Вы находитесь на странице: 1из 67

Oleh :

Amin Zakaria, S.Kep. Ners. M.Kes

Proses Keperawatan Keluarga


Pada

dasarnya proses keperawatan


merupakan suatu proses pemecahan
masalah yang sistematis, yang digunakan
ketika bekerja pada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas

Pada

keperawatan keluarga, perawat


mengonseptualisasikan keluarga sebagai unit
pelayanan dan keluarga sebagai unit atau
sistem, maka fokusnya adalah Keluarga.

BAGAN
LANGKAH-LANGKAH PROSES KEPERAWATAN KELUARGA
Pengkajian Anggota Keluarga

Pengkajian terhadap Keluarga

Secara Individual:
Fisik
Mental/Emosional
Sosial
Spiritual

Mengidentifikasi data Sosial Budaya


Data Lingkungan
Struktur Keluarga
Fungsi Keluarga
Perkembangan Keluarga
Stress koping keluarga

Identifikasi Masalah, Masalah Keluarga


(Diagnosa Keperawatan)

1.
2.
3.
4.
5.

Rencana Keperawatan:
Menyusun prioritas
Perumusan Tujuan dan Kriteria Hasil
Mengidentifikasi sumber-sumber
Mengidentifikasi pendekatan alternatif
Memilih intervensi perawatan
Implementasi Rencana Keperawatan
(Pengerahan sumber-sumber)

Evaluasi Keperawatan

Pengkajian adalah suatu tahapan di mana


seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya

Bersifat dinamis, interaktif dan flexibel.


Merupakan syarat utama untuk
pengidentifikasian masalah.
Proses pengumpulan informasi secara terus
menerus.
Data dikumpulkan secara sitematis dengan
menggunakan alat pengkajian keluarga.
Jika menemukan data yang bermakna atau
berpotensi masalah maka digali lebih dalam.

Wawancara
dengan
anggota
keluarga yang berkaitan dengan
riwayat kesehatan dan gaya hidup.
1.

2.

3.

Wawancara harus terfokus, disusun


berdasarkan struktur dan bertujuan.
Memberikan kesempatan kepada
setiap individu untuk mengungkapkan
persepsinya.
Memberikan kesempatan kepada
perawat untuk melihat interaksi
anggota keluarga.

Observasi secara obyektif, dengan melakukan


pengamatan terhadap lingkungan perumahan dan
fasilitas-fasilitasnya.
1. Dapat menggunakan cek lyst dan inventaris.
2. Cek lyst berkaitan dengan data yang
memerlukan pengamatan
3. Inventaris untuk mengkaji situasi rumah
dalam kaitannya dengan kelayakan rumah.

Informasi tertulis maupun lisan dari


berbagai lembaga yang menangani
kesehatan keluarga maupun dari
anggota tim kesehatan lainnya.

1.
2.

3.

4.

Salah satu fungsi perawat keluarga adalah


menciptakan hubungan saling percaya.
Menciptakan hubungan saling percaya adalah
dimana adanya saling terbuka, saling menghormati
dan komunikasi berjalan dengan efektif.
Hubungan saling percaya dapat dikembangkan
dengan menyampaikan tujuan kunjungan,
menerima dan mengakui hak-hak keluarga pada
perasaan dan keyakinan mereka sendiri tanpa
keluar dari tujuan, nilai-nilai dan harapan perawat.
Diawali dengan memberi kesempatan keluarga
mengungkapkan persoalan dan masalahnya sendiri

Assesment

Merupakan aspek yang penting bagi keberhasilan


pengkajian keluarga.
Cara yang efektif dalam persiapan adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Membaca catatan (Medical Record) dari keluarga yang akan


dikunjungi.
Mendiskusikan dengan tim keperawatan yang mengenal
keluarga yang dimaksud.
Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang mungkin muncul
pada keluarga.
Buat kontrak perjanjian dengan keluarga yang akan dikunjungi
(melalui telepon, lisan atau surat).
Menyiapkan instrumen pengkajian
TRUST

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama kepala keluarga (KK)


Umur
Alamat dan telephon
Pekerjaan kepala keluarga
Pendidikan kepala keluarga
Komposisi keluarga dan Genogram (Genogram keluarga dalam tiga
generasi)
Hubungan dengan
Nama/ inisial
kepala keluarga
Jenis kelamin
Pendidikan
Tanggal lahir/umur
Pekerjaan

8.

