Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB II KELENGKAPAN

BILANGAN REAL
Sebagaimana telah digambarkan pada bab sebelumnya bahwa sistem bilangan rasional,
memenuhi aksioma lapangan dan aksioma urutan, sehingga system bilangan rasional
merupakan lapangan terurut. Tetapi telah ditunjukkan bahwa

3 bukan bilangan

rasional, disini akan ditunjukkan bahwa dengan menunjukan bahwa

3 adalah

bilangan real. Sehingga perlu suatu aksioma tambahan untuk menggambarkan


karakteristik sistem bilangan real. Aksioma itu adalah Aksioma Kelengkapan (biasa
disebut sifat kelengkapan). Dengan demikian bilangan real dikatakan sebagai lapangan
terurut yang lengkap.
2.1 Aksioma Kelengkapan
Untuk memahami aksioma kelengkapan, terlebih dahulu harus memahami pengertian
batas atas dan batas bawah suatu sub himpunan dari .
Definisi 2.1 Batas Atas dan Batas Bawah
Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari .
(i).

Sebuah bilangan a dikatakan batas atas S apabila x a untuk semua x S.

(ii). Sebuah bilangan b dikatakan batas bawah S apabila x b untuk semua x S.

Berdasarkan definisi diatas, jika S memiliki batas atas, maka S akan memiliki tak
terhingga batas atas sebab jika a merupakan batas atas S maka setiap bilangan c yang
lebih besar dari a akan merupakan batas atas S juga. Demikian juga, jika S memiliki
batas bawah, maka S akan memiliki tak terhingga batas bawah.

Kelengkapan Bilangan
Real

Definisi 2.2 Himpunan Terbatas


Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari .
(i).

Himpunan S dikatakan terbatas di atas apabila S memiliki batas atas.

(ii). Himpunan S dikatakan terbatas di bawah apabila S memiliki batas bawah.


(iii). Himpunan S dikatakan terbatas apabila S memiliki batas atas dan batas bawah.

Contoh 2.1
a. Himpunan A = { 1, 3, 7, 11, 19}. Bilangan 1 dan sembarang bilangan yang lebih
kecil dari 1 merupakan batas bawah A, kemudian bilangan 19 dan sembarang
bilangan yang lebih besar dari 19 merupakan batas atas A. Artiya, A merupakan
himpunan terbatas.
b. Himpunan B = {x : x < 5 } adalah himpunan terbatas di atas, bilangan 5 dan
sembarang bilangan yang lebih besar dari 5 merupakan batas atas B.
c. Himpunan C = {x : x > 3 } adalah himpunan terbatas di bawah, bilangan 3
dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari 3 merupakan batas bawah C.
d. Himpunan D = {x : -1 < x 7 } adalah himpunan terbatas artinya terbatas di
bawah dan terbatas di atas, bilangan -1 dan sembarang bilangan yang lebih kecil
dari -1 merupakan batas bawah D. Sedangkan bilangan 7 dan sembarang bilangan
yang lebih besar dari 7 merupakan batas atas D.
e. Himpunan E = {x : x < 4 atau x > 9 } bukan merupakan himpunan terbatas
karena tidak memiliki batas atas maupun batas bawah. Sembarang bilangan b
bukan batas atas, karena selalu terdapat x E sehingga b < x. Demikian juga,
untuk sembarang bilangan a bukan batas bawah, karena selalu terbapat y
E sehingga a > y.

f. Himpunan F = {1/n : n } merupakan himpunan terbatas. Himpunan F dapat


dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu
1 1 1

F = 1, , , ,
2 3 4
Karena elemen F menurun, dapat disimpulkan bahwa bilangan 1 dan sembarang
bilangan yang lebih besar dari 1 merupakan batas atas F, kemudian karena 1/n
0, n , bilangan 0 dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari 0 merupakan
batas bawah F.
Perlu dicatat, bahwa himpunan B pada contoh 2.1 bukan merupakan himpunan terbatas
karena tidak memiliki batas bawah, demikian juga himpunan C bukan himpunan terbatas
(kenapa?).
Sekarang masuk pada definisi utama, yaitu definisi supremum dan infimum dari sebuah
himpunan bagian dari bilangan real.
Definisi 2.3 Supremum dan Infimum
Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari .
(i).

Sebuah bilangan u dikatakan supremum (batas atas terkecil) S


apabila a) u batas atas S,
b) jika w batas atas S, maka w u.

(ii).

Sebuah bilangan v dikatakan infimum (batas bawah terbesar) S


apabila a) v batas atas S,
b) jika w batas bawah S, maka w v.

Untuk selanjutnya,
sup S

dan

inf S,

berturut turut menyatakan supremun S dan infimum S.

