Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Parameter Kualitas Air Tempat Uji Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)
Tumbuh kembang ikan sangat berpengaruh pada kualitas air perairan
tempat uji pertumbuhan. Kondisi lingkungan yang mendukung perkembangan
ikan nila yaitu pH air, temperatur, oksigen terlarut, karbondioksida, amonia dan
alkalinitas.
Parameter kualitas air yang diketahui pada lingkungan perairan danau
sentani meliputi pHnair, Temperatur, DO, CO2, NH3, Nitrat, Nitrit dan Phosphat.
Pengambilan kualitas air dilakukan pada perairan tiga stasiun kawasan di area
danau dengan mengikuti standar baku mutu dan hasil uji kualitas air lab karantina
ikan dengan air endapan dari jam sampling sampai pengujian selama 28 jam.
Hasil pengamatan kualitas air tertera dalam tabel 4.1.
Tabel 4.1 Data hasil pengamatan kualitas air
Parameter kualitas air
pH
Temperatur
DO
CO2
Amonia NH3-N
Nitrat (NO3-N)
Nitrit (NO2-N)
Phosphat (PO4-P)

A
8,55
28,5
8,23
30,0
0,27
3,20
0,004
0,38

B
8,25
29,2
6,71
20,0
0,28
3,10
0,004
0,30

Sumber Air
C
Baku mutu
8,32
6,0 9,0
28,8
14 38
5,87
6
35,0
10
0,28
0,5
3,10
10
0,003
0,06
0,34
0,2

Satuan
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L
mg/L

Pada Tabel 3.Tampak bahwa parameter kualitas air danau sentani dari hasil
sampling yang di endapkan selama 28 jam, berdasarkan hasil uji parameter yakni
pH,Temperatur, amonia, Nitrat Nitrit masih berada dalam batasan toleransi baku
mutu, namun peningkatan pada parameter dari baku mutu terdapat Dissolved
Oxygen (DO) yakni air hasil uji A lebih diatas 2,2mg/l dari baku mutu dan air
hasil uji B lebih diatas 0,71mg/l dari baku mutu, sedangkan untuk phosphat

28

terlihat hasil uji A lebih besar disusul hasil uji C dan Hasil uji B dengan nilai baku
mutu. Dari hasil uji dapat diketahui bahwa parameter kualitas air danau sentani
masih berada dalam taraf yang baik untuk kelangsungan hidup ikan nila.
Dari hasil pengamatan dan haji uji lab yang telah diendapkan selama 28
jam memilikiPpH Area A= 8,55 B= 8,25, C = 8,32 yang berarti sesuai untuk
kondisi lingkungan ikan hidup. Ikan mampu beradaptasi terhadap perubahan pH
lingkungan dengan baik ketika perubahan yang terjadi tidak drastis, nilaippH dari
hasil uji menunjukkan masih berada pada kisaranppH baku mutu 6,0 sampai 9,0.
4.2 Kegiatan pendahuluan
4.2.1 Jumlah Ikan sampel
Menentuan jumlah ikan sampel merupakan bagian dari kegiatan
pendahuluan, jumlah populasi dan padat tebar dalam suatu wadah pemeliharaan
sangat berpengaruh pada pertumbuhan disebab oleh batasan dan ruang gerak
yakni apabila jumlah populasi diperkirakan melebihi padat tebar akan
mempengaruhi kebutuhan oksigen lebih sedikit dan mengakibatkan ikan stres
bahkan mengalami kematian, pembagian pakan cenderung tidak merata dan
mengakibatkan pertumbuhan ikan sebagian lambat dan ikan mudah terserang
penyakit, dengan ruang gerak terbatas akan mudah terjadi gesekan yang
mengakibatkan sisik terlepas dan tubuh ikan luka dengan kondisi demikian ikan
mudah terserang jamur dan parasit sehingga dalam kegiatan pendahuluan
ditentukan jumlah ikan sampel yang akan digunakan sebagai uji pertumbuhan.
Langkah kerja terlebih dahulu dilakukan pemberokan benih kemudian
dengan kondisi benih ikan sehat gerak aktif dan gesit kemudian dilakukan seleksi
manual dengan memisahkan unggulan yakni masing masing mendekati ukuran
terbesar dan demikian ukuran terkecil dalam wadah terpisah tujuan seleksi
tersebut agar mempermudah pemilihan keragaman ukuran benih ikan sampel yang
akan di ambil, selanjutnya setelah di pisahkan, ukuran terbesar yang telah
dipisahkan di masuk dalam kategori unggulan yang diambil dan dijadikan sebagai
benih ikan sampel uji, selanjutnya benih ikan dihitung sebanyak jumlah sampel
yang dibutuhkan.
Benih ikan nila pada saat di lakukan seleksi berumur 6 minggu jumlah
sampel ikan ada dua jenis yakni ikan nila sultana dan nila nirwana, jenis ikan nila

29

sultana jumlahnya 200 ekor dan jenis ikan nila nirwana jumlahnya 200 ekor. Jadi
keseluruhan hitungan ikan sampel sebanyak 400 ekor.
4.2.2 Wadah Pemeliharaan
Keadaan teknis pemeliharan sampel ikan uji dilakukan pada perairan
terbuka sehingga dibutuhkan suatu wadah yang diketahui secara umum di
masyarakat pesisir maupun pada perairan umum sebagian besar mengunakan
kelola budidaya dengan mengunakan teknologi yakni sistim keramba jaring apung
dan keramba jaring tancap.
Pada kegiatan ini digunakan sistem keramba jaring tancap dengan sekala
sederhana yakni langkah-langkah kerja pemancangan tiang kedalam dasar
perairan sebagai tiang konstruksi dengan ketinggian balok pancang dari permukan
air 1,5m kemudian di ikatkan ring balok pada ketinggian balok 1 m dari permukan
air sebagai pengikat tiang satu sama lain, dalam pembuatan konstruksi ini, sangat
sederhana selanjutnya pembuatan keramba jaring dengan masing masing wadah
jaring di jahit dan di bentuk persegi dengan ukuran Panjang 2 m, Lebar 1 m dan
Tinggi 1,2 m dibuat sebanyak empat unit selanjutnya jaring tersebut di pasang
empat berderet yang masing sisinya telah di beri tali kemudian diikatkan pada ring
balok dengan berbentuk persegi memanjang.
Selanjutnya pemasang bandul, terlebih dahulu pada masing- masing sisi
atas empat persegi jaring di beri tali dengan jarak jangkauan bebas setinggi jaring
yang tali tersebut kegunaanya sebagai tempat mengikat bandul pemberat dari
botol vit air ukuran sedang yang di isi pasir dan sirtu sampai penuh sehingga
memiliki nilai berat tergantung melayang dalam waring yang bertujuan agar
apabila terjadi gelombang atau gerak arus deras pada perairan jaring tidak
mengambang. Gambar 4.1 Tata letak dan bentuk jaring pemeliharaan