Latar Belakang Budaya (Etnis)

9.

Mengkaji asal suku bangsa keluarga


mengidentifikasi budaya suku bangsa
dengan kesehatan

tersebut serta
tersebut terkait

Identifikasi Religius

Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan yang


dapat mempengaruhi kesehatan

10.

Status Ekonomi

11.

Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik


dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain
itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga

Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang

Aktivitas rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja


keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun
juga penggunaan waktu
luang/senggang keluarga

Riwayat dan Tahap


Perkembangan Keluarga
1.
2.
3.

4.

Tahap perkembangan keluarga saat ini


Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan
yang sesuai dengan tahap perkembangan saat ini
Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini, termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian dan
pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang
berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang,
dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
Riwayat keluarga sebelumnya : keluarga asal kedua orang tua
(seperti apa kehidupan keluarga asalnya; hubungan masa
silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua

1.
2.

3.
4.
5.

Karakteristik Rumah
Karakteristik
Lingkungan
dan
Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih
Luas
Mobilitas Geografis Keluarga
Hubungan Keluarga dengan FasilitasFasilitas Kesehatan dalam Komunitas
Sistem Pendukung Keluarga

I have role
flexibility

1. Pola-pola Komunikasi
2. Struktur Kekuasaan
3. Struktur Peran
4. Struktur Nilai-Nilai
Keluarga

Pola Komunikasi Keluarga

Apakah pesan /kebutuhan dapat


tersampaikan
Bagaimana keluarga memberikan respon
Langsung atau tdk langsung
Kuantitas dan kualitas komunikasi
Adakah disfungsional komunikasi

Struktur kekuatan
Pola pengambilan keputusan dalam keluarga
Siapa
Bagaimana caranya
Model kekuasaan yg digunakan :
penghargaan, keahlian, paksaan,
kekuasaan
Kepuasan keluarga dengan pola tsb

Struktur Peran
Peran

formal dan peran informal


Peran-peran yang disfungsional
Analisa model peran :
- Siapa yg dijadikan model peran
- Apakah peran yg dijalankan sesuai dg tahap
perkembangan
- Apakah masalah kesehatan mempengaruhi
peran klg
- Adakah pengaturan peran-peran baru

Struktur Nilai
Kesesuaian

nilai klg dg nilai di masyarakatnya


Pentingnya nilai yg dianut thd keluarga
Adakah konflik nilai dlm keluarga
Apakah nilai-nilai dlm klg berpengaruh thd
status kesehatan klg

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Fungsi afektif (psikologis, aman, interaksi,


mendewasakan, identitas diri)
Fungsi sosial (fungsi dan peran di masyarakat, sarana dan
kontak sosial di dalam dan luar rumah)
Fungsi reproduktif (Menjamin kelangsungan generasi,
kelangsungan hidup masyarakat)
Fungsi kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan
Fungsi pengontrol ( pendidikan dan norma)
Fungsi ekonomi

Fungsi Perawatan Kesehatan


Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Definisi dari keluarga tentang sehat / sakit dan tingkat


pengetahuan mereka
Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang
Praktek diet keluarga
Kebiasaan tidur dan istirahat:
Latihan dan rekreasi
Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
Praktik lingkungan
Cara-cara pencegahan secara medis
Praktik kesehatan gigi

1.
2.
3.
4.
5.

Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan


keluarga
Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini
terjadi pada keluarga
Cara keluarga dalam mengatasi stressor
Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk
menghadapi stressor tersebut
Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara
koping terhadap masalah-masalah mereka sekarang.

Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian


terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga
dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun
sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama
dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya
keluarga

1. Diagnosa Keperawatan Keluarga


pada masalah Lingkungan
a.
b.
c.

Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan


rumah (Higienis lingkungan)
Resiko terhadap cidera
Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit )

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga


pada masalah Struktur Komunikasi
a.

Komunikasi Keluarga Disfungsional

3. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada


masalah Struktur Peran
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Berduka dan diantisipasi


Berduka disfungsional
Isolasi sosial
Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya
orang yang sakit terhadap keluarga)
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang
tua)
Perubahan penampilan peran
Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
Gangguan citra tubuh

4. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada


masalah Fungsi Afektif
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Perubahan proses keluarga


Perubahan menjadi orang tua
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Berduka yang diantisipasi
Koping keluarga tidak efektif, menurun
Koping keluarga tidak efektif,
ketidakmampuan
Resiko terhadap tindakan kekerasan

5. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada


masalah Fungsi Sosial
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.

Perubahan proses keluarga


Perilaku mencari bantuan kesehatan
Konflik peran orang tua
Perubahan menjadi orang tua
Potensial peningkatan menjadi orang tua
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Perubahan pemeliharaan kesehatan
Kurang pengetahuan
Isolasi sosial
Kerusakan interaksi sosial
Resiko terhadap tindakan kekerasan
Ketidakpatuhan
Gangguan identitas pribadi

6. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada


masalah Fungsi Perawatan Kesehatan

a.
b.
c.
d.
e.

Perubahan pemeliharaan kesehatan


Potensial peningkatan pemeliharaan
kesehatan
Perilaku mencari pertolongan
kesehatan
Ketidakefektifan penatalaksanaan
aturan terapeutik keluarga
Resiko terhadap penularan penyakit

7. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada masalah


Koping

a.
b.
c.
d.

Potensial peningkatan koping keluarga


Koping keluarga tidak efektif, menurun
Koping keluarga tidak efektif,
ketidakmampuan
Resiko terhadap tindakan kekerasan

Patofisiologis (biologi atau psikologis)


2. Tindakan yang berhubungan situasional
(lingkungan, personal)
3. Maturasional
1.

Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi


dari diagnosa keperawatan keluarga
1.

2.
3.

Adanya Ketidaktahuan (Kurangnya


pengetahuan, pemahaman, kesalahan
persepsi)
Ketidakmauan (Sikap dan motivasi)
Ketidakmampuan (Kurangnya
ketrampilan terhadap suatu
prosedur/tindakan, kurangnya sumber
daya keluarga baik financial, fasilitas,
system pendukung, lingkungan fisik
dan psikologis).

A. Menetapkan Prioritas Masalah


Menetapkan
prioritas
masalah

/diagnosa
keperawatan
keluarga
adalah dengan menggunakan Skala
menyusun prioritas dari Bailon dan
Maglaya, 1978

No
1

2.

3.

4.

Kriteria

Skor

Sifat masalah
Skala: 1. Aktual
2. Resiko
3. Keadaan sejahtera/diagnosis sehat

3
2
1

Kemungkinan masalah dapat diubah


Skala: 1. Mudah
2. Sebagian
3. Tidak dapat

2
1
0

Potensi masalah untuk dicegah


Skala: 1. Tinggi
2. Cukup
3. Rendah

3
2
1

Menonjolnya masalah
Skala: 1. Masalah dirasakan dan harus segera ditangani
2. Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani
3. Masalah tidak dirasakan

2
1
0

Bobot
1

1. Tentukan skore untuk setiap kriteria


2. Skore dibagi dengan makna tertinggi
dan kalikanlah dengan bobot.
Skore
X
bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skore untuk semua
kriteria.
MERUMUSKAN TUJUAN

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


penentuan prioritas:
1.

2.

Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya


masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada
masalah actual karena yang pertama memerlukan
tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan
oleh keluarga.
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah
dapat
diubah
perawat
perlu
memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk


menangani masalah
Sumber daya keluarga: dalam bentuk fisik, keuangan dan
tenaga.
Sumber
daya
perawat:
dalam
bentuk
pengetahuan,
keterampilan dan waktu.
Sumber daya masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi
dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.