Lema 2.4 Ketunggalan Supremum dan Infimum


Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari .
(i).

Jika S mempunyai supremum, maka sup S tunggal.

(ii). Jika S mempunyai infimum, maka inf S tunggal.


Bukti. (i) Misalkan u dan v adalah supremum dari S. Karena u dan v adalah batas atas
dari S dan u = sup S, diperoleh u v. Sebaliknya, karena v = sup S diperoleh v u.
Akibatnya, v = u. Bukti (ii) ditinggalkan untuk pembaca.

Kembali pada definisi batas atas dan batas bawah, a batas atas S apabila x a ,
x S dan b batas bawah S apabila b x , x S. Sehingga definisi 2.3 dapat
dinyatakan sebagai berikut
(i) Bilangan u = sup S apabila a) x u, x S,
b) jika w batas atas S, maka w u.
(ii). Bilangan v = inf S apabila a) v x, x S,
b) jika w batas bawah S, maka w v.
Apakah setiap himpunan bagian dari R mempunyai supremum dan infimum? Jawabnya
belum tentu (kenapa?). Sebuah himpunan bagian R mempunyai supremum apabila
mempunyai batas atas dan akan mempunyai infimum apabila mempunyai batas bawah.
Sedangkan terdapat empat kemungkinan sebuah himpunan bagian dari R dihubungkan
dengan batas atas dan batas bawah, yaitu:
(i) mempunyai batas atas dan batas bawah;
(ii) mempunyai batas bawah tetapi tidak mempunyai batas atas;
(iii) mempunyai batas atas tetapi tidak mempunyai batas bawah;

(iv) tidak mempunyai batas bawah dan tidak mempunyai batas atas
Oleh kerena itu terdapat empat kemungkinan pula, apabila dihubungkan dengan
supremum dan infimum (uraikan apa saja kemungkinan itu?).
Lema berikut akan bermanfaat untuk menguji, apakah sebuah batas atas himpunan
merupakan supremum.
Lema 2.5 Supremum
Misalkan S sebuah himpunan terbatas di atas di . Bilangan u = sup S jika dan hanya
jika untuk sembarang > 0 terdapat s S sehingga u - < s.
Bukti. Untuk membuktikan Lema Supremum diatas harus ditunjukkan dua arah, untuk

Misalkan u = sup S dan > 0. Karena u u berarti u bukan batas atas S.

Akibatnya terdapat suatu s S sehingga u - < s.


Untuk sebaliknya Misalkan u batas atas S demikian sehingga untuk sembarang > 0
terdapat s S sehingga u - < s.. Jika v u , maka u > 0, karena itu ada s S
v
sehingga u - < s.. Padahal u - = v, berarti v bukan batas atas S. Karena v merupakan
sebarang bilangan yang kurang dari u, sehingga dapat disimpulkan bahwa u adalah batas
atas

terkecil,

dengan

kata

lain

sup

S.

Contoh 2.2
Perhatikan kembali himpunan himpunan pada contoh 2.1.
a. Perhatikan himpunan A = {1, 3, 7, 11, 19}. Bilangan 1 merupakan inf A, karena 1
A dan merupakan batas bawah A. Bilangan 19 merupakan sup A, karena 19
A dan merupakan batas atas A.
b. Himpunan B = {x : x < 5 } tidak mempunyai batas bawah, sehingga tidak
memiliki infimum (kenapa?). Pada himpunan B, bilangan 5 merupakan batas atas.
Untuk menunjukkan bahwa 5 = sup B tinggal ditunjukkan syarat kedua, yaitu jika

w sembarang batas bawah B maka w 5. Sekarang andaikan terdapat w batas atas


B sedemikian sehingga w < 5. Karena w < 5, terdapat z = (w + 5)/2 B
sedemikian sehingga w < z < 5. Akibatnya w bukan batas atas. Karena w diambil
sembarang, jadi jika w batas atas maka w 5.
c. Himpunan C = {x : x > 3 } tidak memiliki supremum (kenapa?) dan 3
adalah infimumnya (kenapa?).
d.

