Вы находитесь на странице: 1из 13

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
A. GASTRITIS
1. Pengkajian Keperawatan
. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Pendidikan
Suku Bangsa
Pekerjaan
Agama
Status Perkawinan
Alamat
Ruang Rawat
Gol. Darah

: Tn. Z
: 55 thn
: SD
: Minang
: Petani
: Islam
: Kawin
: Jl. Pasar Usang tj. Belit Airtiris
No. Medical Record : 68.15.36
: murai I
:A

B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Keluhan Utama/Gejala
:
Pasien mengeluh nyeri pada ulu hatinya, pasien mengatakan tidak nafsu makan, masih
mual dan muntah dan pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakit yang di
derita pasienTD : 110/60 mmHg, N : 97 x/i, RR : 24 x/i S: 37,2 C.
2. Kondisi atau keadaan klien saat pengkajian (menggunakan alat bantu, jelasklan)
Kondisi klien tampak lemah, klien terpasang INVD NACL 20tts/mnt.
C. RIWAYAT PENGOATAN TERAKHIR
Apakah sudah berobat: ya
Bila berobat kemana
: puskesmas
Penanganan yang diterima
: obat-obatan
Bila dirawat dimana
: belum pernah di rawat
Berapa lama
:Bila berobat jalan, obat-obatan yang diterima : antibiotik, analgesik
D. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
1. Penyakit yang pernah diderita : Demam
2. Penyebab Penyakit
: Perubahan cuaca
3. Apakah sudah berobat?
: Tidak
4. Pernah dioperasi
: tidak pernah
5. Alergi
: tidak ada riwayat alergi
PEMERIKASAAN FISIK
1. Umum
Keadaan umum

