Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BILANGAN REAL
Sebagaimana telah digambarkan pada bab sebelumnya bahwa sistem bilangan rasional,
memenuhi aksioma lapangan dan aksioma urutan, sehingga system bilangan rasional
merupakan lapangan terurut. Tetapi telah ditunjukkan bahwa
3 bukan bilangan
3 adalah
Berdasarkan definisi diatas, jika S memiliki batas atas, maka S akan memiliki tak
terhingga batas atas sebab jika a merupakan batas atas S maka setiap bilangan c yang
lebih besar dari a akan merupakan batas atas S juga. Demikian juga, jika S memiliki
batas bawah, maka S akan memiliki tak terhingga batas bawah.
Kelengkapan Bilangan
Real
Contoh 2.1
a. Himpunan A = { 1, 3, 7, 11, 19}. Bilangan 1 dan sembarang bilangan yang lebih
kecil dari 1 merupakan batas bawah A, kemudian bilangan 19 dan sembarang
bilangan yang lebih besar dari 19 merupakan batas atas A. Artiya, A merupakan
himpunan terbatas.
b. Himpunan B = {x : x < 5 } adalah himpunan terbatas di atas, bilangan 5 dan
sembarang bilangan yang lebih besar dari 5 merupakan batas atas B.
c. Himpunan C = {x : x > 3 } adalah himpunan terbatas di bawah, bilangan 3
dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari 3 merupakan batas bawah C.
d. Himpunan D = {x : -1 < x 7 } adalah himpunan terbatas artinya terbatas di
bawah dan terbatas di atas, bilangan -1 dan sembarang bilangan yang lebih kecil
dari -1 merupakan batas bawah D. Sedangkan bilangan 7 dan sembarang bilangan
yang lebih besar dari 7 merupakan batas atas D.
e. Himpunan E = {x : x < 4 atau x > 9 } bukan merupakan himpunan terbatas
karena tidak memiliki batas atas maupun batas bawah. Sembarang bilangan b
bukan batas atas, karena selalu terdapat x E sehingga b < x. Demikian juga,
untuk sembarang bilangan a bukan batas bawah, karena selalu terbapat y
E sehingga a > y.
F = 1, , , ,
2 3 4
Karena elemen F menurun, dapat disimpulkan bahwa bilangan 1 dan sembarang
bilangan yang lebih besar dari 1 merupakan batas atas F, kemudian karena 1/n
0, n , bilangan 0 dan sembarang bilangan yang lebih kecil dari 0 merupakan
batas bawah F.
Perlu dicatat, bahwa himpunan B pada contoh 2.1 bukan merupakan himpunan terbatas
karena tidak memiliki batas bawah, demikian juga himpunan C bukan himpunan terbatas
(kenapa?).
Sekarang masuk pada definisi utama, yaitu definisi supremum dan infimum dari sebuah
himpunan bagian dari bilangan real.
Definisi 2.3 Supremum dan Infimum
Misalkan S sebuah himpunan bagian tak kosong dari .
(i).
(ii).
Untuk selanjutnya,
sup S
dan
inf S,
Kembali pada definisi batas atas dan batas bawah, a batas atas S apabila x a ,
x S dan b batas bawah S apabila b x , x S. Sehingga definisi 2.3 dapat
dinyatakan sebagai berikut
(i) Bilangan u = sup S apabila a) x u, x S,
b) jika w batas atas S, maka w u.
(ii). Bilangan v = inf S apabila a) v x, x S,
b) jika w batas bawah S, maka w v.
Apakah setiap himpunan bagian dari R mempunyai supremum dan infimum? Jawabnya
belum tentu (kenapa?). Sebuah himpunan bagian R mempunyai supremum apabila
mempunyai batas atas dan akan mempunyai infimum apabila mempunyai batas bawah.
