Вы находитесь на странице: 1из 13

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PRAKTIKUM STRUKTUR SEL DARAH MERAH DAN


KONSENTRASI SEL-SEL DARAH MERAH

KELOMPOK III
2H / II
GABRIEL MUHAMMAD IQBAL SAERANG : 1404015148
JUMALIANI HASAN

: 1404015178

KHOIRUNISA SEPTIANI SYAM

: 1404015181

NUR IZZA AFKARINA

: 1404015260

SAGITA NURARIFIANI

: 1404015324

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup. Dalam keadaan
fisiologik, darah selalu ada dalam pembuluh darah sehingga dapat
menjalankan fungsinya sebagai: pembawa oksigen, mekanisme pertahanan
tubuh terhadap infeksi dan mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas dua
komponen utama yaitu plasma darah yang merupakan bagian cair darah yang
sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan protein darah, sedangkankan butir
darah terdiri atas eritrosit, leukosit dan trombosit.
Komponen penyusun darah ada 2 yaitu bagian yaitu :
a. Plasma darah, mempunyai fungsi pengangkut gas dan sari makanan
disamping itu plasma darah juga mengandung fibrinogen yang berfungsi
dalam pembekuan darah, dan
b. Sel darah, adalah merupakan 45 % volume darah. Sel darah terdiri atas sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit).
Plasma darah merupakan bagian yang cair dari darah yang mempunyai
atau terdiri dari air ( 91-92%), protein 8-9%, substansi lain selain protein
seperti garam amonium urea, asam urat kreatinin, kreatin, asam amino, santin,
dan hiposantin. Darah beredar dalam pembuluh darah arteri,vena,dan kapiler.
Sel darah merah merupakan sel yang paling banyak dibandingkan
dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari
volumedarah.Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan
sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke
seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan
limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari
jaringan dan kembali ke paru-paru.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah laoporan ini hanya membahas tentang sel darah
merah dan kosentrasi darah, untuk lebih mengenal detail struktur dan
osentrasi sel darah merah manusia, ikan, dan katak.
Bagaimana memahami struktur dan kosentrasi sel darah pada manusia,
katak dan ikan?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dari praktikum yang kami lakukan antara lain yaitu :
a. Untuk mengetahui bentuk sel eritrosit,
b. Dapat membedakan sel eritrosit manusia dan hewan,
c. Mengetahui larutan yang cocok terhadap tubuh manusia, dan
d. Mengetahui perbedaan larutan isotonis, hiptonis dan hipertonis.

BAB II
DAFTAR PUSTAKA
A. Struktur Sel Darah

Sel darah pada manusia


Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap milliliter
darah mengandung rata-rata sekitar 5 miliar eritrosit (sel darah merah),yang
secara klinis sering dilaporkan dalam hitung sel darah merah sebagai 5 juta per
millimeter kubik (mm3).
Sel darah merah memiliki struktur yang jauh lebih sederhana
dibandingkan kebanyakan sel pada manusia. Pada hakikatnya, sel darah merah
merupakan suatu membran yang membungkus larutan hemoglobin (protein ini
membentuk sekitar 95% protein intrasel sel darah merah), dan tidak memiliki
organel sel, misalnya mitokondria, lisosom atau aparatus Golgi. Sel darah
manusia, seperti sebagian sel darah merah pada hewan, tidak berinti.Namun,
sel darah merah tidak inert secara metabolis.
Melalui proses glikolisis, sel darah merah membentuk ATP yang
berperan penting dalam proses untuk memperthankan bentuknya yang
bikonkaf dan juga dalam pengaturan transpor ion (mis. oleh Na+-K+ ATPase
dan protein penukar anion serta pengaturan air keluar-masuk sel. Bentuk
bikonkaf ini menigkatkan rasio permukaan-terhadap-volume sel darah merah
sehingga mempermudah pertukaran gas. Sel darah merah mengandung
komponen sitoskeletal yang berperan penting dalam menentukan bentuknya.

Sel darah pada katak


Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan
inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk
poikiloterm.Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak
mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan
ventrikel.Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan
kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darh darah
mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri
pulmonalis raru-paru vena pulmonalis atrium kiri.Lintasan peredaran
darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru.Selain peredaran darah paruparu, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang
peredarannya adalah dimulai dari ventrikel conus arteriosus aorta
ventralis seluruh tubuh sinus venosus atrium kanan.

Sel darah pada ikan


Pada ikan eritrositnya berbentuk oval.Ruang jantung terdiri dari 2
ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel.Antara atrium dan ventrikel terdapat
katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah.Darah dari seluruh tubuh
mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium.Dari atrium darah
mengalir ke ventrikel conus arteriosus aorta ventralis insang ke
seluruh tubuh vena cava sinus venosus.

