Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAYI
BAB II: KONSEP RAWAT GABUNG
A. Pengertian Rawat Gabung.
Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir ,
ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan.
B. Tujuan Rawat Gabung.
1. Tujuan Umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi.
2. Tujuan khusus:
a. memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap
saat.
b. bayi segera memperoleh colostrum dan Air Susu Ibu.
c. bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak .
d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat.
e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dan keluarga dalam
pemberian ASI.
f. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara
menyusui yang benar.
g. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
h. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.
C. Prasyarat dalam rawat gabung.
Prasyarat dalam rawat gabung terdiri dari :
1. Kondisi Bayi.
- semua bayi.
- kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan
untuk menyusu pada ibu.
2. Ibu.
- dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
3. Ruang Rawat Gabung.
a. Untuk Bayi
1). Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dengan tempat tidur ibu .
2). Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, diletakan di tempat tidur
disamping ibu (bedding in)
3). Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, sebaiknya diberi penghalang.
4). Tersedianya pakaian bayi.
b. Untuk Ibu.
1). Tempat tidur ibu , diusahakan rendah agar memudahkan ibu
naik/turun .
7). Memberi kesempatn kepada ibu untuk mengamati dan menjaga bayinya
setiap saat sehingga dapat mengurangi kekhawatiran ibu terhadap
bayinya..
b. manfaat dari segi fisik ibu:
1). Mempercepat uterus menjadi normal sehingga dapat meminimalisir
terjadinya perdarahan post partum.
2). Menstimulasi mobilisasi ibu, karena aktivitas ibu merawat dirinya
sendiri.
3). Mempercepat produksi ASI.
4). Ibu menyusui lebih lama, sehingga memnghindari pembengkakan
payudara.
2. Manfaat bagi Bayi:
a. manfaat di tinjau dari psikologis bayi:
1). Menstimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang bayi
khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang.
2). Ritme tidur bayi lebih terpelihara.
b. manfaat ditinjau dari segi fisik bayi:
1). Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama colostrum
( susu jolong).
2). Bayi mendapatkan makanan sesuai dengan kebutuhan.
3). Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial.
4). Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh pemberian susu
formula.
5). Mencegah kemungkinan timbulnya penyakit alergi yang disebabkan
pemberian susu formula.
6). Mengurangi kemungkinan terjadinya maloklusi gigi ( perumbuhan/
penutupan gigi yang kurang baik).
7). Melatih bayi untuk menghisap putting dan
areola dengan benar
8). Memperlancar pengeluaran mekonium.
9). Pertambahan Berat Badan Bayi lebih cepat karena bayi disusui lebih
lama.
3. Manfaat bagi keluarga.
a. Manfaat dari segi psikologis keluarga;
1). Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan
dorongan pada ibu dalam menyusui bayinya.
2). Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk
mendapatkan pengalaman cara merawat bayinya segera setelah lahir.
b. manfaat dari segi ekonomi keluarga:
1). Mengurangi beban biaya perawatan, karena tidak perlu membayar dua
ruangan.
2). Mengurangi anggaran balanja untuk pembelian susu foemula dan
perlengkapannya.
3). Kesehatan ibu cepat pulih, sehingga biaya perawatan lebih sedikit.
4). Bayi jarang saat sehingga biaya pengobatan berkurang.
3. Manfaat bagi keluarga.
a. Manfaat dari segi psikologis keluarga;
1). Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan
dorongan pada ibu dalam menyusui bayinya.
2). Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk
mendapatkan pengalaman cara merawat bayinya segera setelah lahir.
b. manfaat dari segi ekonomi keluarga:
1). Mengurangi beban biaya perawatan, karena tidak perlu membayar dua
ruangan.
2). Mengurangi anggaran balanja untuk pembelian susu foemula dan
perlengkapannya.
3). Kesehatan ibu cepat pulih, sehingga biaya perawatan lebih sedikit.
4). Bayi jarang saat sehingga biaya pengobatan berkurang.
