Вы находитесь на странице: 1из 21

MAKALAH

LASER BEAM MACHINING (LBM)

KELOMPOK 3 :
DAVID SETIADHI (D200140187)
ACHMAD KIKY G.R (D200140186)
JOKO WAHYUDI (D200140185)
IMAM AGUS FAISAL (D200140190)
ANDRIYANTA (D200140191)
SEPTIAN EKA M. (D200140195)
DANANG ARIYANTO (D200140196)

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat,kesehatan dan
ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul LBM Laser Beam
Machining dengan sebaik-baiknya.
Sholawat serta salam tak lupa kami sanjungkan kepada Nabi Besar,Nabi Muhammad
SAW yang kita tunggu syafaatnya hingga hari akhir nanti.
Makalah ini disusun guna melengkapi salah satu syarat dalam penilaian mata kuliah
Proses Manufaktur
Terimakasih kepada rekan rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini,makalah ini tidak bisa terbuat apabila tidak dari bantuan dari rekan rekan yang tidak bisa
sebutkan satu persatu.
Surakarta,23 Desember 2015

Coordinator

BAB I
PENDAHULUAN
Dewasa ini teknologi pemesinan sudah semakin maju. Hal ini terlihat dari mulai
banyaknya jenis-jenis mesin berteknologi tinggi yang bermunculan dan berkembang di dunia
ini. Salah satu contohnya adalah Laser Beam Machining (LBM) yang akan kami bahas dalam
makalah ini.
LBM menggunakan sinar monokromatik berkekuatan tinggi sehingga alat ini hampir
bisa digunakan pada segala jenis material. Dalam kehidupan sehari-hari, LBM biasa
digunakan sebagai alat untuk memotong atau melubangi material dengan akurasi yang tinggi.
Dalam proses produksi, meskipun memiliki kekuatan yang tinggi dan tingkat akurasi
yang baik, teknologi LBM masih jarang digunakan. Hal ini dikarenakan dalam pengerjaan
alat ini dibutuhkan tenaga ahli yang profesional dan biaya operasional yang cukup mahal.
Meskipun begitu, tidaklah salah bagi kita untuk mempelajari teknologi ini, mengingat bahwa
teknologi ini akan semakin berkembang dan membawa kontribusi yang berarti dalam
pemesinan ke depannya.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
LASER BEAM MACHINING (LBM) adalah suatu metode pemotongan, di mana
benda kerja dileburkan dan diuapkan oleh sebuah sinar laser monokromatik yang kuat.
Ketika sinar mengenai benda kerja, panas menghasilkan lelehan dan menguapkan benda
kerja hingga yang paling keras sekalipun.
LBM dapat digunakan untuk welding dan cutting metals/nonmetals. Selain itu, LBM
juga dapat digunakan untuk brazing (memelas), soldering, drilling, dan membuat tanda
(marking).

Gambar 1 Huruf E yang Dibuat dengan LBM

2. Prinsip Dasar Terbentuknya Laser


Kata laser merupakan akronim dari light amplification by stimulated emission of
radiation.

Laser

dapat

terbentuk

akibat

penyerapan

energi

kuantum

oleh

material/medium laser dari sumber sinar yang menyebabkan elektron sebuah atomnya
melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi (orbit yang lebih jauh dari nukleus).
Elektron ini kemudian akan jatuh ke orbit asalnya secara spontan sambil memancarkan
energi yang telah diserap sebelumnya. Energi yang berupa radiasi ini memiliki panjang
gelombang yang sama dengan energi penstimulasinya dan sefase dengannya.

Gambar 2 Elektron dengan Orbitnya

3. Jenis-Jenis Laser
3.1 Laser Gas
Laser CO2 merupakan salah satu jenis laser gas yang paling umum. Untuk
membentuknya kita menggunakan medium yang merupakan campuran gas helium
(He), nitrogen (N2), dan CO2 dalam sebuah tabung. Molekul N2 akan bereksitasi akibat
menyerap energi dari pelepasan elektron oleh elektroda lalu menumbuk molekul CO2

sehingga molekul CO2 pun tereksitasi dan memancarkan radiasi, sedangkan gas He
membawa elektron CO2 ke tingkatan orbit yang paling luar.

