Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Fraktur adalah retaknya tulang, yang biasanya disertai dengan cedera di
jaringan sekitarnya. Clavicula merupakan salah satu tulang yang paling sering
mengalami fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang
superfisial. Pada tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada
tulang yang lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi,
neoplasia, kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa
disebabkan oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai
yang berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup
ataupun multiple trauma (Hahn, 2007).5
Clavicula adalah tulang yang paling pertama mengalami pertumbuhan
pada masa fetus, terbentuk melalui 2 pusat ossifikasi atau pertulangan primer
yaitu medial dan lateral clavicula, dimana terjadi saat minggu ke-5 dan ke-6 masa
intrauterin. Kemudian ossifikasi sekunder pada epifise medial clavicula
berlangsung pada usia 18 tahun sampai 20 tahun, dan epifise terakhir bersatu pada
usia 25 tahun sampai 26 tahun (Housner and Kuhn, 2003).3
Menurut data epidemiologi pada orang dewasa insiden fraktur clavicula
sekitar 40 kasus dari 100.000 orang, dengan perbandingan laki-laki perempuan
adalah 2:1. Fraktur pada midclavicula yang paling sering terjadi yaitu sekitar 85%
dari semua fraktur clavicula, sementara fraktur bagian distal sekitar 10% dan
bagian proximal sekitar 5% (Crowther CL, 2004).5
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Nn. P
MR : 05.40.36
Usia
: 14 tahun
Ruangan : Vip Melati
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Syamtalira bayu
Tanggal Masuk
: 21September 2015
Tanggal keluar
: 24 September 2015
Masuk Pukul
: 20.30 Wib
Pekerjaan
: Pelajar
Agama
: Islam
2.2 ANAMNESA
1. Keluhan Utama
: Nyeri di daerah bahu kiri & tidak bisa digerakkan
2. Keluhan Tambahan
: muntah, nyeri pada kepala bagian kiri
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan nyeri di bahu kiri yang sudah dirasakan
setelah kejadian kecelakaan yang dialami satu hari sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri dirasakan pasien ketika ingin menggerakkan lengan ke kiri
kekanan serta keatas dan kebawah. Nyeri tidak dirasakan menjalar ke
bagian tubuh yang lain. Pasien sebelumnya mengalami kecelakaan yang
menyebabkan motor yang dikendarai mengimpit daerah bahu dan daerah
kepala terbentur mengenai parit/got. Pasien tidak pingsan pada saat
kejadian , hanya luka robek pada kepala kiri dan curiga patah pada bahu.
Pasien juga mengeluhkan muntah yang terjadi setelah di rawat di RS yang
dialami sebanyak 5 kali dalam satu hari. Penurunan kesadaran (-), pusing
(-), deman (-), BAB/BAK (N).
4. Riwayat Penyakit Dahulu : tidak ada
5. Riwayat Penyakit Keluarga
-
2.3
1
PEMERIKSAAN UMUM
Primary Survey
A: Clear
B: pergerakan dada simetris,bentuk dada normal, RR 22 x/menit
C: TD 120/70mmHg, N 88 x/menit, akral hangat
D: GCS 15 (E4V5M6), compos mentis, kekuatan otot (dbn)
E: Luka robek pada kepala bagian kiri, luka lecet pada lengan kanan atas,
g. Paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
h. Abdomen
Inspeksi
: Perut datar, jejas (-)
Auskultasi
: Bising usus (+) normal
Palpasi
: Defans muscular (-), nyeri tekan epigastrium (-)
Hepar
: Tidak teraba pembesaran
Lien
: Tidak teraba pembesaran
Perkusi
: Tympani, Nyeri ketuk (-)
2. Status Lokalis (clavikula sinistra 1/3 tengah)
Look
: Tampak bahu yang tidak simetris kiri lebih rendah dari
pada kanan
Feel
Move
Pemeriksaan Penunjang
1.Hasil pemeriksaan laboratorium darah tanggal 22/09/2015
Pemeriksaan
Bleeding time
Nilai normal
1-5 menit
Hasil
-
Clothing time
5-11 menit
Leukosit
4-11x103 /mm3
10,4
Eritrosit
4,1
Darah rutin :
Hemoglobin (Hb)
P : 12 16
11,1
Hematokrit (Ht)
L : 37 47
34,9
Trombosit
150.000 400.000
265.000
LED
L < 20 mm/jam
MCV
76-96 fl
84
MCH
27-32 pg
26,9
MCHC
30-35 g%
31,8
Resume
Nyeri dan sulit menggerakkan bahu kiri akibat terjatuh dari sepeda motor
sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Keadaan umum tampak sakit sedang
dengan kesadaran compos mentis. Tekanan darah 120/70 , nadi 88x/mnt,
pernapasan 22 x/mnt, suhu 36,8o, status lokalis tampak bahu kiri sedikit tidak
semetris dengan bahu yang sehat dan nyeri bila di gerakkan.