B. Kosentrasi Sel Darah


Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam
larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan
hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami
perubahan apapun.
C. Kegunaan Dalam Bidang Kefarmasiaan
Dalam pembuatan sediaan parenteral harus mempunyai syarat antara lain :
1. Sesuai antara kandungan bahan obat yang ada di dalam sediaan dengan
pernyataan tertulis pada etiket dan tidak terjadi pengurangan kualitas
selama penyimpanan akibat perusakan obat secara kimiawi dan lain
sebagainya,
2. Penggunaan wadah yang cocok, sehingga tidak hanya memungkinkan
sediaan tetap steril, tetapi juga mencegah terjadinya interaksi antara bahan
obat dan materialdinding wadah,
3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi,
4. Bebas kuman,
5. Bebas pirogen,
6. Isotonis,
7. Isohidris, dan
8. Bebas partikel melayang.
Sediaan parenteral volume besar umumnya diberikan lewat infus
intravena untuk menambah cairan tubuh, elektrolit, atau untuk memberi
nutrisi.Infus intravena adalah sediaan parenteral dengan volume besar yang
ditujukan untuk intravena.
Pada umumnya cairan infus intravena digunakan untuk pengganti
cairan tubuh dan memberikan nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi
normal tubuh pasien rawat inap yang membutuhkan asupan kalori yang cukup
selama masa penyembuhan atau setelah operasi. Selain itu ada pula kegunaan
lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat lain.
Cairan infus intravena dikemas dalam bentuk dosis tunggal, dalam
wadah plastik atau gelas, steril, bebas pirogen serta bebas partikel-partikel
lain. Oleh karena volumenya yang besar, pengawet tidak pernah digunakan
dalam infus intravena untuk menghindari toksisitas yang mungkin disebabkan
oleh pengawet itu sendiri.
Cairan infus intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam
amino, dekstrosa, elektrolit dan vitamin. Walaupun cairan infus intravena yang
diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada
pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan.

BAB III

METOFOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum dilakukan di laboratorium Anatomi dan Fisiologi
Manusia gedung Fakultas Farmasi dan Sains Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, pada tanggal 28 Mei 2015 pukul
08.00-10.30 wib.
B. Sampel
-

Manusia,

Katak, dan

Ikan.

C. Bahan
-

Larutan NaCl 0,1%,

Larutan NaCl 0,65%,

Larutan NaCl 0,9%, dan

Larutan NaCl 2%

D. Prosedur Kerja
Prosedur pengambilan darah kapiler pada ujung jari manusia adalah sebagai
berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Pada jari dilakukan pemijatan agar darah berkumpul pada ujung jari,
3. Tusukan jari dengan lanset hingga mengeluarkan darah,
4. Darah yang keluar diletakkan diatas objek glass,
5. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu,
6. Tutup dengan deck glass, dan
7. Periksa dibawah mikroskop dan amati.

Prosedur kerja pengambilan darah pada katak adalah sebagai berikut :

1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,


2. Bedah tubuh katak dengan cutter,
3. Darah yang keluar dari tubuh katak diletakkan diatas objek glass,
4. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu,
5. Tutup denga deck glass, dan
6. Periksa dibawah mikroskop dan amati
Prosedur kerja pengambilan darah pada ikan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2. Bedah tubuh ikan dengan cutter,
3. Darah yang keluar dari tubuh ikan diletakkan diatas objek glass,
4. Beri 1 tetes larutan NaCl dengan kosentrasi tertentu,
5. Tutup dengan deck glass, dan
6. Periksa dibawah mikroskop dan amati.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui perbedaan struktur sel darah manusia,
katak dan ikan antara lain adalah :
Struktur sel darah merah pada manusia
Eritrosit berbentuk lempeng bikonkaf,yang merupakan sel gepeng berbentuk piringan
yang dibagian tengah dikedua sisinya mencekung,seperti sebuah donat dengan bagian tengah
mengepeng bukan berlubang. dengan diameter 8 m, tepi luar tebalnya 2 m dan bagian
tengah 1 m.
Sel darah merah berbentuk bikonkaf agar mempunyai luas permukaan yang lebih
besar, sehingga sel tersebut lebih mudah dalam melakukan transportasi antar sel.Warna
eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat
pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Seperti sel-sel lain sel darah manusia mempunyai inti namun dalam perkembangannya
pada sumsum tulang , sel terisi oleh hemoglobin dan inti sel menyusut dan kemudian lenyap.
Akibatnya, sel darah merah dewasa, tidak mempunyai inti sel. Sel-sel darah merah dapat
hidup sampai 120 hari.
Struktur sel darah yang kami lihat dari hasil praktikum dapat disimpulkan:
1. Sel darah merah pada manusia bentuknya cakram bikonkaf dan tidak terdapat inti sel,
2. Sel darah merah pada katak bentuknya lonjong dan terlihat jelas inti selnya, dan
3. Sel darah merah pada ikan bentuknya oval dan terdapat inti sel.
Dari hasil pengamatan di atas kita dapat mengetahui pengaruh macam-macam kosentrasi
larutan NaCl terhadap sel darah merah:

Pemberian larutan NaCl 0.1% pada sel darah merah.


