Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Latar Belakang
Ekosistem merupakan hubungan antara makhluk hidup dan makhluk tak
hidup yang saling berhubungan pada waktu dan tempat yang sama, seperti namanya
Ekosistem perairan berarti hubungan makhluk hidup perairan, seperti ikan, buaya dan
lainnya dengan makhluk tak hidup, misal batu, air, udara dan lainnya. kosistem
perairan (akuatik) sebagian besar komponen biotik dan abiotiknya berada di air.
Ekosistem perairan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu sebagai berikut.
Plankton, Nekton, Neuston, Bentos dan Perifiton.
Interaksi dalam ekosistem didasari adanya hubungan saling membutuhkan
antara sesama makhluk hidup dan adanya eksploitasi lingkungan abiotik untuk
kebutuhan dasar hidup bagi makhluk hidup. Jika dilihat dari aspek kebutuhannya,
sesungguhnya
interaksi
bagi
makhluk
hidup
umumnya
merupakan
upaya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Enumerasi
Enumerasiadalah suatu perhitungan jumlah mikroba/ mikroorganisme yang
terkandung
di
dalam
suatu
sampel
(Kawuri
dkk.,
2007).
Pertumbuhan
mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel ataupun berat kering sel.
Kedua parameter ini tidak selalu sama karena berat kering sel rata-rata bervariasi
pada tahap berlainan dalam pertumbuhan kultur (Pratiwi, 2008). Tersedia berbagai
metode untuk mengukur/menduga produktivitas primer yang berasal dari plankton.
Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya yaitu enumerasi.
Enumerasi meupakan metode yang paling sederhana, yaitu dengan cara menghitung
jumlah fitoplankton yang terdapat disuatu ekosistem perairan. Satuan yang biasa
digunakan untuk menggambarkannya adalah individu/L atau individu/m atau sel/L
atau sel/m. Metode enumerasi sedikitnya dikenal dengan dua metode enumerasi
yaitu:
Sedgwick Rafter Method (SR). Dinamai demikian sesuai dengan nama
penemu metode ini yaitu Sedgwick dan Rafter
Palmer-Maloney (PM). Sama halnya dengan metode pertama metode
inipun dinamai demikian karena sesuai dengan penemunya,byaitu Palmer
dan Maloney.
Adapun analisis data setelah melakukan metode enumerasi dengan
menentukan komunitas kondisi plankton disuatu perairan digunakan rumus :
1. Indeks diversitas: untuk mengetahui keragaman taksa biota perairan. Nilai
indeks makin tinggi, berarti komunitas plakton di perairan tersebut semakin
beragam dan tidak mendominasi. Indekd diversitas berdasarkan rumus
Shanon & Wiener dan indeks diversitas Simpson.
a. Indeks Diversitas Shanon Wiener.
H = - Pi ln Pi
b.
Keterangan :
H = indeks diversitas Shanon Wiener.
D = Indeks Diversitas Simson
.
ni = Jumlah sel/ ekor dari taksa biota i
Pi = Proporsi jumlah individu dala satu spesies di bagi dengan jumlah total
individu.
2. Kelimpahan
Jumlah seluruh individu yang teridentifikasi x Faktor pengali
3. Faktor pengali
Volume terkonsentrasi
1liter
2.2
Definisi Fitoplankton
Menurut Arinardi, dkk (2000) fitoplankton merupakan nama untuk plankton
tumbuhan atau plankton nabati. Menurut Boney (2002) biota fitoplankton adalah
tanaman yang diklasifikasikan ke dalam kelas alga. Ukurannya sangat kecil, tak
dapat dilihat dengan mata telanjang. Ukuran yang paling umum berkisar antara 2
200 mikro meter (1 mikro meter = 0,001 mm). Fitoplankton umumnya berupa
individu bersel tunggal, tetapi ada juga yang membentuk rantai. Fitoplankton adalah
sekelompok dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof, Autotrof adalah organisme yang
mampu menyediakan / mensintesis makanan sendiri dalam bentuk bahan organik dari
bahan anorganik dengan pasokan energi seperti matahari dan kimia. Autotrof
komponen berfungsi sebagai produser yang mempunyai klorofil dan pigmen lainnya
di dalam selnya dan mampu untuk menyerap energi radiasi dan CO2 untuk
melakukan fotosintesis. Biota tersebut mampu mensintesis bahan-bahan anorganik
untuk dirubah menjadi bahan organik (yang terpenting yaitu karbohidrat) (Zhong,
1989).