2.4 DIAGNOSIS
Close fraktur e/r 1/3 tengah clavicula sinistra
2.5
PENATALAKSANAAN
6
1. Telah dilakukan pembersihan luka situasi baik luka robek maupun luka
lecet di IGD RSUD Cut Meutia pada tanggal 21/09/15
2. Pada tgl 24/09/15 dilakukan pemasangan perban elastis.
Laporan Operasi (tanggal 24 September 2015)
Ahli Bedah
Ahli Anestesi
Cara Pembiusan
:-
Diagnosis
Macam Operasi
Laporan Kasus :
-
bahu kanan
Balutan di jepit dan selesai
Follow up
Tanggal
Subjektif
Objektif
Analisis
Perencanaan
21/09/15 Os nyeri di
KU: baik
Fraktur
Kes: CM
clavicula
TD: 100/70
(s)
digerakkan (+),
HR: 84/i
perdarahan (-),
RR: 23/i
BAB/BAK
Suhu: 37,5C
IVFD RL 20 tetes/ I
Injeksi
Cefotaxime/12
jam
Ranitidine/12
jam
Inj. Ketorolac/
(dbn)
12jam
KU: baik
Fraktur
digerakkan (+)
Kes: CM
Clavicula
mual muntah
TD: 120/70
(s)
(-), BAB/BAK
HR: 80/i
(dbn)
RR: 22/i
IVFD RL 20 tetes/ I
Inj. Ketorolac/
12jam
Inj. Ranitidin/12
jam
Suhu: 37,6C
23/09/15 Sulit
KU:stabil
Fraktur
menggerakkan
Kes: CM
Clavicula
TD: 120/70
(s)
BAB/BAK
HR: 85/i
(dbn
RR: 22/i
IVFD RL 20 tetes/ I
Inj. Ketorolac/
12jam
Inj. Ranitidin/12
jam
Suhu: 36,3C
24/09/15 Dilakukan
KU:stabil
Fraktur
IVFD RL 20 tetes/ I
Inj. Ketorolac/
pemasangan
Kes: CM
Clavicula
perban elastis
TD: 110/70
(s)
HR: 85/i
12jam
Inj. Ranitidin/12
jam
RR: 22/i
Suhu: 36,3C
KU:stabil
Fraktur
masih sedikit
Kes: CM
Clavicula
sulit
TD: 110/70
(s)
digerakkan
HR: 78/i
Cyprofloxacin
Asam
mefenamat
Ranitidin
Vitamin
PBJ
RR: 18/i
Suhu: 36,7C
2.6 KOMPLIKASI
Tidak ditemukan adanya komplikasi.
2.7 PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanationam
: dubia ad bonam
Ad fungtional
: dubia ad bonam
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
Anatomi Clavicula
Dalam anatomi manusia, tulang selangka atau clavicula adalah tulang yang
10
Sebagai pengganjal untuk menjauhkan anggota gerak atas dari bagian dada
supaya lengan dapat bergerak leluasa.
Otot trapezius
Permukaan inferior
Ligamentum
conoideum
(bagian
medial
dari
ligamentum
dari
ligamentum
Ligamentum
trapzoideum
(bagian
11
lateral
Otot deltoideus
Otot sternocleidomastoid
Otot sternohyoideus
Perkembangan
Clavicula adalah tulang pertama yang mengalami proses pengerasan
osifikasi selama perkembangan embrio minggu ke-5 dan 6. Clavicula juga yang
merupakan tulang terakhir yang menyelesaikan proses pengerasan yakni pada usia
21 tahun. 6
12
pada waktu lahir berkisar di antara greenstick sampai perpindahan komplet dan
harus dibedakan dengan dari pseudoartrosis kongenital. 7
Karena fiksasi relatif dari fragmen medial dan beratnya ekstremitas
superior, frakmen distal pindah ke bawah, kedepan dan ke arah garis tengah. Foto
rentgen anteroposterior harus selalu dibuat, tetapi proyeksi oblik kadang-kadang
lebih berguna. Meskipun cedera pada pleksus brakhialis atau arteri subklavia tidak
sering terjadi, komplikasi seperti itu biasanya dapat diperlihatkan pada
pemeriksaan fisik.7,2
A. Klasifikasi Fraktur Klavikula
1. Fraktur mid klavikula ( Fraktur 1/3 tengah klavikula)
Etiologi
13
Patofisiologi
Pada fraktur sepertiga tengah klavikula otot stemokleidomastoideus akan
14
3.5
Manifestasi Klinis
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang
dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan
diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan
terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada
setiap gerakan. Dapat juga terlihat kulit yang menonjol akibat desakan dari
fragmen patah tulang. Pembengkakan lokal akan terlihat disertai perubahan warna
lokal pada kulit sebagai akibat trauma dan gangguan sirkulasi yang mengikuti
fraktur.