: sedang

Tingkat kesadaran

: Komposmentis

Tinggi badan

: 162 cm

Berat badan

: 57 kg

2. Tanda-tanda Vital
Suhu

: 37 C

Nadi

: 84 x /i

Pernafasan

: 24 x/i

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

3. Integumen
- Kulit
Inspeksi
Kebersihan kulit

: Bersih

Warna kulit

: Normal

Kelembaban

: lembab

Palpasi

: Suhu : Hangat

Tekstur: Kasar
Turgor
-

: elastis

Kuku
Inspeksi

: Warna : Normal

Bentuk

: Normal

Lesi

:-

Keadaaan

: Bersih

Palpasi

: Capillary refill : Normal

Rambut dan Kepala

Inspeksi : Kuantitas

: Tipis

Distribusi

: Normal

Palpasi : Tekstur

: Halus

Kulit Kepala

: Normal

Keadaan rambut

: Bersih

Tekstur: Halus

- Wajah/Muka
Inspeksi

: Simetris : ya

Ekspresi wajah

: meringis

Masalah keperawatan

: Gangguan rasa nyaman nyeri

- Mata
Inspeksi : kesejajaran

: Normal

Palpera

: Normal

Sclera

: Normal

Conjungtiva

: Normal

Pupil

: Isokor

Reaksi pupil thd cahaya

: Mengecil

Keadaan mata

: Bersih

Palpasi : Nyeri tekan

: Tidak

Telinga

Inspeksi

: Normal

Keadaaan Telinga

: Bersih

- Hidung dan Sinus


Inspeksi : Simetris

: ya

Kesulitan Bernafas

: tidak

Warna kulit hidung

: Cokelat

Pembekakan

: Tidak

Mukosa

: Lembab

Perdarahan

: Tidak

Keadaan Hidung

: Bersih

- Palpasi suhu sinus terhadap nyeri tekan


Frontal

: tidak

Maxilaris

: tidak

Mulut
Inspeksi

Bibir

: Normal

Gusi

: Normal

Gigi

: Normal

Lidah

: Simetris

Keadaan Mulut

: Bersih

- Leher
Inspeksi
Warna

: Normal

Palpasi
Leher

: Hangat

- Thorax/Dada dan Paru-paru


Inspeksi

Postur

: Normal

Bentuk

: Normal

Pola nafas

: Reguler

Sifat nafas

: Dada

Retraksi Torakalis

: Normal

Batuk

:-

Palpasi

: Normal

Ekspansi paru pd sisi knan & kiri

: Simetris

Taktil Fremitus

: Anterior : Normal

Posterior

: Normal

Perkusi Paru

: Resonan/normal

Auskultasi

: Vesikuler

Kardiovaskuler
Inspeksi Jantung

: Pulsasi Apikal : -

Inspeksi dan Palpasi

: Pulsasi Apikal : Normal

- Abdomen/Perut
a. Abdomen
Inspeksi

: Normal

Auskultasi

: Bising usus : hiperaktif

Perkusi Hepar

: Pekak

Limpa

: Redup

Abdomen

: Timpani

Palpasi Ringan

: Normal

b. Anus

: Normal

Genitalia
Inspeksi

: Normal

Kateter: Terpasang, warna urin kuning, jumlah 500cc


Palpasi

: Normal

- Muskuloskletal
Inspeksi
Otot : Ukuran

: Normal

Kontraktur

: Ada

Tremor

: Tidak

Tulang

: Tidak normal

Tulang Belakang

: Normal

Sendi

: Terputus

ROM

: Tidak sempurna

Palpasi
Otot

: Tidak Normal

Tulang

: Tidak Normal

Sendi

: Tidak Normal

Lain-lain

:-

Masalah Keperawatan

: Immobilisasi fisik

- Persarafan/Neurologi
GCS (3-15)

:-

Orientasi

: Orang

Atensi : Baik

Berbicara

: Normal

Sensasi

: Sentuhan

Penciuman

: Baik

Pengecapan

: Baik

Ingesti-digesti

: Mengunyah : mampu

Menelan

: mampu

Gerakan

: Berjalan : mampu

2. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang


a.

Pemeriksaan laboratorium
1. Kultur : untuk membuktikan adanya infeksi Helicobacter pylori
2. CLO ( Rapid ureum test) : untuk menegakkan diagnosis H.pylori
3. Pemeriksaan serologi untuk H.pylori : sebagai diagnosis awal
4. Analisis cairan lambung : untuk memperjelas diagnosis

b. Pemeriksaan radiologi
1. Endoskopi : meliputi topografi dan gambaran endoskopinya dimana gambaran
2. Eritematous / eksudatif
3. Erosi flat, erosi raised, atrofi, hemoragik, hyperplasia rugae.
4. Hispatologi dengan melakukan biopsy pada semua segmen lambung dimana
hasilnya meliputi :
1. Etiologi
Menyebutkan ada tidaknya bakteri Helicobacter Pylor
2. Topografi
Meliputi gastritis kronis antrum, korpus atau gastritis dengan predomonasi
antrum atau korpus.
3. Morfologi
Menerangkan tentang inflamasinya, aktivitas radang, metaplasia intestinal,
Helicobacter pylori.
3. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d mukosa lambung
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b/d
ketidakadikuatan intake nutrisi sekunder akibat nyeri, ketidaknyamanan
lambung dan instestinal
3. Kurang pengetahuan b/d ketidakadekuatan penatalaksanaan diet dan
factor pencetus iritan pada mukosa lambung.

NO

Problem

Etiologi

Symptom

1.

Nyeri akut

Iritasi mukosaa lambung

DS :-Pasien mengeluh nyeri pada ulu

Stress

hatinya

terlambat makan

- Skala nyeri 8
Asam lamb naik

iritasi mukosa
lambung

Sel pariental

bakteri

DO

:-

Pasien

terlihat

meringis

menahan nyeri
-Pasien tampak memegangi bagian
bawah perutnya

Nyeri akut

- Pasien tampak gelisah


- TD : 110/60 mmHg
- N : 97 x/i
- RR : 24 x/i

2.

Perubahan
nutrisi
kurang
dari

Muntah
- S : 37 C
Lamb member sinyal ke zona
DS : - Pasien mengatakan tidak nafsu
kemoreseptor oleh S.Aferen
makan
dan simpatis
- pasien mengatakan mual dan
Kontraksi anti paristaltik

kebutuhan
tubuh

muntah 3x sehari
-pasien mengatakan sulit untuk

Makanan kembali ke duodenum &


lambung
Dueodenum teregang
Kontraksi diafragma & otot
abdominal
Sfingter esophagus bag.atas terbuka

Sfingter bag.bawah relaksasi


Muntah

Mual
Radang pada lamb

menghabiskan diit yang diberikan

Iritasi lambung
Tinggi asam lambung

Pengeluaran zat vas aktif


Kapiler pemblh darah pada lamb
edema
Reseptor tegang
Hypothalamus merangsang mual
Kurang

terpaparnya

dengan

informasi
3.

