Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
SELLA FIRDHA SAPUTRI
(F1D012009)
A.Judul
Pengaruh Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.) dan Daun Pegagan (Centella
Asiatica (L.) Urban) Terhadap Morfologi dan Motilitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus Musculus )
Balb/C Yang Dipapar Asap Rokok
B.Latar Belakang
Hampir semua daerah mempunyai tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat secara
turun temurun. Pada saat ini masyarakat Indonesia lebih memilih alternatif menggunakan obat
tradisional karena dianggap relatif lebih murah, dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat,
efisien dan lebih aman dari efek samping dibandingkan dengan obat sintetik. Tetapi bukan berarti
tanaman obat atau obat tradisional tidak memiliki efek samping yang merugikan bila penggunaannya
kurang tepat. Ketepatan itu menyangkut tepat dosis, cara dan waktu penggunaan serta pemilihan
bahan ramuan yang sesuai dengan indikasi penggunaannya.
Obat tradisional yang banyak digunakan dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh orang terdahulu
sejak berabad-abad yang lalu.Obat tradisional yang terbuat dari suatu tanaman merupakan sumber
utama yang digunakan sebagai obat-obat baru, termasuk obat penyubur reproduksi. Berbagai jenis
tumbuhan liar di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai bahan alam untuk membuat obat penyubur
reproduksi. Obat-obat tersebut diharapkan aman jika dikonsumsi oleh masyarakat tanpa menimbulkan
efek samping yang membahayakan (Kristanti, 2010).
Salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional tersebut adalah pegagan
(Centella asiatica (L) urban).Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) telah terbukti bekerja baik
sebagai antifertilitas pada mencit jantan dengan mengurangi jumlah produksi spermatozoa.
Berdasarkan penelitian Noor dan Ali (2004), bahan aktif yang terdapat pada pegagan diduga mampu
menekan produksi spermatozoa. Hal tersebut dibuktikan melalui kajian histologi yang
memperlihatkan bahwa lumen pada tubulus seminiferus hanya dipenuhi dengan sel-sel spermatosit
dan spermatid.
Salah satu sumber utama radikal bebas yang berasal dari lingkungan adalah asap rokok.
Diketahui bahwa asap rokok mengandung radikal bebas dalam jumlah yang sangat tinggi. Asap rokok
terdiri dari asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama
adalah asap tembakau yang dihisap langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap
tembakau yang disebarkan ke udara bebas, sehingga dapat terhirup oleh orang lain yang dikenal
sebagai perokok pasif (Sitepoe, 2000).
Untuk menghindari dampak buruk dari radikal bebas, tubuh membutuhkan asupan
antioksidan dari luar tubuh. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron pada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat dihambat.
C.Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dikaji melalui penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh
pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan pegagan (Centella Asiatica (L.)
Urban) terhadap morfologi dan motilitas spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus ) yang dipapar
asap rokok.
D.Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) dan daun katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.) terhadap
morfologi dan motilitas spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus ) yang dipapar asap
rokok.
E.Luaran yang diharapkan
Untuk memberikan informasi tentang pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) dan daun katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.) terhadap
morfologi dan motilitas spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus ) yang dipapar asap
rokok.
F.Kegunaan
Diharapkan dapat mengembangkan informasi dikalangan mahasiswa atau masyarakat
umum tentang bagaimana bahayanya jika terpapar asap rokok.
G.Tinjauan Pustaka
A, B, C, steroid, flavonoid dan polifenol (Subekti, 2006). Katuk merupakan jenis tanaman
yang setiap saat dapat dipetik, tidak tergantung pada musim dan dapat dipanen lebih dari
berpuluh kali selama bertahun-tahun. Tanaman katuk mudah ditanam, tahan gulma dan
menghasilkan daun yang banyak dalam waktu yang relatif singkat (Sudarto, 1990).
Daun katuk mempunyai banyak khasiat terhadap kinerja unggas apalagi daun katuk
kaya akan zat besi, provitamin A dalam bentuk -Karotene, vitamin C, minyak sayur, protein,
dan mineral lainnya yang sangat dibutuhkan oleh ternak unggas untuk pertumbuhannya.
