Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB III

PERSIAPAN KEGIATAN
A. Pengkajian
1. Profil
a. Sejarah RSHS
Pada tanggal 8 Oktober 1967 nama Rumah Sakit Ranca Badak
diubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin (RSHS)
yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dan bertanggungjawab langsung kepada
Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Pada tahun 1992-1997 RSHS
ditetapkan menjadi unit swadana. Keluarnya Undang-undang nomor 20
tahun 1997 tentang PNBP yang ditindaklanjuti dengan Surat Keputusan
Menteri Keuangan nomor 124 tahun 1997 menyebabkan status RSHS
berubah menjadi Rumah Sakit Pengguna Pendapatan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang harus menyetorkan seluruh pendapatan ke kas
negara.
Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
nomor 119 tanggal 12 Desember 2000, status RSHS secara yuridis
berubah menjadi perusahaan jawatan (Perjan). Kebijakan tersebut
merupakan salah satu langkah strategis pemerintah dalam memberikan
kewenangan otonomi yang lebih luas kepada unit-unit pelayanan
tertentu untuk menyelenggarakan manajemennya secara mandiri,
sehingga diharapkan mampu merespon kebutuhan masyarakat secara
tepat, cepat dan fleksibel. Tahun 2002 yang merupakan awal efektif

27

sebagai Perjan, RSHS telah mencapai kinerja yang baik dibandingkan


dengan tahun 2001 dan tahun 2004 diprognosakan akan mencapai
kinerja yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
b. Visi
Menjadi Rumah Sakit Indonesia Kelas Dunia yang Unggul dalam
Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian
c. Misi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima dan
terintegrasi dengan pendidikan dan penelitian
d. Tujuan Rumah Sakit
a) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang terintegrasi sesuai
standar, berorientasi pada kepuasan pelanggan menuju persaingan
di tingkat regional
b) Terwujudnya RSHS sebagai Model Rumah Sakit Pendidikan di
Indonesia
c) Terwujudnya rumah sakit berbasis penelitian (research based
hospital)
d) Meningkatnya cost

recovery

rumah sakit untuk menuju

kemandirian
e. Nilai Filosofi
Nilai-nilai filosofis RSHS dituangkan dalam janji layanan SIGAP:
a) Senyum, sapa, salam, sopan dan santun
b) Inovatif dalam berkarya
c) Gelorakan semangat prima
d) Amanah menjaga keselamatan pasien
e) Peduli, perhatian dan perasaan
f. Falsafah Ruangan Kemuning lantai II
Pasien Tempat tidurah anak mempunyai hak untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang bermutu dari seorang perawat melalui

28

penerapan

proses

keperawatan

dan

pelayanan

prima

dalam

meningkatkan kualitas hidup pasien


g. Tujuan Ruang Kemuning
Memberikan asuhan keperawatan di ruang tempat tidurah anak
berdasarkan standar keperawatan dan terlibat dalam penelitian serta
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pengkajian
a. Man
Ruang Kemuning Tempat rawat inap anak RSUP Hasan Sadikin ini
memiliki sumberdaya manusia yang cukup memadai. Sumber daya
manusia yang dimilki Ruang Kemuning ini diantaranya : perawat 18
orang, pekarya kesehatan 2 orang, pekarya rumah tangga Perawat 3
orang, dan tata usaha 1 orang. Ruang Kemuning ini memiliki 18 orang
perawat dengan latar belakang pendidikan SPK 1 orang , D III
Keperawatan 10 orang dan S1 Keperawatan serta Profesi Ners 7 orang.
Jumlah rasio perbandingan perawat : pasien bila dilihat dari jumlah
perawat setiap shif dan kapasitas paisen adalah 1: 10. Perawat di Ruang
Kemuning ini dibagi ke dalam 3 shif dinas yaitu dinas pagi, sore dan
malam. Untuk setiap shiftnya perawat harus bekerja dalam waktu 7 jam
utuk dinas pagi dan dan dinas siang 7 jam dan 10 jam untuk dinas
malam.
Pasien di Ruang Kemuning adalah pasien usia 0-14 tahun.
Kemuning ini memiliki kapasitas pasien sampai 38 orang. BOR satu
terakhir sebesar 75,11% dan LOS rata-rata 14.58 hari
b. Money