kekuatan berenang mereka adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan kuatnya
gerakan arus itu sendiri (Hutabarat dan Evans, 1986).
Yang paling umum kelompok copepoda zooplankton, eufausid, misid (mysid),
amfipod (amphipod). Zooplankton dapat ditemukan mulai dari perairan pantai,
perairan muara sungai, di depan muara sampai ke perairan di tengah laut, dari lautan
tropis ke perairan kutub.
Zooplankton yang hidup di permukaan dan beberapa hidup di air dalam. Ada
juga dapat melakukan migrasi vertikal harian di lapisan permukaan. Hampir dari
semua hewan yang bisa berenang bebas (nekton) atau yang hidup pada awal
(benthos) kehidupan dasar laut sebagai zooplankton saat masih telur dan larva.
Beberapa hari ke depan, menuju dewasa, sifat dari kehidupan asli sebagai plankton
atau bentos nekton
Berdasarkan siklus hidupnya zooplankton dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu sebagai meroplankton dan holoplankton banyak jenis hewan yang
menghabiskan sebagian hidupnya sebagai plankton, khususnya pada tingkat larva.
Plankton kelompok ini disebut meroplankton atau plankton sementara. Sedangkan
holoplankton atau plankton tetap, yaitu biota yang sepanjang hidupnya sebagai
plankton. (Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984; Arinardi et al.,1994, 1996).
Meroplankton terdiri atas larva dari Filum Annelida, Moluska, Byrozoa,
Echinodermata, Coelenterata atau planula Cnidaria, berbagai macam Nauplius dan
zoea sebagai Artrhopoda yang hidup di dasar, juga telur dan tahap larva kebanyakan
ikan. Sedangkan yang termasuk holoplankton antara lain : Filum Artrhopoda terutama
Subkelas Copepoda, Chaetognata, Chordata kelas Appendiculata, Ctenophora,
Protozoa, Annelida Ordo Tomopteridae dan sebagian Moluska (Newell dan Newell,
1977; Raymont, 1983; Omori dan Ikeda, 1984).
Arinardi et al., (1994) mengatakan bahwa beberapa filum hewan terwakili di
dalam kelompok zooplankton. Zooplankton terdiri dari beberapa filum hewan antara
lain :filum Protozoa, Cnidaria, Ctenophora, Annelida, Crustacea, Mollusca,
Echinodermata, dan Chordata.
Kelimpahan zooplankton pada suatu perairan dipengaruhi oleh faktor-faktor
abiotik yaitu : suhu, kecerahan, kecepatan arus, salinitas,pH, DO (Kennish, 1990;
Sumich, 1992; Romimohtarto dan Juwana, 1999). Sedangkan faktor biotik yang dapat
mempengaruhi distribusi zooplankton adalah bahan nutrien dan ketersedian makanan
(Kennish, 1990; Sumich, 1992).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
fitoplankton dan zooplankton ini dilaksanakan pada hari Senin, 5 november 2015
pukul 08.00 9.30 WIB yang bertempat di Laboratorium FHA (Fisiologi Hewan Air),
Prosedur Kerja
Analisis Data
1. Faktor pengali
2. Kelimpahan
Jumlah seluruh individu yang teridentifikasi x Faktor pengali
3. Indeks Diversitas Shanon-Wiener dan Indeks Diversitas Simpson.
Indeks Diversitas Shanon Wiener.