4. Manfaat bagi petugas kesehatan:
a. petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi
dengan ibu dan keluarga.
b. petugas akan merasa tenang dan dapat melakukan pekerjaan lain yang
bermanfaat, karena ibu / bayi merasa aman dan nyaman.
5. Manfaat bagi instutisi pelayanan kesehatan
a. kebutuhan tenaga untuk merawat ibu dan bayi berkurang.
b. morbiditas ibu dan bayi berkurang , sehingga mengurangi hari perawat.
c. ruang khusus untuk bayi bisa dikurangi.
F. Peran dalam menciptakan rawat gabung.
1.Peran institusi.
a. pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat
gabung.
b. mensosialisasikan kepada unsur terkait.
c. menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung.
d. menyiapkan SDM yang terampil.
e. melakukan monitoring dan evaluasi ( monev).
f. Memberikan reward dan punishment secara internal.
2. peran tenaga kesehatan.
a. melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung.
b. melaksanakan perawata ibu dan anak.
a. perlu adanya kebijakan yang tertulis dari rumah sakit yang merupakan
komitmen dari unsur terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanan
rawat gabung ibu dan bayi.
b. rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan atau program
untuk mendukung keberhasilan menyusui dan program sayang ibu dan
sayang bayi.
c. program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standart , dekat dengan
bayinya, bisa mencurahkan kasih sayang sesuai keinginan.
d. hak bayi antara lain mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang.
Gizi yang terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu ( ASI ) yang tidak dapat
digantikan oleh apapun, dan juga dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai
kebutuhan, mendapat kasih sayang, dan selalu dekat dengan ibu.
2. Ibu hamil, suami, dan keluarga :
a. salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan
dukungan dari keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami
pengertian rawat gabung.
b. suami dan keluarga perlu juga mendapat informasi tentang rawat gabung
ibu dan bayi sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Ante Natal Care
(ANC ).
c. informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu
dan bayi .minimal dua kali pada ANC ( trimester II dan trimester III),
dimulai secara kelompok, dilanjutkan dengan konseling kepada ibu, suami,
keluarga.
3. Petugas.
kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah
sebagai berikut:
a. memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
b. mampu menilai prasyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
c. terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan
ibu dan bayi.
d. terampil melakukan asuhan pada bu dan bayi baru lahir dengan tindakan.
e. mampu menolong ibu dalam memposisikan bayinya dan pendekatan yang
baik.
f. mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam
menyusui bayinya, misalnya puting ibu lecet, payudara bengkak.
g. mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus
berpisah dari ibunya.
h. memahami dan mampu melaksanankan laktasi yang benar.
i. pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat
gabung.
4. Sarana dan prasyarana pelayanan rawat gabung.
untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang
mendukung, antara lain:
a. ruang poli kebidanan atau Ante Natal Care ( ANC) dilengkapi dengan ruang
konsultasi dan pojok laktasi.
b. kamar bersalin: ruang nifas dengan rawat gabung dan ruang penyuluhan
dan bimbingan.
c. ruang perinatologi dilengkapi ruang istirahat bagi ibu yang bayinya
dirawat.
d. sarana dan prasyarana yang tersedia harus memenuhi prasyarataan rawat
gabung disesuaikan di masing-masing institusi / fasilitas pelayan
persalinan dan di komunitas.
B. Pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi.
1. pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan
kehamilan (ANC ) .
2. diawali dengan inisiasi menyusu dini pada masa persalinan di kamar
bersalin.
3. dilanjutkan rawat gabung di ruang nifas, sebagai berikut:
a. menyusui On Cue ( melihat tanda-tanda bayi ingin menyusu)
b. menyusui ekslusif.
c. asuhan bayi baru lahir
1).mencegah hipotermi.
2). Pemeriksaan klinis bayi.
3). Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan
bayi, menjaga hygiene bayi).
4). Deteksi dini bayi baru lahir.
d. Asuhan ibu nifas antar lain:
1). Peurperium.
2). Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
3). Pendampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui
yang benar, mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah
puas dalam menyusu.