Kurang

DS

pengetahu

mengerti tentang proses penyakit,

an tentang

penyebab, dan terapi diet yang harus

penyakitn

dilakukan

ya (faktor

DO :

penyebab

- pasien tampak bingung


- Pasien sering bertanya tentang

dan terapi
diet)

: - pasien mengatakan kurang

penyakitnya
- diet psien tidak habis BB menurun
dari 49 menjadi 45 kg

4. Intervensi
Diagnosis : Nyeri b/d iritasi mukosa lambung
Tujuan : Dalam waktu 1x24 jam nyeri berkurag atau hilang atau
teradaptasi
Kriteria evaluasi :
1. Secara subjektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi
2. Skala nyeri 0-1(0-4)
3. Dapat mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau

menurunkan nyeri
4. Pasien tidak gelisah
1.

2.

3.

4.

Intervensi
Jelaskan dan bantu pasien dengan
tindakan pereda nyeri non
farmakologi dan non infasif
Lakukan menejemen nyeri
- Istirahatkan pasien pada saat
nyeri muncul
- Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam saat nyeri muncul
- Ajarkan teknik distraksi pada
saat nyeri
- Menejemen lingkungan :
lingkungan tenang, batasi
pengunjung, dan istirahatkan
pasien
- Lakukan menejemen sentuhan
Tingkatkan pengetahuan pasien
tentang penyebab nyeri da
menghubungkan berapa lama
nyeri akan berlangsung
Tindakan kolaborasi
- Pemakaian penghambat H2
(seperti cimetidin atau
ranitidine)
- Antasida

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Rasional
Pendekatan dengan
menggunakan relaksasi dan non
farmakologi lainnya telah
menunjukan keefektifan dalam
mengurangi nyeri
Istirahat secara fisiologis akan
menurunkan kebutuhan oksigen
yag diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan metabolism basah
Meningkatkan intake oksigen
sehingga akan menurunkan nyeri
sekunder dari iskemia instentinal
Distraksi (pengalihan perhatian)
dapat menurunkan stimulus
internal
Lingkungan tenang akan
menurunkan stimulus nyeri
eksternal.pembatasan
pengunjung membantu
meningkatkan kondisi oksigen
ruangan yang akan berkurang
apabila banyak pengunjung yang
berada di ruangan istirahat akan
menurunkan kebutuhan oksigen
jaringan perifer
Menejemen sentuhan pada saat
nyeri berupa sentuhan dan
dukungan pisikologis dapat
membantu menurunkan nyeri
Pengetahuan yang akan dirasakan
membantu mengurangi nyeri dan
dapat membantu
mengembangkan kepatuhan
pasien terhadap rencana
terapeutik
Cimetidin penghambat histamine
H2 menurunkan produksi asam
lambung, meningkatkan PH
lambung dan menurunkan iritasi
pada mukosa lambung. Hal ini
penting untuk penyembuhan
secara pencegahan lesi
Antasida untuk mempertahankan
PH lambung pada tingkat 4,5

Diagnosis : resiko ketidakseimbangan nutrisi : kurangnya dari kebutuhan


tubuh b/d ketidakadekuat intake nutrisi respons sekunder akibat nyeri,
ketidaknyamanan lambung dan intestinal.
Tujuan : dalam waktu 1x24 jam pasien akan mempertahankan kebutuhan
nutrisi yang adekuat.
Criteria evaluasi :
- Membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam
situasi individu.
- Menunjukkan peningkatan berat badan.
Intervensi
Rasional
Kaji pengetahuan pasien tentang intake
Tingkat pengetahuna dipengaruhi oleh
nutrisi.
kondisi social ekonomi pasien. Perawta
menggunakan pendekatan yang sesuai
dengan kondisi pasien. Dengan
mengetahui tingkat pengetahuan
tersebut perawat dapat lebih terarah
dalam memberikan kesehatan yang
sesuai dengan pengetahuan pasien
secara efektif dan efisien.
Mulai makanan kecil dan tingkatkan
sesuai toleransi. Catat tanda kepenuhan Kandungan makanan dapat
gaster, regurgitas dan diare.
mengakibatkan ketidaktoleransian GI,
sehingga memerlukan perubahan pada
Berikan diet nutrisi seimbang.
kecepatan atau tipe formula.

Fasilitasi pasien memperoleh diet sesuai


indikasi.