H = - Pi ln Pi
Keterangan :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pada praktikum Pendugaan Produktivitas Primer dengan Enumerasi
Jumlah
368
218
30
Scedesmus sp
Jumlah Keseluruhan
616
Jumlah
2
1
1
Nabella Tubulata sp
Branchionus sp
4.2
Epitylis sp
Jumlah Keseluruhan
Pembahasan
Fitoplankton merupakan produsen primer di suatu ekosistem. Untuk
ditemukan
1026,67 individu/l
sekitar
616
organisme
dengan
kelimpahan
fitoplankton
dan perairan. Hal ini dapat terjadi karena daerah perairan tersebut berada di daerah
tropis(daerah yang sering disinari matahari). Kondisi perairan yang tidak terlalu
dalam sehingga cahaya matahari dapat masuk. Selain itu, perairan tersebut kaya akan
bahan-bahan organik dan anorganik yang menjadi sumber makanan bagi
Phytoplankton. Jenis-jenis phytoplankton yang ditemukan pada perairan tersebut
terdiri dari Daphnia sp, Nabella Tubulata sp, Branchionus sp, Epitylis sp. Dengan
banyaknya ditemukan jenis-jenis fitoplankton maka perairan tersebut merupakan
daerah perairan dengan produktivitas tinggi.
Sedangkan hasil data dan pengolahan data yang telah dilakukan oleh kelompok
17 pada spesies zooplankton maka diperoleh jumlah zooplankton yang ditemukan
sekitar 5 organisme dengan kelimpahan fitoplankton
berbanding terbalik dengan spesies fitoplankton, Hal ini dapat terjadi karena daerah
perairan tersebut tidak menunjang kehidupan dari zooplankton.
Jenis-jenis
zooplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Daphnia sp, Tubulata
sp, Branchionus sp, Epitylis sp. Keragaman spesies merupakan ekspresi yang
menunjukkan jumlah individu dalam suatu spesies dibandingkan dengan jumlah total
dari seluruh spesies. Bedasarkan perhitungan indeks Shannon-Wiener menunjukkan
jumlah dari genus Daphnia merupakan genus yang memiliki jumlah spesies yang
paling banyak di antara Zooplankton yang lain. Menurut Zahidah dkk. (2012), bahwa
tingginya kepadatan populasi Daphnia sp saat mencapai puncak populasi
menunjukkan bahwa populasi tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan laju mortalitasnya. Hasil ini dapat dipengaruhi oleh suhu, pH, oksigen
terlarut, nitrat, dan senyawa-senyawa organik maupun anorganik di perairan sehingga
dapat ditarik kesimpulan daphnia sp ini cocok berkembang biak dengan perairan ini
sehingga di dapat kelimpahannya lebih dari spesies.
4.2 1 Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton
a) Kelimpahan Fitoplankton
faktor pengali=
50 ml 1 l 5
x
=
2 ml 15 l 3
Kelimpahan fitoplakton=
b) Kelimpahan Zooplakton
50 ml
1l
x
x 616=1026,67 individu/l
3 x 1ml 10 l
faktor pengali=
50 ml 1 l 5
x
=
2 ml 15 l 3
kelimpa h an zooplakton=
50 ml
1l
x
x 5=8,35 individu /l
3 x 1 ml 10 l
Micrcystis sp
H=
368 368
616 616
H=
218 218
616 616
H=
30 30
616 616
0,590,59
= 0,31
Cholorella sp
0,330,33
= 0,36
Scedesmus sp
0,0480,048
= 0,145
H total =0,31+0,36+0,145=0,815
Jika nilai H>3 maka artinya adalah stabilitas komunitas biota dalam kondisi
prima (stabil) atau dapat pula diartikan kualitas air bersih.
