Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Stabilitas Obat)
KINETIKA REAKSI DAN STUDI STABILITAS OBAT
I.
TUJUAN
Mempelajari kinetika suatu reaksi kimia dari asetosal
Menentukan waktu paro ( t ) dan waktu kadaluarsa (t 90) dari asetosal
Orde nol k =
Orde I = k=
Log
Atau
Orde II k =
Keterangan :
K = Tetapan kecepatan reaksi
1.
2.
3.
4.
Keterangan :
Ea : Tenaga aktivasi ( tenaga yang diperlukan agar suatu molekul dapat beraksi )
A : Suatu tetapan yang berhubungan dengan frekuensi tabrakan antara
reaktan-reaktan
R : Tetapan gas ( 1,987kalori/ derajat/ molar )
T : Temperatur absolut( oC + 273 )
( Anonim, 2011 )
Stabilitas Obat
Beberapa jenis obat cukup stabil, meskipun demikian beberapa obat
yang mempunyai gugus fungsional tertentu seperti ester dan lactam yang
akan mudah mengalami degradasi dengan jalur reaksi hidrolisis. Tipe
degradasi obat yang paling umum adalah reaksi degradasi obat orde nol ( 0 )
dan orse satu.
1. Degradasi orde nol
Tipe degradasi orde nol ini merupakan tipe degradasi hidrolisis obat pada
sediaan suspensi atau tablet yang mana obat pada awalnya berada dalam
bentuk padat lalu secara perlahan-lahan melarut. Oleh karena itu kecepatan
degradasinya kurang lebih sama dengan degradasi dalam larutan bebas
karena konsentrasi obat pada keadaan setimbang adalah konstan.
2. Degradasi orde I
Reaksi degradasi orde I merupakan tipikal reaksi hidrolisis obat dalam
larutan. Reaksi orde I semu merupakan reaksi degradasi sejenis reaksi orde I
yang melibatkan air. Karena air dalam jumlah berlebih sehingga dianggap
konstan.
( Gholib, dkk, 2007 )
III.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
= 1,11 x 10-3 M
Kurva baku Asam Salisilat : y= 1,02X + 0,014
NO Waktu
(meni
t)
10
20
30
40
50
60
70
Pemanasan
60oC
70oC
Abs Fp Kadar Abs fp Kadar
(mg
(mg
%)
%)
0,30 1,2 0,35 0,19 1,2 0,22
0
5
7
5
0,22 1,2 0,25 0,25 1,2 0,29
1
5
2
5
0,21 1,2 0,24 0,30 1,2 0,35
4
5
0
5
0,23 1,2 0,27 0,35 1,2 0,41
5
5
2
5
0,28 1,2 0,33 0,44 1,2 0,53
2
5
5
5
0,31 1,2 0,36 0,47 1,2 0,56
0
5
6
5
0,34 1,2 0,40 0,52 1,2 0,63
8
5
7
5
Perhitungan
Suhu 60oC
1.