Macam macam jenis makanan dapat


dibuat untuk tambahan atau batasan
faktor tertentu, seperti lemak dan gula.

Berikan diet secara rutin.

Konsumsi kafein yang perlu dihindari,


demikian juga dengan rokok. Karena
nikotin akan mengurangi sekresi
bikarbonat pancreas sehingga akan
menghambat netralisasi asam lambung
dalam duodenum.

Berikan nutrisi parenteral.

Pemberian diet makanan secara rutin


akan memberikan kondisi normal pada
fungsi gastrointestinal dalam melakukan
aktivitas rutin selama dirawat dan
setelah pasien pulang kerumah.
Nutrisi secara intra vena dapat
membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
yang diperluka oleh pasien untuk
mempertahankan kebutuhan kondisi

nutrisi harian.
Diagnosa : Kurang pengetahuan b/d ketidakadekuatan informasi
penatalksanaan diet dan faktor pencetus iritan pada mukosa lambung.
Intervensi
Rasional
Hindari dan beri daftar agen-agen iritan
Pasien diberi daftar agen-agen iritan
yang menjadi predis posisi timbulnya
untuk dihindari (missal, kafein, nikotin).
keluhan.
Diet TKTP dan cairan yang adekuat
Tekankan pentingnya mempertahankan
memenuhi peningkatan kebutuhan
intake nutrisi yang mengandung protein
metabolik tubuh.
dan kalori yang tinggi, serta intake
cairan yang cukup setiap hari.

5. Implementasi
Diagnosa
1. Nyeri akut b/d
mukosa lambung

Intervensi
-

2. Resiko
ketidakseimbanga
n nutrisi :
kurangnya dari
kebutuhan tubuh
b/d ketidakadekuat
intake nutrisi
respons sekunder
akibat nyeri,
ketidaknyamanan

Jelaskan
dan
bantu
pasien
dengan
tindakan
pereda
nyeri
non farmakologi
dan non infasif.
Lakukan
menejemen
nyeri.
Tingkatkan
pengetahuan
pasien tentang
penyebab nyeri
dan
menghubungka
n berapa lama
nyeri akan
berlangsung
Tindakan
kolaborasi .

Implementasi
- Menjelaskan dan
membantu pasien
dengan tindakan
pereda nyeri non
farmakologi dan non
infasif.
- Melakukan
manajemen nyeri.
- Memberitahu pasien
pengetahuan tentang
penyebab nyeri dan
menghubungkan
berapa lama nyeri ini
akan berlangsung.
- Memberikan tindakan
kolaborasi.
-

Kaji
pengetahuan
pasien tentang
intake nutrisi.

Mulai makanan
kecil dan
tingkatkan

Mengkaji
pengetahuan pasien
tentang intake nutrisi.
Memberikan
makanan kecil dan
meningkatkan sesuai
toleransi.
Memberikan diet
nutrisi yang
seimbang.

lambung dan
intestinal.

sesuai
toleransi. Catat
tanda
kepenuhan
gaster,
regurgitas dan
diare.
-

Berikan diet
nutrisi
seimbang.

Fasilitasi pasien
memperoleh
diet sesuai
indikasi.

Berikan diet
secara rutin.

Berikan nutrisi
parenteral.

Hindari dan beri


daftar agen-agen
iritan yang
menjadi
prediposisi
timbulnya
keluhan.
Tekankan
pentingnya
mempertahankan
intake nutrisi
yang mengandung
protein dan kalori
yang tinggi, serta
intake cairan yang
cukup setiap hari.

3. Kurang
pengetahuan b/d
ketidakadekuatan
informasi
penatalksanaan
diet dan faktor
pencetus iritan
pada mukosa
lambung.

Memfasilitasi pasien
untuk memperoleh
diet sesuai indikasi.
Mengajurkan diet
secara rutin.
Memberikan nutrisi
parenteral.

Memberikan daftar
agen-agen iritan yang
menjadi prediposisi
timbulnya keluhan.
Menekankan
pentingnya
mempertahankan
intake nutrisi yang
mengandung protein
dan kalori yang
tinggi, serta intake
cairan yang cukup
setiap hari.

6. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada pasien gastritis setelah mendapat intervensi dan implementasi
keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut berkurang.
2. Ketidakseimbangan nutrisi tidak terjadi.

3. Informasi pengetahuan terpenuhi.

Вам также может понравиться