Gambar 4.1 Tata letak dan bentuk jaring pemeliharaan


4.2.3 Benih Nila (populasi)
30

Benih ikan nila yang dipilih merupakan benih gerak aktif dan gesit dengan
kondisi sehat. Benih ikan nila berasal dari dua unit yakni jenis nila sultana
produksi UPR Kail Fish yang merupakan generasi ke satu hasil perkawinan silang
induk sultana calon induk dasar GPS dan jantan nila lokal koya hasil pemijahan
induk dengan umur larva masuk pendederan satu 10 hari tumbuh kembang larva
ikan sampai pada panen benih mencapai 20 gram sampai 25 gram. Untuk jenis
nila nirwana produksi Balai Benih Ikan Lokal Kota Jayapura yang merupakan
generasi ke dua hasil perkawinan dari calon induk dasar GPS induk betina dan
calon induk pokok PS induk jantan hasil pemijahan umur larva tebar pendederan
satu 10 hari tumbuh kembang larva sampai pada panen benih mencapai ukuran 20
gram sampai 25 gram . Umur benih ikan nila pada saat seleksi awal enam minggu
berjalan. Asal induk betina merupakan calon induk dasar GPS yang di datangkan
dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) sukabumi yang
diperuntukan dikembangkan sebagai upaya untuk peningkatan produksi budidaya
perikanan air tawar di jayapura.
4.2.4 Penebaran benih
Pada saat melakukan penebaran perlu diketahui waktu yang tepat untuk
dilakukan apakah diwaktu pagi,siang atau sore hari, sesuai dengan standardisasi
budidaya, penebaran juga dipengaruhi oleh beberapa faktor misanya suhu
meningkat, terjadi Peningkatan suhu perairan dapat mengakibatkan penurunan
kelarutan gas dalam air, misalnya O2, CO2, menyebabkan peningkatan kecepatan
metabolisme dan respirasi organisme akuatik dan selanjutnya mengakibatkan
peningkatan konsumsi oksigen sehingga kandungan oksigen berkurang 2 sampai 3
lipat dari nilai normal, biasa terjadi pada siang dan malam hari hal tersebut
berbanding terbalik dengan adanya penurunan suhu yang dapat mengurangi
aktifitas organisme akuatik yang cukup baik dimanfaatkan untuk waktu penebaran
yakni pagi dan sore hari.
Pada kegiatan ini penebaran benih dilakukan pagi hari dimana suhu air
normal dikarnakan aktifitas dan proses metabolisme dan kelarutan senyawa
senyawa didalam air relatif masih stabil sehingga sangat baik untuk melakukan
penebaran langkah pertama benih yang telah disiap dalam wadah pemberokan
digiring ke sisi menyempit kemudian selanjutnya diangkat dengan mengunakan
31

seser dan dituang ke dalam media ember dengan perlahan secukupnya sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan kemudian wadah yang berisi benih atau
ember di angkat dan dimasukkan kedalam permukaan air dalam wadah keramba
secara perlahan dan didiamkan selama satu sampai dua menit kemudian dituang
secara perlahan hingga air dalam ember dan permukan air dalam wadah menyatu
sambil menunggu bibit ikan dengan perlahan keluar dari dalam wadah atau ember.
4.2.5 Pemberian Pakan
Tumbuh dan kembang ikan disebab kebutuhan asupan gizi maupun protein
terpenuhi. Jenis pakan yang dipakai dalam kegiatan ini pakan yang mempunyai
kandungan protein 31% sampai 33 % berupa pellet apung. Dengan kualitas pakan
yang mempunyai tekstur lembut berminyak kandungan air yang lebih sedikit dan
pemberian pakan dilakukan dengan cara menebar secara merata di seluruh bagian
permukan air dalam wadah keramba. Dengan pemberian merata diseluruh bagian
permukan air dalam wadah keramba, ikan lebih banyak mendapatkan kesempatan
makan sehingga mengurangi resiko pertumbuhan yang tidak seragam pada ikan.
Guna memperoleh konversi pakan yang baik dan tepat untuk
meningkatkan laju pertumbuhan cepat diperlukan penguasaan teknik cara
pemberian pakan, salah satu teknik yang digunakan dalam kegiatan ini yakni
dengan mengunakan durasi, dengan memanfaat durasi dalam sesi tersebut akan
ada ruang waktu yang juga dipakai ikan untuk sejenak merespon konsumsinya
agar pakan yang diberikan dapat dicerna dengan baik. Sesi pemberian pakan yang
baik adalah dengan durasi 5 menit.
Selain mengajari benih merespon makan dengan baik, dengan teknik
durasi juga terbukti dapat menghasilkan pertumbuhan benih dengan mendekati
keragaman ukuran. frekuensi pemberian dilakukan sebanyak dua kali yakni pagi
pukul 08.00 dan sore pukul 16.00. pemberian pakan juga disesuaikan dengan
bukaan mulut benih dan selanjutnya apabila ukuran ikan bertambah demikian
ukuran pakan mengikuti.
4.2.6 Sampling pertumbuhan
Waktu sampling pertumbuhan dalam kegiatan ini dilakukan awal
penebaran dan selanjutnya setiap minggu dalam bulan berjalan. Kegiatan
sampling meliputi langkah langkah kerja yakni benih yang akan di tebar terlebih
dahulu dilakukan sampling yakni ikan yang telah di siapkan dalam wadah
32

keramba jaring, dari sisi kiri atau kanan tepi keramba jaring di persempit agar
memudahkan untuk pengambilan benih yang kemudian diseser dan diangkat
kemudian dimasukan kedalam ember atau baskom yang telah diisi air, untuk
pengangkatan benih perlu memakai sarung tangan agar benih ikan tidak luka pada
saat di angkat dari baskom, benih diangkat dengan hati hati agar tidak terjatuh,
kemudian benih diletakan di dalam loyang timbangan dan dilakukan pencatatan.
Langkah selanjutnya ikan di turunkan keatas media kain yang telah
disiapkan untuk selanjutnya di lakukan pengukuran panjang ikan dengan terhitung
yang diukur dari ujung ekor sampai ujung mulut benih dan dilanjutkan
pengukuran lebar ikan mulai dari sirip punggung dengan keadaan tertutup sampai
ujung tengah rataan perut bawa benih serta tebal diukur mulai dari sisi kiri terluar
sampai sisi kanan terluar dengan mengunakan mistar yang peneraannya
direntangkan kemudian disusul benih diatas mistar yang mengarah pada ukuran
dan dilakukan pencatatan batas ukuran. Mistar ukur ketelitian 1 milimeter.