Himpunan D = {x : -1 < x 7 } memiliki supremum 7 dan infimum -1


(tunjukkan!).

e. Himpunan E = {x : x < 4 atau x > 9 } tidak memiliki supremum maupun


infimum (tunjukkan!).
f. Sebagaimana telah dikemukakan pada contoh 2.1 bahwa himpunan F = {1/n : n
} merupakan himpunan terbatas. Jadi ada batas atas dan batas bawahnya.
Himpunan F dapat dinyatakan dalam bentuk lain, yaitu
1 1 1
F = 1, , , ,
2 3 4
Karena elemen F menurun dan 1 elemen terbesar, maka 1 merupakan supremum
F (kenapa?). Sekarang akan ditunjukkan bahwa 0 adalah infimum F. Karena
untuk setiap n berlaku 1/n 0, maka 0 merupakan batas bawah. Sehingga
untuk menunjukkan 0 = inf F tinggal ditunjukkan bahwa 0 adalah batas bawah
terbesar. Andaikan terdapat w batas bawah F sedemikian sehingga w > 0. Pilih
bilangan asli k (apakah pasti ada?) sedemikian sehingga kw > 1, sehingga 1/k < w.
Karena w > 0 dan k , maka 0 < 1/k < w. Padahal 1/k adalah elemen F,
sehingga w bukanlah batas bawah. Karena w diambil sembarang, jadi jika w batas
bawah maka w 5.

Berikut ini menyatakan aksioma penting pada yaitu aksioma kelengkapan atau disebut
juga sifat kelengkapan . Dengan aksioma kelengkapan, menjadi suatu lapangan
terurut lengkap.
Aksioma 2.6 Kelengkapan
Setiap himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas atas memiliki supremum
di .
Aksioma kelengkapan ini disebut juga Sifat Kelengkapan atau Sifat Supremum.
Aksioma kelengkapan diatas dapat pula dinyatakan dalam kalimat yang sedikit berbeda,
yaitu, setiap himpunan tak kosong yang terbatas diatas mempunyai supremum.

2.2 Sifat Aksioma Kelengkapan


Disini terdapat sifat kelengkapan serupa untuk infimum, namun sifat infimum dapat
diturunkan dari sifat supremum, sebagaimana ditunjukkan pada teorema berikut:
Teorema 2.7 Sifat Infimum
Setiap himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas bawah memiliki infimum
di .
Bukti.

Misalkan S himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas bawah.

Definisikan
-

S = {-s : s S }.
Karena himpunan S terbatas dibawah, diperoleh himpunan S

terbatas diatas dan


-

berdasarkan aksioma kelengkapan terdapat u sedemikian sehingga u = sup S .


-

Artinya u batas atas S dan jika w batas atas S maka w u, akibatnya v = -u merupakan

batas bawah. Sekarang misalkan r batas bawah S maka r merupakan batas atas S ,
kemudian karena -r u diperoleh r -u = v. Jadi v merupakan infimum S.

Dari aksioma kelengkapan ini dapat diturunkan beberapa lema yang berkaitan dengan
supremum dan infimum dari himpunan bilangan real .
Lema 2.8
Misalkan S himpunan bilangan real tak kosong yang terbatas diatas.
(i) Jika a sebuah bilangan real, maka supremum himpunan
a + S = { a + s : s S } adalah a + sup S.
(ii) Jika a > 0, maka supremum himpunan
a S = { a s : s S } adalah a (sup S).

Bukti. (i). Misalkan u = sup S. Karena u batas atas S, sehingga diperoleh s u untuk
setiap s S dan a + s a + u untuk setiap s S. Artinya a + u merupakan batas atas
a
+ S. Kemudian, untuk menunjukkan bahwa a + u supremum a + S, misalkan w
merupakan batas atas a + S, artinya a + s w untuk setiap s S. Lebih lanjut, diperoleh
s w a untuk setiap s S yang berarti w a merupakan batas atas S. Karena u = sup
S diperoleh u w a, sehingga a + u w. Karena w sembarang batas atas a + S dapat
disimpulkan bahwa sup (a + S) = a + u = a + sup S. (ii). Misalkan u = sup S. Karena u
batas atas S dan a > 0, sehingga diperoleh s u untuk setiap s S dan as au untuk
setiap s S. Artinya au merupakan batas atas aS. Sekarang tinggal menunjukkan bahwa
a u adalah supremum a S. Untuk itu, misalkan w merupakan batas atas a S, artinya a s
w untuk setiap s S. Karena a > 0, diperoleh s w/a untuk setiap s S yang berarti
w/a merupakan batas atas S. Karena u = sup S diperoleh u w/a, sehingga a u w.

Karena w sembarang batas atas a S dapat disimpulkan bahwa sup (a S) = a u = a ( sup


S).

Teorema dibawah dikenal dengan sifat Archimedean yang menyatakan bahwa untuk
sembarang bilangan real x terdapat bilangan asli n sehingga x < n. Disini disajikan
pembuktian dengan memanfaatkan aksioma kelengkapan.
Teorema 2.9 Sifat Archimedean
Jika x , maka tedapat nx sedemikian sehingga x <
nx .
Bukti. Misalkan x . Andaikan tidak ada n sedemikian sehingga x < n,
dengan
kata lain n x untuk setiap n . Akibatnya, x merupakan batas atas . Karena
terbatas diatas, berdasarkan aksioma kelengkapan memiliki supremum. Tuliskan u =
sup , berarti u - 1 bukan supremum dan akibatnya terdapat k sehingga u - 1 < k.
Karena u < k + 1 dan k + 1 , sehingga u bukan batas atas . Hal ini bertentangan
dengan

terbatas diatas. Jadi haruslah ada nx sedemikian sehingga x < nx.

