporan dan


menentukan skala keberhasilan pemberdayaan.
Oleh karena itu, kami menyarankan untuk lebih memperhatikan kedua hal
diatas dalam melakukan kegiatan pemberdayaan. Selain itu perlu juga
menerapkan

teori-teori

secara

lebih

aplikatif

sehingga

proses

pemberdayaan dapat berjalan dengan lancer dan sesuai dengan tujuan


yang telah dirumuskan.

Вам также может понравиться