Case report

Hipertensi
Sekunder
Oleh :

Idebina Pasliko
Pembimbing :

dr. Nurkhalis, Sp.JP-FIHA

Banda aceh, 26 Mei 2015

Hipertensi
Sekunder
Hipertensi
merupakan
masalah kesehatan

Hipertensi
adalah
peningkatan
tekanan darah
diatas tekanan
darah normal

Pada tahun 2000,

lebih dari 25%
populasi dunia
merupakan
penderita
Primer
hipertensi, atau
95%
sekitar 1 miliar
orang, dan dua
pertiga penderita
hipertensi ada di
Amerika 74,5 juta
negara berkembang
jiwa
Indonesia 65 juta
jiwa

Sekunder
5%

Hipertensi
merupakan
silent killer

Laporan Kasus
Nama
: Ny. M
Jenis kelamin
:
Umur
: 56 tahun
Agama
: Islam
Suku : Aceh
Alamat
: Desa Labuhan Tarok, Meukek,
Aceh Selatan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
No. RM
: 1052378
Tanggal masuk : 18 Mei 2015
Tanggal px : 22 Mei 2015

Anamnesis
KU : Penurunan
kesadaran

KT : Mual, muntah,
demam, nyeri saat
berkemih, nyeri
pinggang dan batuk
berdahak

RPS : Pasien datang ke IGD RSUDZA dengan penurunan

kesadaran yang dialami sejak 3 jam SMRS. Sesak tidak ada,
mual dan muntah ada yang dialami sejak 5 hari yang lalu.
Awalnya pasien dirawat di RS Harapan Bunda selama 2 hari
dengan keluhan nyeri saat berkemih, nyeri pinggang, demam,
mual dan munah, kemudian dilakukan pemasangan DJ Stent lalu
dirujuk ke RSUDZA untuk hemodialisa. Menurut pengakuan
keluarga setelah pasien dilakukan pemasangan DJ Stent, pasien
tampak lemas, mual, muntah dan demam hingga penurunan
kesadaran. Pasien dirawat oleh ahli penyakit dalam dan
dikonsulkan ke ahli kardiologi dengan hipertensi stage I.

RPD : Menurut pengakuan keluarga pasien sudah pernah

mengalami hal yang sama pada tahun 2008 dan pasien
pernah dilakukan operasi ginjal pada tahun yang sama.
Riwayat diabetes melitus disangkal. Riwayat hipertensi ada
sejak 1 tahun 2014. Menurut pengakuan pasien jika tekanan
darahnya naik, tengkuknya merasa sakit.

RPK : Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami

hal seperti pasien. Riwayat keluarga ada yang hipertensi
disangkal.

RPO : Pasien tidak tahu nama obat yang dikonsumsi

selama ini.

RKS : Pasien seorang ibu rumah

tangga.

VITAL SIGN (22 Mei 2015)

Pemeriksaan Fisik
Kulit :

sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), edema (-)

Kepala
: rambut putih, distribusi normal, sukar dicabut
Wajah
Mata
+
+

), RCTL

Telinga
Hidung
Mulut
Leher

kaku

: simetris, edema (-), deformitas (-)

: anemis(+/+), ikterik (-/-), sekret (-/-), RCL (++/
(++/++), pupil isokor 3 mm/3 mm.
: kesan normotia, sekret (-/-)
: sekret (-/-), hiperemis (-), NCH(-)
:
:

mukosa kering (-), sianosis (-)

retraksi suprasternal (-), pembesaran KGB (-),
kuduk (-), TVJ: R-2 cmH22O.

Thoraks

Inspeksi

anterior

Statis : simetris
Dinamis
: simetris

Palpasi : SF ka = SF ki, nyeri tekan (-), krepitasi

(-/-)
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi
: vesikuler (+/+), rhonki (-/+) 2/3
bawah paru kiri, wheezing (-/-)

Thoraks

Inspeksi

posterior

Statis : simetris
Dinamis

: simetris

Palpasi : SF ka = SF ki, krepitasi (-/-)

Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi
: vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)

Jantung

Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V, linea
midcalivularis sinistra.
Perkusi : Batas-batas jantung
Atas
Kiri
Kanan

:
:
:

Sela iga II linea mid clavicula sinistra

linea mid-clavicula sinistra
ICS IV linea parasternal dextra

Auskultasi: BJ I > BJ II, reguler (+), bising (-),

gallop (-), murmur (-).

Abdomen

Inspeksi : simetris, distensi (-), vena kolateral (-),

scar (+)
Palpasi : organomegali (-), nyeri tekan (-), defans
muskular (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Auskultasi : peristaltik kesan normal

Ekstremitas

Sianosis (-), clubbing finger (-), edema (-/-)

Tabel 2.4 Pemeriksaan Laboratorium: Tanggal 18-05-2015

Pemeriksaan
Laboratorium

Hasil

Nilai Normal

Darah Rutin

Hb

9,0gr/dl

12-15gr/dl

Ht

28%

37-47%

Leukosit

20.000/mm3

4.500-10.500/mm3

Eritrosit

3,2x106/L

4,2-5,4jt/L

236.000/mm3

150.000-450.000/mm3

Trombosit
Hitung Jenis

Eosinofil

0-6

Basofil

0-2

Netrofil batang

Netrofil segmen

88

0-1

50-70

Limfosit

20-40

Monosit

2-8

Elektrolit

Natrium (Na)

141mmol/L

135-145mmol/L

Kalium (K)

4,1mmol/L

3,5-4,5mmol/L

Klorida (Cl)

