Вы находитесь на странице: 1из 23

METODOLOGI PENELITIAN

DISUSUN OLEH:
Nama

: ELYSA ANGGRAINI

NIM

: 2244-13-239

No. Absensi : 21
Kelas

: MTL-C

METODE PENELITIAN
PENDAHULUAN
Para peneliti dapat memilih berjenis-jenis metode dalam
melaksanakan penelitiannya. Metode yang dipilih berhubungan
erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang
digunakan. Dasar penelitian harus sesuai dengan metode
penelitian yang dipilih, dan prosedur serta alat penelitian yang
sesuai dengan metode penelitian yang dipakai.
Terdapat tiga buah pertanyaan pokok yang harus dijawab oleh
seorang peneliti, yaitu:
Urutan kerja apakah yang harus dilakukan dalam
melaksanakan penelitian?
Alat-alat apa yang digunakan dalam mengukur ataupun
dalam mengumpulkan data?
Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut?
Dalam mengelompokan metode-metode penelitian, kriteria
yang dipakai adalah teknik dan atau prosedur penelitian saja.
Penelitian dibagi oleh Crawford (1928) atas 14 jenis, yaitu
sebagai berikut:
1. Eksperimen
2. Historis/Sejarah
3. Psikologis
4. Case Study
5. Surve
6. Membuat Kurikulum
7. Analisis Pekerjaan
8. Interview
9. Questioner
10. Statistik
11. Tabel dan Grafik
12. Teknik Perpustakaan
(pada nomor 1 sampai dengan nomer 7, merupakan
metode-metode dlam penelitian)
Antara tahun 1914-1931 terdapat empat buah metode-metode
favorit, yaitu:
metode eksperimen,
metode historis/sejarah
metode deskriptif

metode kuesioner
Berikut merupakan jenis dan dasar pengelompokan kelompokkelompok penelitian, yaitu:
Kelompok
Penelitian
Deskriptif/Historis
Eksperimen
Falsafah/Psikologi
Prognastik
Perpustakaan
Questionair

Dasar/
Basis
Pengelompokan
Waktu
Prosedur
Area Pemikiran
Tujuan (objective)
Lokasi
Alat yang digunakan

Saat ini pengelopokan penelitian lebih banyak didasarkan pada:


1. sifat masalahnya, disamping alat dan teknik yang
digunakan,
2. tempat dimana penelitian dilakukan,
3. waktu jangkauan penelitian, serta
4. area ilmu pengetahuan yang mendukung penelitian
tersebut.
Dasar Pengelompokan Penelitian:
Sifat masalah yang sulit dipecahkan
Membagi penelitian dengan memperhatikan apakah
masalah yang ingin dipecahkan tersebut masalah yang
dapat dikontrol apa tidak, masalah sosial ataukah masalah
natura atau alamiah, dan apa tujuan penelitian tersebut.
Teknik dan alat yang digunakan
Penelitian didasarkan pada alat yang digunakan dalam
melaksanakan penelitian. Alat dan teknik yang digunakan
dalam mengumpulkan data, serta dalam data.
Tempat dimana penelitian dilakukan
Tepat penelitian juga merupakan ciri khas penelitian. Baik
dilakukan dalam lapangan, labolatorium, di kalangan
pendidikan, di dalam masyarakat atau sebagainya.

Waktu jangkauan
Menegenai apakah status penelitian dilakukan pada masa
lampau atau masa kini. Dan mengenai hasil analisis
penelitian secara kesimpulan dan generalisasi seperti data
yang ada, ataukah dengan cara pemberian ramalan dan
prediksi dimasa mendatang.
Daerah penelitian
Pengelompokan dapat didasarkan pada daerah atau area
penelitian yang didukung didasarkan pada daerah atau area
penelitian yang didukung oleh bidang ilmu tertentu, seperti
sosiologi, kependudukan, psikologi, dan sebagainya.

KELOMPOK METODE PENELITIAN


1) METODE HISTORIS/SEJARAH
Metode historis terikat lekat dengan waktu terjadinya
fenomena-fenomena yang diselidiki dan banyak data
didasarkan
pada
dokumen-dokumen
yang
mendukung
penelitian terjadi, serta menggunakan catatan observasi atau
pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang kembali.
Metode sejarah berbeda dengan metode penelitian eksperimen
pada fenomena naura, dimana data observasi dapat dikontrol
dengan percobaan.
1.1

Definisi
Penelitian
dengan
menggunakan
metode
sejarah;
penyelidikan
yang
kritis
terhadap
keadaan-keadaan,
perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dan
menimbang secara cukup teliti dan hati-hati tentang bukti
validitas dari sumber sejarah, serta interpretasi dari sumbersumber keterangan tersebut.
Dengan demikian, tujuan dari penelitian dengan metode
historis adalah untuk membuat rekonstruksi masa lampau
secara objektif dan mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.

