Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I.
II.
IDENTIFIKASI PASIEN
Nama
: Tn. T
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Umur
: 46 Tahun
Status Perkawinan
: Sudah Menikah
Suku bangsa
: Melayu
Agama
: Islam
Masuk RS
: 29 Oktober 2015
ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesa
Tanggal
a.
b.
: 26 Oktober 2015
Keluhan Utama
Jari kedua kaki kiri bewarna hitam
Keluhan Tambahan
Pada jari kedua kaki kiri berwarna kehitaman, nyeri hebat dan terasa
baal. Keluhan sudah dirasakan sejak 2 bulan terakhir, dan kehitaman
semakin bertambah sejak 2 minggu terakhir.
Luka pada jari kedua kaki kiri, berwarna keputihan, bernanah,
berukuran sekitar 1 cm dan nyeri di sekitar luka. Keluhan sudah
c.
diabetes melitus.
Riwayat penyakit dahulu
d.
Riwayat Kebiasaan
III.
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos mentis
Tekanan darah
Nadi
: 88x/menit
2
Respirasi
: 18 x/menit
Suhu
: 36.5 C
Status generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Conjunctiva anemis -/- , sclera ikterik (-/-), pupil bulat isokor
diameter 3/3 mm, refleks cahaya langsung +/+
Telinga : Normotia, tidak ditemukan serumen pada telinga kanan maupun kiri,
tidak ada nyeri tekan pada tragus kanan maupun kiri.
Hidung : normal, tidak terdapat deformitas, Septum terletak ditengah dan
simetris, Mukosa hidung : tidak hiperemis, konka nasalis eutrofi.
Mulut : normal, tidak pucat, tidak sianosis. Mukosa mulut normal, tidak
hiperemis. Lidah normoglosia, tidak tremor, tidak kotor. Gigi
bewarna kuning kecoklatan.
Leher : Trakea ditengah, pembesaran KGB (-),
Thoraks:
Cor
: Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
: Ictus cordis teraba pada sela iga 5 linea mid clavicula
sinistra
Perkusi
: Batas jantung normal
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Inspeksi
: Pergerakan hemitoraks dalam keadaan statis dan
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Ekstremitas atas
:
Ekstremitas bawah :
Inspeksi
Palpasi
IV.
RESUME
Pasien laki-laki berusia 46 tahun datang ke RSAA Singkawang dengan
keluhan metatarsal sinistra digiti II bewarna hitam sejak 2 minggu SMRS. Keluhan
disertai pedis sinistra sering terasa baal sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit,
terasa nyeri saat berjalan maupun saat sedang istirahat. Pasien memiliki riwayat
hipertensi, dan riwayat merokok sejak pasien berusia 15 tahun, pasien merokok 1
bungkus/ hari setiap hari.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran composmentis, TD 150/90 mmHg, Nadi
88x/menit, nafas 18x/menit, suhu 36,5 C. Pada pemeriksaan lokalis regio pedis
sinistra, pada inspeksi didapatkan metatarsal digiti II menghitam. Pada palpasi nyeri
tekan pada jari kaki kiri, dan arteri dorsalis pedis dekstra teraba.
V.
DIAGNOSA KERJA
Suspect Buerger Disease
VI.
DIAGNOSIS BANDING
Aterosklerosis Vaskular
VI.
RENCANA PEMERIKSAAN
-
VII.
RENCANA TERAPI
Non Medikamentosa
Analgetik : Ketorolac 30 mg x 3
Tindakan bedah
Amputatum digiti II pedis sinistra
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad malam
Quo ad fungsionam
: ad malam
dan fungsinya:
1. arteria
2. arteriola
3. kapiler
4. venula dan
5. vena.
Dengan pengecualian pada kapiler dan venula, dinding pembuluh darah terdiri
atas komponen yang serupa: selapis se; endotel, jaringan elastis, sel otot polos,
dan jaringan fibrosa. Proporsi setiap komponen ini bervariasi sesuai fungsi setiap
pembuluh darah.