4.2.7 Pencegahan penyakit


Dalam kegiatan pendahuluan yang disebut pemberokan kondisi benih baik
namun setelah tujuh hari pemeliharaan berjalan timbul masalah yaitu terjadi
kematian benih satu per satu yang awalnya adalah gejala benih terjadi mulai
terjangkit dari indra penglihat terlihat muncul putih mengikuti lingkaran pada
kelopak mata terhitung satu sampai empat jam terjadi perubahan yakni lingkaran
putih pada kelopak mata semakin tebal dan melebar yang mengakibatkan bola
mata benih menojol keluar pergerakan benih tidak stabil melambat benih terlihat
susah memperoleh oksigen sehingga sesekali naik kepermukaan air nampak sel
sel dan organ yang merupakan pengatar proses metabolisme tubuh benih
melambat sehingga ikan menjadi pucat dan selang waktu selanjutnya tubuh ikan
kejang bergerak satu arah tanpa mengerakan-gerakan ekor maupun sirip dan
mengakibatkan ikan tenggelam dan mati. Dari gejala klinis ikan nila dengan
perbadingan study pustaka dan panduan literatur penunjang terkait penyakit ikan
33

kemungkinan terinfeksi bakteri patogen Streptococcus agalactiae-N14G sesuai


dengan gejala terjadi pembengkakan mata ikan.
Untuk pengobatan sebagai pencegahan yang sederahan dalam kegiatan ini
yakni tetracilin dan amphicilin, serta sodium nipufur styrenate 50 mg/kg bb/hari
selama 3 sampai 5 hari, tablet dan kapsul dilarutkan dalam air 200ml kemudian
pakan yang sudah di timbang di campurkan dan diaduk sampai merata dalam
wadah loyang dan kemudian dijemur dibawa sinar matahari sampai terlihat air
yang merupakan campuran larut obat pada butiran pakan sudah terserap dan
didiamkan selama 3menit sampai 5menit selanjutnya diberikan pada benih dengan
cara ditaburkan di atas permukan air dalam wadah pemeliharaan benih.
4.3 Kegiatan Utama
Bagian dari kegiatan utama yang dilakukan meliputi penimbangan untuk
mengetahui bobot benih ikan pengukuran yakni komposis ikan terdiri dari
panjang, lebar dan tebal benih ikan dan perhitungan jumlah pakan yakni
kebutuhan konsumsi ikan yang diberikan sama dengan 4% sampai 5% per
biomassa dengan pemberian dua kali sehari.
4.3.1 Penimbangan (bobot benih ikan)
Benih ikan yang telah disiapkan digiring ke sudut menyempit agar mudah
di tangkap. Selanjutnya dilakukan langkah kerja menata alat dan bahan. Pada
kegiatan ini telebih dahulu yang disiapkan adalah bahan :
1). Pembenahan wadah tempat uji pemeliharaan benih ikan yakni waring
yang tujuannya setelah diketahui bobot selanjutnya benih dilepas dalam wadah
tersebut.
2). Benih ikan ditimbang sebanyak 60 ekor dari 400 ekor sebagai populasi
dengan perhitungan untuk tiap tiap keramba 15 ekor sebagai sampel bobot pada
awal penebaran.
Selajutnya alat yang digunakan dalam kegiatan utama adalah :
1). Seser terdiri atas dua ukuran yaitu seser besar dengan 40 cm berfungsi
untuk mengayung ikan dari dalam keramba ke ember dan seser kecil 20 cm
yang fungsinya untuk menangkap ikan dalam baskom.
2). Ember 40 cm digunakan untuk menampung benih yang akan di
timbang.
3). Timbangan digital digunakan untuk mengetahui bobot tiap ikan sampel
dengan ketelitian 1 gram.
34

4). Kaos tangan digunakan agar kondisi benih pada saat dipegang tidak
terjadi rusak bagian sisik dan tubuh ikan.
Pada kegiatan utama langkah kerja sebagai berikut :
1). Ikan di diangkat dari keramba dengan mengunakan seser kemudian di
tampung dalam ember sebanyak 5 ekor, jumlah sedikit untuk menjaga ketahan
benih.
2). Benih diangkat dari wadah dan diletak dalam wadah timbangan dengan
kondisi timbangan on dengan nilai skala 0 sebelum ikan diletakkan.
3). Pembacaan skala pada timbangan setelah ikan diletakkan, sehingga
nilai bobot telah diketahui dan dilakukan pencatatan. Benih yang ditimbang di
ambil 15 ekor dari perhitungan penebaran per unit keramba. Jadi dari 15ekor
benih tersebut merupakan sampel dari 100 ekor sebagi populasi cadangan.
Sehingga dihitung jumlah keseluruhan benih sampel yang diketahui bobot
sebanyak 60 ekor dengan pembagian 30 ekor jenis sultana dan 30 ekor jenis
nirwana.
Tabel 4.2 bobot benih ikan pada awal penebaran
Nila Sultana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.1
K.2
27
27
27
28
28
27
28
27
27
29
27
29
27
28
28
28
29
27
27
27
28
27
27
27
27
28
29
28
29
27

Nila Nirwana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.3 K.4
54
58
56
58
56
58
56
57
54
57
55
56
54
56
54
56
54
56
57
56
56
56
56
57
54
57
54
57
54
57

Tabel 4.2 Menjelaskan jumlah sampel benih pada Unit keramba 1. 15 ekor
dengan urut bobot 27 gram = 8 ekor bobot 28 gram = 4 ekor dan bobot 29 gram =
3 ekor.