114mmol/L

90-110mmol/L

85mg/dl

<200mg/dl

Ureum

111mg/dl

13-43mg/dl

Kreatinin

7,80mg/dl

0,51-0,95mg/dl

Diabetes
Glukosa Darah Sewaktu

Ginjal-Hipertensi

Tabel 2.4 Pemeriksaan Laboratorium: Tanggal 22-05-2015

Pemeriksaan Laboratorium

Hasil

Nilai Normal

Darah Rutin

Hb

9,3gr/dl

12-15gr/dl

Ht

28%

37-47%

Leukosit

15.200/mm3

4.500-10.500/mm3

Eritrosit

3,3x106/L

4,2-5,4jt/L

139.000/mm3

150.000450.000/mm3

Trombosit
Hitung Jenis

Eosinofil

0-6

Basofil

0-2

Netrofil batang

0-1

Netrofil segmen

70

50-70

Limfosit

18

20-40

Monosit

9*

2-8

Natrium (Na)

139mmol/L

135-145mmol/L

Kalium (K)

2,8mmol/L

3,5-4,5mmol/L

Klorida (Cl)

104mmol/L

90-110mmol/L

7,3mg/dl

8,6-10,3mg/dl

68mg/dl

13-43mg/dl

4,25mg/dl

0,51-0,95mg/dl

Elektrolit

Kalsium (Ca)
Ginjal-Hipertensi
Ureum
Kreatinin

Pemeriksaan
Elektrokardiogram (EKG)
18/5/2015

Pemeriksaan
Elektrokardiogram (EKG)
18/5/2015

Interpretasi :

Ritme : Sinus, reguler

Rate : 1500/14 = 107 x/menit

Aksis : LAD

Gelombang P : 0,08 s 0,2 mV

PR interval
: 0,12 s

Kompleks QRS
: 0,12 s

Q patologis : (-)

T inverted
: III, V1, V2, V3

ST elevasi
: (-)

ST depresi
: (-)

RSR : V2

Kesimpulan : Sinus, reguler, HR 107 x/menit, LAD, kesan sinus

takikardi, RBBB incomplete

Pemeriksaan Foto Polos Abdomen (RS Hara

Kesimpulan :
Tampak terpasang DJ Stent pada ureter dextra
sinistra.

Diagnosa Kerja
PenurunanKesadaranecdd/1.

Sepsis2.Uremicencephalopati
CKDstageV
HipertensiStageI
RBBB
ISK+Anemiasedangecpenyakit
kronik
dd/1.HAP2.TBparu
PostDJStentdextraetsinistra

Penatalaksanaan
Terapi dari kardio:
Candesartan 1 x 16 mg
Terapi dari IPD:
Bedrest
IVFD NaCL 0,9% 20 gtt/i
Diet MII ginjal 1700 kkal + 40 gram protein/hari
Inj. Meropenem 500 mg/12 jam
Inj. Omeprazol 40 mg/12 jam
Ambroxol syr 3 x CI
Balance cairan
Hemodialisa

Planning

1.
2.
3.
4.

Foto thorax
Foto polos abdomen
Kultur urin
ECHO

Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad malam
Quo ad sanactionam
: dubia ad
bonam

Pembahasan

Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan
tekanan darah sistolik (TDS) 140 mmHg atau tekanan
darah diastolik (TDD) 90 mmHg. Dari pemeriksaan
tanda vital yang dilakukan pada pasien, didapatkan
tekanan darah 150/90 mmHg. Merujuk pada klasifikasi
tekanan darah dari JNC VII, pasien ini tergolong ke dalam
hipertensi stage I (TDS 140-159 mmHg atau TDD 90-99
mmHg).

Pada pasien ini didapatkan riwayat hipertensi

sekitar 1 tahun yang lalu. Jika tekanan darah
pasien
naik,
pasien
sering
merasa
tengkuk/lehernya terasa sakit. Sebelumnya
pasien tidak pernah menderita hipertensi, begitu
juga dengan keluarga tidak ada yang memiliki
riwayat hipertensi. Hipertensi ini didapat setelah
6 tahun pasca operasi ginjal. Hal ini sesuai
dengan penyebab tersering dari hipertensi
sekunder yaitu penyakit ginjal atau sering disebut
dengan hipertensi renalis. Hipertensi renalis
dapat terjadi karena gangguan pada vaskular
(misal oleh karena oklusi arteri renalis); dapat
berkaitan dengan penyakit parenkim ginjal; atau
dapat juga merupakan kombinasi dari keduanya.
Kreatinin: 7,80 mg/dl

S
i
g
n
&
S
y
m
p
t
o
m
s

Pada pasien ini untuk terapi obat anti

hipertensinya
mendapatkan
obat
jenis
Angiotensin
receptor
blocker
yaitu
candesartan
1x16mg.
Berdasarkan
Rekomendasi 8 dalam JNC VIII disebutkan
bahwa pada populasi umur 18 tahun ke atas
dengan CKD dan hipertensi, terapi anti
hipertensif inisial (atau tambahan) termasuk
di dalamnya adalah ACE Inhibitor (ACEI) atau
ARB untuk memperbaiki outcome ginjal.
Rekomendasi ini berlaku untuk semua pasien
CKD
dengan
hipertensi
tanpa
memperhatikan ras atau status diabetes, dan
dengan atau tanpa proteinuria.

Alur
AlurTatalaksana
TatalaksanaHipertensi
HipertensiBerdasarkan
BerdasarkanJNC
JNC88

1.
2.
3.
4.
5.

Pengendalian ventrikel rate

Pemulihan irama sinus
Pencegahan episode berulang atau
penguranagn frekuensi atau durasi
Pencegahan komplikasi
tromboemboli
Meminimalkan efek samping dari
terapi

Terima Kasih