Gambar 3 Eksitasi Pada Laser CO2


Laser CO2 dapat beroperasi dengan baik ketika gelombang yang dihasilkannya
dibuat kontinu atau sering disebut dengan Continuous Wave Carbon Dioxide
(CWCO2).
Tipe ini menyediakan keluaran daya yang tinggi dan terus-menerus, konversi
efisiensi yang lebih besar dari 13% (kemungkinan besar di atas 20%), dan kerapatan
daya yang rendah. Selain itu, tipe ini pun memerlukan waktu operasi yang relatif
singkat sehingga menjadikannya sebagai metode yang paling menjanjikan dalam
proses produksi.

3.1.1 He dan Ne
Sistem laser jenis ini dipompa dengan lucutan listrik di antara dua buah
elektroda.Sistemnya terdiri dari satu atau lebih jenis gas. Atom-atom gas itu
mengalami tumbukan dengan elektron-elektron lucutan sehingga memperoleh

tambahan energi untuk bereksitasi. Perkembangan terakhir dalam perlaseran medium


gasnya dapat diganti dengan uap logam, tetapi hal ini akan mengarah pada
perkembangan jenis laser yang lain. Jenis laser uap logam akan dibicarakan secara
tersendiri. Laser gas mampu memancarkan radiasi dengan panjang gelombang mulai
dari spektrum ultra ungu sampai dengan infra merah. Laser nitrogen yang
menggunakan gas N2 merupakan salah satu laser terpenting dari jenis ini, panjang
gelombang lasernya berada di daerah ultra ungu (3371 A ). Sedangkan laser
karbondioksida yang merupakan laser gas yang terkuat memancarkan laser pada
daerah infra merah (10600 A ). Laser gas yang populer tentu saja laser heliumneon,
banyak dipakai sebagai peralatan laboratorium dan pembaca harga di pasar
sawalayan. Laser yang dihasilkan berada di spektrum tampak berwarna merah (6328
A ).
Dalam keadaan normal atom helium berada di tingkat energi dasarnya 1S0, karena
konfigurasi elektron terluarnya adalah 1 s2. Pada saat elektron lucutan
menumbuknya atom helium itu mendapatkan energi untuk bereksitasi ke tingkat
energi yang lebih tinggi seperti 1S0 dan 3S1 dari konfigurasi elektron 1s2s. Begitu
atom helium tereksitasi ke tingkat-tingkat itu ia tak dapat lagi balik ke tingkat dasar,
suatu hal yang dilarang oleh aturan seleksi radiasi. Suatu hal kebetulan bahwa
beberapa tingkat energi yang dimiliki atom neon hampir sama dengan tingkat energi
atom helium. Akibatnya transfer energi antara kedua jenis atom itu sangat
terbolehjadi melalui tumbukan-tumbukan . Pada gambar 5 dapat dilihat
bahwa atom neon yang ditumbuk oleh atom helium 1S0 akan tereksitasi ke tingkat
1P1, 3P0, 3P1 , 3P2 dari konfigurasi elektron 2p55s. Setelah bertumbukan atom
helium akan segera kembali ke tingkat energi dasar. Oleh karena aturan seleksi
memperbolehkan transisi dari tingkat-tingkat energi ini ke sepuluh tingkat energi
yang dimiliki konfigurasi 2p53p, maka atom neon dapat dipicu untuk memancarkan
laser. Syarat inversi populasi dengan sendirinya sudah terpenuhi, karena pada
kesetimbangan termal tingkat-tingkat di 2p53p atom Ne amat jarang populasinya.

