Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Mahasiswa
Oleh:
ILHAM
Mahasiswa Semester V Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa
Duta Mahasiswa GenRe BKKBN, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah
perbaikan bangsa ini. Sebagai manusia yang lebih tercerahkan (enlightenment people)
dibandingkan kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa seharusnya mempunyai kepekaan
dan kepedulian terhadap kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi
sekelilingnya ini harus berdasarkan suatu pemahaman atau pengetahuan yang nantinya dapat
mendasari mahasiswa dalam bergerak. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang
mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan
negara, haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat kita. Mahasiswa
harus mempunyai pemahaman keilmuaan yang holistik, artinya berpengatahuan luas. Namun
tidak cukup sebatas berpengetahuan luas saja, melainkan harus mempunyai kemampuan
(skill), visi, karakter, jauh lebih maju dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat ini.
Karena itu, mahasiswa harus sadar akan tanggung jawab dan konsekuensi moralnya ini,
sehingga kaum intelektual ini harus berlomba-lomba untuk berprestasi: mempunyai
pencapaian diatas rata-rata kebanyakan manusia dengan kelebihan masing-masing.
Tumbuhnya semangat maju dan berprestasi, berdasarkan fakta dan banyak pengalaman,
bermula dari organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam dunia
akademik kampus yang membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda unggul.
Mengapa Mahasiswa?
"Pemuda dalam hal ini mahasiswa adalah sosok yang paling dinamis dan tidak dapat
dipisahkan dari perjuangan bangsa. Pemuda selalu hadir untuk memberikan sumbangan
yang bermakna bagi bangsa Indonesia. Ia selalu tampil untuk menyuarakan dan
memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala bentuk ketidakadilan pada
zamannya. Petikan kalimat ini adalah bisa dikatakan sebagai dasar mahasiswa untuk
menyadari betul bahwa, secara historis, mahasiswa selalu mempunyai peran besar dalam
penentuan sekaligus perbaikan arah bangsa ini. Sadarlah mahasiswa! bahwa mahasiswa
adalah garda depan perubahan bangsa menuju masa depan lebih baik.
Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan untuk berhasil, berusaha keras dan mengungguli
orang lain berdasarkan suatu standar mutu tertentu. Selain itu, motivasi berprestasi
merupakan suatu dorongan atau keinginan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang
setinggi mungkin sehingga tercapai kecakapan pribadi yang tinggi.
Semakin baik persepsi seseorang terhadap apa yang sedang ia kerjakan, maka kemungkinan
akan semakin baik hasil pekerjaan yang ia lakukan. Belajar atau melakukan sesuatu yang
didasarkan pada keterpaksaan akan mempengaruhi psikis seseorang sehingga hasil yang
dicapai tidak maksimal karena adanya perasaan ketergantungan dan ketidaknyamanan.
Dorongan untuk beprestasi harus ditumbuhkan baik dari dalam diri maupun dari luar.
Dorongan dari dalam diri antara lain adalah berupa kesadaran untuk meraih hasil yang tinggi.
Dorongan dari luar misalnya antara lain adalah kondisi suasana kampus, peran senior, dan
organisasi mahasiswa, serta dosen. Kesadaran dari dalam diri (faktor internal) merupakan
faktor yang menentukan seseorang dalam mencapai sesuatu. Faktor ekternal juga
mempengaruhi
seseorang
dalam
hal
mencapai
sesuatu
yang
di
inginkan
tapi
penanaman nilai-nilai kebanggan dan kecintaan terhadap almamater sejak dini kepada
mahasiswa, sehingga motivasi beprestasi dan berkontribusi kepada almamater akan terus
tumbuh di hati, pikiran, dan tindakan mahasiswa. Motivasi beprestasi sekaligus berkontribusi
mahasiswa kepada kampusnya mempunyai hubungan atau korelasi dengan persepsi positif
mahasiswa terhadap almamaternya. Apapun kondisi dan realita kampus yang sesungguhnya
serta apapun perkataan orang lain, penumbuhan kebanggaan dan kecintaan terhadap
alamamater harus diarahkan kepada penumbuhan persepsi positif kepada setiap mahasiswa
didalamnya. Motivasi berprestasi dan persepsi positif mahasiswa akan menentukan tinggi
rendahnya hasil belajar dan kontribusi membangun almamaternya. Apalabila mahasiswa
mempunyai persepsi positif terhadap apapun yang ada dikampusnya, maka ia akan cenderung
untuk berpikir, merasakan, menyerap, dan berperilaku positif dalam rangka membangun
kejayaan almamater atau kampusnya.