Namun demikan pemberian tepung daun katuk yang berlebihan dalam ransum cenderung
menurunkan pertumbuhan broiler oleh karena daun katuk mengandung flavonoid, saponin
dan tannin. Secara umum, tannin menyebabkan gangguan pada proses pencernaan dalam
saluran pencernaan sehingga menurunkan pertumbuhan. Selain itu, saponin meningkatkan
permeabilitas sel mukosa usus halus, yang berakibat penghambatan transport nutrisi aktif dan
menyebabkan pengambilan/penyerapan zat-zat gizi dalam saluran pencernaan menjadi
terganggu. Untuk mengurangi pengaruh tannin dan saponin, maka kemudian dilakukan
ekstraksi untuk mengurangi kandungan saponin dan tannin dalam suatu bahan pakan
(Santoso, 2009).
2. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Dari sekian banyak tumbuhan yang dapat dijadikan tanaman obat salah satunya
adalah pegagan. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) telah lama dimanfaatkan sebagai
obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar,kering maupun dalam bentuk ramuan.
Tumbuhan ini diduga memiliki kandungan yang dapat menyuburkan sistem reproduksi.Salah
satu senyawa kimia yang terkandung dalam pegagan adalah fitosterol. Fitosterol merupakan
turunan senyawa sterol yang dahulu hanya ditemukan pada hewan dalam bentuk kolesterol
sebagai bahan baku pembentuk hormon seks. Senyawa-senyawa fitosterol yang terdapat pada
tumbuhan antara lain sitosterol, dan kampesterol (Bayyinatul, 2011).
Tanaman pegagan merupakan herba menahun tidak berbatang dengan akar rimpang
pendek serta akar merayap (menjalar) stolon panjang bisa mencapai 2,5 m (De Padua, et al.
1999). Stolon tumbuh menjalar horizontal di atas permukaan tanah dan berbuku-buku. Dari
buku-buku yang menyentuh tanah akan keluar akar dan tunas yang akan tumbuh menjadi
tanaman baru. Daun pegagan tersusun secara basalis (roset) dengan 2-10 daun tunggal per
tanaman berbentuk seperti ginjal berukuran 2-5 cm x 3-7 cm. Tangkai daun tegak panjang 9 17 cm dengan bagian dalam berlubang serta bagian pangkal melekuk ke dalam dan melebar
seperti pelepah (Santa dan Prayogo, 1992).
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh
di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematangan sawah ataupun di ladang agak basah (Besung,
2009). Pegagan tumbuh merayap menutupi tanah, tidak memiliki batang, tinggi tanaman
antara 10 50 cm. Pegagan memiliki daun satu helaian yang tersusun dalam roset akar dan
terdiri dari 2 10 helai daun. Daun berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas, buah
berbentuk pinggang atau ginjal. Pegagan juga memiliki daun yang permukaan dan
punggungnya licin, tepinya agak melengkung ke atas, bergerigi, dan kadang-kadang
berambut, tulangnya berpusat di pangkal dan tersebar ke ujung serta daunnya memiliki
diameter 1-7 cm (Winarto, 2003).
Bunga tersusun dalam karangan berupa payung yang muncul dari ketiak daun. Pada
tiap karangan terdapat tiga buah bunga. Kelopak bunga berwarna hijau mahkota bunga
berwarna merah. Buah berukuran kecil, berwarna kuning coklat dan berbentuk lonjong.
Tumbuhan ini berkembangbiak dengan biji dan sulur batang atau stolon (Djauhariya dan
Hernani, 2004).
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) atau disebut juga antanan merupakan salah
satu tanaman obat yang sudah digunakan secara luas untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Pegagan telah dilaporkan pula mengandung berbagai macam senyawa yaitu
triterpenoid, minyak essensial, flavonoid dan komponen lain seperti polisakarida, polyynealkene, asam amino, asam lemak, sesquiterpen,alkaloid,sterol,carotenoid, tannin, klorofil,
pektin,garam anorganik, dan lain-lain (Zheng dan Qin 2007).
Pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) terhadap motilitas spermatozoa
mencit (Mus musculus), dapat dilihat pada jumlah spermatozoa, dengan indikator yang
bergerak cepat dan lurus ke depan (gerak maju sangat baik atau baik), spermatozoa yang
geraknya lambat atau sulit maju lurus (gerak lemah atau sedang), spermatozoa yang tidak
bergerak maju, dan spermatozoa yang tidak bergerak (Tadjudin, 1988).
Menurut Prabowo (2002), pegagan mengandung triterpenoid yang merupakan
senyawa aktif yang paling penting dari tanaman ini..Ditinjau dari segi antifertilitas bahan
aktif triterpenoid saponn yaitu asiatikosida dan madekosida dapat memperbaiki sel-sel
granulosa yang mampu menghambat sekresi hormon gonadotropin yang menyebabkan folikel
tidak dapat berkembang. Sel-sel granulosa pada folikel ovarium mensekresikan suatu
inhibidin yang berperan sebagai penghambat sintesis dan sekresi gonadotropin khusunya FSH
(Winda, 2006).