Gambar 4. Diagram tingkat energi He dan Ne


Laser yang dihasilkan akan memiliki intensitas yang paling jelas di panjang
gelombang 6328 A tadi. Sebetulnya pancaran laser He-Ne yang terkuat berada di
11523 A (infra merah dekat) yang ditimbulkan oleh transisi dari satu di antara 4
tingkat di 2p54s atom Ne, yang kebetulan berdekatan dengan tingkat energi 3S1atom
He, ke salah satu dari 10 tingkat energi di 2p53p. Sistem laser ini berbentuk tabung
gas silindris dengan panjang satu meter dan diameter 17 mm. Kedua ujung tabung
ditutup oleh dua cermin pantul yang sejajar, disebut cermin Fabry - Perot,
sehingga tabung gas ini sekaligus berfungsi sebagai rongga resonansi optisnya.
Dua buah elektroda dipasang di dekat ujung-ujungnya dan dihubungkan dengan
sumber tegangan tinggi untuk menimbulkan lucutan dalam tabung. Tekanan He dan
Ne dalam tabung adalah sekitar 1 torr dan 0,1 torr, dengan kata lain atom He kirakira 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan atom Ne. Cacah He yang lebih
banyak ini mampu mempertahankan inversi populasi secara terus menerus, sehingga
laser yang dihasilkan juga bersifat kontinu, tidak terputus-putus sebagai
pulsa seperti pada laser ruby. Sifat kontinu ini merupakan keunggulan laser gas
dibanding laser ruby. Laser yang kontinu amat berguna untuk transmisi pembicaraan
dalam komunikasi, musik atau gambar-gambar televisi. Efisiensi laser He-Ne ini
juga rendah, hanya sekitar 1 persen, keluaran lasernya hanya berorde miliwatt.
Sedangkan laser CO2 dapat menghasilkan laser kontinu berdaya beberapa kilowatt
dengan efisiensi lebih tinggi.

Gambar 5. Sistem Laser gas


3.2 Laser Padat
Bahan yang digunakan merupakan bahan nonkonduktor listrik sehingga diberi daya
oleh fluks sinar yang bergetar dengan menggunakan tenaga arus searah dan tumpukan
kapasitor.
3.2.1 Ruby
Ruby terdiri atas kristal aluminium oksida (korundum) yang mengandung sekitar
0,1% oksida khromik. Batang laser dapat berupa kristal tunggal dari sintesis ruby
berdiameter 1 cm dan panjang 10 cm.
3.2.2 Neodymium
Neodymium yang berupa kaca (Nd:Glass) mengandung 2-6% neodymium dan
dibuat pada batang mirip dengan batang ruby. Kaca neodymium ini seefisien dua atau
tiga kali ruby dan lebih kurang sensitif terhadap perubahan suhu. Nd:Glass
menghasilkan sinar yang berwarna violet dengan panjang gelombang 351 nm.
Selain itu, terdapat neodymium yang terbuat dari campuran titrium-aluminiumgarnet (Nd:YAG). Nd:YAG yang akurat dapat menghasilkan lubang 12 mm jauh di
bawah 10 detik dan lubang 25 mm dalam 40 detik. Nd:YAG menghasilkan sinar yang
berwarna hijau dengan panjang gelombang 532 nm.

Tabel 1 Tipe Laser Berikut Aplikasinya


No.

Aplikasi

Tipe Laser

1.

2.

3.

4.
5.

Cutting

PCO2, CWCO2, Nd:YAG, ruby

a. Metals

CWCO2

b. Plastics

PCO2

c. Ceramics
Drilling

PCO2, Nd:YAG, Nd:Glass, ruby

a. Metals

Excimer

b. Plastics
Marking

PCO2, Nd:YAG

a. Metals

Excimer

b. Plastics

Excimer

c. Ceramics
Surface treatment, metals
Welding, metals

CWCO2
PCO2,CWCO2,Nd:YAG, Nd:Glass, ruby

Keterangan khusus:
Excimer = Excited Dimer. Artinya, atom yang aktif atau tereksitasi.