Sifat Archimeden secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa himpunan semua
bilangan asli tidak terbatas diatas. Lebih lanjut, sifat Archimedean mengakibatkan untuk
sembarang bilangan real positif selalu terdapat bilangan

1
yang lebih kecil untuk suatu
n

bilangan asli n.
Lema 2.10 Akibat Sifat Archimedean
Jika x bilangan real positif, maka terdapat n sehingga 0

Bukti. Misalkan x > 0, sehingga diperoleh

1
x.
n

1
> 0. Berdasarkan sifat Archimedean
x

terdapat n sedemikian sehingga 0

1
x

n . Akibatnya 0

1
n

x.

Dengan lema akibat sifat Archimedean diatas pertanyaan yang berkaitan dengan
eksistensi pada contoh 2.2 (f) telah terjawab. Pada kasus lain akan diperlukan akibat sifat
Archimedean yang lainnya, sebagaimana dinyatakan pada lema dibawah.

Lema 2.11 Akibat Sifat Archimedean


Jika y dan z dua bilangan real positif, maka
(i)

terdapat n sehingga z < ny ;

(ii)

terdapat n sehingga n 1 z n .

Bukti.

Ditinggalkan

untuk

pembaca.

Contoh 2.3 Diberikan himpunan


A= {

n1
n

:n

}.

Tunjukkan bahwa sup A = 2 dan inf A = 1.


Sebelum menunjukkan supremum dan infimum, himpunan A dapat dinyatakan dalam
bentuk lain yaitu {1 + 1/n : n } atau dengan mendaftar elemennya yaitu
{2, 1

1
1
1
, 1 , 1 , . . . }.
2 3 4

Sekarang akan ditunjukkan bahwa sup A = 2. Untuk sembarang n berlaku


n + 1 n + n n + 1 2n

Kelengkapan Bilangan
Real

n1
2.
n

10
10

Akibatnya 2 merupakan batas atas A. Kemudian karena 2 A dan n 1 2, sehingga


n
tidak mungkin terdapat batas atas yang kurang dari 2. Jadi haruslah 2 merupakan
supremum A. Kemudian untuk menunjukkan inf A = 1, perhatikan bahwa untuk
sembarang n berlaku
n+1 n

n1
n

1.

Akibatnya 1 merupakan batas bawah A. Selanjutnya, andaikan terdapat w batas bawah A


yang lebih besar dari 1. Karena w > 1, maka w 1 > 0 dan

1
> 0. Labih lanjut,
w1

berdasarkan sifat Archimedean terdapat k sedemikian sehingga


1
< k 1 < k (w 1)
w1
1 < kw k
k + 1 < kw

k1
< w.
k

Karena k , diperoleh k 1 . Akibatnya, w bukan bukan batas bawah A. Jadi


k
haruslah 1 = inf A.
Untuk menunjukkan supremum dan infimum A dapat juga ditunjukkan menggunakan
lema 2.8 (ii) Perhatikan himpunan F pada contoh 2.2 (f), pandang A sebagai 1 + F.
Berdasarkan lema 2.8 (ii) sup A = 1 + sup F dan inf A = 1 + inf A. Karena sup F = 1 dan
inf F = 0 (dari contoh 2.2 (f)), maka sup A = 2 dan inf A = 1.

Latihan 2.1
1. Misalkan S = {x : x > 9 }. Tunjukkan
a. Himpunan S mempunyai batas bawah;
b. Himpunan S tidak mempunyai batas atas;
c. Inf S = 9.
2. Misalkan S = {

(1)
n

: n }. Tentukan inf S dan sup S.

3. Tentukan supremum dan infimum dari himpunan {

1
n

1
m

: n, m }.

4. Buktikan bahwa infimum sebuah himpunan jika mesti tunggal (lema 2.4 (ii)).
5. Buktikan lema 2.11 (akibat sifat Archimedean).
6. Misalkan S himpunan terbatas di . Buktikan bahwa inf S sup S.
7. Misalkan A dan B himpunan terbatas di .
a. Buktikan bahwa A B terbatas;
b. Inf (A B) = inf {inf A, inf B}.
8. Misalkan S himpunan terbatas di . Jika T S, tunjukkan bahwa
a. inf S inf T;
b. sup T sup S.
9. Misalkan S himpunan terbatas di , a < 0 dan aS = {as : s S }.
a. inf (aS) = a sup S;
b. sup (aS) = a inf S.