3. Mencit (Mus musculus Balb/c)
Mencit merupakan hewan yang sering dijadikan sebagai hewan percobaan untuk
pengujian
pengaruh
obat
manusia
dan
tingkat
toksisitas
racun
hama
terhadap
: Animalia
Filum
: Chordata
Subfilum
: Vertebrata
Kelas
: Mamalia
Subkelas
: Theria
Infra kelas
: Eutheria
Ordo
: Rodentia
Subordo
: Myomorpha
Famili
: Muridae
Genus
: Mus
Spesies
Secara morfologi mencit memiliki bentuk badan silindris dengan warna tubuh putih
dan kelabu.Badan mencit ditutupi oleh rambut dengan tekstur yang lembut dan halus.Bobot
tubuhnya berkisar 8-32 g.Hidungnya berbentuk kerucut bila dibandingkan dengan hewan
menyusui lainnya mencit mempunyai kemampuan reproduksi tinggi.Hewan ini pada
umumnya memiliki kematangan seksual yang cepat yaitu 2-3 bulan.Mencit beina memilki
masa kehamilan yang sangat singkat antara 21-23 hari dan terjadi post estrus yaitu birahi
kembali segera (poliestrus) dengan jumlah anak 3-12 ekor dan memiliki puting susu 5
buah.Mencit jantan biasanya selalu berada dalam kondisi siap kawin sepanjang tahun
meskipun testisnya dapat dimasukkan kembali ke rongga perut selama musim dingin
(Priyambodo,1995).
4.3. Spermatogenesis
reproduksi
dimulai
dengan
gametogenenesis.Pada
hewan
jantan
spermatogenesis dimulai dengan gonosit selama periode janin.Sel ini lalu diubah menjadi
spermatogonium setelah kelahiran.spermatogonium tetap dorman hingga puberitas.Saat
aktivitas proliferasi dimulai lagi,beberapa spermatogonium berkembangbiak membentuk
spermatogonium lain.Sementara lainnya mengalami pematangan menjadi spermatozoa
(Frank,1994).Proses spermatozoa matang dari sel asala spermatogonia berkisar 5 minggu
pada tikus (Roberts,1967).
4.4. Sel sperma
Sel sperma yang normal memiliki bagian kepala,leher bgaian tengah dan ekor.Keoala
ditutupi oleh tudung protoplasmic (galea kapitis) pada mencit kepala berbentuk kait.Leher
merpukan bagian tengah dan ekor tersusun dari flagellum tunggal yang padat,tetapi tersusun
dari beberapa (9 atau 18) berkas fibril (mikrotubul) yang sudah stabil (Nalbandov,1990).
Mikrotubul merupakan protein yang dinamis yang selalu terkait dan terurai,proteinprotein itu saling berkait sehingga terbentuk dari molekul-molekul tubulin,setiap molekul
merupakan heterodimmer yang terdiri dari dua subunit globular yang diberi nama tubulin
alpha
dan
tubulin
betha.Sebelum
melekul-molekul
tubulin
terkait
menjadi
Testis diatur secara hormonal oleh sumbu pituitary FSH (Folikel Stimulating
Hormone) dibutuhkan salam inisiasi spermatogenesis melalui produksi ABP (Adeno Binding
Protein) dalam sertoli ,sementara LH (Lutheinizing Hormone) berkerja pada sel
leydig.Selanjutnya sel ini mengadakan respon dengan cara mensekresikan andogen.FSH
dapat menyebabkan bertambah panjangnya diameter tubulus seminiferus.Transformasi
ganosit menjadi spermatogonia mungkin membutuhkan testosteron,tetapi pembelahan mitosis
spermatogonia
dan
hormonal.Pembelahan
pembentukkan
spermatosit
dapat
terjadi
tanpa
stimulus
membutuhkan testosteron,tetapi
1. Umur 8 minggu
2. Berat badan 30 gram
3. Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2.2.2. Kriteria eksklusi
1. Mencit tidak bergerak aktif
2. Mencit mati selama masa penelitian
3. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pengamatan morfologi spermatozoa dari
masing-masing perlakuan menggunakanstatistik dengan model rancangan acak lengkap
(RAL), dengan 3 pengulangan. Desain ini gunakan dalam penelitian karena perlakuan
dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen serta dilakukan dalam skala
laboratorium jadi kondisi lingkungan dianggap homogeny. Desain Rancangan Acak Lengkap
(RAL) ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar
variable dalam penelitian. Bahan yang digunakan adalah kontrol (tanpa perlakuan) dan
mencit yang diberi yang diberikan ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan
pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) kepada mencit (Mus musculus) Balb/c dengan 5
konsentrasi yang berbeda yaitu 1%, 2%, 4%, 8% dan16%.