29

Pendapat Ruang Kemuning bersumber langsung dari dana RSUP Hasan


Sadikin Bandung melalui instalasi Ruang Kemuning merupakan ruang
khusus pasien yang memiliki jaminan kesehatan diantaranya umum dan
BPJS.
c. Method
Ruang Kemuning ini dalam melakukan asuhan keperawatan telah
menggunakan metode tim, dimana ruangan dibagi menjadi 2 tim dan
setiap tim memiliki ketua dan anggota tim. Untuk Tim 1 memegang
ruang perinatologi dan ruang anak. Tim 2 bertanggung jawab terhadap
ruang bedah ortopedi, ruang bedah urologi, ruang bedah onkologi,
ruang bedah vasculer, ruang bedah umum, ruang bedah plastik dan
ruang bedah thorax. Dengan jumlah perawat 18 dan kapasitas pasien 38
maka kalau dirasiokan perawat : pasien adalah 1:10. Ruangan telah
memiliki SOP dan SAK yang jelas. Format Asuhan Keperawatan sudah
dikhususkan bagi anak, selain format Asuhan Keperawatan ruangan
juga memiliki beberapa format yang diperlukan dalam proses asuhan
keperawatan diantaranya format observasi, form pasien datang, form
pasien pulang, form edukasi bagi pasien.
d. Material
Ruangan Kemuning ini memiliki fasilitas ruangan diantaranya
kamar perawatan 5, ruang tindakan 1, ruang gizi 1, ruangan kepala
ruang 1, nurse station 1, ruang diskusi 1, ruang tata usaha, ruang
bermain 1 (bergabung dengan ruang rawat inap bedah syaraf). Dari tiap
kamar pasien terdiri dari 8 tempat tidur pasien dan setiap pasien
diberikan fasilitas 1 tempat tidur, 1 lemari, 1 meja makan pasien dan 1

30

kursi. Dari hasil wawancara dengan 10 orang tua pasien mengatakan


tidak ada ruang bermain dan alat bermain. Mereka membawa alat
bermain sendiri, fasilitas untuk pencegahan dan pengendalian infeski
seperti hands crub hanya terdapat pada setiap akan masuk ruangan tidak
di setiap bed pasien. PERALATAN SELF CARE.
e. Mechine
Peralatan mesin yang dimiliki ruangan untuk pelaksanaan
perawatan pada pasien yaitu : tabung oksigen 4 buah (untuk
transportasi), nebulizer 1 buah, tensimeter dorong 4 buah (digunakan
untuk operasional 1), tensimeter air raksa 1 buah, syringe pump 2 buah,
inkubator 6 buah (rusak 1), infus pump 4 buah (operasional 2), jam
dinding 6 buah, kulkas 3 buah, wastafel 5 buah (2 bergabung dengan
ruang bedah syaraf), kamar mandi 14 ruang (operasionalnya 12),
alkohol handrub 17 buah. Fasilitas alat bermain anak belum difasilitasi
oleh ruangan

31

B. Analisis SWOT
C.
D.
a.
b.
c.

d.

e.

f.
g.

h.
i.

Strenght
(Kekuatan)

Pengtahuan perawat tentang self


care sudah baik
Sudah ada jadwal edukasi
FCC sudah dilaksanakan (kelurga
selalu
mendampingi
dan
melakukan tindakan keperawatan
secara mandiri)
Tenaga perawat yang berjumlah
orang dengan latar belakang
pendidikan SPK orang,

perawat
yang
berpendidikan
Profesi
Ners,
orang melanjutkan studi
Sarjana Keperawatan, dan .
orang masih proses pendidikan
Magister Keperawatan
Adanya
mahasiswa
yang
melakukan
praktik
klinik
keperawatan dari berbagai institusi
dengan latar belakang pendidikan
yang berbeda, ada dari DIII
Keperawatan, Profesi Ners dan
Magister Keperawatan
Adanya simulasi cuci tangan setiap
pagi oleh perawat dan mahasiswa
praktikan
Adanya sarana dan prasarana
tempat cuci tangan di ruang
Kemuning berupa poster untuk
mencuci tangan dan cairan handrub
dan wastafel
Adanya
water
heater,
peralatan.
Akan dilakukan akreditasi JSI

E.
F.

Weakness
(Kelemahan)

a.

