Вы находитесь на странице: 1из 18

OUTLINE PKM-PENELITIAN (PKMP)

Oleh:
SELLA FIRDHA SAPUTRI
(F1D012009)

A.Judul
Pengaruh Ekstrak Daun Katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.) dan Daun Pegagan (Centella
Asiatica (L.) Urban) Terhadap Morfologi dan Motilitas Spermatozoa Mencit Jantan (Mus Musculus )
Balb/C Yang Dipapar Asap Rokok

B.Latar Belakang
Hampir semua daerah mempunyai tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat secara
turun temurun. Pada saat ini masyarakat Indonesia lebih memilih alternatif menggunakan obat
tradisional karena dianggap relatif lebih murah, dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat,
efisien dan lebih aman dari efek samping dibandingkan dengan obat sintetik. Tetapi bukan berarti
tanaman obat atau obat tradisional tidak memiliki efek samping yang merugikan bila penggunaannya
kurang tepat. Ketepatan itu menyangkut tepat dosis, cara dan waktu penggunaan serta pemilihan
bahan ramuan yang sesuai dengan indikasi penggunaannya.
Obat tradisional yang banyak digunakan dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan maupun hewan.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh orang terdahulu
sejak berabad-abad yang lalu.Obat tradisional yang terbuat dari suatu tanaman merupakan sumber
utama yang digunakan sebagai obat-obat baru, termasuk obat penyubur reproduksi. Berbagai jenis
tumbuhan liar di Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai bahan alam untuk membuat obat penyubur
reproduksi. Obat-obat tersebut diharapkan aman jika dikonsumsi oleh masyarakat tanpa menimbulkan
efek samping yang membahayakan (Kristanti, 2010).
Salah satu tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional tersebut adalah pegagan
(Centella asiatica (L) urban).Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) telah terbukti bekerja baik
sebagai antifertilitas pada mencit jantan dengan mengurangi jumlah produksi spermatozoa.
Berdasarkan penelitian Noor dan Ali (2004), bahan aktif yang terdapat pada pegagan diduga mampu
menekan produksi spermatozoa. Hal tersebut dibuktikan melalui kajian histologi yang

memperlihatkan bahwa lumen pada tubulus seminiferus hanya dipenuhi dengan sel-sel spermatosit
dan spermatid.
Salah satu sumber utama radikal bebas yang berasal dari lingkungan adalah asap rokok.
Diketahui bahwa asap rokok mengandung radikal bebas dalam jumlah yang sangat tinggi. Asap rokok
terdiri dari asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama
adalah asap tembakau yang dihisap langsung oleh perokok, sedangkan asap samping adalah asap
tembakau yang disebarkan ke udara bebas, sehingga dapat terhirup oleh orang lain yang dikenal
sebagai perokok pasif (Sitepoe, 2000).
Untuk menghindari dampak buruk dari radikal bebas, tubuh membutuhkan asupan
antioksidan dari luar tubuh. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau
lebih elektron pada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat dihambat.

C.Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang dikaji melalui penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh
pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan pegagan (Centella Asiatica (L.)
Urban) terhadap morfologi dan motilitas spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus ) yang dipapar
asap rokok.

D.Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) dan daun katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.) terhadap
morfologi dan motilitas spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus ) yang dipapar asap
rokok.
E.Luaran yang diharapkan
Untuk memberikan informasi tentang pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban) dan daun katuk (Sauropus Androgynus (L.) Merr.) terhadap
morfologi dan motilitas spermatozoa mencit jantan (Mus Musculus ) yang dipapar asap
rokok.
F.Kegunaan
Diharapkan dapat mengembangkan informasi dikalangan mahasiswa atau masyarakat
umum tentang bagaimana bahayanya jika terpapar asap rokok.
G.Tinjauan Pustaka

1. Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr)