1.2 Ciri-Ciri Metode Historis


Beberapa ciri khas dari metode sejarah, yaitu:
Lebih banyak menggantukan diri pada data yang diamati
oleh orang lain di masa-masa lampau
Data yang digunakan lebih banyak bergantung pada data
primer dibandikan data sekunder.
Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta
menggali informasi yang lebih tua yang tidak diterbitkan
ataupun yang tidak dikutip dalam bahan acuan yang
standar.
Sumber data harus dicantumkan secara diinfinitif, baik
nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber tersebut

harus diuji kebenarannya, dan fakta harus dibenarkan oleh


sekurang-krangnya
dua
saksi
yang
tidak
pernah
berhubungan.
1.3 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penenelitian dapat
diklasifikasikan secara variasi, sebagi berikut:
1.3.1remain dan document
remain adalah peninggalan-peninggalan yang tidak
disengaja, baik berupa barang fisik ataupun peninggalan
rohani. Yaitu, bahan-bahan fisis atau tulisan yang
mempunyai nilai sejarah yang terdapat tanpa suatu
kesadaran
menghasilkannya
untuk
suatu
keperluan
pembuktian sejarah, seperti; alat perkakas, perhiasanperhiasan kuno, bangunan (piramida, candi), senjata-senjata
kuno, dan benda budaya lainnya.
Di sisi lain, terdapat juga catatan-catatan yang sengaja
ditinggalkan, yang disebut dokumen. Contoh dari dokumen
yang antara lain; buku harian, bau bertulis, daun-daun
lontar, relief-relief candi, surat-surat kabar, dan lainnya.
1.3.2premier dan sekunder
data premier merupakan sumber-sumber dasar yang
merupakan sumber-sumber dasar sebagai bukti atau saksi
utama dari kejadian yang lalu. Contohnya adalah: catatan
resmi yang dibuat pada suatu acara atau upacara,
keputusaan-keputusan rapat, foto-foto, dan sebagainya.
Sumber sekunder adalah catatan tentang adanya suatu
peristiwa, ataupun catatan-catatan yang jaraknya telah
jauh dari sumber orisinil. Misalnya, keputusan rapat suatu
perkumpulan bukan didasarkan dari keputusan (minutes)
dari rapat tersebut melainkan dari sumber surat kabar. Dan
surat kabar tentang rapat tersebut adalah sumber sekunder.
1.4 Kritik terhadap Keaslian Sumber
Ada dua kanon yang perlu diperhatikan untuk melihat
apakah sumber sejarah tersebut orisinil atau tidak, yaitu
kritik eksternal dan kritik internal.

Kritik eksternal adalah menyelidiki keadaaan luar dari


sumber. Melihat autentik tidaknya suatu tulisan, meneliti
bentuk kertasnya, meneliti bahan bakunya, dan formatnya.
Juga usia dari sumber serta rupa dari sumer tersebut, yaitu
dengan melalui alat sinar ultra violet (UV), radiasi, dan
sebagainya.
Kritik internal terhadap sumber sejarah adalah melihat dan
menyelidiki isi dari bahan sejarah dan dokumen sejarah.
Apakah pernyataan yang dibuat benar-benar merupakan
fakta historis? Apakah isinya cocok dengan sejara? Kritik
internal termasik: isi, bahsa yang digunakan, tata bahasa,
situasi di saat penulisan, style, ide, dan sebagainya.
1.5 Jenis-jenis Penelitian Sejarah
Secara umum, penelitian sejarah dapat dibagi atas empat
jenis, yaitu sebagai berikut:
1.5.1Penelitian Sejarah Komparatif
Jika penelitian dengan metode sjarah dikerjakan untuk
membandingkan faktor-faktor dari fenomena-fenomena
sejenis pada suatu periode masa lampau maka
penelitian tersebut dinamakan penelitian sejarah
komparatif. Misalkan, ingin memperbandingkan sistem
pengajaran di Cina dan Jawa pada masa kerajaan
Majapahit.
Dalam
hal
ini,
si
peneliti
ingin
memperlihatkan
unsur-unsur
perbedaan
dan
bersamaan dari fenomena-fenomena sejenis.
1.5.2Penelitian Yuridis atau Legal
Jika dalam metode sejarah diinginkan untuk menyelidiki
hal-hal yang mengyangkut hukum, baik hukum formal
ataupun hukum non-formal dalam masa lalu. Misalnya,
peneliti ingin mengetahui dan menganalisis tentang
keputusan-keputusan pengadilan akibat-akibat dari
hukum adat serta pengaruhnya terhadap suatu
masyarakat pada masa lalu, serta ingin membuat
tentang pengaruh-pengaruh hukum tersebut atas
masyarakat, aka penelitian tersebut termasuk dalam
penelitian historis yudiris.