3.3 Laser Semikonduktor


Laser ini juga disebut laser injeksi, karena pemompaannya dilakukan dengan injeksi
arus listrik lewat sambungan PN semikonduktornya. Jadi laser ini tidak lain adalah
sebuah diode dengan bias maju biasa. Proses laser jenis ini mirip dengan kerja LED
biasa. Pancaran fotonnya disebabkan oleh bergabungnya kembali elektron dan lubang
(hole) di daerah sambungan PNnya. Bahan semikonduktor yang dipakai harus memiliki
gap energi yang langsung, agar dapat melakukan radiasi foton tanpa melanggar hukum
kekekalan momentum. Oleh sebab itulah laser semikonduktor tidak pernah
menggunakan bahan seperti silikon maupun germanium yang gap energinya tidak
langsung. Dibandingkan dengan LED, laser semikonduktor masih mempunyai dua syarat
tambahan. Yang pertama, bahannya harus diberi doping banyak sekali sehingga tingkat
energy Fermi-nya melampaui tingkat energi pita konduksi di bagian N dan masuk ke
bawah tingkat energi pita valensi di bagian P. Hal ini perlu agar keadaan inversi populasi
di daerah sambungan PN dapat dicapai. Yang kedua, rapat arus listrik maju yang
digunakan haruslah besar, begitu besar sehingga melampaui harga ambangnya. Besarnya
sekitar 50 ribu ampere/cm2 agar laser yang dihasilkan bersifat kontinu. Rapat arus ini
luar biasa besar, sehingga diode laser harus ditaruh di dalam kriostat supaya suhunya

tetap rendah ( 77 K ), jika tidak arus yang besar ini dapat merusak daerah sambungan PN
dan diode berhenti menghasilkan laser.

Gambar 6. Laser semikonduktor beserta diagram energinya


Pada gambar tampak bahwa di sebagian daerah deplesi terjadi inversi populasi jika
sambungan PN diberi tegangan maju, daerah ini disebut lapisan aktif. Daerah deplesi
adalah daerah di sekitar sambungan PN yang tidak memiliki pembawa muatan listrik
bebas. Pada saat dilakukan injeksi arus listrik melalui sambungan, elektron-elektron di
pita konduksi pada lapisan aktif dapat bergabung kembali dengan lubang-lubang di pita
valensi. Untuk arus injeksi yang kecil penggabungan ini terjadi secara acak dan
menghasilkan radiasi, proses ini adalah yang terjadi pada LED. Tetapi apabila arus
injeksinya cukup besar, pancaran terangsang mulai terjadi di daerah lapisan aktif.
Lapisan ini berfungsi pula sebagai rongga resonansi optisnya, sehingga laser akan terjadi
sepanjang lapisan ini. Pelapisan seperti yang dilakukan pada cermin di sini tidak
diperlukan lagi karena bahan diode sendiri sudah mengkilap (metalik), cukup bagian
luarnya digosok agar dapat memantulkan sinar yang dihasilkan dalam lapisa aktif.
Kelemahan sistem laser ini adalah sifatnya yang tidak monokromatik, karena transisi
elektron yang terjadi bukanlah antar tingkat energi tapi antar pita energi, padahal pita
energi terdiri dari banyak tingkat energi. Sambungan yang dijelaskan di atas biasa
disebut homojunction, karena yang dipisahkannya adalah tipe P dan N dari substrat yang
sama, ayitu misalnya GaAs tadi. Tipe P GaAs biasanya diberi doping seng ( Zn ) dan tipe
N-nya dengan doping telurium (Te). Sebenarnya hanya sebagian kecil elektronelektron
yang diinjeksikan dari daerah N yang bergabung dengan lubang di lapisan aktif,
kebanyakan dari mereka berdifusi jauh masuk ke dalam daerah P sebelum bergabung
kembali dengan lubang-lubang. Efek difusi inilah yang menyebabkan besarnya rapat

arus listrik yang dibutuhkan dalam proses kerja laser semikonduktor. Tetapi besarny
rapat arus listrik ini dapat diturunkan dengan cara membatasi gerakan elektron yang
diinjeksikan itu disuatu daerah yang sempit, agar merekam tidak berdifusi kemana-mana.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat sambungan heterojunction. Heterjunction
yang apling umum dipakai adalah sambungan antara GaAs dan AlGaAs. GaAs memiliki
gap energi yang lebih sempit, sehingga bila ia dijepit oleh dua daerah AlGaAs bertipe P
dan N, elektronelektron yang diinjeksikan dari daerah N dan lubang-lubang dari daerah P
akan bergabung di GaAs ini, jadi GaAs berfungsi sebagai lapisan aktifnya. Laser
heterojunction GaAs - AlGaAs dapat bekerja secara kontinu pada suhu kamar hanya
dengan rapat arus minimum sebesar 100 ampere/cm2, 500 kali lebih kecil dibandingkan
rapat arus pada laser GaAs yang homojunction