Daun katuk mempunyai nilai gizi yang cukup baik, seperti protein,lemak, kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, B, dan C. Vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, memperkuat
aliran darah, menyembuhkan luka, meningkatkan kekebalan tubuh, dan melindungi dari
serangan kanker. Kelebihan vitamin C mengakibatkan lebih besarnya kemungkinan
pembentukan batu ginjal, dan menimbulkan gejala lain seperti diare. Kekurangan vitamin C
menyebabkan penyakit scorbut. Sehingga untuk mencegah penyakit scorbut sebaiknya kita
mengkonsumsi sayuran yang mengandung vitamin C, salah satunya daun katuk (Poernomo,
2006).
Tanaman katuk tumbuh menahun, berbentuk semak perdu dengan ketinggian antara
2 m 5 m. Tanaman katuk terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Sistem
perakarannya menyebar ke segala arah dan dapat mencapai kedalaman antara 30-50 cm.
Batang tanaman tumbuh tegak dan berkayu. Tanaman katuk mempunyai daun majemuk
genap, berukuran kecil, berbentuk bulat seperti daun kelor. Permukaan atas daun berwarna
hijau gelap, sedangkan permukaan bawah daun berwarna hijau muda. Produk utama tanaman
katuk berupa daun yang masih muda. Daun katuk sangat potensial sebagai sumber gizi karena
memiliki kandungan gizi yang setara dengan daun singkong, daun papaya, dan sayuran
lainnya (Rukmana, 2003).
Daun katuk (Sauropus androgynous (L). Merr) adalah daun dari tanaman Sauropus
androgynous (L) Merr, family Euphorbiaceae, ada dua jenis tanaman katuk, yakni katuk
merah dan katuk hijau. Katukmerah berwarna hijau kemerah - merahan, banyak dijumpai
dihutan belantara, sedangkan katuk hijau merupakan jenis katuk yang banyak ditanam untuk
dimanfaatkan daunnya sebagai obat obatan dan sayuran. Pertumbuhan daun katuk hijau
lebih produktif daripada katuk merah. Di Indonesia daun katuk hijau yang masih segar
digunakan sebagai obat luka, frambusia, pewarna alami, dan lalapan.Sedangkan daun katuk
yang sudah direbus digunakan untuk melancarkan ASI, mengatasi sembelit,dan dikonsumsi
sebagai sayur bening, dan minuman. Daun katuk sudah diproduksi sebagai sediaan
fitofarmaka yang berkhasiat untuk melancarkan ASI. Sepuluh pelancar ASI yang
mengandung daunkatuk telah beredar di Indonesia pada tahun 2000 (Gunanegara, dkk.,
2008).
Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr) merupakan obat yang termasuk dalam famili
Euphorbiaceae. Kandungan kimia katuk adalah protein, lemak, kalsium, fosfat, besi, vitamin

A, B, C, steroid, flavonoid dan polifenol (Subekti, 2006). Katuk merupakan jenis tanaman
yang setiap saat dapat dipetik, tidak tergantung pada musim dan dapat dipanen lebih dari
berpuluh kali selama bertahun-tahun. Tanaman katuk mudah ditanam, tahan gulma dan
menghasilkan daun yang banyak dalam waktu yang relatif singkat (Sudarto, 1990).
Daun katuk mempunyai banyak khasiat terhadap kinerja unggas apalagi daun katuk
kaya akan zat besi, provitamin A dalam bentuk -Karotene, vitamin C, minyak sayur, protein,
dan mineral lainnya yang sangat dibutuhkan oleh ternak unggas untuk pertumbuhannya.
Namun demikan pemberian tepung daun katuk yang berlebihan dalam ransum cenderung
menurunkan pertumbuhan broiler oleh karena daun katuk mengandung flavonoid, saponin
dan tannin. Secara umum, tannin menyebabkan gangguan pada proses pencernaan dalam
saluran pencernaan sehingga menurunkan pertumbuhan. Selain itu, saponin meningkatkan
permeabilitas sel mukosa usus halus, yang berakibat penghambatan transport nutrisi aktif dan
menyebabkan pengambilan/penyerapan zat-zat gizi dalam saluran pencernaan menjadi
terganggu. Untuk mengurangi pengaruh tannin dan saponin, maka kemudian dilakukan
ekstraksi untuk mengurangi kandungan saponin dan tannin dalam suatu bahan pakan
(Santoso, 2009).
2. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban)
Dari sekian banyak tumbuhan yang dapat dijadikan tanaman obat salah satunya
adalah pegagan. Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) telah lama dimanfaatkan sebagai
obat tradisional baik dalam bentuk bahan segar,kering maupun dalam bentuk ramuan.
Tumbuhan ini diduga memiliki kandungan yang dapat menyuburkan sistem reproduksi.Salah
satu senyawa kimia yang terkandung dalam pegagan adalah fitosterol. Fitosterol merupakan
turunan senyawa sterol yang dahulu hanya ditemukan pada hewan dalam bentuk kolesterol
sebagai bahan baku pembentuk hormon seks. Senyawa-senyawa fitosterol yang terdapat pada
tumbuhan antara lain sitosterol, dan kampesterol (Bayyinatul, 2011).
Tanaman pegagan merupakan herba menahun tidak berbatang dengan akar rimpang
pendek serta akar merayap (menjalar) stolon panjang bisa mencapai 2,5 m (De Padua, et al.
1999). Stolon tumbuh menjalar horizontal di atas permukaan tanah dan berbuku-buku. Dari
buku-buku yang menyentuh tanah akan keluar akar dan tunas yang akan tumbuh menjadi
tanaman baru. Daun pegagan tersusun secara basalis (roset) dengan 2-10 daun tunggal per
tanaman berbentuk seperti ginjal berukuran 2-5 cm x 3-7 cm. Tangkai daun tegak panjang 9 17 cm dengan bagian dalam berlubang serta bagian pangkal melekuk ke dalam dan melebar
seperti pelepah (Santa dan Prayogo, 1992).

Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh
di perkebunan, ladang, tepi jalan, pematangan sawah ataupun di ladang agak basah (Besung,
2009). Pegagan tumbuh merayap menutupi tanah, tidak memiliki batang, tinggi tanaman
antara 10 50 cm. Pegagan memiliki daun satu helaian yang tersusun dalam roset akar dan
terdiri dari 2 10 helai daun. Daun berwarna hijau dan berbentuk seperti kipas, buah
berbentuk pinggang atau ginjal. Pegagan juga memiliki daun yang permukaan dan
punggungnya licin, tepinya agak melengkung ke atas, bergerigi, dan kadang-kadang
berambut, tulangnya berpusat di pangkal dan tersebar ke ujung serta daunnya memiliki
diameter 1-7 cm (Winarto, 2003).
Bunga tersusun dalam karangan berupa payung yang muncul dari ketiak daun. Pada
tiap karangan terdapat tiga buah bunga. Kelopak bunga berwarna hijau mahkota bunga
berwarna merah. Buah berukuran kecil, berwarna kuning coklat dan berbentuk lonjong.
Tumbuhan ini berkembangbiak dengan biji dan sulur batang atau stolon (Djauhariya dan
Hernani, 2004).
Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) atau disebut juga antanan merupakan salah
satu tanaman obat yang sudah digunakan secara luas untuk mengobati berbagai macam
penyakit. Pegagan telah dilaporkan pula mengandung berbagai macam senyawa yaitu
triterpenoid, minyak essensial, flavonoid dan komponen lain seperti polisakarida, polyynealkene, asam amino, asam lemak, sesquiterpen,alkaloid,sterol,carotenoid, tannin, klorofil,
pektin,garam anorganik, dan lain-lain (Zheng dan Qin 2007).
Pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella asiatica) terhadap motilitas spermatozoa
mencit (Mus musculus), dapat dilihat pada jumlah spermatozoa, dengan indikator yang
bergerak cepat dan lurus ke depan (gerak maju sangat baik atau baik), spermatozoa yang
geraknya lambat atau sulit maju lurus (gerak lemah atau sedang), spermatozoa yang tidak
bergerak maju, dan spermatozoa yang tidak bergerak (Tadjudin, 1988).
Menurut Prabowo (2002), pegagan mengandung triterpenoid yang merupakan
senyawa aktif yang paling penting dari tanaman ini..Ditinjau dari segi antifertilitas bahan
aktif triterpenoid saponn yaitu asiatikosida dan madekosida dapat memperbaiki sel-sel
granulosa yang mampu menghambat sekresi hormon gonadotropin yang menyebabkan folikel
tidak dapat berkembang. Sel-sel granulosa pada folikel ovarium mensekresikan suatu
inhibidin yang berperan sebagai penghambat sintesis dan sekresi gonadotropin khusunya FSH
(Winda, 2006).
3. Mencit (Mus musculus Balb/c)

Mencit merupakan hewan yang sering dijadikan sebagai hewan percobaan untuk
pengujian

pengaruh

obat

manusia

dan

tingkat

toksisitas

racun

hama

terhadap

manusia.Adapun klasifikasi mencit sebagai berikut:


Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Subfilum

: Vertebrata

Kelas

: Mamalia

Subkelas

: Theria

Infra kelas

: Eutheria

Ordo

: Rodentia

Subordo

: Myomorpha

Famili

: Muridae

Genus

: Mus

Spesies

: Mus musculus Balb/c

Secara morfologi mencit memiliki bentuk badan silindris dengan warna tubuh putih
dan kelabu.Badan mencit ditutupi oleh rambut dengan tekstur yang lembut dan halus.Bobot
tubuhnya berkisar 8-32 g.Hidungnya berbentuk kerucut bila dibandingkan dengan hewan
menyusui lainnya mencit mempunyai kemampuan reproduksi tinggi.Hewan ini pada
umumnya memiliki kematangan seksual yang cepat yaitu 2-3 bulan.Mencit beina memilki
masa kehamilan yang sangat singkat antara 21-23 hari dan terjadi post estrus yaitu birahi
kembali segera (poliestrus) dengan jumlah anak 3-12 ekor dan memiliki puting susu 5
buah.Mencit jantan biasanya selalu berada dalam kondisi siap kawin sepanjang tahun
meskipun testisnya dapat dimasukkan kembali ke rongga perut selama musim dingin
(Priyambodo,1995).

