Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Reformasi pada tahun 1998 mengamanatkan otonomi daerah secara
melaksanakan
otonomi
bertanggung jawab.
yang
luas,
nyata,
dan
2 | Desa Ciburial
dari pemerintahan desa itu sendiri yang dapat didasarkan pada kemandirian
dan
kemampuannya
untuk
memperoleh,
memiliki,
memelihara
dan
3 | Desa Ciburial
Selain itu melalui perangkatnya desa diberi keuntungan materi lain dengan
memberi surat pengantar bagi investor untuk mendapatkan surat ijin usaha.
Adanya investor yang membuka rumah usaha menjadikan Desa Ciburial
semakin terkenal dan kemudian ramai dikunjungi wisatawan.
Pelaksanaan otonomi terutama pada bidang keuangan identik dengan
adanya tuntutan Good Governance dalam rangka efektifitas dan efisiensi
pembangunan daerah dalam kerangka otonomi memerlukan prasyarat berupa
tata pemerintahan yang baik dan bersih. Terselenggaranya Good Governance
merupakan prasayarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam
mencapai tujuan dan cita-cita Bangsa dan Negara termasuk didalam desa
prinsip Good Governance harus terus ditegakan. Mengingat desa Ciburial
merupakan desa percontohan dengan potensi ekonomi dari pariwisata maupun
investasi yang cukup tinggi membuat pendapatan asli desa terus meningkat
tiap tahunnya, berdasarkan data dari tahun 2013 sampai pada semester 1 tahun
2015 peningkatan Pendapatan asli desa lebih dari 12%. Pada dasarnya terdapat
tiga pilar utama didalam mewujudkan good governance, yaitu : Akuntabilitas,
Transparasi, dan Partisipasi. Satu upaya nyata didalam penerapan prinsipprinsip dasar Good Governance ini adalah penyampaian laporan keterangan
pertanggung jawaban keuangan pemerintahan daerah dengan standar akuntansi
pemerintahan yang telah diterima secara umum.
4 | Desa Ciburial
didalam
mengelola
dan
meningkatkan
kinerja
keuangan
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis membuat sebuah
1.3
Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisa Kinerja Keuangan
5 | Desa Ciburial
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Desa Ciburial
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1987 Tanggal 27
Juli 1987 bahwa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan dan dalam
upaya untuk menampung gerak langkah pembangunan yang terus meningkat di
wilayah tersebut, dipandang perlu untuk merubah batas wilayah Kotamadya
Daerah Tingkat II Bandung dengan memasukkan sebagian wilayah dari
Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung dan sesuai dengan ketentuan Pasal 4
ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan di Daerah, perubahan batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat
II Bandung dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung dalam lingkungan
Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat harus ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah, Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dan Kabupaten Daerah Tingkat II
Bandung adalah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 16
Tahun 1950 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 13
Tahun 1954, dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950. Batas wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung diubah dan diperluas dengan
memasukkan sebagian wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung, Desa
6
6 | Desa Ciburial
Desa
dalam
mengatur
dan
mengurus
kepentingan
mengandung
arti
kondisi
Desa
Ciburial
yang
7 | Desa Ciburial
8 | Desa Ciburial
1. Kepala Desa
9 | Desa Ciburial
10 | Desa Ciburial
Seksi
pemerintahan
melaksanakan
sebagian
administrasi
tugas
dan
pemerintahan
wewenangnya
desa,
adalah
melaksanakan
6. Kasi Kesra
11 | Desa Ciburial
kesejahteraan
masyarakat,
sosial,
serta
mengadakan
12 | Desa Ciburial
13 | Desa Ciburial
Keuangan Desa
Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban dalam rangka
14 | Desa Ciburial
RPJM-Desa,
APBDesa
merupakan
komitmen
penyelenggara
15 | Desa Ciburial
belanja. Dengan demikian, arah kebijakan belanja Desa Jatilor pada prinsipnya
adalah agar belanja dapat mendukung kebutuhan dana seluruh kegiatan,
sehingga belanja yang tidak strategis dan tidak mempunyai nilai tambah dapat
diminimalisir. Pada tahap berikutnya, untuk menutup semua kebutuhan
belanja, APBDesa harus mengoptimalkan sumber-sumber pendapatannya
(Sutoro, 2015). Semua potensi pendapatan semaksimal mungkin digali agar
mampu menutup seluruh kebutuhan belanja. Kebijakan pendapatan diarahkan
agar sumbersumber pendapatan yang mendukung APBDesa selama ini
diidentifikasi dengan baik, ditingkatkan penerimaannya (intensifikasi), dan
diupayakan sumber-sumber baru (ekstensifikasi) oleh Pemerintah Desa Jatilor.
