Вы находитесь на странице: 1из 2

Kesuburan tanah adalah keseimbangan antara sifat fisika kimia dan biologi

pada tanah. Pertumbuhan tanaman yang baik mengindikasikan tanah tersebut subur
karena reproduksi, produktivitas, dan kualitas ditentukan oleh kesuburan tanah
(Syib`li et all.,2013). Tiga aspek kesuburan tanah tersebut sangat beragam dan
bersifat kompleks dalam sistem tanah. Para peneliti di seluruh dunia memutar otak
untuk dapat menyelaraskan ketiga aspek kesuburan tanah tersebut. Salah satunya
adalah dengan penggunaan Arbuscular Mychorizal Fungi (AMF) atau disebut dengan
mikoriza
Penelitian mengenai mikoriza telah mulai banyak dilakukan, bahkan usaha
untuk memproduksinya telah mulai banyak dirintis. Hal ini disebabkan oleh
peranannya yang cukup membantu dalam meningkatkan kualitas tanaman. Seperti
yang

disampaikan

oleh

Yusnaini

(1998),

bahwa

FMA

dapat

membantu

meningkatkan produksi kedelai pada tanah ultisol di Lampung. Bahkan pada


penelitian lebih lanjut dilaporkan bahwa penggunaan FMA ini dapat meningkatkan
produksi jagung yang mengalami kekeringan sesaat pada fase vegetatif dan generatif
(Yusnaini et al., 1999). Setiadi (2003), menyebutkan bahwa mikoriza juga sangat
berperan dalam meningkatkan toleransi tanaman terhadap kondisi lahan kritis, yang
berupa kekeringan dan banyak terdapatnya logam-logam berat. Mencermati kondisi
demikian maka dapat disepakati jika terdapat komentar mengenai potensi mikoriza
yang cukup menjanjikan dalam bidang agribisnis.
Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jamur dan
akar tanaman (Brundrett et all.,1996). Hampir pada semua jenis tanaman terdapat
bentuk simbiosis ini. Umumya mikoriza dibedakan dalam tiga kelompok, yaitu:
endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman pertanian),
ektomikoriza (pada jenis tanaman kehutanan), dan ektendomikoriza (Harley and
Smith, 1983) Peranan FMA dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman telah banyak dilaporkan dan dari hasil penelitian belakangan ini banyak
laporan yang memuat aplikasi dan usaha produksi inokulan FMA yang diusahakan
secara komersil. Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza
dapat dikelompokan menjadi Ektomikoriza (jamur yang menginfeksi tidak masuk
ke dalam sel akar tanaman dan hanya berkembang diantara dinding sel jaringan
korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang), sedangkan yang dimaksut
Endomikoriza adalah (Jamur yang menginfeksi masuk ke dalam jaringan sel
korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar).

Peranan penting FMA dalam pertumbuhan tanaman adalah kemampuannya


untuk menyerap unsur hara baik makro maupun mikro. Selain itu akar yang
mempunyai mikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang
tidak tersedia bagi tanaman. Hifa eksternal pada mikoriza dapat menyerap unsur
fosfat dari dalam tanah, dan segera diubah menjadi senyawa polifosfat.

Yusnaini, S. 1998. Pengaruh Inokulasi Ganda Rhizobium dan FMA (Fungi Mikoriza
Arbuskula) terhadap Nodulasi dan Produksi Kedelai pada Tanah Ultisol Lampung.
Jurnal Tanah Tropika. No. 7:103-10 8.
Yusnaini, S. 1998. Pengaruh Inokulasi Ganda Rhizobium dan FMA (Fungi Mikoriza
Arbuskula) terhadap Nodulasi dan Produksi Kedelai pada Tanah Ultisol Lampung.
Jurnal Tanah Tropika. No. 7:103-10 8.
Yusnaini, S., A. Niswati, S. G. Nugroho, K. muludi, dan A. Irawati. 1999. Pengaruh
Inokulasi FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) terhadap Produksi Jagung yang
Mengalami Kekeringan Sesaat pada Fase Vegetatif dan Generatif. Jurnal Tanah
Tropika. No. 9:1-6.
Yusnaini, S., A. Niswati, S. G. Nugroho, K. muludi, dan A. Irawati. 1999. Pengaruh
Inokulasi FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) terhadap Produksi Jagung yang
Mengalami Kekeringan Sesaat pada Fase Vegetatif dan Generatif. Jurnal Tanah
Tropika. No. 9:1-6.
Setiadi, Y. 2003. Arbuscular mycorrhizal inokulum production. Program dan Abstrak
Seminar dan Pameran: Teknologi Produksi dan Pemanfaatan Inokulan Endo Ektomikoriza
untuk Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan. 16 September 2003. Bandung. pp 10.
Brundrett M., Bougher N., Dell B., Groove T. and N. Malajczuk. 1996. Working with
Mycorrhizas in forestry and Agriculture. ACIAR Monograph 32. 374, Australia

Syibli, M.A., Muhibuddin A., Anton D., and Syamsudin. 2013. Arbuscular mycorrhiza
fungi as an indicator of soil fertility. Journal Agrivita 35(1):44-53

Вам также может понравиться