Вы находитесь на странице: 1из 5

KEIMIGRASIAN

Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau ke luar wilayah Negara
Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di wilayah Negara Republik Indonesia 1[1].
Sedangkan pengertian Keimigrasian yang lain adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk
atau keluar Wilayah Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga tegaknya kedaulatan
negara2[2].
Sesuai dengan undang-undang republik Indonesia nomor 6 tahun 2011 tentang
keimigrasian Fungsi Keimigrasian adalah bagian dari urusan pemerintahan negara dalam
memberikan pelayanan Keimigrasian, penegakan hukum, keamanan negara, dan fasilitator
pembangunan kesejahteraan masyarakat.
Jenis Layanan Keimigrasian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Perpanjangan Izin Tinggal Kunjugan;


Penerbitan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) baru;
Perpanjangan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS);
Penerbitan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP);
Perpanjangan Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP);
Alih Jabatan atau Sponsor;
Alih Status Izin Tinggal;
Penambahan Status pekerjaan (rangkap Jabatan);
Surat Keterangan Keimigrasian untuk pengajuan pewarganegaraan (Naturalisasi);
Pengembalian Dokim/Pencabutan status Warga Negara Asing karena telah memperoleh

Kewarganegaraan RI;
11. Izin Masuk Kembali (MERP/ERP);
12. Izin Meninggalkan Indonesia untuk tidak kembali (EPO);
13. Pelaporan Kelahiran,perkawinan,meninggal dunia,dan Keluar Wilayah RI tidak kembali;
14. Pendaftaran untuk mendapatkan Fasilitas Keimigrasian Kewarganegaraan ganda (Affidavit)
Sebagai institusi yang mengemban fungsi pelayanan publik, penegakan hukum,
keamanan negara, dan fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat, Direktorat Jenderal
Imigrasi memiliki kewajiban untuk meningkatkan kepuasan publik melalui pelayanan
keimigrasian yang transparan, akuntabel dan responsif terhadap keluhan masyarakat.
1[1] (Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 9 Tahun 1992 Tentang Keimigrasian)
2[2] (Pasal 1 Angka 1 UU Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian).

salah satu bentuk transparansi dan akuntabilitas yang dikembangkan Direktorat Jenderal
Imigrasi adalah dengan membangun Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM),
yang sasarannya adalah untuk mencapai optimalisasi kinerja Keimigrasian. Melalui SIMKIM,
pelaksanaan fungsi keimigrasian akan menjadi efektif, efisien, dan profesional karena sistem ini
mampu mengintegrasikan seluruh fungsi keimigrasian baik di dalam negeri maupun di luar
negeri. Bahkan Dalam waktu dekat masyarakat dapat menikmati kemudahan pelayanan berupa
percepatan pengurusan paspor. Jika sebelumnya paspor jadi dalam waktu 4 hari setelah foto dan
wawancara, maka proses tersebut dapat dilakukan hanya dalam waktu 1 hari. Adapun hasil yang
diharapkan dari penerapan kebijakan ini adalah memberikan kepastian waktu, menghilangkan
prosedur yang berbelit-belit, menghilangkan calo dan praktek pungli dan mengurangi
panjangnya birokrasi dalam pengurusan paspor itu sendiri.
Selain itu juga, Direktorat Jenderal Imigrasi harus membuka kemudahan bagi warga
negara Indonesia yang akan melintas masuk dan keluar Indonesia dengan sistem autogate.
Sistem ini dirasakan sangat membantu dalam penyederhanaan proses pemeriksaan keimigrasian,
sehingga dapat meredusir permasalahan keterbatasan area keimigrasian pada beberapa Tempat
Pemeriksaan Imigrasi di Bandara Internasional serta mengurangi permasalahan panjangnya
antrian penumpang dan mengurangi interaksi antara petugas dan masyarakat.
sebagai upaya untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat, Direktorat Jenderal
Imigrasi telah menetapkan kebijakan Immigration on Board, yaitu layanan proses pemeriksaan
keimigrasian diatas pesawat. Dengan layanan ini para penumpang tidak perlu antri di konter
imigrasi di bandara, sehingga dapat menghemat waktu dan memberikan kenyamanan.
Selanjutnya sebagai upaya merespon keluhan masyarakat, telah dibangun juga layanan
sistem

penanganan

pengaduan

masyarakat.

Media

yang

disediakan

bisa

melalui

www.imigrasi.go.id maupun melalui media sosial seperti face book atau twiter. Melalui layanan
ini masyarakat diharapkan dapat berperan aktif memantau, menilai atau melakukan pengawasan
atas kinerja jajaran Direktorat Jenderal Imigrasi termasuk perilaku aparatur pelaksananya.
Sementara itu untuk kemudahan layanan kepada orang asing, Direktorat Jenderal
Imigrasi telah menerapkan Kartu Izin Tinggal Terbatas dan Kartu Izin Tinggal Tetap Elektronik,
melalui layanan ini akan memberikan kemudahan, kecepatan, dan penyederahanan proses
pemeriksaan imigrasi serta memberikan jaminan terhadap pemalsuan dokumen imigrasi.