Daphnia sp
H=
,2 , 2
5
5
0,40,4
= 0,36
Nabella Tubulata sp :
H=
1 1
5 5
0,20,2
= 0,32
Branchionus sp :
H=
1 1
5 5
0,20,2
= 0,32
Epitylis sp
1 1
: H= 5 5
0,20,2
= 0,32
H total=0,36+0,32+0,32+0,32=1.32
Jika nilai H>3 maka artinya adalah stabilitas komunitas biota dalam kondisi
prima (stabil) atau dapat pula diartikan kualitas air bersih.
i Cholorella sp=(
218
)
616
i Scedesmus sp=(
30
)
616
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Adapun kesimpulan
yang
dapat
diambil
dari
praktikum
pendugaan
Fitoplankton mendominasi karena sebagai produsen primer dan awal mata rantai
dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran
Zooplankton yang ditemukan pada perairan tersebut terdiri dari Daphnia sp,
5.2
Saran
Saran pada praktikum ini adalah dimana pada praktikum enumerasi harus
adanya perlukannya ketelitian dan kinerja yang bagus dan kerja sama antar praktikan
dalam melakukan perhitungan dan identifikasi pada mikroskop untuk mendapatkan
jenis-jenis plankton yang ada pada bahan praktikum ini,
DAFTAR PUSTAKA
Arinardi, dkk, 2000. Keragaman Fitoplankton, <www. ecoton.or.id.>: Jakarta.
Arinardi, et.al. 1994. Pengantar Tentang Plankton Serta Kisaran Kelimpahan dan
Plankton Predominan di Sekitar Pulau Jawa dan Bali. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi. UPI-Jakarta. 108 hal. Copy the BEST Traders
and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Boney, M, 2002. Fitoplankton. Sumsel. http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/Mastigophora
/furca_3.html
Fardiaz,S., 1992. Polutan Air dan Polusi Udara , Fak, Pangan dan Gizi IPB,
Bogor.
Gobel, Risco, B dkk. 2008.Mikrobiologi Umum Dalam Praktek, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Hutabarat,L.,Evans, S.M.1984. Pengantar Oceanografi.UI Press. Jakarta
Kennish, M. J., 1990. Ecology of estuaries. Vol. II. Biological aspects. CRC Pr.
Newell, G.E & Newell, R. C.1977. Marine Plankton, a Practical Guide, Fifth
Edition. Hutchinson & Co (Publishers) Ltd. London
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis. Eidman, M.,
Koesoebiono, D.G. Begen, M. Hutomo, dan S. Sukardjo [Penerjemah].
Terjemahan dari: Marine Biology: An Ecological Approach. PT.
Gramedia. Jakarta.
LAMPIRAN
Tabel 1. Data Pengamatan Kelas Perikanan C Enumerasi Fitoplankton dan
Zooplankton
Fitoplankton
Zooplankton
Kel
Jenis
Jumlah
Jenis
Jumlah
Chlorella sp.
3
Hydrodiction
12
Phacus
1
Euglena phiridhis
3
1
Spirullina
4
Anabaena
4
Cyclotella
4
2
Resticula sp.
3
Chlorella sp.
52
Scenedesmus sp.
9
Nitzschia sp.
10
Gomphosphaeria sp.
4
Dirlyosphaerium sp.
Eudorina sp.
Cyclotella sp.
Spirulina sp.
Distigma sp.
Eudorina Wallichii
Calothrix sp.
Oscillatoria limnosa
Coelosphaerium
dubium gronow
Phacus sp
Chlorella sp
Euglena sp
Eudorina sp
Spirullina sp
Stauroneis parvulum
Euglena proxima
Euglena angusta
Euglena purpurea
Euglena acus
Euglena montanensis
Phacus sp.
Euglena haemodes
Coelosphaerium sp.
Phymatodosis
irreguralis
Anabaena affinis
Scenedesmus sp.
Scenedesmus sp.
Mycrocystis sp.
Pediastrum sp.
Pleurosigma
Chlorella
Cyclotella
Pleurotaenium
Coconeus
Chlorella sp.
Schenedesmus sp.
4
9
3
13
4
12
9
4
1
7
6
17
3
5
1
5
18
3
4
24
1
1
43
Euglena sp.
40
Rotifer citrinus
Keratella
aculeate
Nauplius sp
Rotifera sp.
Diurella sp.
Cathypna sp.