4. Prosedur Penelitian
4.1 Persiapan Penelitian
a.Pembuatan maserasi Daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella
asiatica (L.) Urban
Daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban sebagai
sampel diambil daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.)Urban
segar 2 kg dibersihkan dari kotoran dengan air yang mengalir,dikeringkan tanpa sinar
matahari selama 5 hari,setelah kering 2 kg Daun Sauropus androgynus (L. Merr. dan daun
Centella asiatica (L.) Urban tersebut dipotong kecil-kecil dan kering anginkan kemudian
dievaporasi dengan menggunakan evaporator dan menggunakan pelarut etanol 96%.
b.Pembuatan ekstraksi
lakukan pemisahan murni antara pemisahan murni antara etanol dan Daun Sauropus
androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban .Pemisahan ekstrak dari etanol
dilakukan dengan evaporasi menggunakan evaporator pada suhu pada suhu 65 oC,setelah
hasil ekstrak dipisah dengan evaporator akan diperoleh ekstrak Daun Sauropus androgynus
(L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban .Kemudian dibuat pebandinga 1:1 antara
ektrak Daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban .
b.Pengadaan dan Pembiakan Mencit
Kandang untuk pembiakan mencit dibuat dengan menggunakan nampan plastik yang
diberi sekam padi sebagai alas dan bagian atas dari nampan yang diberi kain kasa,kemudian
ditambah kawat untuk penguat dibagian penutupnya.Mencit dibiakkan di Laboratorium Basic
Science,FMIPA,Universitas Bengkulu.Untuk penelitian ini hewan jantan dipelihara dalam
kandang dan diberi rata-rata suhu ruangan 23,6 oC dan maksimum 26 oC,serta kelembaban
rata-rata 80,6% (Rumanta,1994).Dalam penelitian ini mencit diberi pakan berupa pelet ikan
yang diperkaya protein.
c.Dosis
Penentuan dosis berdasarkan konversi perhitungan dosis. Penentuan dosis
berdasarkan konversi perhitungan dosis.Dosis yang digunakan berdasarkan penelitian
sebelumnya yaitu 3,75 g/l, 7,5 g/l, dan 15 g/l atau setara dengan 0,2 ml, 0,4 ml, dan 0,8 ml.
Ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) secara oral.
d.Pemberian Ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban)
Setelah mencit diadaptasikan selama satu minggu, kemudian 25 ekor mencit tersebut
dibagi secara acak menjadi lima kelompok percobaan, masing-masing kelompok terdiri atas
tujuh ekor mencit. Lima kelompok tersebut adalah kelompok
kontrol negatif (K(-)) : yang tanpa perlakuan,
: yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak daun katuk + pegagan
:yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak daun katuk + pegagan
: yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak daun katuk + pegagan
Neubauer sebanyak 1 teteskemudian ditutup dengan menggunakan kaca penutup. Setelah itu
dilakukan pengamatanpergerakan (motilitas) spermatozoa.
c.Pembuatan Suspensi Semen
Selanjutnya setiap epididimis yang diperoleh dari hasil pembedahan dimasukkan
kedalam cawan petri yang sudah berisi 10 ml larutan Dulbeccos phospat buffered saline
(solution) atau PBSA (Frensney,1986 dalam Rumanta,1994) kemudian diiris-iris dengan
pisau tajam dengan menggunakan pipet suspensi tersebut diaduk dengan jalan menyedot dan
menyemprotkan kembali secara berulang-ulang (Rumanta,1994).
d.Persentase jumlah spermatozoa abnormal
Jumlah spermatozoa abnormal x 100 %
Jumlah spermatozoa normal
Persentase jumlah spermatozoa cacat kepala
Jumlah spermatozoa cacat kepala x 100 %
200
Persentase jumlah spermatozoa cacat leher
Jumlah spermatozoa cacat leher
x 100 %
200
Persentase jumlah spermatozoa cacat ekor
Jumlah spermatozoa cacat ekor
x 100 %
200
e.Cara menghitung
jumlah spermatozoa didalam kotak hitung
Dalam penelitian ini mikroskop yang digunaka pembesaran 400 kali (10 lensa okuler
dan 40 lensa objektif)
a. Suspensi diteteskan ke bilik hitung yang telah ditutp dengan cover glass selanjutnya
diamati dibawah mikroskop.