Y
= 1,02X + 0,014
0,300
= 1,02X + 0,014
0,300 0,014 = 1,02X
X
= 0,280
Kadar
= X x fp
= 0,280 x 1,25
Abs
80oC
fp
Kadar
(mg%)
0,45
6
0,50
2
0,60
1
0,54
8
0,75
5
0,67
1
0,82
1
1,
4
1,
4
1,
4
1,
4
1,
4
1,
4
1,
4
0,61
0,70
0,80
0,75
1,02
0,90
1,11
= 0,35
2. Y
= 1,02X + 0,014
0,221
= 1,02X + 0,014
0,221 0,014 = 1,02X
X
= 0,203
Kadar
= X x fp
= 0,203 x 1,25
= 0,25
3. Y
= 1,02X + 0,014
0,214
= 1,02X + 0,014
0,214 0,014 = 1,02X
X
= 0,196
Kadar
= X x fp
= 0,196 x 1,25
= 0,24
4. Y
= 1,02X + 0,014
0,235
= 1,02X + 0,014
0,235 0,014 = 1,02X
X
= 0,217
Kadar
= X x fp
= 0,217 x 1,25
= 0,27
5. Y
= 1,02X + 0,014
0,282
= 1,02X + 0,014
0,282 0,014 = 1,02X
X
= 0,263
Kadar
= X x fp
= 0,263 x 1,25
= 0,33
6. Y
= 1,02X + 0,014
0,310
= 1,02X + 0,014
0,310 0,014 = 1,02X
X
= 0,29
Kadar
= X x fp
= 0,29 x 1,25
= 0,36
7. Y
= 1,02X + 0,014
0,348
= 1,02X + 0,014
0,348 0,014 = 1,02X
X
= 0,327
Kadar
= X x fp
= 0,327 x 1,25
=0,40
Suhu 70oC
1. Y
= 1,02X + 0,014
0,197
= 1,02X + 0,014
0,197 0,014 = 1,02X
X
= 0,179
Kadar
= X x fp
= 0,179 x 1,25
= 0,22
2. Y
= 1,02X + 0,014
0,252
= 1,02X + 0,014
0,252 0,014 = 1,02X
X
= 0,233
Kadar
= X x fp
= 0,233 x 1,25
= 0,29
3. Y
= 1,02X + 0,014
0,300
= 1,02X + 0,014
0,300 0,014 = 1,02X
X
= 0,280
Kadar
= X x fp
= 0,280 x 1,25
=0,35
4. Y
0,352
= 1,02X + 0,014
= 1,02X + 0,014
Suhu 80oC
1. Y
= 1,02X + 0,014
0,456
= 1,02X + 0,014
0,456 0,014 = 1,02X
X
= 0,433
Kadar
= X x fp
= 0,433 x 1,4
= 0,61
2. Y
= 1,02X + 0,014
0,502
= 1,02X + 0,014
0,502 0,014 = 1,02X
X
= 0,478
Kadar
= X xfp
=0,478 x 1,4
= 0,70
3. Y
= 1,02X + 0,014
0,601
= 1,02X + 0,014
0,601 0,014 = 1,02X
X
= 0,575
Kadar
= X x fp
= 0,575 x 1,4
= 0,80
4. Y
= 1,02X + 0,014
0,548
= 1,02X + 0,014
0,548 0,014 = 1,02X
X
= 0,524
Kadar
= X x fp
= 0,524 x 1,4
= 0,73
5. Y
= 1,02X + 0,014
0,755
= 1,02X + 0,014
0,755 0,014 = 1,02X
X
= 0,726
Kadar
= X x fp
= 0,726 x 1,4
= 1,02
6. Y
= 1,02X + 0,014
0,671
= 1,02X + 0,014
0,671 0,014 = 1,02X
X
= 0,644
Kadar
= X x fp
= 0,644 x 1,4
= 0,90
7. Y
= 1,02X + 0,014
0,821
= 1,02X + 0,014
0,821 0,014 = 1,02X
X
= 0,791
Kadar
= X x fp
= 0,791 x 1,4
= 1,11
Suhu 60oC
t
0
X (mg
%)
0,35
Cx (M)
Ct (Co-Cx)
Log Ct
1/Ct
-2,964
921,66
-2,962
915,75
-2,961
914,91
-2,963
917,43
-2,964
920,81
-2,965
922,51
-2,966
925,07
Log Ct
1/Ct
-2,961
914,08
-2,963
918,27
-2,965
921,66
10
0,25
20
0,24
30
0,27
40
0,33
50
0,36
60
0,40
Suhu 70oC
t
0
X (mg
%)
0,22
Cx (M)
Ct (Co-Cx)
10
0,29
20
0,35
30
0,41
-2,967
925,93
-2,970
932,84
-2,971
934,58
-2,973
939,85
Log Ct
1/Ct
-2,972
938,09
-2,975
944,29
-2,978
950,57
-2,976
946,97
-2,985
965,25
-2,981
956,94
-2,987
970,87
40
0,53
50
0,56
60
0,63
Suhu 80oC
t
0
X (mg
%)
0,61
Cx (M)
Ct (Co-Cx)
10
0,70
20
0,80
30
0,75
40
1,02
50
0,90
60
1,11
A
B
= -2,961
= - 2,04 x 10-4
r
y
= - 0,996
= Bx + A
= (- 2,04 x 10-4)x + (-2,961)
A
B
r
y
= - 2,972
= - 2,29 x 10-4
= - 0,904
= Bx + A
= (- 2,29 x 10-4)x + (- 2,972)
A
B
r
y
= 938,463
= 0,494
= 0,910
= Bx + A
= (0,494)x + (938,463)
Perhitungan k
Log Ct = log Co
y
xt
= 7,32
vs log k
K
1,23 x 10-4
4,70 x 10-4
5,27 x 10-4
Log K
-3,91
-3,33
-3,28
B
R
Y
= -3.713,36
= -0,907
= Bx+A
= (-3.713,36)x + 7,32
Rumus Arrhenius
Log k =
.