Branchiounus
Epistilis sp.
15
7
4
2
2
Rotifera sp.
Daphnia sp.
17
3
6
6
1
6
17
13
8
22
2
4
4
34
6
Closterium sp.
Pediastrum sp.
Schenadesmus sp.
Microcystis
Chlorella
Pediastrum
Scenedesmus
Closterium
Microcystis sp.
Chlorella sp.
Euglena sp.
Pediastrum duplex
Pleurosigma
Microcystis sp
4
134
3
74
15
7
6
4
63
3
10
6
6
225
Botryococcus sp
100
Pediastrum sp
10
11
12
13
14
Microcystis sp.
Scenedesmus sp.
Chlorella sp.
Pediastrum sp.
Euglena sp.
Microcystis
Scenedesmus
Pediastrum
Characium
Chorella
Chlorella sp.
Microcystis sp.
Anabaena sp.
Scalatonema
Spirulina sp.
Anabaena sp.
Chlorella sp.
Synedra sp.
164
35
2.336
1
1
212
442
72
4
1312
234
170
98
38
49
59
258
5
Candona sp
Asplancha
Epystilis sp.
Euglena sp
Cocomonas
arbicularis
Phacotus
lenticularis
Gomphos phaetia
13
Euglena
12
Enchelys simplex
Aspandia sp.
Euglena sp.
1
2
Cosmarium sp.
3
4
15
16
17
18
19
20
Schenedesmus sp.
Pediastrum sp.
Closterium sp.
Mycrocystis sp.
Scenedesmus sp.
Chlorella sp.
Pediastrum sp.
Hairotina sp.
43
8
1
49
17
91
1
1
Microcystis sp.
704
Scenedesmus sp.
Nostoc linckia
Microcystis sp.
8
52
368
Chlorella sp.
Thalassozanthiu
m sp.
Euglena sp
Epistylis sp.
3
7
Thecamoeba
verrucosa
18
Daphnia sp.
218
Nebelia tubulata
Scenedesmus sp.
30
Branchionus sp.
Microcystis sp
707
Chlorella sp
188
Scenedesmus sp.
25
Volvox sp
13
Hyalotheca sp
Trachclomonas sp
3
1
Sphaerocystus
Microcystissp.
Pediastrumsp.
Entrasiasp.
1
319
38
33
Lyngbiasp.
Chlorella sp.
Naviculasp.
Bacilaria paradox
Mycrocystis sp
Chlorella sp
Pediastrum sp
Pseudotetraodon
neglactum pascher
Scenedesmus
49
29
3
337
709
4
1
5
2
Euglena sp
Nauptilus sp
Daphnia sp.
Cestumsp.
Naupliussp.
Undinula
vulgaris
35
11
16
Euchanis dilatata
quadicauda
Scenedesmus obliquus
Trachelomonas sp
33
1
Faktor
pengali
Jenis
Fitoplankton
Keli
mpa
H
han
Jenis
Zooplankton
Keli
mpa
H
han
Chlorella sp.
Hydrodiction
1.389
Phacus
Euglena
phiridhis
Spirullina
43
1.172
0.7792
Anabaena
Cyclotella
1.39
1.389
1.38
Chlorella sp.
Scenedesmus
sp.
Nitzschia sp.
Gomphospha
eria sp.
Dirlyosphaer
ium sp.
Eudorina sp.
Cyclotella
sp.
Spirulina sp.
Distigma sp.
Eudorina
Wallichii
Calothrix sp.
Oscillatoria
limnosa
Coelosphaeri
Resticula
sp.
1.706
0.7291
0.252
0.1303
4
0.69
0.5
Euglena
sp.
55.2
1.01
0.61
Rotifer
citrinus
1.583
0.74
Keratella
2.76
um dubium
gronow
Phacus sp
aculeate
Chlorella sp
Euglena sp
Eudorina sp
1.39
Spirullina sp
Stauroneis
parvulum
Euglena
proxima
Euglena
angusta
Euglena
purpurea
Euglena
acus
Euglena
montanensis
Phacus sp.
