Вы находитесь на странице: 1из 22

KEPMENKES RI NO 230 TA 2010 TENTANG RAWAT GABUNG IBU DAN

BAYI
BAB II: KONSEP RAWAT GABUNG
A. Pengertian Rawat Gabung.
Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir ,
ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan.
B. Tujuan Rawat Gabung.
1. Tujuan Umum yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
bayi.
2. Tujuan khusus:
a. memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu setiap
saat.
b. bayi segera memperoleh colostrum dan Air Susu Ibu.
c. bayi memperoleh stimulasi mental dini untuk tumbuh kembang anak .
d. Bayi bisa memperoleh ASI setiap saat.
e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dan keluarga dalam
pemberian ASI.
f. Ibu memperoleh pengalaman dalam merawat payudara dan cara
menyusui yang benar.
g. Ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru lahir.
h. Ibu dapat mengamati dan menjaga bayinya setiap saat.
C. Prasyarat dalam rawat gabung.
Prasyarat dalam rawat gabung terdiri dari :
1. Kondisi Bayi.
- semua bayi.
- kecuali bayi beresiko dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan
untuk menyusu pada ibu.
2. Ibu.
- dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
3. Ruang Rawat Gabung.
a. Untuk Bayi
1). Bayi ditempatkan dalam box tersendiri dengan tempat tidur ibu .
2). Bila tidak terdapat tempat tidur bayi, diletakan di tempat tidur
disamping ibu (bedding in)
3). Agar mengurangi bahaya bayi jatuh, sebaiknya diberi penghalang.
4). Tersedianya pakaian bayi.
b. Untuk Ibu.
1). Tempat tidur ibu , diusahakan rendah agar memudahkan ibu
naik/turun .

( Bila disediakan ada tangga injakan untuk naik ke tempat tidur ).


2). Tersedianya perlengakapan perawatan nifas.
c. Ruangan.
1). Ruangan cukup hangat, sirkulasi udara cukup, suhu munimal 28 C
2). Ruangan unit ibu / bayi yang masih memerlukan pengamatan khusus
harus dekat dengan ruang petugas (di RS/ RB).
d. Sarana.
1). Lemari pakaian (ibu dan bayi).
2). Tempat mandi bayi dan perlengakapannya.
3). Tempat cuci tangan ibu ( air mengalir).
4). Kamar mandi tersendiri bagi ibu.
5). Sarana penghubung ( bel / intercom).
6). Tersedianya poster, leaflet, buku-buku, model, tentang manajemen
laktasi.
D.Jenis Rawat Gabung di Rumah Sakit.
Terdapat dua jenis rawat gabung yang dilakukan, yaitu:
1. Rawat gabung penuh: cara perawatan ibu dan bayi bersama-sama dalam
satu ruang secara terus menerus selama 24 jam.
2. Rawat gabung parsial: cara perawatan ibu dan bayi terpisah pada waktuwaktu tertentu ( misal: pada malam hari dan wak tu kunjungan bayinya,
untuk bayi yang menglami asfiksia, maka rawat gabung dilaksanakan
setelah tindakan resusitasi selesai).
E. Manfaat rawat gabung .
1. manfaat bagi ibu:
a). Manfaat di tnijau dari segi psikologi
1). Meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi melalui sentuhan fisik,
yang terjadi segera setelah kelahiran pada waktu menyusui
2). Memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayi baru
lahir .
3). Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk
merawat bayinya.
4). Memberikan kesempatan kepada ibu untuk belajar mengenal tangisan
yang disebabkan oleh rasa sakit, lapar ingin di manja, sehingga
mengurangi kegelisahan ibu .
5). Ibu dapat segera merespon bayi, hal ini akan membantu boding
atachment.
6). Memberikan kesempatan bagi ibu untuk lebih sering untuk menyusui dan
tidak dijadwal / dibatasi.