35

Unit keramba 2. 15 ekor dengan urut bobot 27 gram = 8 ekor, bobot 28


gram = 5 ekor dan bobot 29 gram = 2 ekor.
Unit keramba 3. 15 ekor dengan urut bobot 45 gram = 8 gram, bobot 55
gram = 1 ekor, bobot 56 gram = 5 ekor dan bobot 57 gram = 1 ekor.
Unit keramba 4. 15 ekor dengan urutan bobot 56 gram = 6 ekor, bobt 57
gram = 6 ekor dan bobot 58 gram = 3 ekor.
Diatas dalam tabel 4.2 telah diketahui bobot per benih ikan yang ditebar
pada awal kegiatan selanjutnya diketahui pertumbuhan benih ikan dengan
sampling penimbangan ikan untuk mengetahui penambahan berat atau bobot ikan.
Tabel 4.3 bobot ikan umur tujuh hari
Nila Sultana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.1
K.2
44
44
45
45x
46
46
46
46
45
45x
45
45
45
46
46
46
47
47
45
45
46
46
45
45
45
45
47x
47
47x
47

Nila Nirwana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.3
K.4
73
77
75
77
75
77
74
75
73
76
74
75
73x
75
73x
75
72
74
76
75
75
75
75
76
73
76
72
75
72
75x

Tabel 4.3 Menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji tujuh hari
pemeliharan diperoleh unit keramba 1. 15 ekor dengan urut bobot 44 gram = 1
ekor, bobot 45 gram = 7 ekor, bobot 46 gram = 4 ekor dan bobot 47 gram = 3 ekor
dengan keadaannya 2 ekor mati pada hari ke 4 dan digatikan dengan ukuran yang
sama.

36

Unit keramba 2. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 44 gram = 1


ekor, bobot 45 gram = 6 ekor dengan keadanya 1 ekor mati pada hari ke dua dan
hari ke lima dengan ketentuan di gantikan dengan bobot yang sama.
Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 72 gram = 3
ekor, bobot 73 gram = 5 ekor dengan keadaanya 2 ekor mati pada hari ke tiga dan
diganti dengan bobot yang sama. /Keramba 4. Jumlah benih 15 ekor Dengan
bobot 74 gram = 1 ekor, bobot 75 gram = 8 ekor dengan keadaanya 1 ekor mati
pada hari ke lima dan digantikan dengan bobot yang sama. Tujuan dari pengantian
benih yang mati agar keseragaman jumlah tetap.
Tabel 4.4 bobot ikan umur empat belas hari
Nila Sultana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.1 K.2
63
64x
64
64
65
64
64
64
63x
64
64
64x
64
65
63
63
66x
65
64
64
65
65
64
64
64
64
65
67
64
66

Nila Nirwana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.3 K.4
92
96
94
96
94
96
92
93
92
95
93
94
92
94
92
92
92x
93
95x
94
94
94
94
95
90
95x
90
94x
90
92

Tabel 4.4 Menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji empat
belas hari pemeliharaan diperoleh unit keramba 1. jumlah benih 15 ekor dengan
urut bobot 63 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke dua belas, bobot 64 gram =
7 ekor, bobot 65 gram = 2 ekor dan bobot 66 gram = 1 ekor dengan keadanya mati
pada hari ke tiga belas dan diganti dengan bobot yang sama.
37

Unit keramba 2. dengan urut bobot 63gram = 1 ekor, bobot 64 gram = 9


ekor, 2 ekor mati pada hari ke sembilan dan hari sebelas dan diganti dengan bobot
yang sama, bobot 65 gram = 3 ekor, bobot 66 gram = 2 ekor, bobot 67 gram =
1ekor.
Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 90 gram = 3
ekor, bobot 92 gram = 6 ekor, 1 ekor mati pada hari ke sepuluh dan hari ke tiga
belas di ganti dengan bobot yang sama, bobot 93 gram = 1 ekor, bobot 94 gram =
4 ekor, bobot 95 gram = 1 ekor dengan keadaanya mati pada hari ke sebelas
diganti dengan bobot yang sama.
Unit keramba 4. Jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 74 gram = 1
ekor, bobot 75 gram = 8 ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima dan diganti dengan
bobot yang sama.
Tabel 4.5 bobot ikan dua puluh satu hari
Nila Sultana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.1
K.2
82
83
83x
83
84x
83
82
82
82
83
83
83
83
84x
80
82
84
84
83
83
84
83
83
84
83
84
83
84
81
83

Nila Nirwana
(no urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.3 K.4
111 112
113
114
113
113
110
111
111 112
112
111
111 114
109 110x
111x 112x
114
113
113
114
113x 111
109x 110
109 110
109 109

Tabel 4.5 Menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji dua puluh
satu hari pemeliharaan diperoleh unit keramba 1. jumlah benih 15 ekor dengan
urut bobot 80 gram = 1ekor, bobot 81gram = 1 ekor, bobot 82 gram = 3 ekor,
38

bobot 83 gram = 7 ekor, 1 ekor mati pada hari ke tujuh belas dan digati dengan
bobot yang sama, bobot 84 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke dua puluh
diganti dengan bobot yang sama.
Unit keramba 2. dengan urut bobot 82 gram = 2 ekor, bobot 83 gram = 8
ekor, bobot 84 gram = 5 ekor, 1 ekor mati pada hari ke sembilan belas dan diganti
dengan bobot yang sama.
Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 109 gram = 4
ekor, 1 ekor mati pada hari ke tiga belas dan di ganti dengan bobot yang sama,
bobot 110 gram = 1 ekor, bobot 111 gram = 4 ekor, 1 ekor mati pada hari ke tujuh
belas dan di ganti dengan bobot yang sama, bobot 112 gram = 1 ekor, bobot 113
gram = 4 ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima belas digant dengan bobot yang
sama.
Unit keramba 4. jumlah benih 15 ekor Dengan bobot 109 gram = 1 ekor,
bobot 110 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke enam belas dan diganti dengan
bobot yang sama, bobot 111 gram = 3 ekor, bobot 112 gram = 3 ekor, 1 ekor mati
pada hari ke dua puluh dan diganti dengan bobot yang sama. Bobot 113 gram = 2
ekor, bobot 114 gram = 3 ekor.
Tabel 4.6 bobot ikan hari ke dua puluh delapan
Nila Sultana
(no. urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot Nila Nirwan Nilai bobot