1.5.3Penelitian Biografis
Digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan
hubungannya
dengan
masyarakat
dinamakan
penelitian biografis. Yang diteliti ialah: sifat-sifat,watak,
pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh
pemikiran dan ide dari subjek penelitian dalam masa
hidupnya, serta pembentukan watak figur yang
diterimanya selama hayatnya yang didasarkan sumbersumber data sejarah (surat-surat pribadi, buku harian,
hasil karya seseorang, karangan-karangan tentang
figur yang diselidiki ataupun catatan-catatan teman
dari orang yang diselidi tersebut.
1.5.4Penelitian Bibliografis
Penelitian untuk mencari, menganalisis, membuat
interpretasi serta hipotesis dari fakta-fakta yang
merupakan pendapat para ahli dalma suatu maslaha
atau suatu organisasi dikelompokan dalam penelitian
bibliografis. Kerja penelitian ini termasuk menghimpun
karya-karya tertentu dari seorang filosof atau seorang
penulis dan menerbitkan kembali dokumen-dokumen
un ik yang dianggap hilang dan tersembunyi, seraya
memberikan interpretasi serta generalisasi yang tepat
terhadap karya-karya tersebut.
1.6 Langkah-langkah Pokok
Langkah-langkah poko dari metode sejarah adalah sebagai
berikut:
1.6.1Definisikan masalah
Berikut pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
mencakup hal dalam mendefinisikan masalah dalam
metode sejarah:
o Apakah menggunakan metode sejarah dalam
memecahkan masalah merupakan hal yang tepat?
o Apakah data-data yang diperlukan cukup tersedia dan
dapat diperoleh?
o Apakah hasil penelititan cuukup berguna?

1.6.2Rumuskan tujuan penelitian


Setelah masalah tersebu telah didefinisikan, maka
merumuskan tujuan-tujuan dari penelitian menghubungan
masalah tersebut dengan teori, jika da dan kaitkan dengan
hipotesis yang ingin dibentuk.
1.6.3Rumuskan hipotesis
Membuat hipotesis sebagai keterangan sementara yang
akan diuji kebenarannya. Hipotesis tersebut berguna
untuk memberi arah dan fokus bagi kegiatan penelititan.
1.6.4Kumpulkan data
Mengumpulkan data dengan selalu mencantumkan
sumber-sumbernya. Mengumpulkan data terhadap data
primer lebih dahulu, dan baru ditunjang dengan data
sekunder.
1.6.5Evaluasi data
Data yang dikumpulkan perlu dievaluasi dengan
melakukan kritis eksternal maupun internal.
1.6.6Interpretasi dan generalisasi
Analisis data serta buat interpretasi dan generalisasi dan
fenomena-fenomena yang diselidiki. Buat kesimpulankesimpulan.
1.6.7Laporan
Tuliskan laporan penelitian.

2) METODE DESKRIPTIF
Adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, ggambaran atau lukisan secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan


antarfenomena yang diselidiki.
2.1 Jenis-jenis Penelitian Deskriptif
Ditinjau dari masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang
digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu
penelitian dilakukan, penelitian deskriptif dapat dibagi atas
beberappa jenis, yaitu:
Metode survei
Metode
deskriptif
berkesinambungan
(continuity
descriptive)
Penelitian studi kasus
Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas
Pnelitian tindakan (action reseacrh)
Penelitian perpustakaan dan dokumenter
2.2 Kriteria Pokok Metode Deskriptif
1.1.1Kriteria Umum, adalah sebagai berikut :
1. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai
ilmiah serta tidak terlalu luas
2. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas
dan tidak terlalu umum
3. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang
terpecaya dan bukan merupakan opini
4. Standar
yang
digunakan
untuk
membuat
perbandingan harus mempunyai validitas
5. Harus ada deskripsi yang teranang tentang tempat
serta waktu penelitian dilakukan
6. Hasil penelitian harus berisis secara detail yang
digunakan, baik dalam mengumpulkan data maupun
dalam menganalisis data serta studi keputusan yang
dilakukan teoretis yang digunakan jika kerangka
teoretis untuk itu telah dikembangkan.
1.1.2Kriteria Khusus, sebagai berikut:
1. prinsip-prinsip ataupun data yang digunakan
dinyatakan dalam nilai (value)
2. fakta-fakta maupun prinsip-prinsip adalah ex post
facto, karena itu tidak ada kontrol terhadap variabel,

dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau


manipulasi terhadap variabel.
2.3 Langkah-langkah Umum Metode Deskriptif
Di bawah ini merupakan langkah-langkah umum yang sering
diikuti:
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki
kosepsi ada kegunaan masalah tersebut serta dapat
diselidiki dengan sumber yang ada.
2. Menentukan tujuan dari penelitian, dimana tujuan
penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi
masalah.
3. Memberikan limitasi dari area atau sejauh mana
penelirian deskriptif tersebut akan dilaksanakan. Temasuk
batasan-batasan kronologis, ukuran tentang dalam
dangkalnya, serta seberapa utuh daerah penelitian
tersebut akan dijangkau.
4. Bagi bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang
kuat, maka perlu dirumuskan kerngka teori atau kerangka
konseptual yang kemudian diturunkan dalam bentuk
hipotesis-hipotesis untuk diverifikasikan.
5. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada
hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahakan.
6. Merumuskan hipotesis-hipotesis yang ingin diuji , baik
secra ekspilit maupun secra impilit.
7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data
yang cocok untuk penelitian.
8. Membuat tabulasi serta analisis statistik dilakukan
terhadap data yang telah dikumpulkan. Kurangi
penggunaan statistik sampai kepada batas-batas yang
dapat dikerjakan.
9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya
dengan kondisi sosial yang ingin diselidiki serta dari data
yang diperoleh serta referensi khas terhadap masalah
yang ingin dipecahkan.
10.
Mengadakan
generalisasi
serta
deduksi
dari
penemuan serta hipotesis-hipotesis yang ingin diuji.
Berikan rokemendasi-rokemendasi untuk kebijakankebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.

11.

Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah.

3) METODE EKSPERIMENTAL
Menurut sejarah, seorang navigator Inggris bernama Sir
Humprey Gilbert (1539-1583) dan seorang dokter dan ahli
bintang Italia bernama Galileo Galilei (1564-1642) merupakan
bapak dari metode eksperimental.
3.1 Definisi
Eksperimen adalah obeservasi di bawah kondisi buatan
(artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan
diatur oleh si peneliti. Dengan demikian penelititian
eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta
adanya kontrol.
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk
menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta
berapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa
kelompok eksperimental dapat mengubah teori-teori yang
telah usang.
Jika dibandingkan dengan metode deskriptif, maka ada
dua hal yang cukup membedakan metode eksperimen
dengan metode deskriptif. Perbedaan tersebut adalah,
sebagai berikut:
1. pada metode eksperimen terdapat kontrol, sedangkan
pada metode deskriptif tidak terdapat kontrol. Kontrol ini,
dapat saja merupakan manipulasi fisik, seperti
penggunaan cara dan alat, ataupun kontrol dengan cara
mengadakan seleksi terhadap materi maupun objek
penelitian.
2. Pada meode eksperimen si peneliti mengadakan
manipulasi terhadap variabel sedangkan pada metode
deskriptif, variabel yang diteliti berada dalam keadaan