7). Memberi kesempatn kepada ibu untuk mengamati dan menjaga bayinya
setiap saat sehingga dapat mengurangi kekhawatiran ibu terhadap
bayinya..
b. manfaat dari segi fisik ibu:
1). Mempercepat uterus menjadi normal sehingga dapat meminimalisir
terjadinya perdarahan post partum.
2). Menstimulasi mobilisasi ibu, karena aktivitas ibu merawat dirinya
sendiri.
3). Mempercepat produksi ASI.
4). Ibu menyusui lebih lama, sehingga memnghindari pembengkakan
payudara.
2. Manfaat bagi Bayi:
a. manfaat di tinjau dari psikologis bayi:
1). Menstimulasi mental dini yang diperlukan bagi tumbuh kembang bayi
khususnya dalam memberikan rasa aman dan kasih sayang.
2). Ritme tidur bayi lebih terpelihara.
b. manfaat ditinjau dari segi fisik bayi:
1). Melindungi bayi dari bahaya infeksi karena ASI terutama colostrum
( susu jolong).
2). Bayi mendapatkan makanan sesuai dengan kebutuhan.
3). Mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi nosokomial.
4). Mengurangi bahaya aspirasi yang disebabkan oleh pemberian susu
formula.
5). Mencegah kemungkinan timbulnya penyakit alergi yang disebabkan
pemberian susu formula.
6). Mengurangi kemungkinan terjadinya maloklusi gigi ( perumbuhan/
penutupan gigi yang kurang baik).
7). Melatih bayi untuk menghisap putting dan
areola dengan benar
8). Memperlancar pengeluaran mekonium.
9). Pertambahan Berat Badan Bayi lebih cepat karena bayi disusui lebih
lama.
3. Manfaat bagi keluarga.
a. Manfaat dari segi psikologis keluarga;
1). Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan
dorongan pada ibu dalam menyusui bayinya.
2). Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk
mendapatkan pengalaman cara merawat bayinya segera setelah lahir.
b. manfaat dari segi ekonomi keluarga:

1). Mengurangi beban biaya perawatan, karena tidak perlu membayar dua
ruangan.
2). Mengurangi anggaran balanja untuk pembelian susu foemula dan
perlengkapannya.
3). Kesehatan ibu cepat pulih, sehingga biaya perawatan lebih sedikit.
4). Bayi jarang saat sehingga biaya pengobatan berkurang.
3. Manfaat bagi keluarga.
a. Manfaat dari segi psikologis keluarga;
1). Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan
dorongan pada ibu dalam menyusui bayinya.
2). Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk
mendapatkan pengalaman cara merawat bayinya segera setelah lahir.
b. manfaat dari segi ekonomi keluarga:
1). Mengurangi beban biaya perawatan, karena tidak perlu membayar dua
ruangan.
2). Mengurangi anggaran balanja untuk pembelian susu foemula dan
perlengkapannya.
3). Kesehatan ibu cepat pulih, sehingga biaya perawatan lebih sedikit.
4). Bayi jarang saat sehingga biaya pengobatan berkurang.
4. Manfaat bagi petugas kesehatan:
a. petugas mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkomunikasi
dengan ibu dan keluarga.
b. petugas akan merasa tenang dan dapat melakukan pekerjaan lain yang
bermanfaat, karena ibu / bayi merasa aman dan nyaman.
5. Manfaat bagi instutisi pelayanan kesehatan
a. kebutuhan tenaga untuk merawat ibu dan bayi berkurang.
b. morbiditas ibu dan bayi berkurang , sehingga mengurangi hari perawat.
c. ruang khusus untuk bayi bisa dikurangi.
F. Peran dalam menciptakan rawat gabung.
1.Peran institusi.
a. pimpinan mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelaksanaan rawat
gabung.
b. mensosialisasikan kepada unsur terkait.
c. menyiapkan sarana dan prasarana yang mendukung.
d. menyiapkan SDM yang terampil.
e. melakukan monitoring dan evaluasi ( monev).
f. Memberikan reward dan punishment secara internal.
2. peran tenaga kesehatan.
a. melaksanakan kebijakan dan tata tertib rawat gabung.
b. melaksanakan perawata ibu dan anak.