4. Organ Reproduksi Pada Mencit Jantan

4.1 Testis dan Saluran Reproduksi


Testis merupakan kelenjar kelamin yang sangat vital dan sebagai penentu dalam
proses perkembangbiakkan.Testis terletak didalam bursa inguinal yaitu disebut kantong
skrotum. Saluran bagian dalam testis atau lobuli testis. Didalam masing-masing lobuli testis
terdapat 3-5 buah saluran berkelok-kelok yang berujung buntu yang disebut tubulus
seminiferus. Sperma dihasilkan di tubulus seminiferus yang merupakan lebih dari 90% masa
testis.Tubuli tersebut sangat berliku-liku,struktur tubulus berubah secara cepat dengan
bertambahnya umur. Dibagian distal tubuli seminiferi beranastomase,sehingga berbentuk
saluran yang lurus yang disebut tubuli rekti.Tubuli rekti tersebut saling berhubungan
membentuk jalinan seperti jala yang disebut rate testis. Dari rate testis ada beberapa saluran
meninggalkan testis yaitu duktuli eferen yang bermuara ke saluran epididimis. Epididimis
merupakan bagian saluran kelamin jantan yang berkelok-kelok yang disebut duktus
epididimis. Epididimis terdiri dari tiga bagian yaitu korpus epididimis yang berbentuk seperti
huruf U pipih dan terletak dibagian proksimal testis,korpus epididimis mengarah ke distal
atau duktus deferens. Vas deferens atau duktus deferens berupa saluran berdinding ototo
sehingga bentuknya seperti tali dan jika diraba terasa kenyal.Saluran ini berfungsi sebagai
saluran penyalur spermatozoa dari kauda kedalam uretra (Sumarsono,2000).
4.2. Kelenjar Asesori
Kelenjar asesori pada sistem reproduksi jantan terdiri dari sepasang vesikula
seminalis,prostat dan sepanjang kelenjar cowper. Struktur anatomi vesikula seminalis pada
tikus berbentuk seperti daun pakis,memanjang terdiri atas beberapa ruangan. Kelenjar
vesikula seminalis merupakan tempat cadangan semen,sekresi kelenjar koagulasi yaitu
kelenjar prostat sehingga membentuk sumbat vagina (vagina plug). Kelenjar cowper atau
kelenjar bulbourethralis,sekresinya berupa lendir dan merupakan cairan semen yang
ditumpahkan menjelang ejakulasi (Sumarsono,2000).
Plasma semen mempunyai dua fungsi utama,berfungsi sebagai medium pelarut dan
sebagai pengaktif bagi sperma yang mula-mula tidak dapat bergerak serta melengkapi selseldengan substrat yang kaya akan elektrolit (natrium dan klorida),nitrogen,asam sitrat,asam
askorbat,inositol,fosfatasem ergonim sedikit vitamin serta enzim (Nalbandov,1990).

4.3. Spermatogenesis

Spermatogenesis terjadi didalam tubulus seminifera dalam testis.Dalam tubulus ini


terdapat sel sertoli yang menjulur dari dasar lumen tubulus seminifera,selain itu ada sel
Leydig yang terletak dalam jaringan interistitial disekeliling tubulus seminifera,sel-sel ini
merupakan tempat utama sinstesis testosteron yang penting untuk perkembangan sistem
reproduksi.Proses

reproduksi

dimulai

dengan

gametogenenesis.Pada

hewan

jantan

spermatogenesis dimulai dengan gonosit selama periode janin.Sel ini lalu diubah menjadi
spermatogonium setelah kelahiran.spermatogonium tetap dorman hingga puberitas.Saat
aktivitas proliferasi dimulai lagi,beberapa spermatogonium berkembangbiak membentuk
spermatogonium lain.Sementara lainnya mengalami pematangan menjadi spermatozoa
(Frank,1994).Proses spermatozoa matang dari sel asala spermatogonia berkisar 5 minggu
pada tikus (Roberts,1967).
4.4. Sel sperma
Sel sperma yang normal memiliki bagian kepala,leher bgaian tengah dan ekor.Keoala
ditutupi oleh tudung protoplasmic (galea kapitis) pada mencit kepala berbentuk kait.Leher
merpukan bagian tengah dan ekor tersusun dari flagellum tunggal yang padat,tetapi tersusun
dari beberapa (9 atau 18) berkas fibril (mikrotubul) yang sudah stabil (Nalbandov,1990).
Mikrotubul merupakan protein yang dinamis yang selalu terkait dan terurai,proteinprotein itu saling berkait sehingga terbentuk dari molekul-molekul tubulin,setiap molekul
merupakan heterodimmer yang terdiri dari dua subunit globular yang diberi nama tubulin
alpha

dan

tubulin

betha.Sebelum

melekul-molekul

tubulin

terkait

menjadi

mikrotubula,terlebih dahulu mereka menyusun diri membentuk protofilamen dengan jalan


subunit betha dari sebuah molekul tubulin berlekatan dengan subunit alpha dari molekul
tubulin yang berada disampingnya.
Mikrotubulin berfungsi sebagai pengatur bentuk sel,memberikan polaritas kepala
sel,membentuk bidang pembelahan sel,sebagai pemandu gerakan organel didalam sitoplasma
serta membantu dalam gerakan sel.Mikrotubul pada umumnya bersifat stabil,cepat terkait dan
terurai sehingga peka terhadap pengaruh obat-obatan terutama zat-zat antimitotik
(Issoeganti,1993).

4.5 Pengendalian Hormonal Pada Mencit Jantan

Testis diatur secara hormonal oleh sumbu pituitary FSH (Folikel Stimulating
Hormone) dibutuhkan salam inisiasi spermatogenesis melalui produksi ABP (Adeno Binding
Protein) dalam sertoli ,sementara LH (Lutheinizing Hormone) berkerja pada sel
leydig.Selanjutnya sel ini mengadakan respon dengan cara mensekresikan andogen.FSH
dapat menyebabkan bertambah panjangnya diameter tubulus seminiferus.Transformasi
ganosit menjadi spermatogonia mungkin membutuhkan testosteron,tetapi pembelahan mitosis
spermatogonia

dan

hormonal.Pembelahan

pembentukkan

spermatosit

reduksi spermatosit mungkin

dapat

terjadi

tanpa

stimulus

membutuhkan testosteron,tetapi

pemasakan spermatid melalui spermatogenesis dapat terjadi tanpa hormon,hampir pasti