sebagaimana adanya. Pada metode eksperimen, objek


diatur lebih dahulu untuk diadakan perlakuan-perlakuan,
sedangkan penelitian deskriptif, sifanya adalah ex post
facto.
3.2 Kriteria Umum
Beberapa kriteria umum yang penting dari metode
eksperimentla adalah sebagai berikut:
1. Masalah yang dipilih harus masalah yang penting dan
dapat dipecahkan.
2. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus
didefinisikan seterang-terangnya.
3. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan
yang cocok, sehingga maksimisasi variabel perlakuan
dan meminimisasikan variabel pengganggu dan variabel
random.
4. Ketelitian dalam observasi serta ketepatan ukuran
sangat diperlukan.
5. Metode, material, serta referensi yang digunakan dalam
penelitian harus dilukisakan seterang-terangnya.
6. Interpretasi serta uji statistik harus dinyatakan dalam
beda signifikan dari parameter-parameter yang dicari
atau yang diestimasikan.
3.3 Merencanakan Percobaan
Ada dua hal penting yang harus memperoleh perhatian
khusus dalam perencanaan percobaan, yaitu:
Langkah-langkah yang digunakan;
Desain dari percobaan
3.4 Melaksanakan Percobaan
3.4.1 Langkah-langkah dalam percobaan
Tiga hal penting yang harus diterangkan, yaitu sebagai
berikut:
a. Rumusan masalh serta pernyataan tentang tujuan
percobaan atau penelitian.
b. Gambaran dari percobaan yang akan dilakukan,
termasuk percobaan, jumlah dan jenis perlakukaan,
material yang dipakai, dan sebagainya.

c. Outline dari penganalisissan yang akan dikerjakan.


3.4.2 Desain percobaan
Desain percobaan adalah step-step atau langkah yang
utuh dan berurutan yang dibuat lebih dahulu, sehingga
keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan akan
mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah
penelitian.
Ciri-ciri desain percobaan yang baik adalah sebagai berikut:
1. Desain yang baik dapat mengatur variabel-variabel dan
kondisi percobaan secara utuh dan ketat, baik dengan
manipulasi, randomisasi dan kontrol
2. Perlakuan-perlakuan
yang
dilakukan
dapat
dibandingkan secara nyata dengan kontrol.
3. Desain yang baik dapat memaksimalisasikan variance
dari variabel-variabel yang berkaitan dengan hipotesis
yang ingin diuji, serta dapat meminimsasikan variance
dari variabel pengganggu serta variabel random yang
berada di luar penelitian.
4. Desain yang baik harus dapat menjawab dua
pertanyaan pokok, yaitu validitas internal, atau apakah
manipulasi
percobaan
memang
benar-benar
menimbulkan perbedaan, validitas eksternal atau
sampai berapa jauh penemuan-penemuan percobaan
cukup representatif untuk dibuat generalisasi pada
kondisi yang sejenis.
3.5 Jenis-jenis Eksperimen
METODE EKSPERIMEN
SUNGGUHAN

METODE
EKSPERIMEN SEMU

Menyelidiki
kemungkinan
hubungan sebab-akibat dengan
desain dimana secara nyata
ada
kelompok
dan
membandingkan hasil perlakuan
dengan kontrol secara ketat.

Penelitian
yang
mendekati
percobaan sungguhan dimana
tidak
mungkin
mengadakan
kontrol/memanipulasikan semua
variabel yang relevan. Harus ada
kompromi dlam menentukan

validitas internal dan eksternal


sesuai dengan batasan-batasan
yang ada.
Contoh:
Percoabaan faktorial tentang
pengaruh pemupukan dan jarak
tanam dengan adanya kontrol
pada
percobaan
faktorial.
Replikasi juga sangat ketat
diawasi.

Contoh:
Penelitian
untuk
efektivitas 3 cara
konsep-konsep

menilai
mengajar

3.6 Penelitian Percobaan vs Penelitian Ex Post Facto


Penyelidikan ex post facto adalah penyelidikan secara
empiris yang sistematik, dimana peneliti tidak mempunyai
kontrol
lansung
terhadap
variabel-variabel
bebas
(independent variabels) karena manifestasi fenomena telah
terjadi atau karena fenomena sukar dimanipulasikan.
Inferensi tentang hubungan an antarvariabel dibuat tanpa
intervensi lansung, tetapi dari variasi yang seiring
(concomitant variation) dari variabel bebas dengan variabel
dependen (Kerlinger, 1973).
Penelitian ex post factomempunyai banyak perbedaan
dengan
metode
penelitian
eksperimental.
Secara
sederhana, metode eksperimen bekerja dengan logika
berikut: Jika A maka B, atau jika dipupuk, maka hasil naik.
Peneliti mengadakan manipulasi terhadap A, dan kemudian
melihat variasi yang seiring dari B, yang disebabkan oleh
adanya variasi A. Jika terdapat variasi dari B, maka
diperoleh validitas atas proposisi jika A maka B.
Dalam metode eksperimen, si peneliti telah menemukan
responsisi yang diperlihatkan oleh B dengan cara
mengontrol dan memanipulasikan A. Manipulasi A
dilakukan dengan randomisasi. Di lain pihak, penelitian ex
post facto juga mempunyai A dan B, hanya saja B diamati