1. Arteria
Dinding aorta dan arteria besar mengandung banyak jaringan elastis dan
sebagian otot polos. Ventrikel kiri memompa darah masuk ke dalam aorta dengan
tekanan tinggi. Dorongan darah secara mendadak ini meregang dinding arteria
yang elastis tersebut; pada saat ventrikel beristirahat maka dinding yang elastis
tersebut kembali pada keadaan semula dan memompa darah ke depan, ke seluruh
C. Etiologi1
Penyebabnya tidak jelas, tetapi biasanya tidak ada faktor familial serta tidak
ada hubungannya dengan penyakit diabetes mellitus. Penderita penyakit ini
umumnya perokok berat yang kebanyakan mulai merokok pada usia muda,
kadang pada usia sekolah. Penghentian kebiasaan merokok memberikan
perbaikan pada penyakit ini.
Walaupun penyebab penyakit Buerger belum diketahui, suatu hubungan yang
erat dengan penggunaan tembakau tidak dapat disangkal. Penggunaan maupun
dampak dari tembakau berperan penting dalam mengawali serta berkembangnya
penyakit
tersebut.
Hampir
sama
dengan
penyakit
autoimune
lainnya,
obliterans
(TAO)
adalah
penyakit
pembuluh
darah
bagian distal. Pada fase lanjut, sumbatan akan demikian hebat sehingga kolateral
tidak akan memadai lagi.
G. Manifestasi Klinis4
Gambaran klinis Tromboangitis Obliterans terutama disebabkan oleh iskemia.
Gejala yang paling sering dan utama adalah nyeri yang bermacam-macam tingkatnya.
Pengelompokan Fontaine tidak dapat digunakan disini karena nyeri terjadi justru
waktu istirahat. Nyerinya bertambah pada waktu malam dan keadaan dingin, dan
akan berkurang bila ekstremitas dalam keadaan tergantung. Serangan nyeri juga dapat
bersifat paroksimal dan sering mirip dengan gambaran penyakit Raynaud. Pada
keadaan lebih lanjut, ketika telah ada tukak atau gangren, maka nyeri sangat hebat
dan menetap.
Manifestasi terdini mungkin klaudikasi (nyeri pada saat berjalan) lengkung kaki
yang patognomonik untuk penyakit Buerger. Klaudikasi kaki merupakan cermin
penyakit oklusi arteri distal yang mengenai arteri plantaris atau tibioperonea. Nyeri
istirahat iskemik timbul progresif dan bisa mengenai tidak hanya jari kaki, tetapi juga
jari tangan dan jari yang terkena bisa memperlihatkan tanda sianosis atau rubor, bila
bergantung. Sering terjadi radang lipatan kuku dan akibatnya paronikia. Infark kulit
kecil bisa timbul, terutama pulpa phalang distal yang bisa berlanjut menjadi gangren
atau ulserasi kronis yang nyeri.
Tanda dan gejala lain dari penyakit ini meliputi rasa gatal dan bebal pada tungkai
dan penomena Raynaud (suatu kondisi dimana ekstremitas distal : jari, tumit, tangan,
kaki, menjadi putih jika terkena suhu dingin). Ulkus dan gangren pada jari kaki
sering terjadi pada penyakit buerger. Sakit mungkin sangat terasa pada daerah yang
terkena.
10
11
Tromboangitis Obliterans
20-40 tahun
Selalu pria
1. penggunaan tembakau yang
Ateroskerosis
Sekitar 50 tahun atau lebih
Wanita juga dapat terlibat
1. riwayat keluarga pada
berlebihan
beberapa kasus
dan
terjadinya
adanya
riwayat
reaksi hiperkolestrolemia
13
inflamasi
pada
endothel
Patologi
lapisan
pembuluh
(panartenitis).