4. Operasi Kerja LBM

Gambar 7 Skema Kerja Laser Padat


Sistem LBM dioperasikan pada suhu ruang. Dengan menggunakan kapasitor yang
diisi 4.000 V, getaran 3.000 J dilepaskan dalam 1 ms melalui gas Xenon praionisasi dalam
sinar lampu. Sinar lampu ini memancarkan energi yang akan diserap oleh batang laser.
Batang laser ditempatkan pada ruang optik yang memiliki reflektor berbentuk elips.
Dengan menempatkan batang pada fokus reflektor, hampir semua radiasi dari sinar lampu
difokuskan padanya sehingga energi yang diserap menjadi optimal. Dengan menyerap
energi ini, elektron di dalam batang akan berpindah ke orbit yang lebih luar dari inti. Lalu

karena ia ingin kembali ke kondisi normal atau awalnya, maka ia memancarkan energi
yang telah diserapnya dalam bentuk sinar. Ujung-ujung batang dilapisi oleh reflektor yang
memantulkan sinar tersebut sehingga di dalam batang sendiri pun terjadi pemantulan
internal.
Pada salah satu ujung, reflektor yang digunakan hanya memantulkan sebagian sinar
yang datang kepanya sehingga ketika sinar yang terbentuk telah mencapai intensitas
tertentu, sinar laser akan lolos. Hal ini terjadi pada 6-120 getaran/menit.

Gambar 8 Proses Pada Batang Laser


Sinar yang lolos, dipancarkan hampir sepenuhnya sejajar atau hanya berbeda sudut ()
10-2-10-4 radian. Karena perbedaan yang rendah ini dan sifat monokromatiknya, sinar
dapat difokuskan dengan lensa sederhana untuk memperoleh kerapatan daya yang tinggi
di

area

kecil

berukuran

1-6

in

dari

lensa.

Karena

diperuntukan

untuk

memfokuskan/memusatkan sinar yang datang ke padanya, lensa yang digunakan adalah


lensa cembung yang bersifat konvergen. Dengan mengatur fokus lensa, kita dapat
membentuk potongan yang kita inginkan, seperti bentuk potongan yang melebar di atas
atau melebar di bawah. Cara lain adalah dengan mengatur posisi benda kerja terhadap
jatuhnya sinar. Hal ini membutuhkan pengaturan meja kerja.

Gambar 9 Bentuk Potongan LBM


Khusus untuk tipe laser gas, seperti laser CO2, sumber energi berasal dari pelepasan
elektron oleh elektroda, bukan dari sinar lampu.

Gambar 10 Skema Kerja Laser Gas

5. Pendukung Kerja LBM


Dalam LBM, kita menggunakan coolant. Coolant ini akan disalurkan pada ruang optik
sehingga selama proses kerja suhu tetap terjaga konstan dan sirkulasi udara panas dapat
terjadi dengan baik. Sebagai contoh, laser ruby paling efisien bila suhu kerja
dipertahankan pada kondisi sangat dingin, yaitu pada -196 C, di mana pada saat itu
sorotan sinar laser yang dihasilkannya akan optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan coolant nitrogen cair.