Berprestasi
Penumbuhan semangat berprestasi sekaligus berkontribusi untuk kebanggaan dan kejayaan
almamater bermula dari adanya persepsi positif dari setiap mahasiswa terhadap apapun yang
berhubungan dengan almamaternya (fasilitas, lingkungan, senior, aktifitas akademik, dll).
Persepsi positif dibentuk dari informasi (dosen, senior, pegawai, teman) dan lingkungan
(kegiatan belajar mengajar, praktikum, organisasi mahasiswa, dll) yang mendukung
penumbuhan persepsi positif tersebut. Informasi dan lingkungan yang ada di kampus, agar
mendukung terbentuknya perpsepti positif, harus dikondisikan sedemikian rupa agar beriklim atau ber-atmosfer positif (juga). Hal ini dapat dikondisikan oleh para senior dan
pengurus organisasi yang ada di kampus melalui berbagai aktivitas kegiatan yang mereka
lakukan, terutama pada setiap acara dengan fungsi kaderisasi.
Persepsi positif tersebut misalnya meliputi ilmu dan wawasan apa yang akan didapat dari
almamaternya, bagaimana prospek setelah lulus, keahlian dan ketrampilan apa yang bisa
didapatkan. Dan hal positif lainnya yang dapat diperoleh setelah mahasiswa masuk dalam
lingkungan kampus. Persepsi positif terhadap almamater sangat penting dalam menentukan
seorang mahasiswa ingin berprestasi dan juga berkontribusi untuk almamaternya. Budaya dan
amosfer ini lah yang dapat ditumbuhkan oleh organisasi mahasiswa kepada mahasiswanya
agar persepsi positif dan kebanggaran almamater tumbuh dan bersemi dalam diri setiap
mahasiswa, sehingga membantu mahasiswa untuk beprestasi sekaligus berkontribusi kepada
almamater dan bangsa.
Kekuatan atau kompetensi dari suatu organisasi akan lebih ditentukan oleh intangible
assetberupa sumber daya manusia yang berkemampuan serta organisasi pembelajar untuk
dapat bersaing pada masa yang akan datang.
Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mahasiswa dapat berprestasi atau kah
tidak akan ditentukan oleh faktor internal dan eksternal, faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari luar
dirinya. Faktor internal, menurut banyak ahli merupakan penentu dari kesuksesan seorang
mahasiswa mencapai prestasi optimal. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi pencapaian
mahasiswa, namun hanya sebatas mempengaruhi tidak menentukan. Faktor internal yang
dimaksud adalah contohnya motivasi, semangat, dorongan dari dalam diri untuk berprestasi.
Kesadaran untuk berprestasi diatas rata-rata yang nantinya akan memunculkan motivasi,
semangat, dan dorongan didalam dirinya. Motivasi tersebut hanya akan mencapai sasaran jika
mahasiswa menemukan cara bagaimana mencapai targetnya. Oleh karena itu, pemahaman
tentang bagaimana mencapai target atau prestasi yang diinginkan harus dipunyai setiap
mahasiswa. Pemahaman tentang diri sendiri, pemahaman tentang manajemen diri,
manajemen waktu, dan penentuan prioritas dan juga life mapping sangat perlu dikuasai oleh
setiap mahasiswa agar mereka tahu cara dan jalan mencapai prestasi yang mereka inginkan.
Seperti juga yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya, bahwa kemampuan dalam
mengatur dirinya (self-regulated), terutama bagi mahasiswa yang dianggap telah mandiri dan
dewasa, merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung pencapaian target prestasi
mereka.
Selain faktor internal, faktor eskternal berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa untuk
berprestasi, diantaranya adalah lingkungan, baik lingkungan kampus, lingkungan pergaulan,
maupun keluarga. Lingkungan kampus, berupa amosfer akademik yang tinggi, iklim belajar
dan beprestasi yang tinggi, yang dibangun oleh setiap elemen yang ada di kampus akan
sangat
menentukan
seberapa
besarkah motivasi
beprestasi pada
setiap
individu
mahasiswanya. Jika amosfer, iklim, dan budaya prestatif telah ada di lingkungan kampus,
setiap mahasiswa yang baru masuk kedalam kampus tersebut, sudah dapat dipastikan mereka
akan langsung termotivasi untuk juga berprestasi seperti mahasiswa kebanyakan dikampus
tersebut. Pergaulan atau pertemanan juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bertingakah
laku, berpikir, dan berucap. Banyak orang mengatakan jika kamu ingin menjadi dokter maka
bergaulan dengan dokter, jika kamu ingin menjadi guru bergaullah dengan guru, dan jika
kamu ingin menjadi orang sukses maka bergaullah dengan orang-orang sukses. Dengan
siapa kita bergaul, dengan siapa kita berteman, pasti akan mempengaruhi pola pikir dan
tindak tanduk kita. Jika mahasiswa dapat berteman dengan mahasiswa lain yang mempunyai
berorientasi prestasi, dapat dipastikan bahwa mahasiswa tersebut akan ikut terpengaruh,
minimal ingin beprestasi seperti teman-temannya atau bahkan melebihi teman-temannya itu.