(gram)
(no. urut
(gram)
K.1
K.2
K.3
K.4
ikan)
101
102
1
130x 131
102
102
2
132x 133
103
102
3
132x 132
100
100
4
128 129
101
102
5
130 131
102
102
6
131 130
102
103
7
130 133
97
99
8
128 127
103x 103
9
130 131
102x 102
10
133 132
103
102
11
132 133
102 103x
12
132 130
102 103x
13
128 129
101 102x
14
127 128x
98
100x
15
127 128
39

Tabel 4.6 menunjukkan hasil penimbangan benih pada umur uji dua puluh
delapan hari pemeliharaan diperoleh unit keramba 1. jumlah benih 15 ekor dengan
urut bobot 97 gram = 1ekor, bobot 98 gram = 1 ekor, bobot 100 gram = 1 ekor,
bobot 101 gram = 3 ekor, bobot 102 gram = 6 ekor dengan keadaannya 1 ekor
mati pada hari ke dua puluh dua diganti dengan bobot yang sama, bobot 103 gram
= 3 ekor dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua puluh lima dan
digantikan dengan bobot yang sama.
Unit keramba 2. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 99 gram = 1
ekor, bobot 100 gram = 2 ekor, dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua
puluh tiga dan diganti dengan bobot yang sama. bobot 102 gram = 8 ekor dengan
keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua puluh empat dan diganti dengan bobot
yang sama, bobot 103 gram = 3 ekor, 2 ekor mati pada hari ke dua puluh delapan
dan diganti dengan bobot yang sama.
Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 127 gram = 2
ekor, bobot 128 gram = 3 ekor, bobot 130 gram = 4 ekor, 1 ekor mati pada hari ke
dua puluh enam dan di ganti dengan bobot yang sama, bobot 131 gram = 1 ekor,
bobot 132 gram = 4 ekor, 2 ekor mati pada hari ke dua puluh dua dan hari ke dua
puluh empat dan diganti dengan bobot yang sama.
Unit keramba 4. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 127 gram = 1
ekor, bobot 128 gram = 2 ekor, 1 ekor mati pada hari ke dua puluh enam dan
diganti dengan bobot yang sama, bobot 129 gram = 2 ekor, bobot 130 gram = 2
ekor, Bobot 131 gram = 3 ekor, bobot 132 gram = ekor dan bobot 133 gram = 3
ekor.
Tabel 4.7 bobot ikan umur tiga puluh lima
Nila Sultana
(no. urut
ikan)
1
2
3
4

Nilai bobot
(gram)
K.1 K.2
120 121
121 122
122 121
118 118

Nila Nirwan
(no. urut
ikan)
1
2
3
4

Nilai bobot
(gram)
K.3 K.4
151 152
152 153
152x 152
149x 150x
40

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

120 121x
121 121x
121 122
116 118
122 122
121 121
122 121
122x 122
121x 122x
119x 121
116x 118

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

151
151
150
149
150
153
153
152
148
148
147

152
150x
153
148
151
152
154
150
149
150
148x

Tabel 4.7 Menunjukkan hasil penimbangan ikan pada umur uji tiga puluh
lima hari pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. jumlah ikan
sampel 15 ekor dengan urut bobot 116 gram = 2 ekor, dengan keadannya 1 ekor
mati pada hari ke tiga puluh dan diganti dengan bobot yang sama, bobot 118 gram
= 1 ekor, bobot 119 gram = 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh dua dan diganti
dengan bobot yang sama, bobot 120 gram = 2 ekor, bobot 121gram = 5 ekor,
dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke dua puluh sembilan diganti dengan
bobot yang sama, bobot 122 gram = 4 ekor, dengan keadaannya 1 ekor mati pada
hari ke tiga puluh empat dan diganti dengan bobot yang sama.
Unit keramba 2. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 118 gram = 3
ekor, bobot 121 gram = 7 ekor dengan keadaannya 2 ekor mati pada hari ke tiga
puluh dan hari ke tiga puluh empat dan diganti dengan bobot yang sama, bobot
122 gram = 5 ekor dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh tiga
dan diganti dengan bobot yang sama.
Unit keramba 3. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 147 gram = 1
ekor, bobot 148 gram = 2 ekor, bobot 149 gram = 2 ekor, 1 ekor mati dan diganti
dengan bobot yang sama, bobot 150 gram = 2 ekor, bobot 151gram = 3 ekor,
bobot 152 gram = 3 ekor, 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh dan diganti dengan
bobot yang sama, bobot 153 gram = 2 ekor.
Unit keramba 4. jumlah benih 15 ekor dengan urut bobot 148 gram = 2
ekor, dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke tiga puluh dan diganti dengan
bobot yang sama, bobot 149 gram = 1 ekor, bobot 150 gram = 4 ekor, dengan
41

keadaannya 2 ekor mati pada hari ke tiga puluh dan hari ke tiga puluh empat dan
diganti dengan bobot yang sama, bobot 151 gram = 1 ekor, Bobot 152 gram = 4
ekor, bobot 153 gram = 2 ekor, bobot 154 gram = 1 ekor.

Tabel 4.8 bobot ikan umur empat puluh dua hari


Nila Sultana
(no. urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.1
K.2
142
143
142
143
144
143
x
141
141
141
142
141 141x
141
142
138
140
142
142
141
141
143 141x
142
142
141
142
x
141
143
138
140

Nila Nirwan
(no urut
ikan)
1
2
3

Nilai bobot
(gram)
K.3 K.4
173 174
173 174

4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

172x 173
172 173
172 171
170x 173
170x 170
170 171
173 172
174 175
172 170x
170

170

14
15

170
170

172
170

174

174

Tabel 4.8 Menunjukkan hasil penimbangan ikan pada umur uji empat
puluh dua hari pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. ikan sampel
15 ekor dengan urut bobot 138 gram = 2 ekor, bobot 141gram = 6 ekor, 1 ekor
mati pada hari ke tiga puluh tujuh dan di ganti dengan bobot yang sama, bobot
142 gram = 4 ekor, bobot 143 gram = 1 ekor.
Unit keramba 2. dengan urut bobot 140 gram = 2 ekor, bobot 141 gram = 4
ekor, 2 ekor mati pada hari ke tiga puluh delapan dan hari ke empat puluh dan