2.3 Kerapatan Bilangan Rasional Dalam


Pada terdapat bilangan rasional dan bilangan irrasional,sebagaimana telah ditunjukkan
bahwa

3 merupakan bilangan irrasional. Lema 1.7 telah ditunjukkan bahwa diantara

dua bilangan rasional terdapat bilangan rasional lainnya. Pada bagian ini akan
ditunjukkan bahwa

3 merupakan bilangan real, selain itu juga akan di uraikan tentang

sifat bilangan rasional yaitu diantara dua bilangan real yang berdeda selalu terdapat
bilangan rasional diantara keduanya. Selanjutnya sifat ini dikatakan sebagai sifat
kepadatan himpunan bilangan rasional.
Aksioma kelengkapan menjamin eksistensi bilangan real. Dengan aksioma kelengkapan
dapat ditunjukkan bahwa

3 merupakan bilangan real. Bukti ini dapat digunakan untuk

menunjukkan eksistensi bilangan irrasional yang lainnya sebagai bilangan real.


Teorema 2.12 Eksistensi Bilangan Irrasional
2

Terdapat bilangan real positif x sedemikian sehingga x = 3.


2

Bukti. Untuk menunjukkan aksistensi x sedemikian sehingga x = 3, perhatikan


2

himpunan S = { s : s 0, s < 3 }. S tidak kosong, karena 1 S dan S terbatas


2

diatas karena 2 = 4 sehingga s < 2, s S. Berdasarkan Aksioma Kelengkapan S


memiliki supremum. Sekarang misalkan sup S = x dan x > 0, karena 1 S. Akan
2

ditunjukkan bahwa x = 3 melalui pengandaian x < 3 atau x > 3 (Sifat Trichotomy).


2

Pertama, andaikan x < 3. Sekarang akan ditunjukkan bahwa pengandaian x < 3 salah,
karena akan terjadi kontradiksi dengan fakta bahwa sup S = x. Dengan menggunakan
fakta bahwa

1
1
, n diperoleh
2
n
n
1
x
n

= x2 +

2x
1
+ 2
n
n

x2 +

2x
1
+
n
n

= x +

(2x + 1) ..(*)
2

Dari fakta (2x + 1) > 0 (karena x > 0) dan 3 x > 0 (dari pengandaian) diperoleh
3x2
> 0.
2x 1
Berdasarkan Lema Akibat Sifat Archimedean, terdapat k sedemikian sehingga
1
3x2
<
.
k
2x 1
Akibatnya,

1
2
(2x + 1) < 3 x dan dari persamaan (*) diperoleh
k
1
x
k

x2 +

1
(2x + 1)
n
2

< x 2 + (3 x )
= 3.
Artinya terdapat k sedemikian sehingga x 1 S. Hal ini kontradiksi dengan x
k

sebagai supremum S. Jadi pengandaian x < 3 tidak benar. Selanjutnya, andaikan x > 3.
2

Seperti pada pengandaian pertama akan ditunjukkan bahwa pengandaian x > 3 tidak
benar. Untuk sembarang n , berlaku
1
x
n

= x2 > x2 -

2x
1
+ 2
n
n

2x
n

...(**)

Karena 2x > 0 dan x 3 > 0 (dari pengandaian), diperoleh


x2 3
> 0.
2x
Berdasarkan Lema Akibat Sifat Archimedean, terdapat m sedemikian sehingga
1
m
Akibatnya,

<

x2 3
2x

2x
< x2 -3 dan dari persamaan (**) diperoleh
m

1
x
m

> x2 -

2x
m

> x 2 - ( x2 3)
= 3.
Artinya terdapat m sedemikian sehingga x 1 merupakan batas atas, hal ini
m

kontradiksi dengan dengan x sebagai batas atas terkecil S. Jadi pengandaian x > 3 tidak
2

benar. Karena x < 3 dan x > 3 tidak memungkinkan, haruslah x = 3.

Bukti teorema 1.2 dapat diadopsi untuk membuktikan bilangan irrasional yang lain
sebagai bilangan real. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan bilangan rasional
dan irrasional padat di .
Teorema 2.13 Kepadatan Himpunan Bilangan Rasional
Misalkan x dan y bilangan real. Jika x < y, maka terdapat bilangan rasional r sedemikian
sehingga x < r < y.
Bukti. Untuk memudahkan pembuktian, masalah dibagi dalam beberapa kasus.
Kasus (i): x > 0.
Karena x < y, sehingga y x > 0. Kemudian berdasarkan lema 2.10 akibat sifat
Archimedean terdapat n sehingga
1
y x 1 < n( y x )
n
1 < ny nx
1 + nx < ny .(*)
Selanjutnya karena x > 0, diperoleh nx > 0 dan berdasarkan lema 2.11 (ii) akibat sifat
Archimedean terdapat m sehingga
m -1 < nx < m

m < nx + 1 dan nx < m


nx < m < nx + 1

nx < m < nx + 1 < ny ..dari (*)


nx < m < ny
x<
Jadi ada bilangan rasional r =

m
n

m
< y.
n
sedemikian sehingga x < r < y.

