Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT.karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas di Fakultas
Kedokteran Univesitas Islam Bandung.
Makalah dengan judul Pengamatan Pangan Industri Rumah Tangga Tahu
Idit merupakan hasil pengamatan yang dilakukan di PIRT Tahu Idit yang
bertempat di Desa Jelegong.
Dalam penulisan makalah ini penyusun menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penyusun. Oleh sebab itu, demi bertambahnya wawasan dan
pengetahuan penyusun dalam penyusunan karya ilmiah dikemudian hari,
penyusun dengan lapang dada menerima segala kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, pengarahan baik moral maupun material yang tidak ternilai besarnya
dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
Prof. Dr. H. Ieva B Akbar, dr., AIF, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Bandung
Fajar Awwali, dr., M.Epid selaku koordinator dan selaku preseptor utama
Kelompok 10 Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pendidikan Profesi Dokter
Universitas Islam Bandung.
Endang Noor Farchiyah, drg., selaku Kepala UPTD Puskesmas Rancaekek dan
preseptor lapangan Kelompok 10 Ilmu Kesehatan Masyarakat Program
Pendidikan Profesi Dokter Universitas Islam Bandung.
Seluruh staf UPF Puskesmas Rancaekek, Kecamatan Rancaekek Wetan,
Kabupaten Bandung.
Ibu Indriyani selaku anak pemilik industri Tahu Idit.
Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penyusun mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1.1. Geografi Wilayah....................................................................................................
1.2. Sumber Daya Manusia............................................................................................
1.3. Sarana dan Prasarana..............................................................................................
1.4. Bahan-bahan produksi............................................................................................
1.5. Proses Pengolahan Hasil Industri...........................................................................
1.6. Jaminan Kesehatan Pekerja..................................................................................
BAB II HIGIENE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA........................................................................................11
2.1. Sanitasi Lingkungan Industri................................................................................
2.2. Perilaku Pekerja Dalam Pengolahan Hasil Industri..............................................
2.2.1Kesehatan Pekerja................................................................................................
2.2.2 Kebersihan..........................................................................................................
2.2.2.1 Kebersihan Pekerja...................................................................................
2.2.2.2 Kebersihan Produksi.................................................................................
2.2.3 Kebiasaan Pekerja...............................................................................................
2.2.4 Ergonomi............................................................................................................
2.3. Kesehatan Kerja....................................................................................................
2.3.1. Identifikasi Hazard.............................................................................................
2.4. Keselamatan Kerja................................................................................................
2.5. Dampak Industri Terhadap Lingkungan Sekitar...................................................
BAB III PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN.............................................20
3.1. Penentuan Masalah Prioritas di Industri...............................................................
3.2. Penentuan Cara Pemecahan Masalah Yang Sudah Ditetapkan.............................
3.3. Pelaksanaan Pemecahan Masalah.........................................................................
3.4. Manajemen Pemecahan Masalah..........................................................................
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN........................................................................29
4.1. Simpulan .............................................................................................................29
4.2. Saran............................................................................................................29
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1 Pohon Masalah.......................................................................................................
3.2 Identifikasi Masalah...............................................................................................
3.3 Risk and Hazard ..............................................................................................21
3.3 Teknik Kriteria Matriks Penentuan Prioritas Masalah...........................................
3.4 Perhitungan Penyelesaian Masalah........................................................................
3. 5Evaluasi Indikator Keberhasilan............................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.....................................................................................................................
Gambar 2.....................................................................................................................
Gambar 3...................................................................................................................
Gambar 4...................................................................................................................
Gambar 5...................................................................................................................
Gambar 6...................................................................................................................
Gambar 7...................................................................................................................
Gambar 8...................................................................................................................
BAB I
PROFIL INDUSTRI
1.1
Geografi Wilayah
Industri Tahu Idit terletak di Jalan Rancakihiang No.3, di Pasar Rancaekek.
Luas keseluruhan PIRT Tahu Idit adalah 120 m2. Luas lahan kerja pembuatan
Tahu Idit yaitu sebuah ruangan khusus yang berada di lantai 1 yang berada di
belakang rumah pemilik, ruang pemrosesan dan pembungkusan bahan jadi
menjadi satu. Jarak tempuh ke puskesmas sekitar 1,5 kilometer. Lokasi industri
disamping jalan. Akses jalan menuju industri rumah tangga bisa di lalui oleh
mobil dan sepeda motor. Letak industri ini berada di pemukiman padat penduduk.