Pengetahuan keluarga tentang kebutuhan


self care pada anak sakit masih kurang
b. Adanya perawat yang khusus untuk
bertugas di perinatologi Ruang rawat inap
bayi tidak sesuai dengan standar ruang
rawat perinatologi
c. Keluarga pasien sering tidak melakukan
cuci tangan saat akan memegang pasien.
d. Sarana untuk hand hygiene tidak ada
disetiap tempat tidur pasien perinatologi
e. Kurangnya sosialisasi tentang cara self
care pada anak sakit melalui audio visual
L.

27

G.
H.
a.

b.

M.

Oppurtinity
(Peluang)

Adanya
supervisor
pencegahan
dan
pengendalian infeksi yang
selalu mengawasi ruangan
Kemuning
. orang perawat
yang sedang melanjutkan
sekolah pada jenjang pasca
sarjana

I.
J.

Threat
(Ancaman)

K.
Self care defisit

N.
O.
P.
Q.

R.

S. Issue strategis pelayanan keperawatan di ruangan


T. Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa SWOT, maka Issue Strategis Pelayanan
Keperawatan di Ruang Kemuning, khususnya Tempat rawat inap anak

adalah

mendemonstrasikan self care (personal hygiene) dan membatasi penunggu pasien dan
mengingtkan jam besok.
U.
V. Alternatif strategi terkait issue strategis
W.

Self care defisit yang kemungkinan terjadi pada pasien meliputi, Universal Self-care
requisites, developmental self care requesitis, health deviation self care requesites

X. . Dan berdasarkan hasil penelitian Buet Amanda et,al 2013 menyebutkan bahwa
perawatan diruang anak untuk mencegah risiko terjadi infeksi adalah dengan melakukan
handhygiene.
Y.
Z.
AA.
AB.
AC.

28

AD.

Perencanaan tindakan
AE.

AF. MASALAH

AG.KEGIATAN

AL. Belum
optimalnya
penanganan self care
defisit
di
ruang
perawatan tempat tidurah
anak/ruang perinatology

1.

Membuat screening self


care pada anak sakit
2. Melakukan sosialisasi
mengenai self care pasien .
3. Mengoptimalkan FCC
4. Mensosialisasikan tehnik
self care
AM.
AN.

AH.

SASARAN

AI. MEDIA

AO. Pasien
dan
Keluarga pasien

AP. Demonstra
si

AJ. WAKTU
PELAKSA
NAAN
AQ.15
September
2015

AK.PJ KEGIATAN
1.
2.
3.
4.

AR.
AS.
AT.
AU.
AV.
AW.
AX.
AY.
AZ.
BA.
BB.
BC.
BD.

29

Kepala lantai
Kepala ruangan
Pembimbing
Akademik
Mahasiswa A.Yani

BE.

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

BF.

Rencana kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 September

2015 di Ruangan Kemuning Lantai II RSUP Hasan Sadikin


BG.
BH.

Rencana Anggaran (terlampir)

BI.
BJ.Susunan Penanggung Jawab
BK.

Penanggung jawab

: Pembimbing lahan

BL.

Penasehat

: Pembimbing Akademik

BM.

Ketua

: Soni Hersoni

BN.

Sekretaris

: 1. Salis M K

BO.

2. Lutiyah
BP.

3.Eva Martini

BQ.

Bendahara

: Hani Handayani

BR.

Seksi Perlengkapan

: 1. Ghulam Ahmad

BS.

2.Jumrotun N

BT.

3.Wirdan F R

BU.

4.Dina Hartini

BV.

Anggota
2.
3.
4.

BX.

:1. Yulmarisva
Sri Mulyanti
Ikha Ardhianti
Rina Vera D K

BW.

30

Вам также может понравиться