Sedangkan terdapat empat kemungkinan sebuah himpunan bagian dari R dihubungkan
dengan batas atas dan batas bawah, yaitu:
(i) mempunyai batas atas dan batas bawah;
(ii) mempunyai batas bawah tetapi tidak mempunyai batas atas;
(iii) mempunyai batas atas tetapi tidak mempunyai batas bawah;
(iv) tidak mempunyai batas bawah dan tidak mempunyai batas atas
Oleh kerena itu terdapat empat kemungkinan pula, apabila dihubungkan dengan
supremum dan infimum (uraikan apa saja kemungkinan itu?).
Lema berikut akan bermanfaat untuk menguji, apakah sebuah batas atas himpunan
merupakan supremum.
Lema 2.5 Supremum
Misalkan S sebuah himpunan terbatas di atas di . Bilangan u = sup S jika dan hanya
jika untuk sembarang > 0 terdapat s S sehingga u - < s.
Bukti. Untuk membuktikan Lema Supremum diatas harus ditunjukkan dua arah, untuk
terkecil,
dengan
kata
lain
sup
S.
Contoh 2.2
Perhatikan kembali himpunan himpunan pada contoh 2.1.
a. Perhatikan himpunan A = {1, 3, 7, 11, 19}. Bilangan 1 merupakan inf A, karena 1
A dan merupakan batas bawah A. Bilangan 19 merupakan sup A, karena 19
A dan merupakan batas atas A.
b. Himpunan B = {x : x < 5 } tidak mempunyai batas bawah, sehingga tidak
memiliki infimum (kenapa?). Pada himpunan B, bilangan 5 merupakan batas atas.
Untuk menunjukkan bahwa 5 = sup B tinggal ditunjukkan syarat kedua, yaitu jika
Berikut ini menyatakan aksioma penting pada yaitu aksioma kelengkapan atau disebut
juga sifat kelengkapan . Dengan aksioma kelengkapan, menjadi suatu lapangan
terurut lengkap.
Aksioma 2.6 Kelengkapan
Setiap himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas atas memiliki supremum
di .
Aksioma kelengkapan ini disebut juga Sifat Kelengkapan atau Sifat Supremum.
Aksioma kelengkapan diatas dapat pula dinyatakan dalam kalimat yang sedikit berbeda,
yaitu, setiap himpunan tak kosong yang terbatas diatas mempunyai supremum.
Misalkan S himpunan bilangan real tak kosong dan memiliki batas bawah.
Definisikan
-
S = {-s : s S }.
Karena himpunan S terbatas dibawah, diperoleh himpunan S
Artinya u batas atas S dan jika w batas atas S maka w u, akibatnya v = -u merupakan
batas bawah. Sekarang misalkan r batas bawah S maka r merupakan batas atas S ,
kemudian karena -r u diperoleh r -u = v. Jadi v merupakan infimum S.
Dari aksioma kelengkapan ini dapat diturunkan beberapa lema yang berkaitan dengan
supremum dan infimum dari himpunan bilangan real .
Lema 2.8
Misalkan S himpunan bilangan real tak kosong yang terbatas diatas.
(i) Jika a sebuah bilangan real, maka supremum himpunan
a + S = { a + s : s S } adalah a + sup S.
(ii) Jika a > 0, maka supremum himpunan
a S = { a s : s S } adalah a (sup S).
Bukti. (i). Misalkan u = sup S. Karena u batas atas S, sehingga diperoleh s u untuk
setiap s S dan a + s a + u untuk setiap s S. Artinya a + u merupakan batas atas
a
+ S. Kemudian, untuk menunjukkan bahwa a + u supremum a + S, misalkan w
merupakan batas atas a + S, artinya a + s w untuk setiap s S. Lebih lanjut, diperoleh
s w a untuk setiap s S yang berarti w a merupakan batas atas S. Karena u = sup
S diperoleh u w a, sehingga a + u w. Karena w sembarang batas atas a + S dapat
disimpulkan bahwa sup (a + S) = a + u = a + sup S. (ii). Misalkan u = sup S. Karena u
batas atas S dan a > 0, sehingga diperoleh s u untuk setiap s S dan as au untuk
setiap s S. Artinya au merupakan batas atas aS. Sekarang tinggal menunjukkan bahwa
a u adalah supremum a S. Untuk itu, misalkan w merupakan batas atas a S, artinya a s
w untuk setiap s S. Karena a > 0, diperoleh s w/a untuk setiap s S yang berarti
w/a merupakan batas atas S. Karena u = sup S diperoleh u w/a, sehingga a u w.