1.2
Bahan-bahan Produksi
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan Tahu Idit adalah :
Tahu Idit :
1. Kacang kedelai
2. Asam cuka putih
3. Air
4. Garam
5. Kain Pengaduk
6. Rak bambu
7. Tungku
8. Alat penghancur
9. Ember besar
10. Tampah
11. Kain saring atau kain blancu
BAB II
HIGIENE PERUSAHAAN, ERGONOMI, KESEHATAN DAN
KESELAMATAN KERJA
2.1 Sanitasi Lingkungan Industri
Letak bangunan produksi PIRT ini terletak di samping rumah warga, daerah
perumahan serta menyatu dengan rumah pemilik. Kondisi rumah pemilik terlihat
terawat dengan minim kotoran dan debu di dalamnya. Namun di sekeliling rumah
terdapat kandang domba, kandang ayam, kandang bebek, tempat pengolahan
tembakau dan kamar mandi luar. Tempat produksi berada di bagian belakang
rumah pemilik. Tembok atau dinding di dalam rumah tidak terlihat kotor dan tidak
lembab, langit-langit terbuat dari bahan gypsum dan tidak terlalu kotor akibat
kepulan asap hasil produksi.
Ruangan produksi tidak pernah di lakukan perubahan semenjak berdiri. Terdiri
dari tembok dan beratap kayu yang tampak berdebu dan banyak sarang laba-laba.
Seluruh kegiatan mulai dari penyimpanan bahan baku hingga penggorengan tahu
terdapat di ruangan tersebut. Tepat di sebelah kanan ruang produksi terdapat
kandang ayam dengan ukuran yang sama dengan ruang produksi dan pengolahan
tembakau. Di bagian depan luar ruang produksi terdapat rumah pemilik, kamar
mandi pekerja dan kandang domba yang berjarak kurang lebih 8 meter dari ruang
produksi.
Sumber air yang ada berasal dari air pegunungan. Di tempat bangunan
produksi, keadaan air tidak berbau, tidak berwarna, bersih dan jernih. Sumber air
bersih dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan produksi.
Kamar mandi pekerja terletak di dalam rumah pemilik yang terlihat cukup bersih.
Tidak terdapat tempat cuci tangan di dalam tempat produksi. Pekerja jika selesai
melakukan pekerjaannya langsung keluar ruangan tanpa membersihkan kembali
tempat bekerja setiap selesai bekerja, sehingga tampak beberapa tumpukan
sampah yang berserakan di dalam maupun luar tempat produksi. Seluruh kegiatan
dalam produksi tahu menggunakan bahan bakar kayu yang disimpan di dalam dan
10
di luar ruang produksi. Tempat penyimpanan tampak berantakan, kotor dan tidak
terawat. Kebersihan dan pencahayaan di ruang produksi masih kurang baik.
Gambar 2 Tempat Penyimpanan dan Penimbangan Bahan Baku
11
12
di kumpulkan dengan sampah lainnya lalu di ambil oleh petugas sampah per hari.
Sampah juga terlihat di sekeliling ruang produksi.
Gambar 4 Tempat Perendaman Kacang Kedelai
13
14
15
Kesehatan Pekerja
PIRT Tahu Idit beranggotakan 10 orang pekerja yang merupakan anggota
keluarga sendiri, pemilik industri dan dari luar keluarga. Tidak ada aturan baku
yang membatasi pekerja untuk bekerja sehingga jika ada pekerja yang sakit maka
pemilik memperbolehkan mereka untuk beristirahat dan berobat ke klinik terdekat
dengan biaya dari pemilik industri. Jika ada pekerja yang sakit tetapi merasa
mampu untuk melaksanakan tugas, maka ia diperbolehkan untuk bekerja. Hal ini
bisa menjadi salah satu faktor risiko untuk penularan penyakit, terutama jika
mereka yang sakit melakukan kontak terhadap pekerja yang sehat maka hal
tersebut bisa menjadi salah satu faktor risiko penyebaran penyakit akibat
hubungan kerja. Seluruh pegawai yang bekerja hanya menggunakan sepatu boot
selama melakukan pekerjaannya. Seluruh pegawai tidak di fasilitasi dan tidak
pernah menggunakan masker selama melakukan pekerjaan. Pekerja yang
melakukan perebusan dan penggorengan tidak menggunakan sarung tangan ketika
menggoreng sehingga terkadang bisa langsung terkena minyak panas. Pekerja di
bagian penggilingan tidak menggunakan earplug guna menghindari kebisingan
selama bekerja.
