Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3 METODOLOGI
pada
Lampiran
1).
Alat
untuk
analisis
lemak
berupa
Gas
18
19
19
20
3.3.2 Analisis mutu minyak ikan sebelum ekstraksi dengan fluida CO2
superkritik
Analisis mutu minyak ikan dilakukan untuk mengetahui kondisi awal
bahan baku minyak ikan hasil samping pengalengan ikan lemuru yang akan
digunakan dalam proses ekstraksi dengan teknologi fluida CO2 superkritik.
Analisis yang dilakukan meliputi bilangan asam dan asam lemak bebas (AOAC
1995), bilangan penyabunan (AOCS Cd 3-25 1997), dan bilangan peroksida
(AOAC 1995). Parameter yang dianalisis ini mengacu pada Celik (2000), yaitu
bilangan asam (10,15 mg KOH/gr), asam lemak bebas (4,6%), bilangan
penyabunan (187,4 mg KOH/gr), serta mengacu pada IFOMA (International
Fishmeal and Oil Manufacturers Association), yaitu asam lemak bebas (1-7%),
dan bilangan peroksida (3-20 meq/kg).
Kandungan asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan
sebelum diekstraksi dilakukan analisis asam lemak omega-3 menggunakan Gas
Chromatography (GC) (AOAC 1984 butir 28.060/GC). Hasil analisis asam lemak
yang diperoleh dibandingkan dengan penelitian Dewi (1996), yaitu kandungan
omega-3 (29,68%) dengan EPA (15,15%) dan DHA (11,36%), serta penelitian
Estiasih et al. (2005) dengan EPA (11,71%) dan DHA (9,11%).
3.3.3 Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan dengan fluida CO2
superkritik
Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan dengan fluida CO2
superkritik dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Kondisi sampel sebelum ekstraksi
Sampel yang akan digunakan untuk proses ekstraksi, yaitu minyak ikan
yang sudah disaring dengan kertas Whatman 40 (Setha 1996), dan disimpan pada
wadah yang tidak tembus cahaya dengan suhu di bawah 0 oC (Boran et al. 2006).
2. Penentuan tekanan dan suhu ekstraksi
Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan lemuru dengan fluida
CO2 superkritik terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap proses dan
tahap flushing. Skema unit alat ekstraksi fluida CO2 superkritik terdapat pada
Lampiran 2. Prosedur operasional standar ekstraksi dengan fluida CO2 superkritik
dapat dilihat pada Lampiran 3. Jumlah bahan baku minyak ikan yang dimasukkan
20
21
setiap ekstraksi sebanyak 200 gram. Kondisi proses ekstraksi dijaga kestabilannya
dan dicatat setiap 15 menit.
Proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan dengan fluida CO2
superkritik dilakukan dengan 2 variasi tekanan dan suhu ekstraksi, yaitu tekanan
3500 psi dan 4000 psi serta suhu 40 oC dan 50 oC yang mengacu pada penelitian
Lopes et al. (2011) dengan modifikasi. Tekanan dan suhu pemisahan atau separasi
setelah proses ekstraksi adalah tekanan 500 psi dan suhu 30 oC. Lama proses
berlangsung 4 jam, pada laju alir 5,5 liter/menit yang mengacu pada penelitian
Rizvi (1999) dan Utami (2004). Kondisi proses ekstraksi asam lemak omega-3
minyak ikan lemuru dengan fluida CO2 superkritik dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Kondisi proses ekstraksi asam lemak omega-3 minyak ikan lemuru
dengan fluida CO2 superkritik
TE (oC)
PE
(psi)
40
50
3500
U1
U2
U1
U2
4000
U1
U2
U1
U2
Keterangan
PS
TS
(psi)
(oC)
500
30
PE : Tekanan Ekstraktor
PS : Tekanan Separator
U : Ulangan
Waktu
Proses
5,5 liter/menit
4 jam
TE : Suhu Ekstraktor
TS : Suhu Separator
21
22
konsentrat
asam
lemak
omega-3
ditentukan
dengan
membandingkan bobot (g) hasil ekstraksi yang diperoleh terhadap bobot (g)
minyak ikan yang digunakan dikalikan 100%.
Rendemen (%) =
3.4.3 Analisis total asam lemak omega-3 (AOAC 1984 butir 28.060/GC)
Sebanyak 20-30 mg contoh minyak ditimbang dalam tabung bertutup
teflon. Lalu ditambahkan 1 ml NaOH 0,5 N dalam metanol dan dipanaskan dalam
penangas air selama 20 menit. Selanjutnya ditambahkan 2 ml BF3 20%,
dipanaskan lagi selama 20 menit. Setelah dingin, kemudian ditambahkan 2 ml
NaCl jenuh dan 1 ml isooctane dikocok dengan baik. Lapisan isooctane
dipindahkan dengan bantuan pipet tetes ke dalam tabung yang berisi sekitar 0,1 g
Na2SO4 anhidrat, dibiarkan 15 menit. Fase cair dipisahkan dan selanjutnya
diinjeksikan ke kromatografi gas.
22
23
As
100
gram contoh
3.4.4 Bilangan asam dan kadar asam lemak bebas (AOAC 1995)
Prinsip bilangan asam dan asam lemak bebas adalah pelarutan contoh
lemak atau minyak dalam pelarut organik tertentu (alkohol netral 96%)
dilanjutkan dengan penitaran dengan basa (NaOH atau KOH). Contoh yang akan
diuji, ditimbang sebanyak 5-10 gram di dalam erlenmeyer 250 ml, lalu ke dalam
contoh ditambahkan alkohol netral 96% sebanyak 25 ml dan dipanaskan sampai
mendidih. Larutan ditambahkan 2 tetes indikator PP, kemudian dititrasi dengan
larutan KOH 0,1 N hingga berwarna merah muda (konstan selama 15 detik).
Bilangan asam (mg KOH/gram sampel) =
Keterangan :
V
56,1
23
24
Keterangan :
B
= Bobot sampel
Analisis terhadap blanko dilakukan dengan cara yang sama. Sampel diganti
dengan akuades sebagai blanko.
25
serta interaksi keterkaitan antara tekanan dan suhu ekstraksi . Setiap interaksi
perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 kali ulangan. Model
Rancangan Acak Lengkap Faktorial adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie
1991) :
Yijk
= + i + j + ()ij + ijk
Keterangan :
Yij
= Mean populasi
()ij
ijk
untuk melihat pengaruh terhadap paramater yang diuji. Apabila hasil analisis
ragam memberikan pengaruh yang nyata (tolak Ho), maka dilakukan dengan uji
lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT), untuk melihat adanya perbedaan dari masingmasing perlakuan yang diberikan. Rumus pengujian dengan Uji BNT adalah
sebagai berikut (Steel dan Torrie 1991):
BNT = t (dbs)
Keterangan :
n
= Ulangan
dbs
= 0,05
kts
minyak ikan, kandungan asam lemak omega-3 (EPA dan DHA), kadar asam
lemak bebas, dan bilangan peroksida dianalisis menggunakan program Microsoft
Excel 2007 dan SPSS versi 13.0.
25