Mengingat bahwa komponen APBDesa menggunakan struktur surplus/defisit,
maka selisih antara pendapatan dan belanja dihitung sebagai surplus/defisit dan
dialokasikan ke pembiayaan. Dalam hal APBDesa mengalami defisit, maka
kebijakan pembiayaan mengupayakan sumber pemasukan kas untuk menutup
defisit tersebut (penerimaan pembiayaan). Sebaliknya, apabila APBDesa
mengalami sisa lebih, maka atas surplus tersebut akan dialokasikan dalam
pengeluaran pembiayaan pada pos-pos pembiayaan yang diperkenankan dalam
peraturan perundang-undangan (Sutoro, 2015). Sebagaimana amanat UndangUndang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dan Peraturan Menteri Dalam
17 | Desa Ciburial
ekonomis,
efektif,
transparan
dan bertanggungjawab
dengan
18 | Desa Ciburial
dikehendaki kearah yang dikehendaki dan lebih baik. Menurut Sutoro (2015)
pembangunan masyarakat desa adalah merupakan bagian dari pembangunan
nasional, secara khusus pembangunan masyarakat desa memiliki pengertian
sebagai berikut :
1. Pembangunan masyarakat desa berarti pembangunan masyarakat
tradisional menjadi masyarakat modern.
2. Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya
masyarakat dan rasa percaya diri sendiri.
3. Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani
atau membangun pertanian.
Konsep pembangunan masyarakat desa mengacu pada teori dasar bahwa
sasaran pembangunan yang utama adalah manusia. Dalam membangun
manusia maka harus bisa mendorong agar masyarakat berkemauan dan
berkemampuan untuk menolong dirinya, salah satu dimensi yang penting
dalam pembangunan masyarakat desa adalah desentralisasi dalam artian bahwa
pembangunan masyarakat desa juga merupakan bagian dari upaya melakukan
desentralisasi dalam pembangunan nasional. Sedangkan dalam pembangunan
desa yang bersifat sentralistis mengakibatkan ketidak mampuan dalam 24
kegiatan-kegiatan yang ada di desa, serta adanya ketergantungan masyarakat
terhadap pemerintah pusat. Dengan melihat proses pembangunan desa selama
ini ada beberapa pokok masalah (Sutoro, 2015):
19 | Desa Ciburial
antara
instansi
sehingga
suatu entitas selama periode tertentu sebagai bagian dari ukuran keberhasilan
pekerjaan. Kinerja keuangan daerah atau kemampuan daerah merupakan salah
satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam
menjalankan otonomi daerah (Sutoro, 2015). Otonomi terdapat dua aspek
kinerja keuangan yang dituntut agar lebih baik dibanding dengan sebelum
otonomi daerah. Aspek pertama adalah bahwa daerah diberi kewenangan
mengurus pembiayaan daerah dengan kekuatan utama pada kemampuan
pendapatan asli daerah (Anom, 2015). Kehadiran UU nomor 34 tahun 2000
tentang Pendapatan Pajak dan Retribusi Daerah serta peraturan pelaksanaannya
adalah momentum dimulainya pengelolaan sumbersumber pendapatan daerah
secara penuh (desentralisasi fiskal).
20 | Desa Ciburial
21 | Desa Ciburial
hasil kerja dibidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan belanja
daerah dengan menggunakan indikator keuangan APBD yang ditetapkan
melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang-undangan selama satu
periode anggaran dengan membandingkan anggaran sebelum/sesudahnya.
Bentuk dari penilaian kinerja tersebut berupa Rasio Keuangan yang terbentuk
dari unsur Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah berupa perhitungan
APBD. Didalam penilaian indikator kinerja sekurang-kurangnya ada empat
tolok ukur penilaian kinerja keuangan pemerintahan daerah yaitu :
1. Penyimpangan antara realisasi anggaran dengan target yang
ditetapkan dalam APBD.