42

diganti dengan bobot yang sama, bobot 142 gram = 5 ekor, bobot 143 gram = 4
ekor.
Unit keramba 3. dengan urut bobot 170 gram = 5 ekor dengan keadaannya
2 ekor mati pada hari ke tiga puluh enam dan hari ke tiga puluh sembilan dan
diganti dengan bobot yang sama ,bobot 171 gram = 2 ekor, bobot 172 gram = 2
ekor, bobot 173 gram = 3 ekor, bobot 174 gram = 3 ekor dan bobot 175 gram = 1
ekor.
Tabel 4.9 bobot ikan umur empat puluh sembilan hari
Nila Sultana
(no. urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.1
K.2
164
165
163
164x
166
165
164
164
162
163
162
162
161
162
160
162
162
162
161
161
164
162
162
162
161
162
163
165
160
162

Nila Nirwan
(no. urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot
(gram)
K.3 K.4
195 196
194 195
196 196
195 196
193 194x
193 192
190 193
192 192
190x 191
193 192
195 196
192 190
190 190
194 196
192 192

Tabel 4.9 Menunjukkan hasil penimbangan ikan empat puluh sembilan


hari pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. jumlah 15 ekor dengan
urut perolehan bobot 160 gram = 2 ekor, bobot 161 gram = 3 ekor, 162 gram = 4
ekor, bobot 163 gram = 2 ekor, bobot 164 gram = 3 ekor dan bobot 166 gram =
1ekor.
Unit keramba 2. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 161 gram = 1
ekor, 162 gram = 8 ekor, bobot 163 gram = 1 ekor, bobot 164 gram = 2 ekor
dengan keadaannya 1 ekor mati pada hari ke empat puluh empat dan diganti
dengan bobot yang sama, bobot 165 gram = 3 ekor.
43

Unit keramba 3. dengan urut perolehan bobot 190 gram = 2 ekor dengan
keadaannya 1 ekor mati pada hari ke empat puluh tiga dan diganti dengan bobot
yang sama, 192 gram = 3 ekor, bobot 193 gram = 3 ekor, bobot 194 gram = 2
ekor, 195 gram = 3 ekor, bobot 196 gram = 1 ekor.
Unit keramba 4. dengan urut perolehan bobot 190 gram = 1 ekor, bobot
191 gram = 1 ekor, bobot 192 gram = 4 ekor, 193 gram = 1 ekor, bobot 194 gram
= 1 ekor dengan keadaannya mati pada hari ke empat puluh delapan dan diganti
dengan bobot yang sama, bobot 195 gram = 1 ekor, bobot 196 gram = 5 ekor.
Tabel 5.0 bobot ikan umur lima puluh enam hari
Nila Sultana
(no. urut
ikan)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Nilai bobot Nila Nirwan


(gram)
(no. urut
K.1 K.2
ikan)
186 187
1
184 185
2
187 187
3
187 187
4
183 184
5
183 183
6
181 182
7
182 184
8
182x 182
9
182 182
10
185 183
11
182 182x
12
182 182
13
187 189
14
182 184
15

Nilai bobot
(gram)
K.3
K.4
217
218
215
217
218
218
218
219
214
215
214
213
215
213
214 213x
212
212
213
212
216
217
212
213
212
213
218
213
215
214

Tabel 5.0 Menunjukkan hasil penimbangan ikan lima puluh enam hari
pemeliharaan dengan hasil diperoleh unit keramba 1. jumlah 15 ekor dengan
urutan perolehan bobot 181 gram = 1 ekor, bobot 182 gram = 5 ekor, 1 ekor mati
pada hari ke lima puluh dan diganti dengan bobot yang sama, bobot 183 gram = 2
ekor, bobot 184 gram = 1 ekor, bobot 185 gram = 1 ekor, bobot 186 gram = 1ekor
dan bobot 187 gram = 3 ekor.
Unit keramba 2. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 182 gram = 5
ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima puluh tiga dan diganti dengan bobot yang
44

sama, bobot 183 gram = 2 ekor, bobot 184 gram = 3 ekor, bobot 185 gram = 1
ekor, bobot 187 gram = 3 ekor, bobot 189 gram = 1 ekor.
Unit keramba 3. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 212 gram = 3
ekor, bobot 213 gram = 1 ekor, bobot 214 gram = 3 ekor, bobot 215 gram = 3
ekor, bobot 216 gram = 1 ekor, bobot 217 gram = 1 ekor dan bobot 218 gram = 3
ekor. pada keramba 3. menujukan bahwa tidak ada kematian ikan dalam tujuh hari
terakhir pemeliharaan terhitung sampai hari ke lima puluh enam.
Unit keramba 4. jumlah 15 ekor dengan urut perolehan bobot 212 gram = 2
ekor, bobot 213 gram = 6 ekor, 1 ekor mati pada hari ke lima puluh dua dan
diganti dengan bobot yang sama, bobot 214 gram = 1 ekor, bobot215 gram = 1
ekor, bobot 217 gram = 2 ekor, bobot 218 gram = 2 ekor, bobot 219 gram = 1
ekor.gambar 4.5 grafik menunjukkan laju pertumbuhan ikan pada keramba 1,2,3
dan 4.
250
200
150

Bobot (gram)

Keramba 1
Keramba 2

100

Keramba 3
Keramba 4

50
0

Minggu ke--

Gambar 4.5 Grafik bobot pertumbuhan


Gambar 4.5 sangat jelas grafik pertumbuhan terhitung minggu 1 sampai
minggu ke 8 akhir membuktikan pertumbuhan benih ke tingkat benih, juvenil,
dewasa dan selanjutnya induk sangat baik. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah
ikan yang hidup, yang mati dan yang diganti dengan durasi selama lima puluh
enam hari tertera dalam daftar di bawah ini:
45

Tabel 5.1 jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti
Durasi
pemeliharaa
n
(hari)

Ikan hidup
dengan durasi
susut
(jumlah ekor)
7
13
14
11
21
9
28
8
35
6
42
6
49
6
56
5
Sumber : PKL 2015

Keramba 1
Ikan hidup + Ikan yang
ikan
mati
pengganti
(ekor)
(ekor)
13
2
13
2
13
2
13
2
11
4
13
2
15
0
14
1

Ikan pengganti
dengan durasi
tambah
(jumlah ekor)
2
4
6
8
12
14
14
15

Tabel 5.2 unit keramba 1. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari
15 ekor menjadi 5 ekor dengan tingkat kematian 15 ekor dan diganti dengan
ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.
Tabel 5.2 Jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti
Durasi
pemeliharaa
n
(hari)

Ikan hidup
dengan durasi
susut
(jumlah ekor)
7
13
14
11
21
10
28
6
35
6
42
5
49
5
56
5
Sumber : PKL 2015

Keramba 2
Ikan hidup + Ikan yang
ikan
mati
pengganti
(ekor)
(ekor)
13
2
13
2
14
1
11
4
12
3
13
2
14
1
14
1

Ikan pengganti
dengan durasi
tambah
(jumlah ekor)
2
4
5
9
12
14
15
16

46

Tabel 5.2 unit keramba 2. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari
15 ekor menjadi 5 ekor dengan tingkat kematian 16 ekor dan diganti dengan
ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.

