Вы находитесь на странице: 1из 5

B.

Alat dan Bahan


Alat:

Bahan:

Statif dan klem

Sampel

campuran metilen biru dan fluorescein


Botol film

Etanol

Plat tetes

Aquades

Kapas

Alumina

Kolom kromatografi
Pipet tetes
Gelas ukur
Botol semprot
Material Safety Data Sheet (MSDS)
a. MSDS Metilen Biru
Wujud
: Cair
Warna
: Biru
Titik didih : suhu terendah yang diketahui 100
Titik leleh : Kelarutan : Mudah larut dalam air, tidak mudah
terbakar.
Tidak menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Jika terkena mata dan kulit segera bilas
dengan air.
b. MSDS Fluorescein
Berat molekul
: 376, 28 g/mol
Titik didih
:Titik leleh

: 315

Kelarutan
Bahaya

: Larut dalam air


: Dapat menyebabkan

Penanganan

pada mata, kulit, dan pernapasan.


: Jika terkena mata dan kulit segera bilas dengan air. Jika iritasi pada

iritasi

kulit berlanjut olesi krim penghilang rasa sakit. Jika terhirup pindahkan
ke udara segar.
c. MSDS Etanol
Wujud

: cair

Titik didih

: Suhu terendah yang diketahui 78,5

Titik leleh

: - 114, 1

Kelarutan
Mudah terbakar
Bahaya
Penanganan

: Mudah larut dalam air, metanol, dietil eter, dan larut dalam aseton.
: Dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan.
: Jika terkena mata dan kulit segera bilas dengan air. Jika iritasi pada
kulit berlanjut olesi krim penghilang rasa sakit. Jika terhirup pindahkan
ke udara segar.

d. MSDS Alumina
Wujud
Berat molekul

: Bubuk kristal
: 101,96 g/mol

Titik didih

: 2980

Titik leleh

: 2072

Kelarutan

: Larut dalam air dingin dan


alkali, tidak larut dalam air
panas, larut sebagian dalam

pelarut organik non polar,


Tidak mudah terbakar
Bahaya
: Dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, dan pernapasan.
Penanganan
: Jika terkena mata dan kulit segera bilas dengan air. Jika iritasi pada
kulit berlanjut olesi krim penghilang rasa sakit. Jika terhirup pindahkan
ke udara segar.

C. Data Hasil Pengamatan


Eluen 1
: Air
Warna
Tidak berwarna
Biru kehijauan
Biru
Biru muda******
Biru muda*****
Biru muda****

Waktu
3 menit 56 detik
5 menit 20 detik
5 menit 39 detik
6 menit 57 detik
14 menit
59 menit 27 detik
1 jam 5 menit 29

Eluen 2

: Etanol

Biru muda***

detik
1 jam 30 menit 55

Biru muda**

detik
1 jam 42 menit 23

Biru muda*

detik
1 jam 47 menit 50

Tidak berwarna

detik
2 jam 9 menit 58

detik
62 fraksi

Eluen 3

: Campuran Air 50 % dan etanol 50 %

Warna
Tidak berwarna
Hijau
Hijau toska
Biru muda*****
Biru muda****
Biru muda***
Biru muda**
Biru muda*
Biru pudar*****
Biru pudar****
Biru pudar***
Biru pudar**
Biru pudar*
Tidat berwarna

Waktu
4 menit 43 detik
7 menit 30 detik
9 menit 50 detik
13 menit 1 detik
16 menit 17 detik
36 menit 25 detik
39 menit 33 detik
1 jam 4 menit 8 detik
1 jam 19 menit 30 detik
1 jam 39 menit 51 detik
2 jam 5 menit 45 detik
2 jam 23 menit 23 detik
2 jam 41 menit 36 detik
2 jam 56 menit 7 detik
43 fraksi