2.2.2
Kebersihan
16
bersih dan dari segi kesehatan terlihat cukup sehat. Seluruh pekerja menggunakan
sepatu boot selama bekerja.
2.2.2.2 Kebersihan Produksi
Proses produksi Tahu Idit dimulai dari tempat penyimpanan alat dan bahan
disimpan dalam keadaan tertutup namun bagian sisi tampak berlubang-lubang
sehingga masih terdapat kemungkinan bahan baku mudah terkontaminasi oleh
patogen. Bahan baku sebelum diolah, dibersihkan terlebih dahulu dengan air
mengalir yang bersih.
Gambar 10 Sumber Air Produksi
2.2.3
Kebiasaan Pekerja
Pekerja di PIRT Tahu Idit tidak terbiasa untuk cuci tangan dengan
Ergonomi
17
Jam kerja di PIRT Tahu Idit yaitu dalam sehari sekitar 6-7 jam tergantung
banyak atau tidaknya pesanan, biasanya mulai pada pukul 5 pagi. Pekerja
melakukan produksi bervariasi ada yang dengan posisi berdiri maupun duduk
sesuai dengan bagian pekerjaannya. Posisi duduk dilakukan ketika melakukan
perebusan dan pencetakan tahu dengan kursi kecil terbuat dari kayu, tanpa
sandaran, posisi berdiri dilakukan selama waktu kerja seperti melakukan
penggilingan hingga seluruh kacang kedelai selesai di giling baru pekerja bisa
duduk untuk beristirahat. Pekerja pada bagian perebusan dan penggorengan dapat
duduk ketika menunggu hasil olahan tahu matang. Dalam sehari PIRT Tahu Idit
menghasilkan sekitar 10 gilingan per hari (1 gilingan = 6kg kacang kedelai dan
menjadi 2 ancak tiap gilingan, maka setiap harinya dapat menghasilkan 4200 tahu.
Namun hasil ini bervariasi sesuai pesanan. Dalam proses pengerjaannya pekerja
melakukan gerakan yang sama berulang-ulang saat proses pembuatan dan
pengemasan. Posisi duduk saat pengemasan dan berdiri dalam waktu lama saat
memasak secara ergonomi tidak baik untuk bekerja dalam waktu yang cukup
lama. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya pegal-pegal, kesemutan dan low
back pain pada pekerja yang dapat menurunkan produktivitas kerja mereka.
2.3
Kesehatan kerja
Fisik
kimia
Bahaya potensial
biologi
ergonomi
psikososial
Gangguan
Risiko
kesehatan
kecelakaan
kerja
Kacang
Bahay
Muncul
kedelai di
a zat
gejala
beli di pasar
pestisi
keracunan
Cicalengka.
da
seperti
pada
mual
konsu
muntah
Kacang
men
Bahay
Posisi
Menambah
Low Back
kedelai di
saat
beban kerja
Pain
cuci dengan
penya
mencuci
ketika
18
air bersih
kit
kacang
pesanan
kulit
kedelai
produksi
akibat
dengan
tinggi
air
posisi
yang
duduk
tercem
yang
ar
tidak
ergonomi
Kacang
Hasil
s
Posisi
kedelai di
produksi
duduk
beban kerja
rendam
Mudah
yang
ketika
selama 8
terkonta
lama
pesanan
jam
minasi
tanpa ada
produksi
patogen
sandaran
tinggi
Menambah
Low back
pain
ketika
meminda
hkan
hasil
rendaman
ke dalam
Kacang
Hasil
ember
Posisi
Menambah
Low back
kedelai
produksi
duduk
beban kerja
pain
dibersihkan
Mudah
yang
ketika
agar terlepas
terkonta
lama
pesanan
dari kulitnya
minasi
tanpa ada
produksi
patogen
sandaran
tinggi
dapat
menyeba
bkan
nyeri
Kacang
pinggang
Posisi
Menambah
Low back
Terjepit alat
kedelai di
berdiri
beban kerja
pain,
penggiling
giling
lama
ketika
varices
19
dengan
pesanan
vein,
tidak
produksi
Penurunan
ergonomi
tinggi;
pendengara
n
Dehidrasi
Kacang
Terkena
s
Posisi
bising
Menambah
kedelai
cipratan
duduk
beban kerja
dilakukan
air
yang
ketika
perebusan
panas
lama
pesanan
tanpa ada
produksi
tinggi
tidak boleh
sampai
Faktor
sandaran
mengental
suhu
ketika
yang
mengadu
tinggi
k dan
meminda
hkan
hasil
rendaman
ke dalam
Kacang
ember
Posisi
Myalgia
kedelai
berdiri
lengan
dilakukan
yang
Low back
penyaringan
lama
pain
dan
ketika
pemisahan
melakuka
terhadap
endapan