Tabel 5.3 Jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti
Durasi
pemeliharaa
n
(hari)

Ikan hidup
dengan durasi
susut
(jumlah ekor)
7
13
14
11
21
9
28
6
35
5
42
5
49
5
56
5
Sumber : PKL 2015

Keramba 3
Ikan hidup + Ikan yang
ikan
mati
pengganti
(ekor)
(ekor)
13
2
13
2
12
3
12
3
13
2
12
3
14
1
15
0

Ikan pengganti
dengan durasi
tambah
(jumlah ekor)
2
4
7
10
12
15
16
16

Tabel 5.3 unit keramba 3. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari
15 ekor menjadi 5 ekor dengan tingkat kematian 16 ekor dan diganti dengan
ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.
Tabel 5.4 Jumlah ikan hidup dan mati serta ikan pengganti
Durasi
pemeliharaa
n
(hari)
7
14
21
28
35
42
49
56

Ikan hidup
dengan durasi
susut
(jumlah ekor)
14
12
10
10
8
7
6
6

Keramba 4
Ikan hidup + Ikan yang
ikan
mati
pengganti
(ekor)
(ekor)
14
1
13
2
13
2
14
1
12
3
14
1
14
1
14
1

Ikan pengganti
dengan durasi
tambah
(jumlah ekor)
1
3
5
6
9
10
11
12
47

Sumber : PKL 2015


Tabel 5.4 unit keramba 4. menunjukkan jumlah kelulusan hidup ikan dari
15 ekor menjadi 6 ekor dengan tingkat kematian 12 ekor dan diganti dengan
ukuran yang sama untuk tetap pada keragaman jumlah.

Sumber : PKL 2015


Gambar 4.6 Grafik tingkat kelulusan hidup ikan
Dari diagram nilai grafik gambar 5.5 tingkat kelulusan hidup ikan sangat
kecil dengan perolehan nilai keseluruhan jumlah ikan mulai dari unit keramba
1.hanya memperoleh kelulusan hidup 5 ekor, unit keramba 2. 5 ekor, unit keramba
3. 5ekor dan unit keramba 4. 6 ekor. dinyatakan jumlah keseluruhan ikan yang
hidup sampai pada sampling terakhir hanya meperoleh nilai 21 ekor.

48

Sumber : PKL 2015


Gambar 4.7 Grafik tingkat kematian ikan
Dari persentase nilai grafik gambar 5.5 tingkat kematian ikan cukup besar
dengan perolehan nilai keseluruhan jumlah ikan mulai dari unit keramba 1.
Dengan tingkat kematian 15 ekor, unit keramba 2. 16 ekor, unit keramba 3. 16
ekor dan unit keramba 4. 12 ekor. dinyatakan jumlah keseluruhan ikan yang mati
sampai pada sampling terakhir meperoleh nilai 59 ekor dengan nilai tersebut
terhitung pada penambahan ikan yang mati dengan diganti bobot yang sama yang
tujuannya ikan tetap pada keseragaman jumlah. Dan apabila di terhitung tanpa
dilakukan pengantian pada ikan yang mati, di peroleh nilai 39 ekor.
4.3.2 Komposisi ikan
Hasil pengukuran komposisi ikan pada awal penebaran berikut ini
dijelaskan pada keramba 1. Diperoleh hasil panjang dengan nilai tertinggi = 6,6
cm, ikan nomor urut 9 dan 14, dan nilai terendah = 6,5 cm, ikan nomor urut 1
sampai 8, 10 sampai 13 dan 15. Untuk lebar ikan diperoleh hasil keragaman
dengan nilai = 3,5 cm dan untuk tebal ikan diperoleh hasil pengukuran keragaman
dengan nilai = 1,4 cm.
Pada keramba 2. Diperoleh hasil pengukuran panjang dengan keragaman
ukuran = 6,5 cm, lebar ikan diperoleh hasil pengukuran nilai tertinggi = 3,6 cm,
49

ikan nomor urut 6, dan terendah = 3,5 cm, ikan nomor urut 1 sampai 5, 7 sampai
15 dan untuk tebal diperoleh nilai dengan keragaman ukuran = 1,4 cm.
Pada keramba 3. dijelaskan diperoleh hasil pengukuran panjang dengan
nilai tertinggi = 9,1 cm, ikan nomor urut 1 sampai 9 dan 12 sampai 15 dan nilai
terendah = 9 cm, ikan nomor urut 10, 11. Lebar diperoleh hasil pengukuran
dengan nilai tertinggi = 4,4 cm , ikan nomor urut 1 sampai 9 dan 11 sampai 15 dan
nilai terendah = 4,3 cm, ikan nomor urut 10. Tebal ikan diperoleh nilai
pengukuran dengan keragaman nilai = 1,7 cm.
Keramba 4. Diperoleh hasil pengukuran panjang tertinggi = 9,2 cm ikan
nomor urut 1 sampai 5, 12 sampi 15 dan pengukuran nilai terendah = 9,1 cm,
ikan nomor urut 6 sampai 11. Lebar ikan diperoleh nilai pengukuran tertinggi =
4,4 cm, ikan nomor urut 1 sampai 13 dan 15 dan nilai terendah = 4,3 cm, dan nilai
terendah, ikan nomor urut 14. Dan pengukuran tebal ikan diperoleh hasil
pengukuran tertinggi = 1,8 cm, ikan nomor urut 1 sampai 5 dan nilai terendah =
1,7 cm, ikan nomor urut 6 sampai 15.
Selanjutnya dijelaskan hasil pengukuran komposisi ikan akhir dijelaskan
pada keramba 1. Diperoleh hasil pengukuran panjang dengan nilai tertinggi = 22,2
cm ikan nomor urut 1 sampai 6, 9 sampai 15 dan nilai pengukuran terendah = 20
cm, nomor urut 7 dan 8. Lebar ikan diperoleh hasil pengukuran tertinggi 7,1 cm,
ikan nomor urut 14 dan hasil pengukuran ikan terendah 7 cm, ikan nomor urut 1
sampai 13 dan 15, dan tebal ikan diperoleh hasil pengukuran nilai tertinggi = 3,3
cm, ikan nomor urut 1 sampai 3, 7 sampai 15 dan pengukuran terendah dengan
nilai = 3,2 cm, ikan nomor urut 4 sampai 6.
Keramba 2. Hasil pengukuran panjang diperoleh keragaman ukuran = 20,2
cm. Dari hasil pengukuran lebar ikan diperoleh nilai keseragaman = 7 cm. Tebal
ikan diperoleh hasil pengukuran dengan nilai keseragaman = 3,2 cm.
Keramba 3. Hasil pengukuran panjang diperoleh keseragaman nilai = 21
cm. Hasil pengukuran lebar ikan diperoleh nilai tertinggi = 4,4 cm, ikan nomor
urut 10 dan nilai pengukuran terendah = 4,3 cm, ikan nomor urut 1 sampai 9,11
sampai 15. Tebal ikan hasil pengukuran diperoleh keseragaman nilai = 1,7 cm.
Keramba 4. Hasil pengukuran, panjang diperoleh nilai tertinggi = 21,2 cm,
ikan nomor urut 1 sampai 4 dan 11, dan diperoleh nilai terendah = 21 cm, ikan
nomor urut 5 sampai 10, 12 sampai 15, Lebar ikan hasil pengukuran diperoleh
50