Teorema dibawah dikenal dengan sifat Archimedean yang menyatakan bahwa untuk
sembarang bilangan real x terdapat bilangan asli n sehingga x < n. Disini disajikan
pembuktian dengan memanfaatkan aksioma kelengkapan.
Teorema 2.9 Sifat Archimedean
Jika x , maka tedapat nx sedemikian sehingga x <
nx .
Bukti. Misalkan x . Andaikan tidak ada n sedemikian sehingga x < n,
dengan
kata lain n x untuk setiap n . Akibatnya, x merupakan batas atas . Karena
terbatas diatas, berdasarkan aksioma kelengkapan memiliki supremum. Tuliskan u =
sup , berarti u - 1 bukan supremum dan akibatnya terdapat k sehingga u - 1 < k.
Karena u < k + 1 dan k + 1 , sehingga u bukan batas atas . Hal ini bertentangan
dengan
Sifat Archimeden secara tidak langsung telah menunjukkan bahwa himpunan semua
bilangan asli tidak terbatas diatas. Lebih lanjut, sifat Archimedean mengakibatkan untuk
sembarang bilangan real positif selalu terdapat bilangan
1
yang lebih kecil untuk suatu
n
bilangan asli n.
Lema 2.10 Akibat Sifat Archimedean
Jika x bilangan real positif, maka terdapat n sehingga 0
1
x.
n
1
> 0. Berdasarkan sifat Archimedean
x
1
x
n . Akibatnya 0
1
n
x.
Dengan lema akibat sifat Archimedean diatas pertanyaan yang berkaitan dengan
eksistensi pada contoh 2.2 (f) telah terjawab. Pada kasus lain akan diperlukan akibat sifat
Archimedean yang lainnya, sebagaimana dinyatakan pada lema dibawah.
(ii)
terdapat n sehingga n 1 z n .
Bukti.
Ditinggalkan
untuk
pembaca.
n1
n
:n
}.
1
1
1
, 1 , 1 , . . . }.
2 3 4
Kelengkapan Bilangan
Real
n1
2.
n
10
10
n1
n
1.
1
> 0. Labih lanjut,
w1
k1
< w.
k
Latihan 2.1
1. Misalkan S = {x : x > 9 }. Tunjukkan
a. Himpunan S mempunyai batas bawah;
b. Himpunan S tidak mempunyai batas atas;
c. Inf S = 9.
2. Misalkan S = {
(1)
n
1
n
1
m
: n, m }.
4. Buktikan bahwa infimum sebuah himpunan jika mesti tunggal (lema 2.4 (ii)).
5. Buktikan lema 2.11 (akibat sifat Archimedean).
6. Misalkan S himpunan terbatas di . Buktikan bahwa inf S sup S.
7. Misalkan A dan B himpunan terbatas di .
a. Buktikan bahwa A B terbatas;
b. Inf (A B) = inf {inf A, inf B}.
8. Misalkan S himpunan terbatas di . Jika T S, tunjukkan bahwa
a. inf S inf T;
b. sup T sup S.
9. Misalkan S himpunan terbatas di , a < 0 dan aS = {as : s S }.
a. inf (aS) = a sup S;
b. sup (aS) = a inf S.
dua bilangan rasional terdapat bilangan rasional lainnya. Pada bagian ini akan
ditunjukkan bahwa
sifat bilangan rasional yaitu diantara dua bilangan real yang berdeda selalu terdapat
bilangan rasional diantara keduanya. Selanjutnya sifat ini dikatakan sebagai sifat
kepadatan himpunan bilangan rasional.