3.

Untuk kriteria ketiga, yaitu potensi masalah dapat


dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
a.
b.
c.
d.

4.

Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit


atau masalah.
Lamanya masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan
yang tepat dalam memperbaiki masalah.
Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah.

Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah


perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai
skore yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan
intervensi keluarga.

Menetapkan Tujuan Keperawatan


1.
2.
3.

4.
5.
6.

Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana


keluarga diarahkan untuk mencapai suatu hasil
Tujuan menggambarkan alternatif- alternatif pemecahan
masalah yang dapat dipilih oleh keluarga.
Tujuan harus bersifat spesifik / sesuai dengan konteks
diagnosa keperawatan keluarga dan faktor-faktor yang
berhubungan.
Tujuan harus menggambarkan kemampuan dan
tanggung jawab keluarga dalam pemecahan masalah.
Penyusunan tujuan harus bersama-sama
dengan
keluarga
Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus
benar-benar bisa diukur dan dapat dicapai oleh keluarga

Tujuan dapat disusun dalam jangka pendek


(khusus) dan jangka panjang (umum).

Hal ini bertujuan untuk membedakan masalah


yang dapat diselesaikan sendiri oleh keluarga
dan masalah yang harus diserahkan pada tim
keperawatan atau kolektif.
1.

2.

Tujuan khusus/jangka pendek sifatnya spesifik, dapat


diukur, dapat dimotivasi/memberi kepercayaan pada
keluarga bahwa kemajuan sedang dalam proses dan
membimbing keluarga ke arah tujuan yang jangka
panjang/umum.
Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan
akhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang
diharapkan oleh keluarga agar dapat tercapai.
KRITERIA HASIL

Komponen kriteria hasil

1.
2.
3.
4.

Karakteristik essential dari criteria hasil


adalah sebagai berikut: criteria
hasil
harus :
Dalam jangka panjang atau jangka
pendek (Time bound)
Mempunyai perilaku yang dapat diukur
(Measureable)
Spesifik dalam isi dan waktu (Specifik)
Harus dapat dicapai (Achieveable)

Kriteria hasil yang tidak dapat diukur dengan


penglihatan atau pendengaran:
Menerima
Mengetahui
Menghargai
Mengerti

Contoh dari kata kerja yang dapat diukur


termasuk:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menyebutkan
Melakukan
Mengidentifikasi
Memperlihatkan penurunan
Memperlihatkan peningkatan
Melaporkan tidak adanya
Menguraikan
Memberikan

Tujuan jangka pendek


1.Keluarga

dapat menyebutkan kembali tentang penyakit setelah


diberikan 2 kali penyuluhan
Kriteria hasil :
Menyebutkan pengertian dengan singkat
Menyebutkan 3 faktor penyebab
Menyebutkan 5 tanda-gejala utama
Menyebutkan 3 dampak penyakit
2.Keluarga

dapat mengidentifikasi gaya hidup penderita yang tidak sehat


Kriteria hasil :
Menyebutkan pola makan, kebiasaan-kebiasaan tidak sehat yang
dilakukan oleh penderita
2.Keluarga

dapat menjelaskan kembali cara pencegahan dan prinsip


perawatan penyakit setelah diberikan penyuluhan
Kriteria hasil :
Menyebutkan dengan benar 5 cara pencegahan peyakit
Menyebutkan dengan benar 5 prinsip perawatan penyakit

Tujuan jangka panjang

Keluarga

dapat memelihara kesehatan


penderita
:
merubah
gaya
hidup,
melakukan
pencegahan
penyakit,
melakukan perawatan mandiri
dalam
waktu 6 bulan

Rencana tindakan keperawatan


Keluarga
Adalah

menyusun alternatif-alternatif dan


mengidentifikasi sumber-sumber kekuatan
dari keluarga (kemampuan perawatan
mandiri, sumber pendukung/bantuan yang
bisa dimanfaatkan) yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dalam keluarga

Karena

keluarga mempunyai hak dan tanggung


jawab untuk membuat keputusannya sendiri,
maka keluarga dapat memilih tindakan yang
sudah terinformasi.
Keluarga berhak untuk mengetahui konsekuensi
dari masing-masing tindakan, sehingga dapat
membuat keputusan yang masuk akal.
Perawat juga dapat menolak pilihan tindakan
yang diputuskan keluarga bila bertentangan
dengan konsep kesehatan.
Perawat dapat meminta bantuan orang lain yang
mempunyai pengalaman terhadap masalah
yang sama untuk memberikan gambaran
kepada keluarga.