+ log A
= (-3.713,36)x + 7,32
=-3.713,36.( 3,33x10-3) + 7,32
= -5,045
= antilog -5,045
=9,016 x 10-6
Harga energy aktifasi (Ea)
B
=
Ea =-2,303xRxB
=-2,303x1,987x(-3.713,36)
=16.984,01
harga t
t=
=
=76.863,35 menit
menit
harga t 90
t 90 =
=
= 11.645,96
VII. PEMBAHASAN
Praktek yang kedua ini adalah tentang Kinetika Reaksi dan studi
Stabilitas Obat. Dimana percobaan ini bertujuan untuk mempelajari kinetika
suatu reaksi kimia dari suatu obat serta menentukan waktu paro (t 1/2) dan
waktu kadaluarsa (t90) dari sutu obat. Karena obat yang digunakan dalam
percobaan kali ini adalah Asetosal sehingga pada percobaan kali ini akan
menentukan waktu paro dan waktu kadaluarsa dari Asetosal.
Persyaratan suatu obat adalah aman dalam arti stabil secara fisik maupun
kimia, sehingga suatu produk harus diketahui stabilitasnya sebelum beredar
dipasaran. Pemeriksaan kestabilan ini adalah untuk menjamin bahwa obat
yang dipasarkan tersebut memenuhi spesifikasi meski sudah lama disimpan.
Suatu obat/bahan obat mempunyai waktu paro tertentu yang dapat
memberikan gambaran kecepatan terurainya obat atau kecepatan
degradasi kimiawinya. Perubahan lingkungan seperti panas, lembab, sinar
matahari, dan radiasi juga pengaruh mekanik atau faktor-faktor lain dapat
menyebabkan rusaknya obat. Mekanisme rusaknya obat dapat melalui
pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies, atau perpindahan atom-atom
dan ion-ion jika dua molekul bertabrakan (Anonim, 2012). Adapun dalam
menentukan stabilitas suatu obat , beberapa hal yang perlu di perhitungkan
adalah :
Waktu paro (t1/2) yaitu waktu yang diperlukan obat sampai jumlah
konsentrasinya menjadi setengah dari konsentrasi semula.
Waktu kadaluarsa (t90) yaitu waktu yang diperlukan untuk mengetahui
kerusakan obat hingga 10%.
Tenaga aktivasi (EA) yaitu tenaga yang dibutuhkan agar suatu molekul
dapat dapat bereaksi dimana berdasarkan pada suatu tetapan yang
berhubungan dengan frekuensi tabrakan diantara reaktan-reaktan.
Untuk menetapkan kecepatan dekomposisi suatu zat/obat dapat
digunakan metode accelerated, yaitu terurainya zat/obat dipercepat dengan
memanaskan pada temperatur yang lebih tinggi (Anonim, 2012).
Pada praktikum dilakukan percobaan menggunakan Asetosal. Pada
awalnya Asetosal di timbang sebanyak 0,1 gram. Kemudian sebelum
Asetosal di encerkan menggunkan Aquadest, Asetosal terlebih dahulu
dilarutkan menggunakan alkohol (etanol) sebanyak 7,5 mL. Asetosal bersifat
sukar larut dalam air dan mudah larut dalam etanol (Anonim,1979).
Sehingga untuk menghindari ketidak larutan asetosal tersebut, maka
Asetosal terlebih dahulu dilarutkan di dalam Etanol baru kemudian
diencerkan dengan Aquadest di dalam labu ukur hingga volume 500 mL.