bahwa FSH dan LH keduanya esensial untuk spermatogenesis yang sempurna,sekresi
andogen inilah yang memungkinkan terjadinya spermatogenesis (Nalbandov,1990).
H.Metode Penelitian
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nampan plastik,ram
kawat,botol minum,alat bedah (gunting,pinset dan silet),cawan petri,bak paraffin,pipet
tetes,gelas kimia 50 dan 100 ml,timbangan analitik,evaporator,mikroskop,gelas ukur 10
ml,sarung tangan,satu set alat gavage,kaca objek,kaca penutup ,aluminium foil,batang
pengaduk.
Selain itu bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu daun katuk,daun
pegagan,mencit (Mus musculus) Balb/c jantan,etanol 96%,sekam padi,air,tissue,PBSA,NaCl
0,9 %,aquades,pakan mencit (Mus musculus) Balb/c (pellet ikan).
2. Populasi dan Sampel Penelitian
2.1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah mencit jantan (Mus musculus) Balb/c
2.2. Sampel
Sampel penelitian ini meliputi nencit (Mus musculus) Balb/c yang akan dipapar asap
rokok.

2.2.1. Kriteria inklusi

1. Umur 8 minggu
2. Berat badan 30 gram
3. Kondisi sehat (aktif dan tidak cacat)
2.2.2. Kriteria eksklusi
1. Mencit tidak bergerak aktif
2. Mencit mati selama masa penelitian
3. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Pengamatan morfologi spermatozoa dari
masing-masing perlakuan menggunakanstatistik dengan model rancangan acak lengkap
(RAL), dengan 3 pengulangan. Desain ini gunakan dalam penelitian karena perlakuan
dikenakan sepenuhnya secara acak kepada unit-unit eksperimen serta dilakukan dalam skala
laboratorium jadi kondisi lingkungan dianggap homogeny. Desain Rancangan Acak Lengkap
(RAL) ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antar
variable dalam penelitian. Bahan yang digunakan adalah kontrol (tanpa perlakuan) dan
mencit yang diberi yang diberikan ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan
pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) kepada mencit (Mus musculus) Balb/c dengan 5
konsentrasi yang berbeda yaitu 1%, 2%, 4%, 8% dan16%.
4. Prosedur Penelitian
4.1 Persiapan Penelitian
a.Pembuatan maserasi Daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella
asiatica (L.) Urban
Daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban sebagai
sampel diambil daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.)Urban
segar 2 kg dibersihkan dari kotoran dengan air yang mengalir,dikeringkan tanpa sinar
matahari selama 5 hari,setelah kering 2 kg Daun Sauropus androgynus (L. Merr. dan daun
Centella asiatica (L.) Urban tersebut dipotong kecil-kecil dan kering anginkan kemudian
dievaporasi dengan menggunakan evaporator dan menggunakan pelarut etanol 96%.

b.Pembuatan ekstraksi

Daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella

asiatica (L.) Urban


Hasil ekstraksi pada langkah 2 yaitu ekstrak Daun Sauropus androgynus (L.) Merr.
dan daun Centella asiatica (L.) Urban

yang maasih bercampur dengan etanol,kemudian

lakukan pemisahan murni antara pemisahan murni antara etanol dan Daun Sauropus
androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban .Pemisahan ekstrak dari etanol
dilakukan dengan evaporasi menggunakan evaporator pada suhu pada suhu 65 oC,setelah
hasil ekstrak dipisah dengan evaporator akan diperoleh ekstrak Daun Sauropus androgynus
(L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban .Kemudian dibuat pebandinga 1:1 antara
ektrak Daun Sauropus androgynus (L.) Merr. dan daun Centella asiatica (L.) Urban .
b.Pengadaan dan Pembiakan Mencit
Kandang untuk pembiakan mencit dibuat dengan menggunakan nampan plastik yang
diberi sekam padi sebagai alas dan bagian atas dari nampan yang diberi kain kasa,kemudian
ditambah kawat untuk penguat dibagian penutupnya.Mencit dibiakkan di Laboratorium Basic
Science,FMIPA,Universitas Bengkulu.Untuk penelitian ini hewan jantan dipelihara dalam
kandang dan diberi rata-rata suhu ruangan 23,6 oC dan maksimum 26 oC,serta kelembaban
rata-rata 80,6% (Rumanta,1994).Dalam penelitian ini mencit diberi pakan berupa pelet ikan
yang diperkaya protein.
c.Dosis
Penentuan dosis berdasarkan konversi perhitungan dosis. Penentuan dosis
berdasarkan konversi perhitungan dosis.Dosis yang digunakan berdasarkan penelitian
sebelumnya yaitu 3,75 g/l, 7,5 g/l, dan 15 g/l atau setara dengan 0,2 ml, 0,4 ml, dan 0,8 ml.
Ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan pegagan (Centella asiatica (L.)
Urban) secara oral.
d.Pemberian Ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan pegagan
(Centella asiatica (L.) Urban)
Setelah mencit diadaptasikan selama satu minggu, kemudian 25 ekor mencit tersebut
dibagi secara acak menjadi lima kelompok percobaan, masing-masing kelompok terdiri atas
tujuh ekor mencit. Lima kelompok tersebut adalah kelompok
kontrol negatif (K(-)) : yang tanpa perlakuan,

kontrol positif (K(+)) : yang hanya dipapar asap rokok


P1

: yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak daun katuk + pegagan

dengan dosis 3,75 g/l/hari,


P2

:yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak daun katuk + pegagan

dengan dosis 7,5 g/l/hari


P3

: yang dipapar asap rokok dan diberi ekstrak daun katuk + pegagan

dengan dosis 15 g/l/hari.


