Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Sebagian dari klien (pasien) = barang bukti, harus didokumentasikan dan dijadikan visum et
repertum.
Pidana
Individu vs Publik
Public diwakili penyidik, penuntut umum
Pembuktian: PU
Penengah: hakim, sistem juri
UU: KUHP, KUHAP, dan lain-lain
Kebenaran material
Kepastian: beyond reasonable doubt
Sanksi: Mati, SH, Penjara, Sita, Denda
Perdata
Individu vs individu
Dpt diwakili pengacara
Pembuktian- penggugat
Penengah- Hakim
Undang- undang KUHP per, KUHD, UU PT, dan lain-lain.
Kebenaran Formil
Kepastian- Preponderance of evidence
Sanksi- ganti rugi, rehabilitasi
PROSEDUR MEDIKOLEGAL
Yaitu tatacara prosedur penatalaksanaan dan berbagai aspek yg berkaitan dengan pelayanan
kedokteran untuk kepentingan umum. Secara besar prosedur medikolegal mengacu kepada
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, dan pada beberapa bidang juga mengacu
kepada sumpah dokter dan etika kedokteran.
Lingkup prosedur mdikolegal
dalam persidangan.
Kaitan VeR dengan rahasia kedokteran
Penerbitan surat keterangan kematian dan surat keterangan medik
Tentang Fitness/kompetensi pasien untuk menghadapi pemeriksaan penyidik
Wewenang penyidik
Tertulis (RESMI)
Terhadap korban, bukan tersangka
Ada dugaan akibat peristiwa pidana
Bila mayat :
i.Identitas pada label
ii.Jenis pemeriksaan yang minta
iii.Ditujukan kepada SpF dan Dokter RS
PEMERIKSAAN TERSANGKA
Pasal 66 KUHAP
Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian
Pasal 37 KUHAP
(2) pada waktu menangkap tersangka atau dalam hal tersangka sebagaimana dimaksudkan
dalamp asal 1 dibawa kepada penyidik, penyidik berwenang menggeledah pakain dan atau
menggeledah badan tersangka.
Pasal 55 UU Kesehatan
(3) Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan tindakan medis terhadap
seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
Pembuat VeR bagi tersangka (misalnya: VeR Psikis)
Pasal 120 KUHAP
(1) dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dpt meminta pendapat orang ahli atau orang yang
memiliki keahlian khusus.
Pasal 180 KUHAP
(1) dalam hal diperlukan untuk menjernihkan persoalan yang timbul disidang pengadilan, Hakim
ketua sidang dapat meminta keterangan. Ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh
yang berkepentingan.
KETERANGAN AHLI
Pasal 1 Butir 28 KUHAP
Keterangan Ahli adalah keterangan yang diberikan seorang yang memiliki keahlian khusus
tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan agar dapat diajukan ke sidang pengadilan sebagai upaya pembuktian, harus dikemas
dalam bentuk ALAT BUKTI SAH.
Keterangan. saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan. terdakwa
Pejabat POLRI
Pejabat PNS tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang yang
membutuhkan VeR - kasus pidana Umum - penyidik harus Polisi.
Pejabat polisi NRI tertentu yang sekurang-kurangnya berpangkat sersan dua polisi
Pejabat PNS tertentu yang berpangkat pengatur muda (gol II/a) atau yg disamakan
dengan itu.
9. Inspektur 1
2. Komjend
10. Inspektur 2
3. Injend
4. Brigjend
20. Sabhara
5. KOmbes
21. Sabhara 1
6. Ajun kombes
14. Brigadir
22. Sabhara 2
7. Komisaris
15. Brigadir 1
8. Ajun komisaris
16. Brigadir 2
DALAM PRAKTEK
Surat Permintaan VeR
Surat Tertulis
Surat Resmi (KOP Surat, Nomor, Tanggal, Alamat surat, ISI, TTd, Nama Jelas,Pangkat,
AUTOPSI
Ada 3 jenis Autopsi
1. Anatomis
a. Untuk pendidikan mahasiswa kedokteran
b.Dasar: Undang-undang kesehatan
2. Klinis
a.Kepentingan diagnosa akhir
b.Cara kematian - natural (sakit)
c. Dasar - kesepakatan(Hukum.perdata)
3. Forensik
a.untuk kepentingan peradilan
b. cara dan sebab kematian tidak diketahui
c.dasar - KUHAP (hukum pidana)
AUTOPSI FORENSIK
Pasal 134 KUHAP
1. Dalam hal sangat diperlukan dmn bedah mayat tidak dapat dihindari, penyidik wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
2. Dalam hal keluarga korban keberatan, penyidik wajib menjelaskan sejelas-jelasnya
tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.
3. Apabila dalam waktu 2 hari tidak ada tanggapan apapun dari keluarga atau pihak yang
perlu diberitahu tidak ditemukan, penyidik segera melakukan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 133 ayat 3 undang-undang ini.
Tidak ada peraturan yang mengharuskan atau member sanksi bagi pelanggarnya.
Korban adalah pasien yang memiliki hak autonominya (rights to self determination)
Status barang bukti = bukan orangnya.
RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 1 PP No. 10 Tahun 1966
1. Yang dimksud dengan RahasiaKedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh
orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya
dalam Laporan kedokteran.
2. Pengetahuan tersebut oleh pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang tersebut dalam
pasal 3,kecuali oleh suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada PP ini
menentukanlain.
3. Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah :
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 undang-undan tentang tenaga kesehatan
b. Mahasiswa kedokteran, murid-murid yang bertugas dalam lab pemeriksaan,
pengobatan dan atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan.
Sumpah Dokter:
Saya akan merahasiakan segala sesuatu ygsaya ketahui karena pekerjaan saya dan karena
keilmuan saya sebagai dokter.
1. Barang sesiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena
jabatan atau pencariannya, baik yang sekarang, maupun yang dulu, diancam dengan
pidana penjara paling lama 9 bulan atau denda paling banyak Rp. 600,2. Jika kejahatan dilakukan terhadap seorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat
dituntut atas pengaduan orang itu.
http://www.scribd.com/doc/17330455/MEDIKOLEGAL