Gambar 11 Tempat Coolant


Kita juga menggunakan gas dalam LBM. Gas yang umum digunakan adalah CO 2. Gas
ini ditekan masuk ke ruangan setelah lensa, lalu akan keluar bersama sinar laser melalui
nozzle yang ada. Gas bertekanan ini berfungsi untuk memutuskan berkas lelehan hasil
dari pemotongan yang masih menempel. Berkas masih menempel karena diameter potong
LBM ini sangat kecil. Selain itu, gas pun berguna untuk mencegah benda kerja
mengalami korosi akibat oksidasi yang terbentuk selama pemesinan berlangsung. Apalagi
akibat suhu yang meningkat pada benda kerja, tentu reaksi oksidasi akan semakin cepat
berlangsung sehingga kemungkinan besar terjadi korosi. Khusus untuk proses
penyambungan (welding), LBM menggunakan perlindungan gas tanpa aplikasi
penekanan.

Gambar 12 Gas Bertekanan pada LBM

Yang terakhir, kita juga menggunakan sebuah mikroskop triokuler untuk


mengamati benda kerja dan sebuah meja kerja untuk menggerakkan benda kerja dalam
tiga arah untuk penempatan yang akurat pada titik fokus dari sinar.

6. Karakteristik LBM
Sebuah sistem laser khusus dapat mempunyai keluaran energi sebesar 20 J dengan
getaran berdurasi 1 ms untuk daya puncak 20.000 W. Dengan perbedaan sudut sinar 0,002
radian, kerapatan daya 7 x 109 W/in2 dihasilkan pada tempat 0,002 in dengan lensa
berdiameter 1 in. Kerapatan daya dari jarak ini dapat menguapkan semua jenis material.
LBM sangat tidak efisien dalam konsumsi energi. Ada banyak energi yang hilang
oleh pemantulan sebagian sinar laser dari benda kerja sendiri. Hal ini menunjukkan
bahwa efisiensi kerja LBM dipengaruhi pula oleh jenis benda kerjanya yang memiliki
karakteristik pemantulan masing-masing.
Dalam pemesinan, getaran dengan intensitas tinggi yang singkat diperlukan sekali
untuk mengurangi kedalaman zona kerusakan akibat panas dan untuk menyediakan
kontrol dimensi yang akurat. Kedalaman kerusakan akibat panas adalah sekitar 0,005 in.
Jumlah energi yang kira-kira diperlukan untuk memotong dapat dihitung dari panas
spesifik, panas fusi, dan uap dari material kerja.
Daya relatif yang diperlukan untuk pemotongan dengan volume buang yang sama
dari beberapa jenis logam meliputi:
Aluminium

1,0 kW

Titanium

1,5 kW

Iron

1,8 kW

Molybdenum
Tungsten

2,2 kW
2,9 kW

Karakteristik dimensi dari lubang yang dihasilkan oleh LBM meliputi:


Akurasi dimensi

0,001 in

Sudut radial minimum

0,010 in

Tirus/in

0,050 in

Tirus dapat diamati pada lubang lebih dalam dari 0,010 in.
Perawatan yang diperlukan adalah sama seperti pada perlengkapan elektronik dan
pendingin yang umum. Sinar lampu membutuhkan pergantian tempat secara teratur, di
mana umurnya sangat tergantung pada masukan energi dan bentuk getaran arus.

7. Keuntungan dan Kerugian


7.1 Keuntungan:
a. Mampu diterapkan pada semua logam yang ada.
b. Ketidakadaan kontak langsung dan gaya yang besar antara alat dan benda kerja.
c. Kemampuan untuk bekerja dalam udara, gas inert, ruang hampa , dan cairan atau
padatan yang transparan secara optik.
d. Keakuratan dan kemampuan untuk membuat lubang dan potongan yang sangat kecil.
e. Kecocokan untuk memotong keramik dan material-material lain yang siap dikenai
panas kejut.

Gambar 13 Hasil Pemesinan LBM


7.2 Kerugian:
a. Modal dan biaya operasi yang tinggi.
b. Kemampuan pakai yang terbatas (benda kerja yang tipis dan pemotongan material
untuk jumlah yang kecil).
c. Kecepatan produksi yang lama karena dibutuhkan penjajaran yang akurat.
d. Ketidakseragaman lubang dan potongan.
e. Efek kerusakan akibat panas pada benda kerja.
f. Membutuhkan operator yang sangat handal.
g. Efisiensi operasi yang rendah.