Kasus (ii): x = 0, sehingga 0 < y.


Berdasarkan lema 2.10 akibat sifat Archimedean terdapat n sehingga 0
Akibatnya ada bilangan rasional r =

1
y.
n

1
1
y.
, sehingga x
n
n

Kasus (iii): x < 0 dan y > 0.


Pilih x1 = 0, kemudian tunjukkan seperti kasus (i).
Kasus (iv): y < 0.
Pembuktian serupa dengan kasus (i). Karena nx < 0 sehingga nx > 0 akibatnya diperoleh
bilangan rasional r =

m
n

Dari teorema tentang kepadatan bilangan rasional dapat ditunjukkan bahwa himpunan
bilangan irrasional juga padat.
Teorema 2.14 Kepadatan Himpunan Bilangan Irrasional
Misalkan x dan y bilangan real. Jika x < y, maka terdapat bilangan irrasional r sedemikian
sehingga x < r < y.
Bukti. Diberikan x, y dengan x < y. Kalikan dengan 1 , sehingga diperoleh
3
x
3
x
3

<

y
3

<r<

. Gunakan teorema 2.13, untuk mendapatkan bilangan rasional r sehingga


y
3

, akibatnya terdapat bilangan irrasional r 3 sehingga x < r 3 < y.

Latihan 2.2
1. Tunjukkan bahwa

2 bukan bilangan rasional, kemudian tunjukkan bahwa

adalah bilangan real.


2. Untuk a > 0, tunjukkan bahwa
bahwa

a bukan bilangan rasional, kemudian tunjukkan

a adalah bilangan real.

3. Tunjukkan bahwa terdapat bilangan real positif x sehingga x3 = 3.


4. Carilah bilangan rasional yang terletak antara

1
3

dan

5. Carilah bilangan rasional r sedemikian sehingga

1
2

2 <r<

3.

6. Misalkan a, b dengan 0 < a < b. Carilah bilangan rasional r sedemikian


sehingga

a <r<

b.

7. Carilah bilangan irrasional yang terletak antara

1
1
dan .
4
3

8. Carilah bilangan irrasional t sedemikian sehingga

2 <t<

3.

9. Misalkan a, b bilangan rasional dengan a < b. Carilah bilangan irrasional t


sedemikian sehingga a < t < b.