penyarin
gan dan
pemisaha
n
terhadap
Endapan
endapan
Posisi
Myalgia
akan dicetak
duduk
Low back
menjadi
yang
pain
tahu
lama
Luka bakar
20
tanpa ada
sandaran
ketika
mencetak
tahu
Tahu
Terkena
digoreng
cipratan
sesuai
minyak
pesanan
panas
Menambah
beban kerja
ketika
pesanan
produksi
tinggi
Dehidrasi
Luka bakar
Factor
suhu
yang
tinggi
Sampah
Kontami
produksi, air
nasi
sisa
bakteri
Diare
penyaringan
dan ampas
tahu
dibuang ke
saluran
irigasi
2.4
Keselamatan Kerja
Pada lingkungan kerja terdapat beberapa faktor yang dapat menimbulkan
21
5) Penyakit kulit akibat air untuk mencuci maupun merendam kacang kedelai.
6) Penyakit terkait saluran pernapasan karena ruang produksi tidak terawat dengan
terlihatnya debu dan sarang laba-laba pada atap ruang produksi dan tidak adanya
ventilasi khusus yang dibuat untuk menyalurkan asap perebusan dan
penggorengan.
7) Gangguan pendengaran akibat suara yang ditimbulkan alat penggilingan.
2.5
22
BAB III
PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN
3.1
tangan)
Kurangnya ventilasi ruang produksi
Kurangnya Pencahayaan ruang produksi
Kebersihan ruang produksi
23
No
1
2
3
4
5
6
Masalah
A
B
C
D
E
F
M
5
5
5
5
4
5
I
4
4
5
5
4
5
V
4
3
5
5
3
2
C
2
2
1
4
2
1
Total
M x I x V/C
Peringkat
40
30
125
15
24
50
III
IV
I
VI
V
II
Keterangan :
M (magnitude) : besarnya masalah yang dapat diselesaikan oleh jalan keluar
V (vulnerability) : sensitivitas jalan keluar dalam mengatasi masalah
I (importancy) : pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalah
C (cost) : biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar
1 : sangat tidak penting
2 : tidak penting
3 : cukup
4 : penting
5 : sangat penting
Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan metode kriteria
REINKE didapatkan masalah dengan skor terbesar yaitu kebersihan pekerja saat
pengemasan dan pencampuran adonan produk kurang baik (tidak memakai sarung
tangan), sehingga akan dilakukan intervensi sebagai pemecahan dari prioritas
masalah yang ada di PIRT Tahu Idit.
3.2
Berdasarkan prioritas masalah yang terjadi pada industri Tahu Idit yaitu kebersihan
pekerja sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan (cuci tangan), maka pemecahan
Efektivitas
Efisiensi
Jumlah
Peringkat
24
masalah
25
12
II
Keterangan :
A : Penyuluhan mengenai pentingnya cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan pekerjaan
B : Memberikan poster berupa tahapan cuci tangan yang baik dan benar
M (magnitude) : besarnya masalah yang dapat diselesaikan oleh jalan keluar
V (vulnerability) : sensitivitas jalan keluar dalam mengatasi masalah
I (importancy) : pentingnya jalan keluar dalam mengatasi masalah
C (Cost) : biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar
1
2
3
4
5
25
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1
Simpulan
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang dilakukan di pangan industri
dan rumah tangga Tahu Idit yang berlokasi di Jalan Rancakihiang No.3, di Pasar
Rancaekek, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat dapat disimpulkan bahwa
masih rendahnya tingkat kebersihan pekerja sebelum dan sesudah melakukan
pekerjaan dan kebersihan ruang produksi.
4.2
Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka saran yang
2. Pengelola PIRT
- Memberikan pengawasan yang ketat kepada para pekerja untuk
-
digunakan.
Memberikan fasilitas berdiri dan tempat duduk yang ergonomis
yang sesuai dengan standar kesehatan dalam bekerja sehingga
menghindari penyakit yang di akibatkan posisi yang tidak
ergonomis.