Euglena
haemodes
Coelosphaeri
um sp.
Phymatodosi
s irreguralis
Anabaena
affinis
Scenedesmus
sp.
Scenedesmus
sp.
Mycrocystis
sp.
Pediastrum
sp.
Pleurosigma
Chlorella
Nauplius
sp
155.
68
2.63
0.768
-
127
5
1.839
0.813
301.
67
0.76
0.42
Rotifera
sp.
Diurella
sp.
Cathypna
sp.
Branchiou
nus
Epistilis
sp.
502
1.32
0.67
0.6
0.32
Cyclotella
Pleurotaeniu
m
Coconeus
7
1.67
Chlorella sp.
Schenedesmu
s sp.
Rotifera
sp.
Daphnia
sp.
35.0
7
Closterium
sp.
Pediastrum
sp.
Schenadesmu
s sp.
Microcystis
Chlorella
8
Pediastrum
Scenedesmus
Candona
sp
180.
2
1.008
64
0.5438
Asplancha
13.6
150
0.95
0.22
Epystilis
sp.
37
1.1079
0.5929
67
0,6729
0,58
Microcystis
sp.
Chlorella sp.
9
1.7
Euglena sp.
Pediastrum
duplex
Pleurosigma
Microcystis
sp
556
0.649
0.437
Euglena
sp
Cocomona
s
arbiculari
s
Phacotus
lenticulari
s
Gomphos
phaetia
423
7
0.315
5
0.148
680
7
0,979
7
Botryococcus
sp
10
1.7
Pediastrum
sp
11
1.67
12
3,33
Microcystis
sp.
Scenedesmu
s sp.
Chlorella
sp.
Pediastrum
sp.
Euglena sp.
Microcystis
sp.
Scenedesmus
sp.
Pediastrum
sp.
Characium
sp.
0,0103
Euglena
Enchelys
simplex
Chorella sp.
Chlorella sp.
Microcystis
sp.
Anabaena sp.
13
1.233
0.682
Aspandia
sp.
Euglena
sp.
0.64
0.44
0.57
0.375
17
0.601
0.39
29.8
8
1.33
0.72
6.66
0.12
0.5
Scalatonema
Spirulina sp.
Anabaena sp.
Cosmariu
m sp.
Chlorella sp.
14
15
16
17
1.6666
6667
1.7
1,66
1.67
Synedra sp.
Schenedesmu
s sp.
Pediastrum
sp.
Closterium
sp.
Mycrocystis
sp.
Scenedesmus
sp.
Chlorella sp.
Pediastrum
sp.
Hairotina sp.
Microcystis
sp.
Scenedesmus
sp.
Nostoc
linckia
Microcystis
sp.
Chlorella sp.
624
0.95
0.49
Thalassoz
anthium
sp.
270
0.971
-0.324
126
8.24
0,075
0,151
102
7
0.65
0.52
0.632
0.39
Scenedesmus
sp.
18
Microcystis
sp
Chlorella sp
Scenedesmus
sp.
Volvox sp
156
3.3
Euglena
sp
Epistylis
sp.
Thecamoe
ba
verrucosa
Daphnia
sp.
Nebelia
tubulata
Branchion
us sp.
Euglena
sp
Hyalotheca
sp
Trachclomon
as sp
Sphaerocystu
s
Microcystiss
p.
Pediastrums
p.
Nauptilus
sp
Daphnia
sp.
Cestumsp.
Entrasiasp.
19
Lyngbiasp.
1.141
0.145
Naupliuss
p.
Undinula
vulgaris
Chlorella sp.
20
1.25
Naviculasp.
Bacilaria
paradox
Mycrocystis
sp
Chlorella sp
Pediastrum
sp
Pseudotetrao
don
neglactum
pascher
Scenedesmus
quadicauda
Scenedesmus
obliquus
Trachelomon
as sp
Euchanis
dilatata
1.11
0.6165
LAMPIRAN GAMBAR
mikroskop