Вы находитесь на странице: 1из 3

Colltotrichum spp

a) Karakteristik biologi
Agrios (1997) menyatakan penyakit antraknosa ini disebabkan oleh sejenis kapang yang
disebut cendawan Colletotrichum, termasuk famili Melanconiaceae, sub kelas cendawan
imperfecti. Kapang ini memiliki tubuh oval sampai memanjang, agak melengkung dan dalam
jumlah banyak berwarna kemerahan. Kapang ini sesungguhnya tidak hanya menyerang buah
saja tetapi juga menyerang daun bunga, ranting dan tanaman semai. Penyakit antraknosa pada
tanaman tomat disebabkan oleh tiga species cendawan Colletotrichum yaitu Colletotrichum
acutatum, Colletotrichum gloeosporioides, dan Colletotrichum capsici (Hong & Hwang
1998). Penyakit antraknosa tidak hanya menyerang buah tomat tetapi juga menyerang bagian
tanaman yang lain yaitu daun dan batang. Serangan penyakit antraknosa ini dapat terjadi
kapan saja, namun serangan yang paling hebat terjadi saat curah hujan tinggi, saat memasuki
musim kemarau penyakit ini hampir tidak ditemukan. Penyakit ini menyerang hampir
diseluruh tahap pertumbuhan tanaman, termasuk saat pasca panen. Serangan pada persemaian
dapat juga terjadi akibatnya bibit tanaman akan mengalami rebah kecambah atau dumping
off. Pada tanaman dewasa dapat menyebabkan mati pucuk (dieback), kemudian diikuti
infeksi lebih lanjut pada buah. Serangan Colletorichum menyerang daun, buah hijau, batang
dan buah matang . Gejala utama timbul terutama pada buah, baik buah muda atau buah tua
(matang) akan tampak bercak-bercak yang semakin lama semakin melebar. Serangan pada
buah, awalnya hanya timbul bercak kecil yang lama-kelamaan akan melebar ke bawah dan
memenuhi seluruh bagian tanaman. Pada bercak tersebut jika diperhatikan dengan seksama
pada bagian tanaman yang terserang akan tampak bintik-bintik yang merupakan cendawan
penyakit tersebut. Selanjutnya buah akan mengerut dan akhirnya akan mengering dengan
warna kehitaman (Rusli,dkk,1997). Tanda selanjutnya ialah buah akan membusuk dan rontok.
Serangan yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mengering dan mengerut (keriput).
Buah yang seharusnya merah menjadi berwarna seperti jerami (Semangun, 2000). Cendawan
tersebut bereproduksi dengan membentuk massa dalam aservulus. Bila menyerang bagian
tanaman yang lain gejala-gejalanya akan tampak mulai dari bagian ujung atau pucuk
tanaman. Cara terbaik untuk mengurangi sumber inokulum penyakit ini melalui penggunaan
benih yang bebas penyakit antraknosa hujan (Bailey.1992)

b) Karkteristik Morfologi

Colletotrichum acutatum mempunyai miselium berwarna putih hingga abu-abu.


Warna koloni jika dibalik adalah oranye hingga merah muda. Konidia berbentik silindris
dengan ujung runcing, berukuran 15.1 (12.8 -16.9) x 4.8 (4.0 - 5.7) m (Hong & Hwang
1998). Colletotrichum mempunyai miselium yang jumlahnya agak banyak, hifa bersepta
tipis (Gambar 2), mula-mula terang kemudian gelap (Mehrotra, 1983). Konidiofor pendek,
tidak bercabang, tidak bersepta, dengan ukuran 7-8 x 3-4 m (Weber, 1973). Pada daun
muda yang agak dewasa menghasilkan konidium jamur yang berwarna merah jambu
Universitas Sumatera Utara (Semangun, 2000). Massa konidia yang berwarna merah
jambu ini akhirnya menjadi coklat gelap (Weber, 1973). Gambar 2. Morfologi hifa
(perbesaran 10x100). Colletotrichum umumnya mempunyai konidium hialin, bersel satu,
berukuran 9-24 x 3-6 m tidak bersekat, jorong memanjang, terbentuk pada ujung
konidiofor yang sederhana. Pada saat berkecambah konidium yang bersel satu tadi
membentuk sekat. Pembuluh kecambah membentuk apresorium sebelum mengadakan
infeksi. Diantara konidiofor biasanya terdapat rambut-rambut (seta) yang kaku dan
berwarna coklat tua (Semangun, 2000). Spora Colletotrichum (Gambar 3) tumbuh baik
pada suhu 25-28C, sedang suhu di bawah 5C dan diatas 40C tidak dapat berkecambah.
Pada kondisi yang lembab, bercakbercak pada daun akan menghasilkan kumpulan konidia
yang berwarna putih. Faktor lingkungan yang kurang menguntungkan seperti peneduh
yang kurang, kesuburan tanah yang rendah, atau cabang yang menjadi lemah karena
adanya kanker batang. Jamur juga dapat menginfeksi melalui bekas tusukan atau gigitan
serangga (Semangun, 2000). Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Spora Colletotrichum
sp. (perbesaran 10 x 100). Jamur Colletotrichum menghasilkan konidia dalam jumlah
banyak. Konidia terbentuk pada permukaan bercak pada daun terinfeksi, dan konidia
tersebut mudah lepas bila ditiup angin atau bila kena percikan air hujan. Konidia sangat
ringan dan dapat menyebar terbawa angin sampai ratusan kilometer sehingga penyakit
tersebar luas dalam waktu yang singkat (Soepana, 1995). Konidia mungkin juga
disebarkan oleh serangga (Semangun, 2000).
c) Cara pengendalian
Sanitasi

Dalam pertanian sayuran, selalu baik untuk membuang semua tanaman yang sakit
atau rusak karena serangga dan juga sisa-sisa tanaman setelah panen. Ini harus dibakar
ditempat lain atau harus dibenamkan dengan baik. Pada pertanaman semusim,
pembuangan tanaman pada stadia awal penyakit, disertai dengan penyemprotan bahan
kimia secara bijaksana, akan dapat mengendalikan penyakit. Jika pemangkasan

diperlukan, penyemprotan fungisida diperlukan sekali dalam mencegah masuknya patogen


sebelum luka tertutup kalus dengan baik.
Suatu faktor sanitasi yang sangat penting, akan tetapi sering diabaikan adalah
penggunaan bahan tanaman yang bersih. Dengan banyaknya penyakit tanaman yang
terbawa benih, penggunaan benih yang bersih merupaka keharusan dalam pengendalian
yang baik. Petani harus memperoleh benih dari sumber (pemasok) yang dapat diandalkan,
lebih baik lagi jika telah diberikan perlakuan fungisida yang cocok. Jika petani
menggunakan benih sendiri, perlakuan benih merupakan keharusan sebagai tindakan
pengendalian penyakit tanaman yang murah dan efektif. Petani tidak akan dapat
mengharapkan hasil pertanaman yang baik dari benih yang 50 persennya terjangkit
tanaman. Benih buncis lokal dan Brassica sering kali memiliki tingkat infeksi yang sangat
tinggi seperti antraknose (Colletotrichum lindemuthianum) danAlternaria brassicicola.
Penyakit bengkak akar pekuk (clubroot) juga ditularkan pada permukaan benih dan
perlakuan benih dengan 'tecnazene' atau 'calomel' sangat dianjurkan.

Вам также может понравиться