8. Aplikasi

LBM hanya cocok untuk aplikasi yang melibatkan operasi-operasi dalam tingkatan
mikro atau tingkat ketelitian tinggi yang sulit dilakukan oleh metode-metode lainnya.
Meskipun LBM dapat diaplikasikan pada berbagai logam, penggunaannya yang paling
banyak adalah pada keramik dan cocok untuk menggurdi hingga diameter 1/8 in dalam
ketebalan hingga 1/2 in.
Aplikasi-aplikasi khusus mencakup pembuatan lubang pada tungsten, brass, dan
keramik dideskripsikan pada tabel berikut ini. Dalam aplikasinya, hanya dibutuhkan
kurang dari 1 ms untuk setiap lubang.
Tabel 2 Aplikasi Khusus Pembuatan Lubang
Material
Tungsten
Brass
Keramik

Ketebalan
0,020 in
0,010 in
0,010 in

Diameter
0,020 in
0,0250 in
0,050 in

Gambar 14 Lubang yang Digurdi dengan LBM


Dalam gambar 4.a, lubang dibentuk dengan getaran tunggal 146 J dalam 5ms. Untuk
membentuknya, tidak dibutuhkan daerah perpotongan yang seragam, melainkan hanya
diameter permukaan atas yang lebih kecil saja.

Dalam gambar 4.b, lubang memiliki perbandingan kedalaman dengan diameternya


sebesar 12-1 dan untuk membentuknya, kita menggunakan getaran yang banyak pada
tingkat energi yang rendah.
Dalam gambar 4.c, lubang bersudut 45 dibentuk dengan empat getaran yang memiliki
energi 2,2 J masing-masing. Pada proses membuatnya tidak terjadi kontak langsung dan
dorongan gaya-gaya yang besar antara alat dan benda kerja untuk menghindari
penyimpangan, pelengkungan, atau kesalahan tempat.
Dalam hal lain, kemampuan proses LBM digunakan secara luas dalam pengeboran dan
pemotongan logam/non logam dan bahan campuran. LBM biasa digunakan di beberapa
industri elektronik atau mobil, contohnya untuk bleeder hole dari tutup bahan bakar,
lubang pelumasan dalam hubungan transmisi.

BAB III
KESIMPULAN
Laser Beam Machining (LBM) merupakan salah satu teknologi manufaktur yang sedang
berkembang dan memberikan kontribusi yang cukup berarti pada dunia pemesinan.
Dengan menggunakan prinsip kerja sinar laser, kita menggunakan teknologi ini untuk
berbagai kebutuhan pemesinan yang tidak mungkin bisa dikerjakan oleh metode-metode
pemesinan yang lain. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa LBM dapat
membuat lubang kecil pada material yang tipis dan dapat menghasilkan potongan yang
kecil dan presisi.
Berikut ini beberapa hal pokok yang dapat kita pelajari mengenai LBM adalah tentang
pengertiannya, prinsip dasar terbentuknya laser, jenis-jenis laser, operasi kerjanya,
pendukung kerjanya, karakteristiknya, keuntungan dan kerugiannya, dan aplikasinya dalam
proses produksi.
Dengan berbekal ilmu itu semua, besar harapan kami agar kita semua dapat memahami
dengan baik apa LBM itu dan tahu bagaimana penggunaanya dalam proses produksi
sehingga kita pun tidak ketinggalan oleh perkembangan teknologi yang sudah semakin
maju dewasa ini. Wawasan kita juga dapat semakin terbuka sehingga kita dapat mulai
berkecimpung untuk memikirkan ide-ide kreatif dalam teknologi ini sehingga penggunaan
teknologi ini dapat semakin maju dan bermanfaat bagi masyarakat serta kekurangankekurangan yang ada dapat semakin diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.designforlasermanufacture.com/Picture_Resources.html.
http://sns.chonbuk.ac.kr/manufacturing/laser-1.pdf.
http://www.scribd.com/doc/87347436/70613533-Laser

Вам также может понравиться