2. Efisiensi Biaya
3. Efektifitas Program.
4. Pemerataan dan keadilan
Menurut (Anom, 2015) terdapat beberapa analisa rasio didalam
pengukuran kinerja keuangan daerah yang dikembangkan berdasarkan data
keuangan yang bersumber dari APBD adalah sebagai berikut:
keuangan
Pemerintah
daerah
Daerah
(otonomi
dalam
fiskal)
membiayai
menunjukkan
sendiri
kegiatan
22 | Desa Ciburial
23 | Desa Ciburial
demikian
semakin
tinggi
rasio
efektifitas,
menggambarkan
kemampuan daerah yang semakin baik. Guna memperoleh ukuran yang lebih
baik, rasio efektifitas tersebut perlu dipersandingkan dengan rasio efisiensi
yang dicapai pemerintah daerah.
24 | Desa Ciburial
c. Rasio Aktivitas
Rasio
ini
menggambarkan
bagaimana
pemerintah
daerah
Belum ada patokan yang pasti berapa besarnya rasio belanja rutin
maupun pembangunan terhadap APBD yang ideal, karena sangat dipengaruhi
oleh dinamisasi kegiatan pembangunan dan besarnya kebutuhan investasi yang
diperlukan untuk mencapai pertumbuhan yang ditargetkan. Namun demikian,
sebagai daerah di Negara berkembang peranan pemerintah daerah untuk
memacu pelaksanaan pembangunan masih relatif kecil. Oleh karena itu, rasio
belanja pembangunan yang relatif masih kecil perlu ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan di daerah.
25 | Desa Ciburial
d. Rasio Pertumbuhan
Rasio
pertumbuhan
(Growth
ratio)
mengukur
seberapa
besar
pertumbuhan
untuk
masing-masing
komponen
sumber
Keterangan :
Xn = Tahun Yang dihitung
Xn-1 = Tahun Sebelumnya
BAB III
Desa Ciburial, Kec. Cimenyan, Kab. Bandung (Pembahasan)
3.1
wisata sejarah, wisata rohani, dan sejenisnya. Selain itu, di sektor pertanian,
banyak tanaman yang nilai ekonomisnya tinggi tetapi tidak dilaksanakan.
27 | Desa Ciburial
dalam
kedudukan
yang
sama
penting,
ditetapkan
prioritas
28 | Desa Ciburial
pendidikan
kepada
perekonomian masyarakat.
3. Peningkatan kesadaran budaya
masyarakat.
sehat,
Pemberdayaan
peningkatan
akses
3.2
belum bisa sesuai rencana. Kejadian ini juga terjadi di Desa Ciburial, di
desa/wilayah yang lain juga keadaanya tidak jauh berbeda. Semua pelaksanaan
kegiatan di desa, dana dialokasikan pada pekerjaan-pekerjaan yang dianggap
perlu dan darurat. Pekerjaan yang pelaksanaannya menggunakan dana yang
29 | Desa Ciburial
Tahun Anggaran
Alokasi
Realisasi
2013
Rp. 94.112.100
Rp. 104.754.342
2014
Rp. 126.473.400
Rp. 152.616.234
30 | Desa Ciburial
juga digunakan untuk menggaji beberapa perangkat desa yang ditambah pada
beberapa sektor.
3.2.2 Pengelolaan Belanja Publik dan Pembangunan
Program-program pembangunan desa dilakukan melalui mekanisme
Musyawarah
Perencanaan
Pembangunan
Desa
(Musrenbangdes).
kemudian
usulan
tersebut
di
masukan dalam agenda pembangunan. Berikut alokasi dana desa untuk Belanja
Publik dan Pembangunan :
31 | Desa Ciburial
Tahun Anggaran
Alokasi
Realisasi
2013
Rp. 932.886.980
Rp. 1.192.423.230
2014
Rp. 972.459.800
Rp. 1.008.994.800
32 | Desa Ciburial
Adapun anggaran awalnya adalah anggran tahun 204 yaitu berupa pemasangan
batu belah di atas permukaan Jalan Cibengang.
Sumber utama dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Ciburial masih
mengandalkan dana-dana yang di alokasikan dari Pemerintah Kabupaten
Bandung juga partisipasi/swadaya dari masyarakat. Baik itu, Alokasi Dana
Desa ( ADD ), P4, dan program lainnya. Berikut disampaikan sarana dan
prasarana desa yang ada: a) Kantor Desa jumlah 1 unit ( 2 Gedung ); b) Ruang
musyawarah jumlah 1 unit ( 1 ruangan); c) Masjid jumlah 33 Masjid d)
Sekolah Dasar jumlah 10 Unit SD e) Sekolah Menengah Pertama jumlah 2
Unit SMP f) Sekolah Menengah Atas jumlah 1 Unit SMA g) Lapangan Bola
Voli jumlah 12 Unit h) Lapangan Bulu Tangkis, jumlah 12 Unit i) Posyandu,
jumlah 12 unit j) Poskesdes, jumlah 1 Unit k) Polindes Desa, jumlah 1 Unit. l)
Balai Pertemuan, jumlah 3 unit.