pemeriksaan penunjang. 11
3.6
1.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
15
Pada fraktur test laboratorium yang perlu diketahui: Hb, hematokrit sering
rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED) meningkat bila kerusakan
jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meengikat di dalam
darah. 5,11
2. Radiologi
-
3.8
Diagnosis Banding
1.
Shoulder Frozen
Frozen shoulder merupakan rasa nyeri yang mengakibatkan keterbatasan
lingkup gerak sendi (LGS) pada bahu. Mungkin timbul karena adanya trauma,
mungkin juga timbul secara perlahan-lahan tanpa tanda-tanda atau riwayat
trauma.Keluhan utama yang dialami adalah nyeri dan penurunan kekuatan otot
penggerak sendi bahu dan keterbatasan LGS terjadi baik secara aktif atau
pasif.Frozen shoulder secara pasti belum diketahui penyebabnya. Namun
kemungkinan terbesar penyebab dari frozen shoulder antara lain tendinitis,
rupture rotator cuff, capsulitis, post immobilisasi lama, trauma serta diabetes
mellitus. Respon autoimmunal terhadap rusaknya jaringan lokal yang diduga
menyebabkan penyakit tersebut (Appley,1993). Capsulitis adhesive ditandai
16
dengan adanya keterbatasan luas gerak sendi glenohumeral yang nyata, baik
gerakan aktif maupun pasif.Ini adalah suatu gambaran klinis yang dapat menyertai
tendonitis, infark miokard, diabetus mellitus, fraktur immobilisasi lama, atau
redukulus cervicalis (Heru P kuntono, 2004). 12
Tanda dan gejala :
a.
b.
c.
d.
nyeri
keterbatasan lingkup gerak sendi
penurunan kekuatan otot dan atrofi otot
gangguan aktifitas fungsional
2.
Impigement shoulder
Adalah robekan dan pmbengkakan pada rotator cuff ( otot dan tendon yang
menahan lengan atas di dalam sendi bahu). Penyebab paling sering adalah akibat
cedera olahraga dimana lengan harus digerakkan melampaui kepala secara
berulang, seperti melempar bola, menganggkat beban ke atas bahu, melakukan
sorve pada olahraga dengan raket dan berenang gaya bebas, gaya kupu-kupu atau
gaya punggung.
Menggerakkan
lengan
melampaui
kepla
secara
berulang
bisa
menyebabkan puncak dari tulang lengan bergesekan dengan sebagian sendi bahu
dan tendonnya, sehingga merobek serat-seratnya. 14
Tanda dan gejala:
Nyeri bahu yang pada awal dirasakan jika gerakan menganggkat tanag
melampaui kepala namun kelamaan nyeri ketika berjabat tangan, mendorong
benda namun jika menarik benda kearah tubuh penderita tidak menimbulkan
nyeri.
17
3.8
Penatalaksanaan
Pada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai
18
pergeseran, yang harus ditangani dengan reduksi terbuka dan fiksasi interna.
Selama imobilisasi pasien diperkenankan melakukan latihan gerakan tapi harus
menghindari aktivitas yang berat. Tindak lanjut perawatan dilakukan dengan
pemantauan yang dijadwalkan 1 hingga 2 minggu setelah cedera untuk menilai
gejala klinis dan kemudian setiap 2 hingga 3 minggu sampai pasien tanpa gejala
klinis. Pemeriksaan foto rontgen tidak perlu selama proses perawatan, tetapi akan
lebih baik dilakukan pada saat proses penyatuan tulang yang biasanya dapat
dilihat pada minggu ke 4 sampai minggu ke 6 (pada saat fase remodeling pada
proses penyembuhan tulang). Tanda klinis penyatuan tulang adalah berkurangnya
rasa sakit atau rasa sakit hilang, dapat melakukan gerakan bahu secara penuh, dan
kekuatan kembali normal. Tidakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi
hal-hal berikut :
-
fraktur terbuka;
terkait cedera vaskular;
defisit neurologis progresif;
kontaminasi kotoran dengan jaringan kulit yang kemungkinan akan
mengurangi rasa nyeri. Obat-obat yang dapat digunakan adalah obat kategori
analgesik antiinflamasi seperti acetaminophen dan codeine dapat juga obat
golongan NSAIDs seperti ibuprofen. 10
19
3.9
1.