Sel darah pada objek glass bersama latutan NaCl 0,1% menghasilkan sel darah merah
yang mengembang dari ukuran normalnya itu menandakan larutan NaCl 0,1% tersebut adalah
larutan hipotonis sehingga menyebabkan air pada larutan NaCl masuk ke dalam sel darah
merah dan akhirnya sel darah merah menjadi membesar atau mengembang.

Pemberian larutan NaCl 0,65% pada sel darah merah


Sel darah pada objek glass yang diberi larutan NaCl 0,65% akan menghasilkan sel
darah yang mengembang sama seperti pada pemberian NaCl 0,1% tetapi ada sedikit
perbedaan yaitu sel darah merah yang diberi larutan NaCl 0,65% lebih kecil mengmebangnya
dibanding sel darah merah yang diberi NaCl yang lebih besar sel darah merahnya
dikarenakan larutan NaCl 0,65% termasuk larutan hipotonis sehingga menyebabkan air pada
larutan NaCl masuk ke dalam sel darah merah smenjadi mengembang.

Pemberian larutan NaCl 0,9% pada sel darah merah.


Pada pemberian NaCl 0,9% pada sel darah akan menghasilkan sel darah merah yang
tetap ukurannya normal karena larutan NaCl 0,9%
adalah larutan isotonis, yang di maksud larutan isotonis adalah larutan didalam dan diluar sel
sama kosentrasinya sehingga ukuran eritrosit tetap normal.

Pemberian larutan NaCl 2% pada sel darah merah


Sel darah pada objek glass yang diberi larutan NaCl 2% akan menghasilkan sel darah
merah yang mengkerut dari ukuran normalnya di karenakan cairan NaCl 2% merupakan
cairan hipertonis,sehingga menyebabkan air pada sel darah merah keluar menuju larutan
NaCl yang kosentrasinya lebih tinggi.

BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita diambil dari praktikum ini didapatkan dari teori dan pengamatan
adalah sebagai berikut :
a. Struktur sel darah merah pada manusia dan hewan berbeda, pada manusia sel darah
merah tidak memiliki inti sel, sedangkan pada hewan sel darah merah memiliki inti sel,
b. Sel-sel darah akan mengembang atau membesar bebila dimasukkan ke dalam larutan
hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan
dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun, dan
c. Kegunaan praktikum kali ini dalam bidang kefarmasian adalah untuk menentukan larutan
yang cocok dan kosentrasi yang sesuai untuk masuk kedalam peredaran darah manusia,
yaitu larutan NaCl 0,9%.
Hasil Praktikum Struktur Sel Darah Merah dan Komsentrasi Sel Darah Merah
Tujuan Praktikum: Untuk mengetahui struktur darah bila diberikan larutan hipotonis,
hipertonis, dan isotonis
]Tgl Pemeriksaan : Kamis, 28 Mei 2015
N
O
1.

SEL DARAH

NaCl O,1%

NaCl 0,65%

NaCl 0.9%

NaCl 2%

MANUSIA

Sel
darah
membentuk
Hipotonis
(Pecah)

Sel
darah
membentuk
Hipotonis
(Membengka
k / Lisis)

Sel
darah
membentuk
Isotonis
(Normal)

Sel
darah
membentuk
Hipertonis
(Mengkerut)

2.

KATAK

Sel
darah
membentuk
Hipotonis
(Membengka
k / Lisis)

Sel
darah
membentuk
Hipotonis
(Membengka
k / Lisis)

Sel
darah
membentuk
Isotonis
(Normal)

Sel
darah
membentuk
Hipertonis
(Mengkerut)

3.

IKAN

Sel
darah
membentuk
Hipotonis
(Membengka
k / Lisis)

Sel
darah
membentuk
Hipotonis
(Membengka
k / Lisis)

Sel
darah
membentuk
Isotonis
(Normal)

Sel
darah
membentuk
Hipertonis
(Mengkerut)

BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://garda-pengetahuan.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-fungsi-sel-darahmerah.html
http://pharmacy.blogspot.com/2010/11/laporan-anfisman-konsentrasi-darah.html
http://katahatimutiara.wordpress.com/2011/05/23/menentukan-tahanan-osmotik-sel-seldarah-merah/
http://setiyoprajoko.blogspot.com/2011/07/sel-darah-merah-eritrosit-selyang.html
http://minervarizka.blogspot.com/2012/05/anatomi-fisiologi-manusia-1.html

BAB VII
LAMPIRAN

Sel darah merah ikan pada larutan NaCl 0,1% (HIPOTONIS, MEMBENGKAK,
LISIS)

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 0,1%(HIPOTONIS,


MEMBENGKAK, LISIS)

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 0,65%%(HIPOTONIS,


MEMBENGKAK, LISIS)

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 0,9%(ISOTONIS, NORMAL)

Sel darah merah pada katak pada larutan NaCl 2%(HIPERTONIK, MENGKERUT)

Вам также может понравиться