Pembuluh
darah
terlibat
Sifat dinding Tidak menebal
darah
yang
berukuran besar
Menebal
pembuluh
darah
Fenomena
ditemukan
Tidak ditemukan
raynaud
K. Tatalaksana5
Terapi medis penderita penyakit Buerger harus dimulai dengan usaha intensif
untuk meyakinkan pasien untuk berhenti merokok. Jika pasien berhasil berhenti
merokok, maka penyakit ini akan berhenti pada bagian yang terkena sewaktu terapi
diberikan. Sayangnya, kebanyakan pasien tidak mampu berhenti merokok dan selalu
ada progresivitas penyakit. Terapi dengan vasodilator, antikoagulan, analgetik, AINS,
dan prednison tidak memberikan hasil yang memuaskan. Rekonstruksi arteri dengan
bedah pintas juga tidak berhasil karena penyakit ini bersifat difus, segmental, dan
umumnya menyerang bagian distal ekstremitas. Simpatektomi lumbal dan torakal
menyebabkan vasodilatasi perifer dan perbaikan peredaran darah yang hanya
memuaskan untuk waktu terbatas, tetapi biasanya terjadi kekambuhan.
14
Bagian terpenting dari terapi penyakit ini adalah pendidikan kesehatan pada
pasien agar menjaga kebersihan ekstremitas dan mencegahnya dari bahaya trauma
agar tidak terjadi tukak. Progresivitas penyakit dapat dihentikan semata-mata dengan
menghentikan kebiasaan merokok secara mutlak. Pengurangan menghisap rokok
tidak mempengaruhi prognosis penyakit.
Prinsip terapi pada pasien tromboangitis obliterans, yaitu : untuk meredakan rasa
nyeri, menghentikan perjalanan penyakit, peranan vasodilator, simpatektomi kimiawi,
metode bedah.
I. Untuk meredakan rasa nyeri
a. Analgesik
Analgesik sederhana mungkin dapat membantu mengatasi nyeri yang
dirasakan pasien. Analgetik narkotik dapat diberikan pada kasus dengan
nyeri yang dirasakan saat pasien beristirahat.
b. Posisi Buerger
Dengan mengelevasikan sisi kepala tempat tidur dapat menyebabkan
kongesti venosa dan vasodilatasi refleks.
c. Latihan Buerger
Dengan cara mengelevasikan dan menggantungkan anggota gerak selama
beberapa menit.
d. Menaikkan tumit
Menaikkan tumit sepatu hingga1-2 cm, jarak klaudikasio dapat ditingkatkan,
karena hal ini menurunkan beban kerja pada otot-otot betis.
II. Untuk menghentikan perjalanan penyakit
a. Berhenti merokok, hal ini memberikan manfaat yang besar untuk
penderita tromboangitis obliterans.
b. Latihan fisik yang regular, mengurangi obesitas, dan mengontrol
hipertensi.
c. Diet, menghindari makanan berlemak untuk menurunkan kolestrol serum,
diet ini memberikan manfaat pada pasien yang disertai hiperlipidemia.
d. Menghindari trauma
III. Peranan Vasodilator
Beberapa kasus tromboangitis obliterans memiliki manfaat dengan
pemberian injeksi xanthinol nicotinate ( Complamina ) yang diberikan
15
berkala, misalnya 3000 mg pada hari pertama, 4500 mg pada hari kedua, 6000
mg pada hari ketiga. Injeksi xanthinol nicotinate ini dapat membantu dengan
mekanisme : penyembuhan ulkus kulit, memperbaiki jarak klaudikasio,
menunda simpatektomi kimiawi, diperlukan untuk mengontrol penyakit.
Terapi ini hanya untuk sementara waktu pada fase penyakit klaudikasio.
IV. Prosedur Operasi pada TAO
1. Amputasi konservatif
Cara terakhir yang dilakkan pada pasien TAO yang telah mencapai fase
gangren.
2. Amputasi bawah lutut
Dilakukan jika penderita mengeluh nyeri saat beristirahat. Terapi ini
dilakukan dengan kecurigaan gangren akan semakin meluas dari ujungujung jari kaki semakin kearah yang proksimal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tromboangitis obliterans. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/460027-overview#aw2aab6b2b2.
2. Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Ed 2. Penerbit buku
kedokteran EGC: 2004.
3. Eroschenko VP. di Fiore : Atlas Histologi Ed 2003. Penerbit buku kedokteran
EGC. 2003.
4. Buergers Diseases.
Vaskular
Diseases
Foundation.
Diunduh
dari
http://www.vaskulardisease.org.
16
5. Rajgopal Shenoy K, Nileshwar Anitha. Buku Ajar Ilmu Bedah jilid 1.Karisma
Publishing Group: 2013.
17