Didalam air Asetosal akan terdegradasi menjadi senyawa penyusunnya yaitu
Asam Salisilat dan Asam asetat.
CH3COOH
+
ASETOSAL
AS. SALISILAT
AS. ASETAT
warna yang sempurna dari sampel dengan larutan Ferri Nitrat (warnanya
berubah menjadi ungu). Setelah itu dibaca data absorbansinya pada
Spektrofotometer UV/Vis menggunakan Kuvet dan blanko berupa campuran
Aquadest dan larutan Ferri Nitrat 1% pada 525 nm. Setelah setiap 10 menit
berikutnya diambil lagi 1 tabung berikutnya dan di lakukan hal yang sama
dengan yang dilakukan pada tabung awal. Perlakuan diteruskan hingga
tabung ke tujuh pada tiap suhu.
Setelah dibaca nilai absorbansi pada spektrofotometer UV/Vis maka
nilainya di masukkan persamaan kurva baku Asam Salisilat
Y = 1,02 x + 0,014
Dengan Y = Nilai absorbansi, maka akan didapatkan nilai dari X, Setelah
mendapatkan nilai dari X maka perhitungan di lanjutkan ke penetapan kadar
(%mg) dari masing-masing sampel pada masing-masing suhu. %mg kadar di
hitung dengan menggunkan rumus
%mg = x . fp
Dimana fp adalah perbandingan antara mL pengenceran dibagi mL sampel
yang di ambil. Setelah mendapatkan %mg, maka perhitungan dilanjutkan
dengan menghitung konsentrasi mula-mula obat yang terurai (Cx) dengan
menggunakan rumus
Cx =
Setelah mendapatkan nilai dari Cx maka perhitungan di lanjutkan pada
perhitungan Konsentrasi obat pada waktu t ( Ct ). Perhitungan Ct
menggunakan rumus
Ct = Co Cx
Dengan Co = Konsentrasi mula-mula zat dan Cx = Konsentrasi mula-mula
zat yang terurai. Setelah mendapatkan harga Ct, maka dicari pula harga dari
log Ct dan 1/Ct. Harga Ct digunakan untuk menentukan reaksi orde nol.
Karena pada orde nol waktu paro berbanding lurus dengan konsentrasi
reaktan ( t Vs Ct). Sedangkan untuk reaksi orde satu dipakai harga log Ct
karena pada reaksi orde satu tidak terpengaruh oleh konsentrasi awal dari
reaktan ( t Vs log Ct). Selanjutnya harga 1/Ct digunakan untuk menentukan
reaksi orde dua, karena pada reaksi orde dua waktu paro berbanding terbalik
dengan konsentrai awal reaktan ( t Vs 1/Ct ). Setelah pada masing-masing
suhu di hitung harga Ct, log Ct, dan 1/Ct maka selanjutnya dicari harga A, B
dan r dari masing-masing suhu dengan menggunakan kalkulator dan
dimasukkan kedalam reaksi orde nol, satu, dan dua. Pada percobaan setelah
diketahui harga A, B, dan r dari orde nol, satu, dan dua dari masing-masing
suhu maka didapatkan bahwa pada suhu 60oC degradasi obat terjadi pada
orde satu, karena harga r pada orde satu paling dekat dengan 1 yaitu r = 0,674, sedangkan pada suhu 70 oC juga terjadi pada orde satu dengan harga
r =
- 0,996 dan untuk suhu 80oC degradasi obat mengikuti orde nol yaitu
dengan harga r = - 0,912. Hal ini berarti bahwa pada percobaan pada suhu
60oC dan 70oC sudah berjalan sesuai dengan orde dari Asetosal. Sedangkan
pada suhu 80oC tidak sesuai. Degradasi asetosal mengikuti orde satu.
Untuk selanjutnya dicari nilai k dengan menggunakan rumus
Arhennius. Dengan perhitungan A, B, dan r sesuai dengan orde Aspirin serta
suhu yang kamar (27oC). Selanjutnya dicari harga energi aktivasi (Ea), waktu
paro (t1/2) dan juga waktu kadaluarsa (t90). Dari perhitungan di dapatkan
harga 9,016 x 10-6 dan berdasarkan rumus
B=
Maka didapatkan harga Ea sebesar 16.984,01