Pemaparan asap rokok dilakukan dengan cara setiap kelompok kontrol mencit yang akan
diberikan perlakuan dengan asap rokok dimasukkan pada kandang dengan ukuran 30 x 15 x
15 cm dengan menggunakan spuid yang ujungnya diberi rokok yang dibakar, dipapar dengan
menghabiskan 1 batang rokok.Setelah dipapar, kelompok P1, P2, dan P3 diberi ekstrak daun
katuk dan pegagan sesuai dosis.
4.2. Pengamatan Kondisi Sperma
a. Pengamatan Morfologi Spematozoa
Setelah 14 hari perlakuan pada hewan uji, pada hari ke-15 hewan uji tersebut
dimatikan dengan cara didislokasi leher kemudian dibedah dan dipisahkan organ
reproduksinya, kemudian diambil sampel spermatozoa pada tiap-tiap kelompok untuk
diperiksa morfologi spermatozoa.Bagian kauda epididimis yang telah dipotong tersebut
dimasukkan ke dalam gelas arloji yang berisi 1 ml NaCl 0,9 % untuk dipotong sedikit pada
bagian proksimal kauda dengan gunting kemudian menekan kauda dengan perlahan hingga
cairan epididimis keluar dan tersuspensi dengan NaCl 0,9 %. Selanjutnya, untuk mengetahui
morfologi spermatozoa diperiksa dengan cara pewarnaan supravital dengan eosin Pada gelas
objek, diteteskan satu tetes suspensi sperma ditambah dengan satu tetes eosin, kemudian
dibuat sediaan hapus. Pengamatan sediaan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran
100 kali dan dihitung dengan menggunakan counter. Perhitungan dilakukan pada 200
spermatozoa, diamati bentuk spermatozoa normal, dan abnormal.
b. Pemeriksaan Motilitas Spematozoa
Dalam penelitian ini, prosedur kerja untuk pengamatan motilitas spermatozoa mencit
dilakukan dengan cara sebagai berikut: suspensi spermatozoa diteteskan diatas kamar

Neubauer sebanyak 1 teteskemudian ditutup dengan menggunakan kaca penutup. Setelah itu
dilakukan pengamatanpergerakan (motilitas) spermatozoa.
c.Pembuatan Suspensi Semen
Selanjutnya setiap epididimis yang diperoleh dari hasil pembedahan dimasukkan
kedalam cawan petri yang sudah berisi 10 ml larutan Dulbeccos phospat buffered saline
(solution) atau PBSA (Frensney,1986 dalam Rumanta,1994) kemudian diiris-iris dengan
pisau tajam dengan menggunakan pipet suspensi tersebut diaduk dengan jalan menyedot dan
menyemprotkan kembali secara berulang-ulang (Rumanta,1994).
d.Persentase jumlah spermatozoa abnormal
Jumlah spermatozoa abnormal x 100 %
Jumlah spermatozoa normal
Persentase jumlah spermatozoa cacat kepala
Jumlah spermatozoa cacat kepala x 100 %
200
Persentase jumlah spermatozoa cacat leher
Jumlah spermatozoa cacat leher

x 100 %

200
Persentase jumlah spermatozoa cacat ekor
Jumlah spermatozoa cacat ekor

x 100 %

200
e.Cara menghitung
jumlah spermatozoa didalam kotak hitung
Dalam penelitian ini mikroskop yang digunaka pembesaran 400 kali (10 lensa okuler
dan 40 lensa objektif)

a. Suspensi diteteskan ke bilik hitung yang telah ditutp dengan cover glass selanjutnya
diamati dibawah mikroskop.
b. Pada bilik hitung,dicari fokus yang dibatasi oleh garis dobel.
c. Dari 25 kotak dipilih 5 kotak yang letaknya 1 ditengah dan 4 setiap pojok kotak dan
dihitung spermatozoa yang ada didalam kotak hitung.
d. Rumus yang digunakan yaitu:
Jumlah spermatozoa dalam 5 kotak bilik hitung x 400 x 50.000 = Juta/ml sel mani.
I.Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan direncanakan sekitar 3 bulan.
J. Rancangan Biaya
K.Daftar Pustaka
Bayyinatul M.2011. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pegagan (Centella asiatica,L.
Urban) Terhadap Jumlah Korpus Luteum dan Kebuntingan Mencit (Mus
musculus)Betina.
[Online].http://www.berkalahayati.org/index.php/bph/article/download/234/170.
[28 Oktober 2012].
Besung, Kertanengah I. 2009. Pegagan (Centella aisatica) Sebagai Alternative Pencegahan
Infeksi Pada Ternak.Jurnal Penelitian vol.2. no 1 26 agustus 2009. Universitas
Udayana: Bali .
Gunanegara,dkk.2008.Efektivitas Ekstrak Daun Katuk dalam Produksi Air Susu Ibu untuk
Keberhasilan Menyusui.Universitas Kristen Maranatha:Bandung.
Issoeganti.1993.Biologi sel.UGM press:Yogyakarta.
La,C Frank.1994.Toksikologi Dasar Edisi Kedua.UJI Press:Jakarta.
Nalbandov,AV.1990.Fisiologi Reproduksi Pada mamalia dan Unggas.UJI Press:Jakarta.
Noor,Mahanem Mat dan Norazalia Mohd Ali. 2004. In Vivo Effects of Centella asiatica on
the Histology of Testis and Sperm Quality in Mice. Pusat Pengajian Biosains dan
Bioteknologi:Malaysia.
Prabowo,W. 2002. Centella Anti Radang. Intisari Mediatama:Jakarta.
Priyambodo,S.1995.Pengendalian Hama Tikus Terpadu.Penebar Swadaya:Jakarta.
Rugh,Roberts.1967.The Mouse Its Reproduction and Development.Burgess Publishing
Company:Columbia University.