nilai tertinggi = 7,2 cm, ikan nomor urut 1 sampai 4 dan 11 dan nilai terendah =
7,1 cm , ikan nomor urut 5 sampai 10, 12 sampai 15. Tebal ikan hasil pengukuran
diperoleh nilai tertinggi = 3,3 cm, ikan nomor urut 1 sampai 4, dan nilai terendah
= 3,2 cm, ikan nomor urut 5 sampai 15.
Dari hasil pengukuran komposisi ikan awal penebaran dan akhir dapat
dilihat pada lampiran 3. Komposisi ikan (panjang,lebar dan tebal ) awal penebaran
dan akhir sampling
4.3.3 Jumlah Pakan
Kebutuhan konsumsi pakan ikan dihitung dengan mengikuti ukuran bobot
awal penebaran pada sampling pertama dihitung untuk kebutuhan pakan selama 7
hari. Sehingga dapat di diketahui jumlah pakan yang diberikan setiap harinya.
Bobot ikan nila pada keramba 1 jumlah keseluruhan bobot pada awal penebaran
415 gram, keramba 2 dengan nilai bobot 414 gram, keramba 3 dengan nilai bobot
824 gram dan keramba 4 dengan nilai bobot 852 gram .
Untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan dilakukan
perhitungan jumlah bobot masing-masing jenis ikan di kali dengan 4% daribio
massa ikan. gambar 4.8 Dibawah ini menujukkan diagram bobot masing-masing
dalam satu unit keramba pada awal penebaran benih ikan uji.

Gambar 4.8 diagram jumlah bobot ikan pada unit keramba

51

Gambar 4.8 tercantum jumlah bobot ikan pada masing-masing unit


keramba pemeliharaan dengan jumlah telah di ketahui maka dapat dilakukan
penghitungan kebutuhan pakan 1 hari pada satu unit keramba
Untuk menghitung jumlah kebutuhan pakan, terlebih dahulu diketahui nilai bobot,
yang dihitung sebagai sampel adalah pada unit keramba 1 dengan nilai rata rata
bobot ikan = 27,66 gram. Nilai bobot rata rata dikali dengan jumlah ikan pada
satu unit keramba = 15 ekor, maka diketahui biomassa = 27,66 15 = 414,9 gram
dibulatkan menjadi =415 gram dan untuk memperoleh jumlah pakan yang
diberikan dikali dengan 4%, dihitung 4% 415 gram = 16,6 gram dan untuk
selanjutnya unit keramba 2,3,dan 4 perhitungannya sama. Daftar tabel 5.9
menunjukkan nilai kebutuhan pakan ikan selama pemeliharaan.
Tabel 5.9 jumlah kebutuhan pakan untuk ikan per hari.

Tabel 5.9 menunjukkan jumlah pemberian pakan setiap hari terhitung


dalam 7 hari pemeliharaan berjalan dan dilakukan sampling bobot pada hari ke 7
dan dengan nilai bobot yang didapat digunakan untuk menentukan jumlah
pemberian pakan selanjutnya pada ke hari 7 sampai hari ke 14, yang terhitung
lima puluh enam hari pemeliharaan.
Perubahan jumlah pakan dinyatakan dalam rantai perhitung yaitu mulai
pada hari ke 7 sampai hari ke 14 pemeliharaan dengan bio massa pakan 4%, dari
hari 14 sampai hari ke 21 pemeliharaan dengan bio massa pakan 4%, dari hari ke
21sampai hari ke 28 pemeliharaan dan di naikkan bio massa dari 4 % menjadi 5%
yang tujuannya memacu pertumbuhan, dari hari ke 28 sampai hari ke 35
pemeliharaan dengan biomassa pakan 5% , dari hari ke 35 sampai hari ke 42
pemeliharaan dengan biomassa pakan 5%, hari ke 42 sampai hari ke 49
52

pemeliharaan dengan biomassa pakan 5%, yaitu pada setelah sampling bobot ikan.
Selanjutnya untuk mengetahui jumlah kebutuhan pakan selama durasi
pemeliharaan diuraikan dalam daftar tabel 6.0.

Tabel 6.0 Jumlah kebutuhan pakan untuk ikan selama pemeliharaan.

Tabel 6.0 Menunjukkan jumlah kebutuhan pakan keseluruhan terhitung


pada unit keramba 1 dengan kebutuhan pakan = 3680,18 gram, unit keramba 2
dengan kebutuhan pakan = 3695,37gram, unit keramba 3 dengan kebutuhan pakan
= 4781,49 gram, unit keramba 4 dengan kebutuhan pakan = 4817,12 gram dengan
terhitung jumlah keseluruhan = 16974,16 gram. Dan dikonversikan =16,9 kg.

53

Вам также может понравиться