Tipologi Intervensi Keperawatan Keluarga


berdasarkan Klasifikasi Freeman
1.

2.

3.

Suplemental
Perawat sebagai pemberi pelayanan langsung dengan
mengintervensi hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh
keluarga.
Fasiliatif
Perawat menyingkirkan pelayanan-pelayanan yang
tidak
diperlukan,
seperti:
pelayanan
medis,
kesejahteraan sosial
Perkembangan
Perawat membantu keluarga dalam memanfaatkan
sumber-sumber
keluarga
dan
dukungan
sosial
sehingga
tindakan
keperawatan
bersifat
mandiri/bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri.

Klasifikasi Intervensi Keperawatan Keluarga


menurut Wright dan Leahey
Diarahkan tiga tingkatan fungsi keluarga:
a). Kognitif
Intervensi diarahkan pada aspek kognitif pada fungsi
keluarga, yang meliputi pemberian informasi, gagasan
baru tentang suatu keadaan dan mengemukakan
pengalaman.
b).Afektif
Intervensi diarahkan pada aspek afektif fungsi keluarga,
dirancang untuk mengubah emosi keluarga agar dapat
memecahkan masalah secara efektif. Misal: mengurangi
kecemasan orang tua terhadap anaknya yang sakit.
c). Perilaku
Intervensi diarahkan untuk membantu keluarga
berinteraksi/bertingkah laku, berkomunikasi secara
efektif dengan anggota keluarga lainnya yang sifatnya
berbeda-beda.

Intervensi yang ditujukan pada Perubahan


Perilaku Keluarga
Konsep

perubahan dari Wright dan Leahey untuk


keluarga yang bermasalah:
1. Perubahan tergantung pada konteks.
2. Perubahan tergantung pada persepsi klien terhadap
masalah.
3. Perubahan tergantung pada tujuan-tujuan yang
realistis.
4. Pemahaman
itu
sendiri
tidak
menyebabkan
perubahan.
5. Perubahan tidak perlu secara merata pada semua
anggota keluarga.
6. Perubahan dapat memiliki banyak penyebab.

Rintangan terhadap Pelaksanaan


Intervensi Keperawatan di Keluarga

Keluarga bersikap apatis dan adanya


perbedaan nilai
2. Apatis, Keputusasaan dan Kegagalan
3. Ketidak Tegasan
1.

Intervensi Keperawatan Keluarga


berdasarkan macam masalahnya
A.

Masalah Tugas Perkembangan Keluarga


1.

2.

3.
4.

Perawat membantu keluarga mencapai dan


mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan
pertumbuhan pribadi dari anggota keluarga dengan
fungsi keluarga yang optimum.
Beri penyuluhan pada keluarga tentang tugas-tugas
yang
harus
dijalankan
sesuai
dengan
perkembangan keluarga.
Bantu keluarga mengantisipasi dan melewati
transisi perkembangan dalam keluarga.
Rujuk ke tenaga ahli bila masalah tugas
perkembangan keluarga tidak dapat terselesaikan
oleh keluarga dan perawat.

B.

Masalah Sosial Budaya


Sistem keluarga yang berbeda dengan budaya setempat.
1. Bantu keluarga menyeleksi sistem yang sesuai untuk
digunakan (sistem perkawinan, sistem hubungan
orang tua anak, sistem tipe keluarga).
2. Menyediakan waktu yang lebih banyak untuk keluarga
dalam hal berakulturasi dengan sosial budaya
setempat.
3. Bantu
keluarga mengatasi perbedaan-perbedaan
bahasa dengan masyarakat setempat.
4. Pahami norma-norma keluarga dan norma masyarakat
setempat
dan
anjurkan
keluarga
untuk
menyesuaikannya.
5. Bantu keluarga untuk mendapatkan akses dengan
masyarakat, dengan memfasilitasi antara keluarga
dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.