Вам также может понравиться

  • Supremum Dan....
    Supremum Dan....
    Документ6 страниц
    Supremum Dan....
    Bunga Lestarie
    Оценок пока нет
  • Soal Dan Pembahasan Analisis Real 1
    Soal Dan Pembahasan Analisis Real 1
    Документ5 страниц
    Soal Dan Pembahasan Analisis Real 1
    ReGina Handayani
    100% (6)
  • Soal Dan Pembahasan Analisis Real 1 PDF
    Soal Dan Pembahasan Analisis Real 1 PDF
    Документ5 страниц
    Soal Dan Pembahasan Analisis Real 1 PDF
    Putri Lestari Asih Sidauruk
    Оценок пока нет
  • Teorema Cayley Dan Grup Prmutasi
    Teorema Cayley Dan Grup Prmutasi
    Документ21 страница
    Teorema Cayley Dan Grup Prmutasi
    arizky rahmad
    Оценок пока нет
  • 5 Ring Kuosen
    5 Ring Kuosen
    Документ8 страниц
    5 Ring Kuosen
    Fatkur Rhohman
    0% (1)
  • UAS Genap Analisis Real
    UAS Genap Analisis Real
    Документ1 страница
    UAS Genap Analisis Real
    Anwar Mutaqin
    Оценок пока нет
  • 1026 Aljabar Abstrak PDF
    1026 Aljabar Abstrak PDF
    Документ247 страниц
    1026 Aljabar Abstrak PDF
    Yuni Wardani
    Оценок пока нет
  • Analisis Real 1
    Analisis Real 1
    Документ22 страницы
    Analisis Real 1
    enggieng
    Оценок пока нет
  • Strukbar 01
    Strukbar 01
    Документ92 страницы
    Strukbar 01
    Budi Leh Uga
    Оценок пока нет
  • Latihan 3
    Latihan 3
    Документ4 страницы
    Latihan 3
    Ahmad_taliyah
    100% (1)
  • Analisis Real Lengkap A1c
    Analisis Real Lengkap A1c
    Документ49 страниц
    Analisis Real Lengkap A1c
    Evan Farhan
    Оценок пока нет
  • Analisis Real Lengkap Sampul KSA
    Analisis Real Lengkap Sampul KSA
    Документ203 страницы
    Analisis Real Lengkap Sampul KSA
    Ririn Wijaya
    87% (31)
  • Ringkasan Ring
    Ringkasan Ring
    Документ30 страниц
    Ringkasan Ring
    ihram03
    Оценок пока нет
  • Tipe Dan Sifat Ring-2
    Tipe Dan Sifat Ring-2
    Документ20 страниц
    Tipe Dan Sifat Ring-2
    Lisnanggara
    Оценок пока нет
  • Tugas Anril Riel 1
    Tugas Anril Riel 1
    Документ18 страниц
    Tugas Anril Riel 1
    Rachel Putri Marpaung
    Оценок пока нет
  • Pengantar Analisis Real
    Pengantar Analisis Real
    Документ150 страниц
    Pengantar Analisis Real
    Anonymous UQYzcuHQ8
    Оценок пока нет
  • Analisis Real
    Analisis Real
    Документ75 страниц
    Analisis Real
    Reihan Alfi
    100% (1)
  • Bahan Ajar Aljabar Abstrak
    Bahan Ajar Aljabar Abstrak
    Документ90 страниц
    Bahan Ajar Aljabar Abstrak
    Kang Mun
    Оценок пока нет
  • Analisis Bab1 Bab2 PDF
    Analisis Bab1 Bab2 PDF
    Документ46 страниц
    Analisis Bab1 Bab2 PDF
    Imelda Rimo
    Оценок пока нет
  • Fungsi Kontinu Seragam
    Fungsi Kontinu Seragam
    Документ12 страниц
    Fungsi Kontinu Seragam
    Ghina Zaidah
    Оценок пока нет
  • Definisi Ring Euclid
    Definisi Ring Euclid
    Документ8 страниц
    Definisi Ring Euclid
    Aruwan Diky
    Оценок пока нет
  • Struktur Aljabar
    Struktur Aljabar
    Документ43 страницы
    Struktur Aljabar
    Luthfiy
    Оценок пока нет
  • 4C - Struktur Aljabar - Kelompok 2
    4C - Struktur Aljabar - Kelompok 2
    Документ18 страниц
    4C - Struktur Aljabar - Kelompok 2
    Lestari Puji
    Оценок пока нет
  • Daerah Integral Dan Lapangan
    Daerah Integral Dan Lapangan
    Документ15 страниц
    Daerah Integral Dan Lapangan
    Lewis Sitorus
    100% (1)
  • Grup Permutasi Dan Grup Siklis
    Grup Permutasi Dan Grup Siklis
    Документ43 страницы
    Grup Permutasi Dan Grup Siklis
    Yuni Listiana
    Оценок пока нет
  • Materi Analisis Real PDF
    Materi Analisis Real PDF
    Документ112 страниц
    Materi Analisis Real PDF
    Yenli
    Оценок пока нет
  • Daerah Euclid
    Daerah Euclid
    Документ19 страниц
    Daerah Euclid
    Afit Rizki
    0% (1)
  • Field Dan Karakteristik Ring Tanpa Bukti
    Field Dan Karakteristik Ring Tanpa Bukti
    Документ7 страниц
    Field Dan Karakteristik Ring Tanpa Bukti
    Mersa Kinanty
    Оценок пока нет
  • Contoh Ideal
    Contoh Ideal
    Документ5 страниц
    Contoh Ideal
    Nisa Gaol
    0% (1)