D. PEMBAHASAN
Pada praktikum pemisahan metilen biru dan fluorescein ini kami menggunakan
metode kromatografi kolom. Kromatografi kolom merupakan teknik pemisahan berdasarkan
pada perbedaan daya adsorpsi suatu adsorben tertentu terhadap suatu senyawa baik pengotor
maupun senyawa hasil isolasi. Prinsip dari kromatografi kolom ini adalah adsorpsi (Takeuchi,
2010).
Cara kerja kromatografi ini yaitu : Kolom (pipet) diisi dengan bubur alumina. Larutan
sampel yang terdiri dari metilen biru dan fluorescein diisikan kedalam kolom dari atas
sehingga sampel diadsorpsi oleh adsorben (bubur alumina). Kemudian pelarut (fasa gerak;
air) ditambahkan tetes demi tetes dari atas kolom. Selama perjalanan turun, zat terlarut akan
mengalami proses adsorpsi. Fase diam yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu alumina,
sedangkan fase geraknya adalah air. Pelarut yang pertama digunakan adalah pelarut polar
(air). Hal ini dikarenakan, fase diam yang digunakan adalah alumina yang bersifat sangat
polar, sehingga lebih mudah untuk mengelusi sampel yang bersifat polar terlebih dahulu
karena ikatan dengan alumina lebih lemah. Pada saat proses pemisahan metilen biru dan
fluorescein, dengan fasa gerak air, diperoleh fraksi sebanyak 52 fraksi dan waktu yang
dibutuhkan selama 1 jam 11 menit 25 detik. Sampel yang pertama kali terpisah adalah
fluorescein. Hal ini terjadi sebagai akibat dari sifat metilen biru yang lebih polar daripada
fluorescein, sehingga fasa diam atau alumina menahan metilen biru untuk tetap dalam fasa
diam dengan membentuk ikatan (tarik-menarik). Sedangkan fluorescein yang kurang polar
tidak ditahan oleh alumina dan terelusi oleh pelarut air. Itulah mengapa fraksi dan waktu yang
dibutuhkan lebih sedikit.

Pemisahan selanjutnya dilakukan dengan mengganti pelarut atau fasa gerak, yaitu
menggunakan etanol. Seperti yang telah diketahui, etanol lebih polar daripada air, sehingga
waktu yang dibutuhkan lebih lama, yaitu2 jam 9 menit 58 detik dengan 62 fraksi. Hal ini
terjadi karena etanol akan bersaing untuk mendapatkan ruang pada alumina dengan metilen
biru. Konsekuensinya adalah terjadi tarik-menarik antara fasa diam dengan eluen serta sampel
yang polar, sehingga laju alir menjadi lebih lambat. Karena tarik-menarik itulah yang
menyebabkan metilen biru dengan mudah turun dan terpisah dibandingkan fluorescein yang
lebih lemah dan tidak dapat dibawa oleh eluen etanol karena perbedaan kepolaran.
Pemisahan yang ketiga dilakukan dengan cara mengganti pelarut atau fase gerak
deangan campuran 50% air dan 50% etanol. Pemisahan ini memerlukan waktu yang paling
lama diantara pemisahan sebelumnya yaitu selama 2 jam 56 menit 7 detik dengan 43 fraksi. .
Hal ini terjadi karena etanol akan bersaing untuk mendapatkan ruang pada alumina dengan
metilen biru dan air akan bersaing dengan fluorescein untuk mendapatkan tempat pada
alumina. Adanya persaingan yang ketat diantara eluen dan sampel mengakibatkan elusi
menjadi lebih lambat. Dihasilkan metilen biru yang keluar dari kolom yang ditandai dengan
larutan berwarna biru.
Kesimpulan:
1. Percobaan petama pemisahan dengan cara kromatografi adsosorpsi untuk memisahkan
sampel metilen biru dan fluorescein menggunakan eluen air akan diperoleh fluorescein
sebagai eluet.
2. Percobaan kedua pemisahan dengan cara kromatografi adsosorpsi untuk memisahkan
sampel metilen biru dan fluorescein menggunakan eluen etanol akan diperoleh metilen
biru sebagai eluet.
3. Percobaan ketiga pemisahan dengan cara kromatografi adsosorpsi untuk memisahkan
sampel metilen biru dan fluorescein menggunakan eluen air 50% dan etanol 50% akan
diperoleh metilen biru sebagai eluet.

Вам также может понравиться