Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pasien An. E umur 7 tahun, pelajar SD dengan keluhan utama penglihatan mata sisi
kiri kabur sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). MRS: 17 Pebruari
2005.
Sejak 6 bulan SMRs pasien mulai sering sakit kepala, hilang timbul yang makin lama
makin memberat. Sakit kepala disertai muntah. Kejang tidak ada.. dua minggu
SMRS pasien mulai merasakan penglihatan sisi kiri kabur. Nyeri (-), melihat dobel
(-), pandangan menyempit (-), bayangan hitam (-). Gangguan penciuman,
pengecapan, pendengaran, kelemahan sesisi, perubahan perilaku disangkal.
Riwayat trauma sebelumnya, demam disangkal.
Pasien adalah anak 1 dari 2 bersaudara. Riwayat kehamilan, ANC teratur > 3 kali,
demam selama hamil (-). Riwayat persalinan, lahir spontan pervaginam, BL: 2 Kg,
Pl: tidak ingat, ditolong bidan. Imunisasi dasar lengkap. Riwayat tumbuh kembang
kesan N, sekolah kelas 1 SD, prestasi menurun setelah sakit.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pupil bulat isokor, diameter 3 mm. Refleks
cahaya langsung +/-. Paresis N. kranialis (-), motorik, sensorik, otonom baik.
Dari hasil MRI didapatkan kesan: tumor serebri lobus temporo-parieto-oksipital kiri
high grade astrocytoma.
Dilakukan tindakan kraniotomi removal tumor. Removal tumor hanya dapat dilakukan
50%, karena perdarahan sehingga operasi dihentikan.
PA jaringan tumor: Adult/high grade malignancy partially dari astrositoma jenis
pilositik.
Pasca operasi terapi dilanjutkan dengan radioterapi sebanyak 25 kali.
Klinis pasca operasi dan radiasi baik. Penglihatan tetap kabur, refleks cahaya
langsung +/-.
Lima bulan pasca operasi penglihatan mata kiri semakin memburuk. Sakit kepala
(+), muntah (+), kejang (-). Pupil bulat isokor diameter 3 mm, RCL +/menurun, RCTL
menurun/+, marcus gunn -/+, visus OD: 3/60, OS:01/~, funduskopi: papil atrofi
bilateral.
subfalcin. Kesan suatu lesi metastasis. Hasil pemeriksaan MRI kepala, lesi multipel
lobus parietal kanan dan kiri serta frontal kiri, kesan: lesi metastasis. Pada CT
Thoraks ditemukan massa di paru kanan maligna dengan pembesaran KGB
mediastinum. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan sitologi sputum diperoleh hasil sel
atipik mencurigakan keganasan. Sedangkan hasil sitologi cairan bronkus: non small
cell carcinoma condong kepada adenocarcinoma berdeferensiasi buruk.
Selanjutnya dilakukan kemoterapi menggunakan Doxcetaxel 120 mg dan Cisplatin
120 mg sebanyak 5 siklus dikombinasi dengan whole brain radioterapi.
Pasca kemoterapi dilakukan MRI ulang, didapatkan hasil lesi metastasis di frontal
menjadi lebih kecil, di parietal lebih samar dan perifokal edema menghilang.