3.3
33 | Desa Ciburial
34 | Desa Ciburial
Tahun Anggaran
PADes
Dana NonPADes
Rasio Kemandirian
2013
Rp. 356.269.250
Rp. 836.153.980
42,61%
2014
Rp. 154.819.000
Rp. 854.175.800
18,12%
b. Rasio Efektivitas
Rasio ini menggambarkan kemampuan pemerintah desa dalam
merealisasikan pendapatan asli desa yang direncanakan dibandingkan dengan
target yang ditetapkan berdasarkan potensi riil desa.
Tahun
Target PADes
Realisasi PADes
Rasio Efektivitas
2013
Rp. 206.533.000
Rp. 356.269.250
172,50%
2014
Rp. 225.784.000
Rp. 154.819.000
68,57%
c. Rasio Efisiensi
Rasio efisiensi menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya
yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan
36 | Desa Ciburial
yang diterima. Pemdes dikatakan efisien jika rasio yang dicapai kurang dari 1
(satu) atau di bawah 100 persen. Semakin kecil rasio efisiensi berarti kinerja
pemerintah desa semakin baik.
Tahun
Realiasasi Penerimaan
Biaya Pemungutan
Rasio
PADes
PADes
Efisiensi
2013
Rp. 356.269.250
Rp. 14.724.000,-
4,13%
2014
Rp. 154.819.000,
Rp. 14.724.000,-
9,51%
Tahun
Realiasasi
Total
Rasio
Rasio
Penerimaan
Pendapatan
Pertumbuhan
Pertumbuhan
PADes (Rp.)
(Rp.)
PADes (Rp.)
Pendapatan
2013
356.269.250,-
1.192.423.230
2014
154.819.000,-
1.008.994.800, -56,54%
-15,38%
38 | Desa Ciburial
kurangnya
pemahaman
masyarakat
tentang
pelaksanaan
39 | Desa Ciburial
40 | Desa Ciburial
sangat
diperlukan.Dalam
penanganan
semua
Bencana
Alam
41 | Desa Ciburial
42 | Desa Ciburial
43 | Desa Ciburial
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1
Kesimpulan
Kinerja keuangan Pemerintah Desa Ciburial untuk tahun 2013 dan 2014
yang masih kurang atau perlu menjadi perhatian adalah pada aspek
kemandirian, aspek efektivitas, dan aspek pertumbuhan. Berdasarkan uraian
hasil pengamatan di atas, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut;
1. Pengelolaan keuangan Desa Ciburial secara administratif telah tersusun
dan berjalan dengan baik. Proses pengelolaan keuangan itu dimulai dari
proses perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan keuangan,
pertanggungjawaban keuangan dan pengawasan keuangan. Semua
proses itu dilalui oleh Pemerintah Desa Ciburial dalam mengelola
keuangan desa yang bersumber dari pendapatan asli desa, dana
perimbangan, pajak dan retribusi dan sumber lainnya yang tidak
mengikat dan syah menurut hukum.
2. Pengelolaan keuangan Desa Ciburial baik secara administratif akan
tetapi tidak baik dari sisi empirik. Hal itu dikarenakan banyaknya
hambatan-hambatan teknik dalam Namun realitanya di Desa Ciburial,
lebih banyak alokasi keuangan desa untuk pembiayaan rutin bila
44
44 | Desa Ciburial
Saran
Para pemangku kepentingan desa (lurah, BPD, lembaga desa, tokoh
45 | Desa Ciburial
Daftar Pustaka
Anom Surya Putra, 2015. Buku 7 Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha
Kolektif Desa. Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Bastian, Indra, 2006a, Sistem Perencanaan dan Penganggaran Daerah. Jakarta:
Erlangga.
Pemerintah Desa Cibrual. 2014. Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Desa
Akhir Tahun 2014. Tersedia http://s.id/LPP11ciburial di akses pada 11
Desember 2015.
Pemerintah
Desa
Ciburial.
2010.
Profil
Desa
Ciburial.
Tersedia
46 | Desa Ciburial