C.

Masalah finansial
1.
Bantu keluarga dalam memperoleh informasi tentang
sumber-sumber pembiayaan kesehatan baik swasta
maupun pemerintah.
2.
Jelaskan pada keluarga tentang tatanan pelayanan
kesehatan dan konsekuensi biayanya agar keluarga
mempunyai
pertimbangan
untuk
mengambil
keputusan.
3.
Beri penyuluhan tentang cara-cara mengurangi
pembiayaan yang tidak perlu dan cara mengalokasikan
biaya kesehatan keluarga secara aman.
4.
Bantu keluarga untuk melihat situasi keuangan
keluarga secara obyektif dan pemecahan masalah
kesehatan secara efektif.
5.
Rujuk keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
memadai

D.

Masalah Rekreasi atau Penggunaan Waktu


Luang
1. Tunjukkan pada keluarga bahwa perawat
menjadi model bagi keluarga dalam gaya
hidup yang sehat.
2. Bimbing
keluarga dalam meningkatkan
aktivitas rekreasi/penggunaan waktu luang
dengan memodifikasi perilaku/gaya hidup
keluarga

E.

Masalah
Keluarga
1.
2.
3.

Kesehatan

Lingkungan

Pencegahan Primer: Peningkatan Kesehatan


Lingkungan.
Pencegahan
Sekunder
pada
Masalah
Lingkungan
Pencegahan Tersier

Pencegahan Primer Pada Masalah


Lingkungan

Bantu keluarga untuk mampu merasakan


kerentanan terhadap bahaya kecelakaan,
luka atau sakit.
Anjurkan keluarga untuk meningkatkan
tanggung jawab diri keluarga dalam
mencegah stressor dan meningkatkan
kesehatan dan keselamatan lingkungan.
Beri penyuluhan tentang cara mencegah
resiko-resiko:

Pencegahan Sekunder pada Masalah Lingkungan


Ajarkan

keluarga tentang cara mendeteksi


secara dini masalah-masalah/penyakit akibat
lingkungan yang tidak sehat.
Jelaskan pada keluarga tentang prosedur
pemanfaatan fasilitas kesehatan darurat
(Gawat Darurat/IRD) dalam penanganan
masalah penyakit/kecelakaan.
Ajarkan keluarga tentang cara
penanganan/pertolongan pertama jika timbul
kecelakaan/masalah kesehatan.

Pencegahan Tersier
Strategi

Modifikasi Lingkungan Dikhususkan


bagi Keluarga yang Memiliki Anggota yang
Lansia, Cacat Fisik atau Kelemahan.

Menjaga lantai rumah, kamar mandi agar tidak


licin.
Menata perabot rumah untuk memudahkan jalan.
Memberi pegangan pada dinding, kamar mandi
untuk membantu berjalan.
Memasang penerangan yang memadai.
Memodifikasi kamar mandi, WC dengan jenis
pancuran, WC duduk.

F.

Masalah Komunikasi dalam Keluarga


1. Mengajarkan keluarga untuk mengungkapkan
perasaan dan pikiran.
2. Dorong
keluarga
untuk
mengungkapkan
perasaan dan pikiran mereka tentang masalah
Komunikasi yang disfungsional.
3. Bantu keluarga mengidentifikasi masalah dan
faktor penyebab komunikasi yang disfungsional.
4. Beri dukungan pada keluarga untuk berupaya
menyelesaikan/memperbaiki komunikasi antar
mereka sendiri.
5. Fasilitasi keluarga untuk menggunakan orang
ketiga
untuk
membantu
menyelesaikan
komunikasi disfungsional dalam keluarga.

G.