Di sisi lain, Direktorat Jenderal Imigrasi mempunyai tugas merumuskan dan


melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang imigrasi, diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang dokumen perjalanan, visa dan
fasilitas, izin tinggal dan status, intelijen penyidikan dan penindakan, lintas batas dan
kerjasama luar negeri serta sistem informasi keimigrasian.
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang dokumen perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan
status, intelijen penyidikan dan penindakan, lintas batas dan kerjasama luar negeri serta
sistem informasi keimigrasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
c. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang dokumen
perjalanan, visa dan fasilitas, izin tinggal dan status, intelijen penyidikan dan penindakan,
lintas batas dan kerjasama luar negeri serta sistem informasi keimigrasian.
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi .
e. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal.
Bahkan didalam bagian 1 sdah dijelaskan, Kedudukan, tugas dang Fungsi yang diperinci dalam
pasal 528 (Direktorat Jenderal Imigrasi adalah unsur pelaksana yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.dan Direktorat Jenderal
Imigrasi dimpimpin oleh seorang Direktur Jenderal). Pasal 529 yang berbunyi (Direktorat
Jenderal Imigrasi mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standardisasi teknis di bidang imigrasi). Dan pasal 530 yang berbunyi (Untuk melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 529, Direktorat Jenderal Imigrasi menyelenggarakan
fungsi :perumusan kebijakan di bidang imigrasi: pelaksanaan kebijakan di bidang imigrasi;
penyusunan norma, standar, prosedur dan criteria di bidang imigrasi; pemberian bimbingan

teknis dan evaluasi di bidang imigrasi ; dan pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal
Imigrasi)3[3].
Dengan adanya tugas, kebijakan dan fungsi UU tersebut akan bias dilankan oleh imigran
secara baik dan benar. Karena pergaulan internasional saat ini telah berkembang hukum baru
yang diwujudkan dalam bentuk konvensi internasional, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia
menjadi salah satu negara peserta yang telah menandatangani konvensi tersebut, antara lain
Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa melawan Kejahatan Transnasional yang Terorganisasi.
Pengawasan terhadap Orang Asing perlu lebih ditingkatkan sejalan dengan meningkatnya
kejahatan internasional atau tindak pidana transnasional, seperti perdagangan orang,
Penyelundupan Manusia, dan tindak pidana narkotika yang banyak dilakukan oleh sindikat
kejahatan internasional yang terorganisasi. Para pelaku kejahatan tersebut ternyata tidak dapat
dipidana berdasarkan Undang-Undang Keimigrasian yang lama karena Undang-Undang Nomor
9 Tahun 1992 tidak mengatur ancaman pidana bagi orang yang mengorganisasi kejahatan
internasional. Pengawasan terhadap Orang Asing tidak hanya dilakukan pada saat mereka
masuk, tetapi juga selama mereka berada di Wilayah Indonesia, termasuk kegiatannya.
Pengawasan Keimigrasian mencakup penegakan hukum Keimigrasian, baik yang bersifat
administratif maupun tindak pidana Keimigrasian. Aspek pelayanan dan pengawasan tidak
terlepas pula dari geografis Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau yang mempunyai
jarak yang dekat, bahkan berbatasan langsung dengan negara tetangga. Bersamaan dengan
perkembangan di dunia internasional tersebut, telah terjadi pula perubahan di dalam negeri, yang
telah mengubah paradigma dalam berbagai aspek ketatanegaraan, seiring dengan bergulirnya
reformasi di segala bidang. Perubahan itu telah membawa pengaruh yang sangat besar, terhadap
terwujudnya persamaan hak dan kewajiban, bagi setiap warga negara Indonesia, sebagai bagian
dari hak asasi manusia. Dengan adanya perkembangan tersebut, setiap warga negara Indonesia
memperoleh kesempatan yang sama dalam menggunakan haknya untuk keluar atau masuk
Wilayah Indonesia.
Dampak era globalisasi juga telah mempengaruhi sistem perekonomian negara Republik
Indonesia, sehingga diperlukan perubahan peraturan perundang-undangan, baik di bidang
ekonomi, industri, perdagangan, transportasi, ketenagakerjaan, maupun peraturan di bidang lalu
lintas orang dan barang. Perubahan tersebut diperlukan untuk meningkatkan intensitas hubungan
3

negara Republik Indonesia dengan dunia internasional yang mempunyai dampak sangat besar
terhadap pelaksanaan fungsi dan tugas Keimigrasian. Untuk itu diperlukan penyederhanaan
prosedur Keimigrasian bagi para investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia,
antara lain kemudahan pemberian Izin Tinggal Tetap bagi para penanam modal yang telah
memenuhi syarat tertentu, harapannya akan tercipta iklim investasi yang menyenangkan dan
lebih menarik minat investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Jika pemerintah mampu melaksanakan UU tersebut diyakini dapat mengatasi pelbagai
ragam bentuk pelanggaran keimigrasian, meng-eliminir tumbuh kembangnya kejahatan yang
bersifat transnasional serta dapat memberikan jaminan dan perlindungan hak asasi manusia
melalui persamaan hak dan kedudukan warga Negara dimata hukum internasional sehingga
tujuan hukum atau pesan yang tersirat dalam UU no 6 tahun 2011 tentang keimigrasian dapat
tercapai.

Dengan mengedepankan pelaksanaan fungsi pelayanan penegakan hukum

keimigrasian keamanan Negara dan fasilitas pembangunan masyarakat di Indonesia maka UU no


6 tahun 2011 tentang keimigrasian penjelasan pasal demi pasalnya dengan tegas menyatakan
bahwa terjadinya perubahan dan perkembangan pada semua aspek dewasa ini mempunyai
konsekuensi terhadap institusi imigrasi pada beberapa aspek oleh karena itu kegiatan ini
diselenggarakan dalam rangka memberikan substansi dalam UU keimigrasian yang baru ke
masyarakat dengan tujuan memperoleh pemahaman yang utuh dan komprehensif atas politik
hukum keimigrasian Indonesia serta makna dan hakekat yang tersirat dalam UU no 6 tahun 2011
tentang keimigrasian.

Вам также может понравиться