4). Mengenali hambatan pada masa nifas .
5). Asuhan ibu nifas pasca tindakan.
6). Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan
putting, pembengkakan mamae, engorgement, dll).
7). Senam hamil.
e. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk
mendukung keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan
informasi tentang berbagai hal sebagai berikut:
1). Nutrisi ibu menyusui.
2). Pengetahuan tentang menyusui secara ekslusif.
3). Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI.
bayinya pada saat-saat dan hari-hari pertama setelah melahirkan dianggap sangat penting untuk
menumbuhkan hubungan cinta kasih antara ibu dan bayinya bahkan antara orang tua dan
bayinya. Tumbuhnya cinta kasih ibu sejak saat-saat pertama bayi lahir akan merangsang
keluarnya air susu ibu, makanan paling baik buat bayi untuk dapat tumbuh kembang dengan
sempurna. Dalam konsep ini, pihak rumah bersalin bayi dengan didampingi ibunya. Jika
kesehatan ibunya sedikit memungkinkan, maka bidan atau petugas kesehatan akan menyerahkan
urusan bayi kepada pelukan kasih sayang sang ibu. (2)
Tentu saja sebelumnya ibu diberi petunjuk tentang cara mengganti popok yang benar,
membersihkan bayi buang air kecil atau buang air besar, cara member ASI yang benar dan
lainnya. Sang ibu sebaiknya tidak sebentar-bentar untuk memenggil petugas kesehatan. Perawat
datang secara berkala hanya untuk mengecek kondisi bayi. Kecuali apabila ibu mau ke toilet
sementara si buah hati tidak ada yang menunggu, atau ingin istirahat dan tidur. Perawat akan
membawa si buah hati ke ruang bayi. Akan tetapi, sesudah ibu bangun kembali, si buah hati akan
di kembalikan lagi pada si ibu. (1)
Di samping membuat hubungan bayi dan ibu menjadi makin melekat, dengan rawat
gabung bayi pun dapat mudah mendapat ASI karena ibu bisa memberikannya setiap saat bayi
mau. Proses menyusuipun akan berjalan baik dan memberikan dampak yang baik. Antar lain,
produksi ASI makin banyak dan bayi menjadi mempunyai daya tahan yang jauh lebih baik
disamping itu, masa tinggal bayi lebih pendek sehingga tidak perlu berlama-lama dirumah
bersalin. (2)
Rawat gabung juga terbukti menurunkan resiko infeksi pada bayi yang lahir. Salah
satunya, mencegah terjadinya infeksi yang didapatkan dari lingkungan sekitar sesudah bayi
dilahirkan dikamar perawatan bayi, bayi bisa tertular dari bayi yang lain yang kebetulan sakit. (2)
Oleh karenanya, bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, jangan merasa risih dan menolak
apabila dokter menawarkan untuk dirawat gabung dengan bayi. Memang, sang ibu menjadi
sedikit repot karena sudah mulai merawat bayinya sendiri. Akan tetapi, manfaat yang didapatkan
akan jauh lebih besar. (2)
Bila keadaan ibu dan bayi mengijinkan, bayi dirawat bersama ibu dalam satu kamar. Bayi
ini pada waktu-waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi yang berada di dekat kamar ibu,
supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang tanpa diganggu oleh tangisan bayi. Kontak
dengan para pengunjung perlu dihindari. Bidan atau perawat yang merawat ibu dan bayi
bertanggung jawab penuh terhadap bimbingan untuk ibu mengenai cara pemberian minum
(dengan ASI atau dengan botol), cara merawat bayi sehari-hari sampai ibu dapat dan cukup kuat
melakukannya sendiri, serta cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi
pada bayi yang patut dicatat dan dilaporkan pada dokter. Disamping itu seorang dokter harus
melihat dan memeriksa bayi dalam rawat gabung setiap hari untuk mengetahui apakah bayi
tersebut tetap dalam keadaan baik, atau perlu mendapat pengobatan tertentu, atau perlu
dipindahkan ketempat perawatan bayi yang intensif. Keuntungan rawat gabung ialah mencegah
atau mengurangi infeksi silang (cross-infection) dan loving and tender care dapat diberikan ibu
kepada bayinya sejak lahir. Menurut para ahli jiwa hal ini sangat berarti bagi kehidupannya
dikehidupan hari. (2)
Suatu cara yang tepat untuk mencegah infeksi adalah perawatan gabung. Perawatan
gabung berarti ibu dan bayi dirawat bersama dalam satu ruangan yang tidak terpisah. Manfaat
perawat gabung ialah :
1. Infeksi saling dibatasi
2. Promosi penggunaan ASI
3. Ibu dapat segera dilatih keterampilannya mengurus bayi
4. Hubungan psikologi ibu dan bayi lebih baik
5. Membantu tenaga perawatan
Sering kali timbul pertanyaan apakah dengan adanya kunjungan keluarga tidak
menimbulkan infeksi. Ternyata penelitian di Indonesia dan pengalaman di rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta infeksi silang lebih banyak terdapat pada bayi yang dirawat terpisah.