dan A atau beberapa A juga diamati. Penagmatan A bisa


saja sebelum, sesudah ataupun bersama dengan
pengamatan B. Observasi A dan B adalah dalam keadaan
sebagaimana adanya.
Validitas logik dan validitas empiris yang diinginkan oleh
kedua jenis penelitian diatas adalah sama. Perbedaan
hanya terletak didalam kontrol serta manipulasi dari
variabel bebas. Pada ex post facto, kontrol lansung tidak
mungkin dikerjakan, baik secara manipulasi atau secara
randomisasi. Akibatnya, hubungan hipotekal yang dibentuk
atau dipikirkan ada pada penelitian ex post facto tidak
dapat diuji dengan confidence seperti pada penelitian
dengan metode percobaan.

4) GROUNDED RESEARCH
Grounded research adalah suatu penelitian yang metodenya
dicetuskan oleh Glaser dab Strauss (1967), yang mana
penelitian dengan metode ini adalah lawan dari penelitian
secara verifikasi.
4.1 Definisi
Grounded research adalah suatu metode penelitian yang
mendasarkan diri kepada fakta dan menggunakan analisis
perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi
empiris, menetapkan konsep-konsep, membuktikan teori,
dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan
analisis data berjalan waktu yang bersamaan.
Tujuan dari grounded research, seperti telah dinyatakan
dalam definisi di atas adalah untuk mengadakan
generalisasi
empiris,
mentapkan
konsep-konsep,
membuktikan teori, dan mengembangkan teori.
4.2 Ciri-ciri Grounded Research

Ciri yang paling pokok dari grounded research adalah


menggunakan data sebagai seumber teori, sehingga teori
yang dibangun bedasarkan logika tidak ada tempatnya
dalam penganut grounded reasearch. Lihat diagram di
bawah ini.

DATA

Uraian bedasarkan data

Teori yang menerangkan data


Analisis menjadi konsep dan hipotesis bedasarkan data

Ciri lain dari grounded research adalah menonjolnya


peranan data dalam penelitian. Data merupakan sumber
dari teori dan sumber hipotesis.
4.3 Langkah-Langkah dalam Grounded Research
Langakah-langkah pokok dari grounded research adalah
sebagai berikut:
Tentukan masalah yang ingin diselidiki
Kumpulkan data
Analisis dan penjelasan
Membuat laporan penelitian
Misalnya, seseorang ingin meneliti sistem pengadilan
suku tirurai yang masih menganut animisme. Dari
pengamatan serta keterangan yang diperoleh dalam
penelitian, maka data menunjukan bahwa suku Tirurai
mempunyai pengadilan, dan pengadilan dibagi dua, yaitu
sebagai berikut:
1. Pengadilan yang panas, yang menyidangkan
masalah-masalah
jahat,
seprti
pertengkaran,
pembunuhan, dan sebagainya
2. Pengadilan yang baik, berkenan dengan hal-hal yang
baik, seperti menyidangkan perkawinan, dan lainlain. Adanya dua pengadilan ini rupanya ada
hubungannya tentang alam kemanusiaan suku
Tirurai. Perbuatan-perbuatan orang tirurai dikuasai
oleh hati mereka. Jika orang Tirurai senang, maka
hatinya menjadi baik, sedangkan jika marah-marah,
hatinya menjadi tidak baik, dan dapat berbuat jahat.

Dari analiss diatas, maka ditemukan 2 kategori dari


pengadilan dan dua kategori dari hati orang Tirurai,
yaitu sebagai berikut.

4.4 Kelemahan dari Grounded Research


1. Grounded research menggunakan analisis perbandingan
dan
mensifatkan
analissi
perbandingan
sebagai
penemuan yang baru
2. Akhir satu penelitian bergantung pada subjektivitas
peneliti. Apakah hasilnya suatu teori atau hanya satu
generalisasi saja, tidak ada seorang pun yang tahu
kecuali peneliti itu sendiri.
3. Secara umum dapat disimpulkan bahwa teori yang
diperoleh dalam grounded research tidak didasarkan
atas langkah-langkah sistematis melalui siklus empiris
dari metode ilmiah.
4. Grounded reseacrh dapat disamakan dengan plot studi
atau exploratory reseacrh belaka.