Aksioma kelengkapan menjamin eksistensi bilangan real. Dengan aksioma kelengkapan
dapat ditunjukkan bahwa
Pertama, andaikan x < 3. Sekarang akan ditunjukkan bahwa pengandaian x < 3 salah,
karena akan terjadi kontradiksi dengan fakta bahwa sup S = x. Dengan menggunakan
fakta bahwa
1
1
, n diperoleh
2
n
n
1
x
n
= x2 +
2x
1
+ 2
n
n
x2 +
2x
1
+
n
n
= x +
(2x + 1) ..(*)
2
Dari fakta (2x + 1) > 0 (karena x > 0) dan 3 x > 0 (dari pengandaian) diperoleh
3x2
> 0.
2x 1
Berdasarkan Lema Akibat Sifat Archimedean, terdapat k sedemikian sehingga
1
3x2
<
.
k
2x 1
Akibatnya,
1
2
(2x + 1) < 3 x dan dari persamaan (*) diperoleh
k
1
x
k
x2 +
1
(2x + 1)
n
2
< x 2 + (3 x )
= 3.
Artinya terdapat k sedemikian sehingga x 1 S. Hal ini kontradiksi dengan x
k
sebagai supremum S. Jadi pengandaian x < 3 tidak benar. Selanjutnya, andaikan x > 3.
2
Seperti pada pengandaian pertama akan ditunjukkan bahwa pengandaian x > 3 tidak
benar. Untuk sembarang n , berlaku
1
x
n
= x2 > x2 -
2x
1
+ 2
n
n
2x
n
...(**)
<
x2 3
2x
2x
< x2 -3 dan dari persamaan (**) diperoleh
m
1
x
m
> x2 -
2x
m
> x 2 - ( x2 3)
= 3.
Artinya terdapat m sedemikian sehingga x 1 merupakan batas atas, hal ini
m
kontradiksi dengan dengan x sebagai batas atas terkecil S. Jadi pengandaian x > 3 tidak
2
Bukti teorema 1.2 dapat diadopsi untuk membuktikan bilangan irrasional yang lain
sebagai bilangan real. Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa himpunan bilangan rasional
dan irrasional padat di .
Teorema 2.13 Kepadatan Himpunan Bilangan Rasional
Misalkan x dan y bilangan real. Jika x < y, maka terdapat bilangan rasional r sedemikian
sehingga x < r < y.
Bukti. Untuk memudahkan pembuktian, masalah dibagi dalam beberapa kasus.
Kasus (i): x > 0.
Karena x < y, sehingga y x > 0. Kemudian berdasarkan lema 2.10 akibat sifat
Archimedean terdapat n sehingga
1
y x 1 < n( y x )
n
1 < ny nx
1 + nx < ny .(*)
Selanjutnya karena x > 0, diperoleh nx > 0 dan berdasarkan lema 2.11 (ii) akibat sifat
Archimedean terdapat m sehingga
m -1 < nx < m
m
n
m
< y.
n
sedemikian sehingga x < r < y.
1
y.
n
1
1
y.
, sehingga x
n
n
m
n
Dari teorema tentang kepadatan bilangan rasional dapat ditunjukkan bahwa himpunan
bilangan irrasional juga padat.
Teorema 2.14 Kepadatan Himpunan Bilangan Irrasional
Misalkan x dan y bilangan real. Jika x < y, maka terdapat bilangan irrasional r sedemikian
sehingga x < r < y.
Bukti. Diberikan x, y dengan x < y. Kalikan dengan 1 , sehingga diperoleh
3
x
3
x
3
<
y
3
<r<
Latihan 2.2
1. Tunjukkan bahwa
1
3
dan
1
2
2 <r<
3.
a <r<
b.
1
1
dan .
4
3
2 <t<
3.