  • Struktur Aljabar KLP 1
    Struktur Aljabar KLP 1
    Документ9 страниц
    Struktur Aljabar KLP 1
    Andi Nurannisa
    Оценок пока нет
  • Countabilitas
    Countabilitas
    Документ12 страниц
    Countabilitas
    Lalu Abdal Gaffar
    100% (2)
  • Solusi Relasi Rekurensi PDF
    Solusi Relasi Rekurensi PDF
    Документ40 страниц
    Solusi Relasi Rekurensi PDF
    David Arianto
    0% (1)
  • Bab 2. Grup Permutasi
    Bab 2. Grup Permutasi
    Документ8 страниц
    Bab 2. Grup Permutasi
    Mita Siska
    Оценок пока нет
  • Jawaban Soal UAS Pengantar Analisis Real
    Jawaban Soal UAS Pengantar Analisis Real
    Документ2 страницы
    Jawaban Soal UAS Pengantar Analisis Real
    Mhawan Setiyawan
    100% (2)
  • Bab 3 - Kekongruenan Dan Kelinearan
    Bab 3 - Kekongruenan Dan Kelinearan
    Документ15 страниц
    Bab 3 - Kekongruenan Dan Kelinearan
    fadriati ningsih
    Оценок пока нет
  • Tugas Struktur Aljabar 2 Ayu Syah
    Tugas Struktur Aljabar 2 Ayu Syah
    Документ6 страниц
    Tugas Struktur Aljabar 2 Ayu Syah
    ayu lestari
    Оценок пока нет
  • Kekontinuan Fungsi Kompleks
    Kekontinuan Fungsi Kompleks
    Документ5 страниц
    Kekontinuan Fungsi Kompleks
    rachmatiayn
    100% (2)
  • Homomorfisma Dan Sifat-Sifatnya
    Homomorfisma Dan Sifat-Sifatnya
    Документ5 страниц
    Homomorfisma Dan Sifat-Sifatnya
    anikcuex
    Оценок пока нет
  • Sifat-Sifat Ring
    Sifat-Sifat Ring
    Документ30 страниц
    Sifat-Sifat Ring
    DinaNovita
    Оценок пока нет
  • Modul Anreal
    Modul Anreal
    Документ13 страниц
    Modul Anreal
    mia_s
    Оценок пока нет
  • Kelompok 6 - Order Elemen Grup
    Kelompok 6 - Order Elemen Grup
    Документ14 страниц
    Kelompok 6 - Order Elemen Grup
    Luhde Kusumasari
    Оценок пока нет
  • Koset
    Koset
    Документ21 страница
    Koset
    E'chÅä Rheeww WheDth
    Оценок пока нет
  • Modul Torsi
    Modul Torsi
    Документ5 страниц
    Modul Torsi
    CHICY AMEY LIAWATI
    100% (1)
  • Geometri Transformasi
    Geometri Transformasi
    Документ29 страниц
    Geometri Transformasi
    Fâúží Ŵãê
    Оценок пока нет
  • Aljabar Abstrak: Koset
    Aljabar Abstrak: Koset
    Документ12 страниц
    Aljabar Abstrak: Koset
    Putri Wulandari
    Оценок пока нет
  • SIMILARITAS Iyaaa
    SIMILARITAS Iyaaa
    Документ14 страниц
    SIMILARITAS Iyaaa
    Rahmadani Fitri
    Оценок пока нет
  • Barisan Dan Deret Bilangan Real
    Barisan Dan Deret Bilangan Real
    Документ20 страниц
    Barisan Dan Deret Bilangan Real
    Nazmi Bojan Febrian
    Оценок пока нет
  • Ekor Barisan
    Ekor Barisan
    Документ10 страниц
    Ekor Barisan
    dwi wahyuningtyas
    Оценок пока нет
  • Pertemuan-4 Kelengkapan
    Pertemuan-4 Kelengkapan
    Документ10 страниц
    Pertemuan-4 Kelengkapan
    Aeron luther Batara
    Оценок пока нет
  • Bilangan Real
    Bilangan Real
    Документ9 страниц
    Bilangan Real
    elpianus zendratoppkn
    Оценок пока нет
  • Sifat Kelengkapan Pada R
    Sifat Kelengkapan Pada R
    Документ10 страниц
    Sifat Kelengkapan Pada R
    Elva Rodearna Sidabutar 19150121
    Оценок пока нет
  • Sifat Lengkap
    Sifat Lengkap
    Документ7 страниц
    Sifat Lengkap
    Riska Suliantin
    Оценок пока нет
  • Topologi Kuliah
    Topologi Kuliah
    Документ14 страниц
    Topologi Kuliah
    Melda Andelia
    Оценок пока нет
  • UAS
    UAS
    Документ3 страницы
    UAS
    Novia Putri
    Оценок пока нет
  • Makalah Topologi Kelompok 5
    Makalah Topologi Kelompok 5
    Документ18 страниц
    Makalah Topologi Kelompok 5
    Ria Chany
    Оценок пока нет
  • Sifat Lengkap Bilangan Real
    Sifat Lengkap Bilangan Real
    Документ10 страниц
    Sifat Lengkap Bilangan Real
    Lovieanta Arriza
    Оценок пока нет
  • Anreal
    Anreal
    Документ7 страниц
    Anreal
    Putri Anggraini Purba
    Оценок пока нет
  • Sifat Lengkap R
    Sifat Lengkap R
    Документ22 страницы
    Sifat Lengkap R
    Mujiati Ningsih
    Оценок пока нет
  • Fix Tuty Anri 11
    Fix Tuty Anri 11
    Документ10 страниц
    Fix Tuty Anri 11
    nurul fatma
    Оценок пока нет