b. Pada bilik hitung,dicari fokus yang dibatasi oleh garis dobel.
c. Dari 25 kotak dipilih 5 kotak yang letaknya 1 ditengah dan 4 setiap pojok kotak dan
dihitung spermatozoa yang ada didalam kotak hitung.
d. Rumus yang digunakan yaitu:
Jumlah spermatozoa dalam 5 kotak bilik hitung x 400 x 50.000 = Juta/ml sel mani.
I.Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan direncanakan sekitar 3 bulan.
J. Rancangan Biaya
K.Daftar Pustaka
Bayyinatul M.2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica,L.
Urban) Terhadap Jumlah Korpus Luteum dan Kebuntingan Mencit (Mus
musculus)Betina.
[Online].http://www.berkalahayati.org/index.php/bph/article/download/234/170.
[28 Oktober 2012].
Besung, Kertanengah I. 2009. Pegagan (Centella aisatica) Sebagai Alternative Pencegahan
Infeksi Pada Ternak.Jurnal Penelitian vol.2. no 1 26 agustus 2009. Universitas
Udayana: Bali .
Gunanegara,dkk.2008.Efektivitas Ekstrak Daun Katuk dalam Produksi Air Susu Ibu untuk
Keberhasilan Menyusui.Universitas Kristen Maranatha:Bandung.
Issoeganti.1993.Biologi sel.UGM press:Yogyakarta.
La,C Frank.1994.Toksikologi Dasar Edisi Kedua.UJI Press:Jakarta.
Nalbandov,AV.1990.Fisiologi Reproduksi Pada mamalia dan Unggas.UJI Press:Jakarta.
Noor,Mahanem Mat dan Norazalia Mohd Ali. 2004. In Vivo Effects of Centella asiatica on
the Histology of Testis and Sperm Quality in Mice. Pusat Pengajian Biosains dan
Bioteknologi:Malaysia.
Prabowo,W. 2002. Centella Anti Radang. Intisari Mediatama:Jakarta.
Priyambodo,S.1995.Pengendalian Hama Tikus Terpadu.Penebar Swadaya:Jakarta.
Rugh,Roberts.1967.The Mouse Its Reproduction and Development.Burgess Publishing
Company:Columbia University.
Fenny Oktavia
Perempuan
MIPA BIOLOGI
F1D012045
Bengkulu, 04 Oktober 1994
Fenny_Oktavia@rocketmail.com
08992233689
Nama Sekolah
SD
SDN 14
SMP
SMPN 1
SMA
Tanjung Sakti
Pondok Kelapa
Muhammadiyah
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
2000-2006
SMA
04 Bengkulu
IPA
2009-2012
2006-2009
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
Jenis Penghargaan
Tahun
UNIB
UNIB
UMB
2010
2008
2011
Juara 1 Mading
Juara 2 Paskibra
Juara 2 Mading
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan
secara
hukum.Apabila
di
kemudian
hari
dijumpai
Fenny Oktavia
F1D012045
A. Identitas Diri
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Utari
Perempuan
Program Studi
NIM
Tempat Tanggal Lahir
E-mail
No. HP
MIPA BIOLOGI
F1D012051
Curup, 08 September 1995
utariivander@gmail.com
08973330744
B.Riwayat Pendidikan
Nama Sekolah
SD
SDN 02
SMP
SMPN 1 Curup
SMA
SMAN 1
Centre Curup
2001-2007
Kota
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
Curup Kota
IPA
2009-2012
2007-2009
Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar
1.
2.
3.
Jenis Penghargaan
.
1.
2.
3.
PERTAMINA PROVINSI
Juara 3 Futsal Putri
Tahun
FOSI UNIB
2014
PERTAMINA
2014
HIMATESA UNIB
2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan
secara
hukum.Apabila
di
kemudian
hari
dijumpai
Utari
F1D012051
2. Biodata dosen pendamping
A. Identitas Dosen Pembimbing
Nama Lengkap
NIP
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Bidang Keahlian
Alamat
No. HP
Nama
Pembagian Tugas
o
1
Fenny Oktavia
Utari
penelitian