5) METODE

PENELITIAN

TINDAKAN

(ACTION

RESEARCH)
Apabila dihubungkan antara peelitian dan tindakan, maka
dapat kita lihat hubungan antara penelitian dan tindakan
yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Terdapat interdependensi antara tindakan dengan
penelitian, tetapi penelitian yang dilaksanakan oleh kaum
praktisi tidak disambung dengan institusi penelitian, tetapi
hanya dipandui oleh penelitian. Misalnya, ada program
penelitian tentang program peningkatan tentang program
peningkatan produksi pangan yang dilaksanakan oleh
universitas, tentang pemilikann dan produktivias, dan
hasilnya digunakan oleh Dinas/Departemen Pertanian.
Akan
tetapi,
Dinas/Departemen
Pertanian
tidak
mempunyao kontrol terhadap masalah, desain, dan
sebagainya, kecuali Dinas/Departemen menginginkan
adanya data atau suatu kesimpulan dari penelitian
tersebut.
2. Hubungan yang terakhir antara penelitian dan tindakan
praktisi adalah program tindakan dan penelitian
dilaksanakan bersama-sama oleh peneliti dan mengambil
keputusan (decision maker), memilih masalah, membuat
desain, dan bersama-sama pula membuatnya seta
dilaksanakan dalam masyarakat. Penelitian yang demikian
dinamakan penelitian tindakan atau action research.
5.1 Definisi
Metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang
dikembangkan bersama-sama anatara peneliti dan decision
maker tentang variabel-variabel yang dapat dimanipulasikan
dan dapat segera bersama-sama menentukan kebijakan dan
pembangunan. Peneliti dan decision maket bersama-sama
menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan
program-program tersebut.
Ciri utama dari penelitian tindakan adalah tujuannya untuk
memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional

sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.


Validitas internal dan eksternal dari penelitian tindaka secara
relatif lemah, karena sample
kurang representatif masih
dibenarkan, demikian juga kontrol terhadap variabel bebas
tidak terlalu ditekankan.
Penelitian tindakan yang bertujuan memberikan penemuanpenemuan yang praktis, kurang memberikan kontribusi
terhadap ilmu pengetahuan.
5.2 Tujuan Penelitian Tindakan
Tujuan dari penelitian tindakan beragam jenis, tetapi secar
umum dapat diberikan tujuan-tujuan berikut:
Untuk memperoleh keterangan yang obejektif dalam
rangka memberikan kebijakan atau kegiatan yang telah
dibuat.
Untuk memberikan keterangan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk kegiatan dan tindakan yang akan
datang.
Untuk membenarkan penenundaan aksi, pengambilan
tindakan atau tidak mengambil tindakan apa pun.
Untuk
enstimulasikan
pekerja-pekerja
pelaksanaan
program ke arah yang lebih dinamis serta lebih
menggiatkan implikasi dari berbagai alat untuk mencapai
tujuan.
Karena secara umum, penelitian tindakan ditunjukan untuk
membuat perubahan, aka hal-hal yang ingin dteliti akan
berkisar di sekitar masalah perubahan, seperti:
1. Apakah yagv telah berubah?
2. Seberapa jauh perubahan tersebut telah terjadi?
3. Bagaimana dan berapa cepatnya perubahan tersebut
terjadi?
4. Kondisi bagaimana terdapat sebelum dan sesudah terjadi
perubahan?
5. Apa yang terjadi selama masa transisi?
6. Stimulus-stimulus
apakah
yang
telah
meransang
perubahan?