Rukmana, R. dan Indra M.H.2003.Katuk Potensi dan Manfaatnya. Kanisius:Yogyakarta.


Rumanta,M.1994.Pengaruh asam Metoksiasetat terhadap Organ Reproduksi dan Fertilitas
Mencit Jantan (Tesis Pasca Sarjana Program Megister).ITB:Bandung.
Santoso,Urip.2008.Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Katuk Terhadap Kualitas Telur dan
Berat Organ Dalam. Universitas Bengkulu:Bengkulu.
Sitepoe M.2000. Kekhususan Rokok Indonesia. Grasindo : Jakarta
Subekti.2006.Penggunaan tepung daun katuk dan ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus)
sebagai substitusi ransum yang dapat menghasilkan produk puyuh jepang yang
rendah kolesterol.IPB:Bogor.
Sudarto,Y.1990.Katuk Sayuran yang Dapat Dipetik Setiap Saat. Sinar Tani 11 April
1990.Hal.5.
Sumarsono,S.2000.Embriology.ITB:Bandung.
Tadjudin.1988.Penuntun Laboratorium WHO untuk Pemeriksaan Semen Manusia dan
Interaksi Semen-Getah Serviks. Universitas Indonesia:Jakarta
Winarto, W.R dan Maria Surbakti. 2003. Khasiat dan Manfaat Pegagan. Agromedia Pustaka:
Jakarta.
Winda, 2006. Siklus Hidup Ovarium.UNP:Padang.
Zheng C, Qin L. 2007. Chemical components of Centella asiatica and their bioactivities. J
Chinese Integ Med. 5:348-351.
L.Lampiran
1. Biodata ketua serta anggota kelompok
A. Identitas Diri
Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat Tanggal Lahir
E-mail
No. HP
B.Riwayat Pendidikan

Fenny Oktavia
Perempuan
MIPA BIOLOGI
F1D012045
Bengkulu, 04 Oktober 1994
Fenny_Oktavia@rocketmail.com
08992233689

Nama Sekolah

SD
SDN 14

SMP
SMPN 1

SMA

Tanjung Sakti

Pondok Kelapa

Muhammadiyah

Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

2000-2006

SMA

04 Bengkulu
IPA
2009-2012

2006-2009

C.Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Persentation )


No
.
1.
2.
3.

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

B. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


No
.
1
2
3

Jenis Penghargaan

Institut Pemberi Penghargaan

Tahun

UNIB
UNIB
UMB

2010
2008
2011

Juara 1 Mading
Juara 2 Paskibra
Juara 2 Mading

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan

secara

hukum.Apabila

di

kemudian

hari

dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.


Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memennuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa.
Bengkulu, 16 April 2015
Pengusul

Fenny Oktavia
F1D012045
A. Identitas Diri
Nama Lengkap
Jenis Kelamin

Utari
Perempuan

Program Studi
NIM
Tempat Tanggal Lahir
E-mail
No. HP

MIPA BIOLOGI
F1D012051
Curup, 08 September 1995
utariivander@gmail.com
08973330744

B.Riwayat Pendidikan

Nama Sekolah

SD
SDN 02

SMP
SMPN 1 Curup

SMA
SMAN 1

Centre Curup
2001-2007

Kota

Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

Curup Kota
IPA
2009-2012

2007-2009

C.Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Persentation )


No.

Nama Pertemuan
Ilmiah/Seminar

Judul Artikel Ilmiah

Waktu dan Tempat

1.
2.
3.

D.Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir


No

Jenis Penghargaan

.
1.
2.

Juara 2 Lomba Cerpen


Juara 1 OSN

3.

PERTAMINA PROVINSI
Juara 3 Futsal Putri

Institut Pemberi Penghargaan

Tahun

FOSI UNIB

2014

PERTAMINA

2014

HIMATESA UNIB

2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan

secara

hukum.Apabila

di

kemudian

hari

dijumpai

ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.


Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memennuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah program kreativitas mahasiswa.
Bengkulu, 16 April 2015
Pengusul

Utari
F1D012051
2. Biodata dosen pendamping
A. Identitas Dosen Pembimbing
Nama Lengkap
NIP
Fakultas/Program Studi
Perguruan Tinggi
Bidang Keahlian
Alamat
No. HP

Dra. Helmiyetti, M.S


19610504 1987022 001
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam/Biologi
Universitas Bengkulu
Entomologi
Jl. Supratman III No:17
081373819204

Bengkulu, 16 April 2015


Dosen Pembimbing

Dra. Helmiyetti, M.S


NIP. 19610504 1987022 001
3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
N

Nama

Pembagian Tugas

o
1

Fenny Oktavia

Sebagai ketua yang bertugas membuat

Utari

proposal dan perencanaan penelitian.


Sebagai sekertaris dan pembantu dalam

penelitian

Вам также может понравиться

  • Materi Tata Surya
    Materi Tata Surya
    Документ16 страниц
    Materi Tata Surya
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Ahlan Wa Sahlan Solih Solihah Di Semester Genap Semoga Selalu Semangat Dan Istiqomah
    Ahlan Wa Sahlan Solih Solihah Di Semester Genap Semoga Selalu Semangat Dan Istiqomah
    Документ15 страниц
    Ahlan Wa Sahlan Solih Solihah Di Semester Genap Semoga Selalu Semangat Dan Istiqomah
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Tugas Kelas 7 Pekan Luring (1-5 Feb 2021)
    Tugas Kelas 7 Pekan Luring (1-5 Feb 2021)
    Документ1 страница
    Tugas Kelas 7 Pekan Luring (1-5 Feb 2021)
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • TUGAS LURING BA Februari 7
    TUGAS LURING BA Februari 7
    Документ1 страница
    TUGAS LURING BA Februari 7
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Adzan Dan Iqamah
    Adzan Dan Iqamah
    Документ15 страниц
    Adzan Dan Iqamah
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Softfile Agenda Luring Kelas 7
    Softfile Agenda Luring Kelas 7
    Документ16 страниц
    Softfile Agenda Luring Kelas 7
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Kelas Ix - Sifat Magnet
    Kelas Ix - Sifat Magnet
    Документ18 страниц
    Kelas Ix - Sifat Magnet
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Agenda Pekan Luring Semester Genap Kelas 7
    Agenda Pekan Luring Semester Genap Kelas 7
    Документ8 страниц
    Agenda Pekan Luring Semester Genap Kelas 7
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Gerak Dan Hukum Kepler
    Gerak Dan Hukum Kepler
    Документ11 страниц
    Gerak Dan Hukum Kepler
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • ATOM
    ATOM
    Документ45 страниц
    ATOM
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Softfile Agenda Luring Kelas 7
    Softfile Agenda Luring Kelas 7
    Документ16 страниц
    Softfile Agenda Luring Kelas 7
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Tugas Bakteriologi Kesehatan
    Tugas Bakteriologi Kesehatan
    Документ2 страницы
    Tugas Bakteriologi Kesehatan
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Agenda Pekan Luring Semester Genap
    Agenda Pekan Luring Semester Genap
    Документ6 страниц
    Agenda Pekan Luring Semester Genap
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Sistem Gerak (Rangka, Sendi, Otot)
    Sistem Gerak (Rangka, Sendi, Otot)
    Документ40 страниц
    Sistem Gerak (Rangka, Sendi, Otot)
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • LAPORAN
    LAPORAN
    Документ2 страницы
    LAPORAN
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • ELEKTROMAGNETIK
    ELEKTROMAGNETIK
    Документ17 страниц
    ELEKTROMAGNETIK
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Kelas Ix - Sifat Magnet
    Kelas Ix - Sifat Magnet
    Документ18 страниц
    Kelas Ix - Sifat Magnet
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Cara Kerja
    Cara Kerja
    Документ2 страницы
    Cara Kerja
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Pembelahan Sel
    Pembelahan Sel
    Документ17 страниц
    Pembelahan Sel
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Persembahan Fiks
    Persembahan Fiks
    Документ19 страниц
    Persembahan Fiks
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Gejala Diabetes Melitus
    Gejala Diabetes Melitus
    Документ2 страницы
    Gejala Diabetes Melitus
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Diabetes
    Diabetes
    Документ12 страниц
    Diabetes
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Bak Teri
    Bak Teri
    Документ2 страницы
    Bak Teri
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Magnet 1
    Magnet 1
    Документ18 страниц
    Magnet 1
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Tugas Bakteriologi Kesehatan
    Tugas Bakteriologi Kesehatan
    Документ2 страницы
    Tugas Bakteriologi Kesehatan
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Nama
    Nama
    Документ10 страниц
    Nama
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Laporan Akhir
    Laporan Akhir
    Документ5 страниц
    Laporan Akhir
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Genetika Mikrob Sella
    Genetika Mikrob Sella
    Документ2 страницы
    Genetika Mikrob Sella
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Sella Firdha Saputri
    Sella Firdha Saputri
    Документ1 страница
    Sella Firdha Saputri
    'shella Shesya Dhavino
    Оценок пока нет
  • Mutasi Gen
    Mutasi Gen
    Документ15 страниц
    Mutasi Gen
    S Firdha
    Оценок пока нет