Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK (KELAS B)
MEGAWATI T.H. ROMU
RENI NUR
WIDI AGUSTINA
MASHUR
ABD. HAMZAH
proses belajar mengajar, tidak hanya di kelas sendiri tetapi bisa juga mengganggu
kelas lain. Terutama untuk kelas dengan jumlah siswa yang lebih banyak.
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen
dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu : Pembentukan kelompok;
Diskusi masalah; Tukar jawaban antar kelompok. Langkah-langkah tersebut
kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai
berikut :
Langkah 1 : Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat
Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2 : Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang
beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam
kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan
percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan
kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes
awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3 : Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket
atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah
yang diberikan oleh guru.
otak dan kemudian dilupakan, akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi
kehidupan nyata.
Selain itu, contekstual teaching learning (CTL) juga memiliki lima karakter
penting, diantaranya yakni :
1.
dengan demikian
pengetahuan
3.
4.
5.
agar
terjadi
umpan
balik
dan
proses
perbaikan
dalam
penyempurnaan strategi.
3. Asas-asas CTL
CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas-asas ini
yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
CTL.asas-asas tersebut adalah:[4]
1.
Kontruktivisme (Contructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa
belajar tidak hanya sekedar menghafal atau mengingat pengetahuan, akan tetapi
belajar merupakan suatu proses dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun
pengetahuannya, dengan dilandasi oleh struktur pengetahuan yang dimilikinya.
2.
Menemukan (Inquiri)
Inquiri merupakan proses pembelajaran yang didasarkan pada pencarian dan
Merumuskan masalah
2.
Mengajukan hepotesis
3.
Mengumpulkan data
4.
5.
Membuat kesimpulan
Penerapan proses inquiri dalam proses pembelajaran CTL dimulai dari adanya
kesadaran siswa akan masalah yang jelas yang ingin dipecahkan. Sehingga siswa
didorong untuk menemukan masalah. Melalui proses belajar yang sistematis,
diharapkan siswa memiliki sifat belajar ilmiah, rasional, dan logis, yang kesemuanya
diharapkan sebagai dasar pembentukan kreatifitas.
3.
Bertanya (questioning)
2.
3.
4.
5.
selalu digunakan. Oleh karena itu, kemampuan guru untuk mengembangkan teknikteknik dalam bertanya sangat diperlukan.
4.
diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Kerja sama itu dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, baik dalam kelompok belajar secara formal maupun dengan
lingkungan yang terjadi secara alamiah. Dalam kelas CTL, penerapan asas
masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui
kelompok belajar .
5.
Pemodelan (modeling)
Pemodelan
pada
dasarnya
adalah
membahasakan
yang
dipikirkan,
Refleksi (reflection)
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari, dengan
jauh siswa telah menguasai materi pelajaran. Dalam kontekstual teaching leaning,
keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan
intelektual saja, akan tetapi juga terhadap keberhasilan prosesnya. Oleh sebab itu,
penilaian keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti hasil
tes, akan tetapi juga proses belajar melalui penilaian nyata.
Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru
untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau
tidak, apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap
perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.
4. Implementasi dan Langkah-langkah Model Pembelajaran CTL
Pendekatan CTL memiliki tujuh komponen utama. Kelas dikatakan
menerapkan
CTL
jika
menerapkan
ke
tujuh
komponen
tersebut
dalam
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan barunya
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru
tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola
kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang
sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang
akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman
yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai
instruktur atau penguasa yang memaksa kehendak melainkan guru
adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.