Komplikasi
Komplikasi dini
kerusakan pada pembuluh darah atau saraf ( jarang terjadi)
2.
Komplikasi lanjut
mal-union :
1. meninggalkan suatu benjolan, yang biasanya hilang pada
waktunya.
2. untuk memperoleh basil kosmetik yang baik dan cepat dapat
menjalani terapi yang lebih drastis yaitu fraktur direduksi dibawah
anastesi dan dipertahankan reduksinya dengan menggunakan gips
yang mengelilingi dada ( wirass)
20
BAB 4
KESIMPULAN
Clavicula merupakan salah satu tulang yang paling sering mengalami
fraktur apabila terjadi cedera pada bahu karena letaknya yang superfisial. Pada
tulang ini bisa terjadi banyak proses patologik sama seperti pada tulang yang
lainnya yaitu bisa ada kelainan congenital, trauma (fraktur), inflamasi, neoplasia,
kelainan metabolik tulang dan yang lainnya. Fraktur clavicula bisa disebabkan
oleh benturan ataupun kompressi yang berkekuatan rendah sampai yang
berkekuatan tinggi yang bisa menyebabkan terjadinya fraktur tertutup ataupun
multiple trauma.
Gambaran klinis pada patah tulang klavikula biasanya penderita datang
dengan keluhan jatuh atau trauma. Pasien merasakan rasa sakit bahu dan
diperparah dengan setiap gerakan lengan. Pada pemeriksaan fisik pasien akan
terasa nyeri tekan pada daerah fraktur dan kadang-kadang terdengar krepitasi pada
setiap gerakan.
Pada prinsipnya penangan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai
penyembuhan tulang dengan minimum tingkat morbiditas, hilangnya fungsi, dan
sisa kelainan bentuk. Kebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani
dengan metode tanpa operasi. Penanganan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup, mengurangi progresivitas, mengurangi komplikasi yang dapat dilakukan
dengan pendekatan non bedah dan bedah.
21
DAFTAR PUSTAKA
[online].
1993.
Available
from:
URL:
http://www.dukehealti.org/surgery/div orthopaedic.asp.
2. Browner BD, Levine AM, Jupiter JB, Trafton PG, editors. Skeletal Trauma:
Basic science, Management and reconstruction. 3th ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2003. p. 1633-47.
3. Bosson Nichole, 2011. Laryngeal Mask Airway. (online). Diakses dari
www.emedicine.medscape.com pada tanggal 10 Mei 2012
4. Crowther CL, editor. Primary Orthopedic Care. 2d ed. Philadelphia: Mosby
Elsevier; 2004. p. 46-7.
5. Hahn B. Clavicle, Fractures and Dislocations. In: Bruno MA, Coombs BD,
Pope TL, Krasny RM, Chew FS, editors [online]. 2007. Available
from:URL:http://www.emedicine.com.
6. Housner JA, Kuhn JE. Clavicle Fractures, 2003 December Vol 31. No 12.
Available from: URL:http://www.sportsmedicine.com.
7. Latief, SA., Suryadi, KA., Dachlan, MR. 2009. Petunjuk Praktis
Anestesiologi Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
8. Lee, CY. 2006. Manual of Anaesthesia. Faculty of Medicine. Universiti
Kebangsaan Malaysia: Mc Graw Hill.
9. Mettler FA, editor. Essentials of Radiology. I ed. Philadelphia: Saunders
Company; 1996. p.293-300
10. Morgan G., Mikhail M., Murray M,. 2005. Clinical Anesthesiology, 4 th
Edition. McGraw-Hill Medical. USA.
11. Muhimin M, Thaib R, Sunatrio S, Dahlan R., 1989. Anestesiologi. CV
Infomedika, Jakarta.
22
12. Nuckton TJ, Glidden DV, Browner WS, Claman DM. 2006). "Pemeriksaan
fisik: Mallampati skor sebagai prediktor independen dari apnea tidur
obstruktif". Tidur 29 (7): 903-8.
13. Trurnble TE, Budoff JE, Cornwall R, editors. Hand, Elbow and Shoulder:
Core Knowledge in orthopaedics. I ed. Philadelphia: Mosby Elsevier;
2006. p. 623-7.
14. Wirjoatmodjo K, 2000. Anestesi dan Reanimasi Modul dasar untuk
Pendidikan
S1
Kedokteran.
www.asahq.org/For-Members/Clinical-
Anesthesiology,4thEdition
Clinical
23