Pada rooming in infeksi silang dapat dibatasi lagi dengan membatasi pengunjung yaitu mereka
yang menderita demam, batuk pilek dan diare tidak boleh masuk kamar ibu dan bayi. Demikian
pula sebaliknya pengunjung tidak boleh memegang bayi.
Walaupun perawatan gabung ini banyak kebaikannya, bayi yang tidak dapat dirawat
gabung adalah :
1. Bayi yang lahir dengan asfiksia neonatal
2. Bayi dengan kesulitan pemasangan
3. Bayi dengan cacat bawaan
4. Bayi yang lahir dengan partus dengan tindakan
5. Bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram
Tujuan Rooming In
Tujuan dari rooming in adalah untuk mendekatkan ibu kepada bayinya, mengajarkan ibu
bagaimana cara menyusui bayi dengan baik dan benar. Selain dari pada tujuan dari rooming in
adalah sebagai berikut : (4)
1) Bantuan emosional
Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan si ibu akan
sangat senang dan bahagia bila dekat dengan bayinya. Si ibu dapat membelai-belai bayi,
mendengar tangisnya serta memperhatikannya disaat buah hatinya tidur. Hubungan ibu dan bayi
ini sangat penting ditumbuhkan pada saat-saat awal dan bayi akan memperoleh kehangatan tubuh
ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya.
2) Penggunaan ASI
Dari segala sudut pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan produksi ASI
akan makin cepat dan makin banyak bila menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin.
Pada hari-hari pertama yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal itu tak
perlu dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit.
3) Pencegahan infeksi
Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi silang akan sulit dicegah. Dengan
melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang mengandung
antibodi dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan mukosa dari saluran pencernaan
bayi dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini
akan mencegah infeksi terutama terhadap diare.
4) Pendidikan kesehatan
Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Bagaimana teknik menyusui, memandikan bayi,
merawat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makan yang baik, merupakan bahan-bahan
yang diperlukan si ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggendong bayi dan
merawat diri akan mempercepat mobilisasi, sehingga si ibu akan lebih cepat pulih dari
persalinan.
2.3
akan membantu proses fisiologis involusi rahim. Di samping itu akan timbul refleks prolaktin
yang akan memacu proses produksi ASI. Efek menyusui dalam usaha menjarangkan kelahiran
telah banyak dipelajari di banyak negara berkembang. Secara umum seorang ibu akan terlindung
dari kesuburan sepanjang ia masih menyusui dan belum haid, khususnya bila frekuensi menyusui
lebih sering dan sama sekali tidak menggunakan pengganti ASI (menyusui secara eksklusif).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa daya proteksi menyusui eksklusif terhadap usaha KB
tidak kalah dengan alat KB yang lain.
3. Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infantmother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh
yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Dengan pemberian ASI kapan
saja bayi membutuhkan, akan memberikan kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi
sebagaimana seorang ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya, di samping merasa dirinya
sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini akan
memperlancar produksi ASI karena seperti telah diketahui, refleks let-down bersifat
psikosomatis. Sebaliknya bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, merupakan dasar
bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui
dan merawat bayinya sendiri dan bila suaminya berkunjung, akan terasa adanya suatu ikatan
kesatuan keluarga.
4. Aspek edukatif.
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai
pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari
rumah sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbingan
bagaimana cara menyusui secara benar, bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat,
memandikan bayi dsb. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri setelah pulang dari rumah sakit. Di samping pendidikan bagi
ibu, dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga, terutama suami, dengan cara
mengajarkan suami dalam membantu istri untuk proses di atas. Suami akan termotivasi untuk
memberi dorongan moral bagi istrinya agar mau menyusui bayinya. Jangan sampai terjadi
seorang suami melarang istrinya menyusui bayinya karena suami takut payudara istrinya akan
menjadi jelek. Bentuk payudara akan berubah karena usia adalah hal alami, meskipun dengan
menggunakan kutang penyangga yang baik, ditambah dengan nutrisi yang baik, dan latihan otototot dada serta menerapkan posisi yang benar, ketakutan mengendornya payudara dapat
dikurangi.
5. Aspek ekonomi
Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah
bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran
pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan.
Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri,
sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi
lebih pendek karena involusi rahim terjadi lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur
digunakan untuk penderita lain. Demikian pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi,
berarti penghematan biaya bagi rumahsakit maupun keluarga ibu. Bagi ibu juga penghematan
oleh karena lama perawatan menjadi singkat.
6. Aspek medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada
bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
2.4
pembengkakan payudara, bagaimana putingnya, adakah rasa sakit yang mengganggu saat
menyusui, dan sebagainya. Demikian pula dengan bayinya, apakah sudah dapat mengisap, kuat
atau tidak, rewel atau tidak, apakah muntah, mencret dan keluhan yang lainnya. (4)
Ibu menyusui sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan bayi, tidak dikenal lagi
penjadwalan dalam memberikan ASI kepada bayi. Perawat harus membantu ibu untuk merawat
payudara, menyusui, menyendawakan dan merawat bayi secara benar. Bila bayi sakit/perlu
diobservasi lebih lanjut, bayi dipindah ke ruang rawat bayi baru lahir (neonatologi). Bayi akan
memperoleh perawatan lebih intensif, meskipun bukan berarti ASI tidak diberikan. ASI tetap
diberikan dengan cara ibu berkunjung, atau ASI diperas dan diberikan dengan sendok. (4)
Bila ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang, diberikan penyuluhan lagi tentang cara
merawat bayi, payudara dan cara meneteki yang benar sehingga ibu di rumah terampil
melakukan rawat gabung serta cara mempertahankan meneteki sekalipun ibu harus berpisah
dengan bayinya. Harus ditekankan bahwa bayi tidak boleh diberi dot/kempengan. Selanjutnya
perawat mengumpulkan data ibu dan bayi dalam sebuah lembar catatan medik yang sudah
disiapkan. (4)
2.5
a. Siapkan alat-alat
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi
c. Bayi diletakkan telentang di atas tempat tidur/meja dengan alas perlak dan
handuk
d. Muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian
dikeringkan dengan handuk
e. Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun (leher, dada,
perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki / tungkai, bagian belakang bayi)
f. Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi
g. Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk
h. Tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%.
i. Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal paha, ketiak dan
leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan diberi pakaian.
sebagai
Kontra Indikasi
Pasca eklamsi
Karsinoma payudara
b. Bayi
Bayi kejang
2.7
Tempat tidur bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu
c. Ruang
d. Sarana
Lemari pakaian
Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan
bahasa yang sederhana
2.8
2.9
Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat
b. Kerugian
Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena pengaruh orang lain
SUMBER :http://hananurhanifah.blogspot.com/2013/06/rawat-gabung-roomingin.html
Diposkan oleh Hana Nurhanifah di 6/10/2013 10.50.00 AM