Mahasiswa tersebut akan termotivasi melihat teman-temannya yang lain. Cara pandang,
sikap, dan karakter prestatif dalam diri mahasiswa pun akan terbangun karena lingkungan
pertemanan atau pergaulannya mendukung hal tersebut tercapai.
Mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa umumnya akan lebih cepat mehami dirinya
sendiri, menemukan jati diri dan prinsip hidupnya, sehingga mereka dapat mengatur diri dan
waktu dengan baik untuk mencapai target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal
tersebut. Berorganisasi cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidup,
karakter, kepercayaan diri dan skill. Ada potongan kalimat dari seorang aktivis mahasiswa
yang mengatakan bahwa: Berorganisasi memunculkan teman. Berteman melahirkan
pergaulan. Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika membawa kepada
kematangan hidup sebagai seorang pembelajar.
Maka, motivasi berprestasi lahir dari keaktifan kita berorganisasi. Berorganisasi membuka
peluang untuk beprestasi.
Organisasi mahasiswa berperan besar dalam membangun budaya dan amosfer prestatif
didalam kampus melalui kebijakan dan program kerja yang dilakukannya. Kebijakana dan
program kerja yang dibuat oleh organisasi mahasiswa seyogyanya semuanya berorientasi
prestatif. Selain itu, organisasi mahasiswa mempunyai peran dalam proses pendidikan dan
kaderisasi mahasiswa, sehingga secara langsung sebenarnya organisasi mahasiswa
mempunyai tanggung jawab dalam mendidik mahasiswa yang ada dikampusnya. Organisasi
harus menjadi wadah pembelajaran sekaligus wada pendidikan, atau knowledge resource bagi
setiap mahasiswa yang ada didalam organisasi tersebut maupun kepada mahasiswa lain
secara luas. Organisasi maasiswa harus mengajarkan berbagai skill kepada mahasiswanya
berdasarkan peran dan fungsi organisasi tersebut. Ada empat sendi pengembangan skill dan
knowledge mahasiswa yaitu melalui organisasi mahasiswa, yaitu 1) akademik oleh HMJ
(himpunan mahasiswa jurusan), 2) sosial politik oleh BEM dan SENAT/DPM, 3) minat
bakat oleh UKM (unit kegiatan mahasiswa), dan 4) keagamaan/spiritual oleh lembaga
mahasiswa berbasis agama. Keempat sendi aktivitas mahasiswa tersebut harus berjalan secara
sinergis
dan
terintegrasi
dalam
satu
kesatuan
yang
harmonis
sehingga
pengembangan softskill mahasiswa di perguruan tinggi dapat dicapai dengan sempurna atau
COMPLETE.
Organisasi mahasiswa harus menjadi penanam nilai/value positif kepada mahasiswa melalui
kegiatan dan aktifitas yang dilakukan. Organisasi mahasiswa adalah wadah yang sangat tepat
untuk mendidik mahasiswa menjadi mahasiswa ideal yang sesungguhnya, dan sebagai tempat
yang tepat untuk belajar tentang kehidupan dan memaknainya. Seperti yang sudah dijelaskan
dimuka, organisasi mahasiswa harus bisa berperan dalam menumbuhkan persepsi positif
mahasiswa kepada institusinya agar dorongan untuk berprestasi dan berkontribusi kepada
almamater dan bangsa dapat tumbuh subur dikalangan mahasiswa. Organisasi mahaisiswa
adalah bagian penting dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya dan amosfer prestatif di
kampus.
Kapasitas berbanding lurus dengan kontribusi. Ibarat sebuah gelas, semakin besar ukuran
gelas akan semakin besar jumlah air yang bisa ia tampung dan berikan. Semakin besar dan
banyak ilmu seseorang, semakin besar kontribusi dan kemanfaatannya bagi sesama.
HIDUP MAHASISWA!!!
Referensi
Damar Adi Hartaji. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah dengan Jurusan
Pilihan Orang Tua. Universitas Gunadarma
Irma Yulinawati, Sri Hartati, dan Dian Ratna Sawitri. SELF-REGULATER LEARNING
MAHASISWA FAST TRACK. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro
Yori Yuliandra. 2010. Study Oriented?Mengapa Tidak, http://yorijuly14.wordpress.com
Lampiran
Nama
: ILHAM
TTL
Alamat
Pandeglang
Pekerjaan
: Mahasiswa
Semester
:V
Fak / Jur
: Ekonomi /Manajemen
No. HP