7. Melalui mekanisme apa perubahan terjadi?


8. Apa yang menyebabkan terjadinya stabilitasi pada titiktitik tertentu dalam perubahan yang terjadi?
9. Dapatakah arah perubahan diketahui?
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, maka dapat ditelusuri
masalah-masalah yang khas yang ingin dipelajari dengan
menggunakan penelitian tindakan. Masalah serta fokus
evaluasi akan berkisar kepada hal berikut:
1. Dampak dari program terhadap objek (perorangan,
kelompok, masyarakat, institusi) dan juga terhadap
pembawa-pembawa perubahan sendiri.
2. Besarnya pengaruh program terhadap objek yang dituju,
termasuk jumlah mereka yang sudah diperngaruhi oleh
program dan derajat pengaruh atas mereka.
3. Waktu yang diperlukan untuk membawa pengaruh atau
untuk dapat melihat dampaknya.
4. Pengukuran terhadap varibel-variabel yang dipengaruhi
perubahan, baik sebelum program diadakan maupun
sesudah program diadakan.
5. Mengambil dan mengadakan indetifikasi tehadap kegiatan
serta proses yang ambil bagian antara sebelum dan
sesudah dilakukan pengukuran-pengukuran.
6. Analisis bahan atau isi substansial dari program, seperti
pengadaan komponen dan bagaimana komponen ini
berhubungan satu dengan lain dan berhubungan dengan
tujuan program dpat dilihat.
7. Aspek-askpek program yang menyangkut organisasi,
struktur, serta aspek operasional dipelajari, seperti
bagaimana program dilaksanakan, oleh siapa, dan dengan
tieknik apa.
8. Kajian
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
ketika
pembaharuan dilakukan, termasuk yang mempengaruhi
pembuat pembaharuan sendiri, serta dari objek sendiri
sehingga program tersebut dilaksanakan.
9. Pengamatan dan analisis terhadap arah dari perubahan
yang terjadi dan dihubungkan dengan tujuan dari
program. Konsekuensi-konsekuensi dari program, baik

lansung, tidak lansung, yang diharapkan dari programprogram dianalisis dan diberikan interprestasi dalam
hubungannya dengan tujuan program dan implikasinya.
5.3 Kesukaran Pelaksanaan Penelitian Penelitian
Kesulitan-kesulitan pelaksanaan penelitian tindakan dapat
mencakup dua hal, yaitu kesuliatan dalam mengadakan
evaluasi serta kesulitan dalam koordinasi anara peneliti dan
pelaksanan kegiatan serta pelaksanaan program.

5.3.1 Kesulitan Evaluasi


Ada kalanya tidak diperboleh pengaruh yang dapat
diobservasikan atau beda yang nyata antara kelompokkelompok dimana dilaksanakan program karena tidak ada
kontrol untuk membuat hal-hal lain di luar program tidak
berubah.
Kesukaran analisis serta evaluasi juga
disebabkan oleh kurangnya dokumentasi yang sistematik
dan hati-hati dengan program, baik ketika dimulai, asal
usul program, modifikasi, dan sebagainya.
5.3.2 Kesulian Kerja Sama
Karena dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini perlu
sekali adanya kerja sama antara si peneliti dengan si
pelaksana kegiatan/decision maker, maka disana-sini
terdapat kesukaran-kesukaran, antara lain sebagai
berikut:
Sukar untuk menjelaskan apakah proyek tersebut
suatu penelitian atau suatu program tindakan,
sehingga sukar menentukan siapa yang akan
merupakan pengambilan keputusan dalam kegiatan
tersebut.
Adanya ketergantungan antara peneliti dan pelaksana
program, sedangkan kedua pihak mempunyai profesi
serta orientasi dan perbedaan dalam desktripsi
pekerjaan, serta sistem rewarding membuat
pelaksanaan penelitian tindakan relatif sukar.

Ketentuan-ketentuan serta requirement


yang
interdisiplin dari penelitian tindakan
(antara ahli
antropologi dengan ahli pertanian, dan sebagainya)
membuat penelitian tindakan merupakan satu
penelitian yang menghendaki kerja sama yang utuh.
5.4 Langkah-langkah dalam penelitian tindakan
Langkah-langkah pokok dalam penelitian tindakan adalah
sebagai berikut:
1. Rumusan masalah dan tujuan penelitian bersama-sama
antara peneliti dan pekerja praktis dan decision maker.
2. Himpun data yang tersedia tentang hal-hal yang
berhubungan dengan masalah ataupun metode-metode
dengan melakukan studi kepustakaan.
3. Rumuskan hipotesis serta strategi pendekatan dan
memecahkan masalah.
4. Buat desain penelitian bersama-sama antara peneliti
dengan pelaksana program serta rumuskan prosedur, alat,
dan kondisi pada mana penelitian tersebut akan
dilaksanakan.
5. Tentukan kriteria evaluasi, teknik pengukuran, serta
teknik-teknik analisis yang dipergunakan.
6. Kumpulkan data, analisis, beri interpretasi, serta
generalisasi dan saran-saran.
7. Laporkan penelitian dengan penulisan ilmiah.t5eh

Вам также может понравиться