Masalah Struktur Kekuatan Keluarga


1. Kurangnya pengalaman dalam pengambilan
keputusan yang efektif
2. Konflik Nilai.
3. Takut terhadap Akibat dari Suatu Keputusan.
4. Ketidakcukupan Informasi.
5. Kontroversi Sistem Pendukung.

1. Kurangnya pengalaman dalam pengambilan keputusan


yang efektif.
-Beri kesempatan keluarga mengungkapkan pola kebiasaan dalam
mengambil suatu keputusan.
-Fasilitasikan proses pengambilan keputusan yang logis:
-Buat daftar alternatif pemecahan masalah.
-Bantu mengidentifikasi dampak dari masing-masing alternatif
(finansial, sosial, nilai, kepercayaan).
-Beri kesempatan keluarga mengambil keputusan dari beberapa
alternatif tersebut.
-Dorong orang terdekat keluarga untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan.
-Yakinkan pada keluarga bahwa keputusan yang telah diambil akan
dipatuhi/dilaksanakan.
-Ajarkan tehnik relaksasi bila keputusan yang diambil menimbulkan
kecemasan.

H.

Masalah Struktur Peran Keluarga


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Bantu keluarga untuk mengidentifikasi syaratsyarat dari individu dan maksudnya.


Bantu mengidentifikasi harapan-harapan keluarga
terhadap suatu peran.
Perkuat
kemampuan
keluarga
untuk
melaksanakan peran-peran baru.
Beri
pengharagaan
terhadap
perilaku
melaksanakan peran yang sesuai.
Bantu memodifikasi suatu peran agar selaras
dengan harapan keluarga.
Beri kesempatan orang lain untuk memberikan
penguatan terhadap pelaksanaan peran-peran
keluarga.

EVALUASI
Perawat

bertanggung jawab untuk


mengevaluasi status dan kemajuan keluarga
terhadap pencapaian hasil dari tujuan
keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya
Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan
status kesehatan keluarga , membandingkan
respons keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan
kemajuan pencapaian tujuan keperawatan
keluarga
Perawat akan mencatat hasil evaluasi dalam
lembar evaluasi atau dalam catatan
kemajuan

Evaluasi
juga
dapat
disusun
dengan
menggunakan Format SOAPIE ATAU SOAPIER
Format

ini digunakan apabila implementasi keperawatan


dan evaluasi didokumentasikan dalam satu catatan yang
disebut Catatan Kemajuan
S: adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara
subyektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara obyektif
setelah
dilakukan intervensi keperawatan
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan
mengacu pada
tujuan keperawatan dan criteria hasil terkait dengan
diagnosis.
P: adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan hasil
analisis
respon keluarga .

Format SOAPIE ATAU SOAPIER

I: adalah implementasi dari perencanaan dengan


mencatat waktu
tindakan dan kegiatan tindakan keperawatan.
E: adalah evaluasi
hasil tindakan keperawatan
yang telah dilakukan
dengan mencatat waktu dan hasil kemajuan
yang telah dicapai
keluarga
R: Revision adalah revisi apabila ada perubahan
dalam rencana keperawatan

EVALUASI KEPERAWATAN KELUARGA


Dalam

menelaah kemajuan keluarga dalam


pencapaian hasil, perawat akan mencatat salah
satu dari keputusan berikut, dalam lembar
evaluasi atau dalam catatan kemajuan
pada saat ditentukan untuk melakukan evaluasi:
1.
2.

3.
4.

Lanjutkan: Diagnosa masih berlaku,


tujuan dan
kriteria standar masih relevan
Direvisi: diagnosa masih berlaku, tetapi tujuan dan
tindakan keperawatan
keperawatan memerlukan
perbaikan.
Teratasi : tujuan keperawatan telah dicapai, dan
rencana perawatan tidak dilanjutkan.
Dipakai lagi: diagnosa yang telah teratasi terjadi lagi

Literature:
1. Family Nursing, Friedman, edisi 3 (2000)
2. Family Nursing, Friedman, edisi 5 (2003)
3. Keperawatan Keluarga, Imam S (2005)

Вам также может понравиться