c. merencanakan, melaksanakan, dan menilai kegiatan kegiatan KIE


kepada ibu dan keluarganya.
d. motivasi ibu melakukan perawatan payudara, cara menyusui,
perawatan bayi, perawatan nifas.
e. mengatasi masalah laktasi.
f. memantau keadaan ibu dan bayi terutama dapat mengidentifikasi
kelainan yang timbul.
g. melakukan pencatatan pelayanan yang diberikan.
3. Peran ibu:
a. mempraktek hal-hal yang di ajarkan petugas kesehatan misal tentang
perawatan payudara, kebersihan diri, menyusui, dan merawat bayi.
b. mengamati kelainan yang terjadi pada bayi atau dirinya dan melaporkan
pada petugas.
4. Peran suami dan keluarga.
a. memberikan dukungan pada ibu.
b. membantu merawat ibu dan bayi
c. membant persiapan alat kebutuhan ibu dan bayi.
d. mengambil keputusan yang mendukung.
G. Hambatan dalam melaksanakan rawat gabung.
1. dari segi ibu
a. ibu lelah setelah melahirkan.
b. ibu ingin bayinya di rawat diruang bayi.
2. dari segi bayi
tindakan pada bayi seperti : memandiakan, menimbang, mengukur
panjang badan, dan lain-lain.
3. dari segi petugas
a. petugas menganggap bahwa bayi perlu diobservasi.
b. tenaga kesehatan kerang terampil dalam membantu ibu merawat
bayinya.
4. dari segi Institusi.
ruangan sedak cukup tempat sempit tidak cukup untuk bayi.

BAB III: Langkah- langkah pelaksanaan rawat


gabung
A.persiapan.
Untuk melaksanakan rawat gabung ibu yang perlu dipersiapakan adalah
institusi pelayanan, ibu hamil, suami dan atau keluarga petugas, sarana
dan prasarana pelayanan.
1. institusi pelayanan:

a. perlu adanya kebijakan yang tertulis dari rumah sakit yang merupakan
komitmen dari unsur terkait untuk menunjang keberhasilan pelaksanan
rawat gabung ibu dan bayi.
b. rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan atau program
untuk mendukung keberhasilan menyusui dan program sayang ibu dan
sayang bayi.
c. program sayang ibu dan sayang bayi dengan memberikan hak ibu antara lain
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan standart , dekat dengan
bayinya, bisa mencurahkan kasih sayang sesuai keinginan.
d. hak bayi antara lain mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang.
Gizi yang terbaik bagi bayi adalah Air Susu Ibu ( ASI ) yang tidak dapat
digantikan oleh apapun, dan juga dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai
kebutuhan, mendapat kasih sayang, dan selalu dekat dengan ibu.
2. Ibu hamil, suami, dan keluarga :
a. salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan
dukungan dari keluarga. Sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami
pengertian rawat gabung.
b. suami dan keluarga perlu juga mendapat informasi tentang rawat gabung
ibu dan bayi sejak masa kehamilan pada waktu pelayanan Ante Natal Care
(ANC ).
c. informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu
dan bayi .minimal dua kali pada ANC ( trimester II dan trimester III),
dimulai secara kelompok, dilanjutkan dengan konseling kepada ibu, suami,
keluarga.
3. Petugas.
kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah
sebagai berikut:
a. memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
b. mampu menilai prasyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
c. terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan
ibu dan bayi.
d. terampil melakukan asuhan pada bu dan bayi baru lahir dengan tindakan.
e. mampu menolong ibu dalam memposisikan bayinya dan pendekatan yang
baik.
f. mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam
menyusui bayinya, misalnya puting ibu lecet, payudara bengkak.
g. mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus
berpisah dari ibunya.
h. memahami dan mampu melaksanankan laktasi yang benar.
i. pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat
gabung.
4. Sarana dan prasyarana pelayanan rawat gabung.
untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang
mendukung, antara lain:

a. ruang poli kebidanan atau Ante Natal Care ( ANC) dilengkapi dengan ruang
konsultasi dan pojok laktasi.
b. kamar bersalin: ruang nifas dengan rawat gabung dan ruang penyuluhan
dan bimbingan.
c. ruang perinatologi dilengkapi ruang istirahat bagi ibu yang bayinya
dirawat.
d. sarana dan prasyarana yang tersedia harus memenuhi prasyarataan rawat
gabung disesuaikan di masing-masing institusi / fasilitas pelayan
persalinan dan di komunitas.
B. Pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayi.
1. pelaksanaan rawat gabung hendaknya disiapkan semenjak perawatan
kehamilan (ANC ) .
2. diawali dengan inisiasi menyusu dini pada masa persalinan di kamar
bersalin.
3. dilanjutkan rawat gabung di ruang nifas, sebagai berikut:
a. menyusui On Cue ( melihat tanda-tanda bayi ingin menyusu)
b. menyusui ekslusif.
c. asuhan bayi baru lahir
1).mencegah hipotermi.
2). Pemeriksaan klinis bayi.
3). Perawatan umum (merawat tali pusat, mengganti popok, memandikan
bayi, menjaga hygiene bayi).
4). Deteksi dini bayi baru lahir.
d. Asuhan ibu nifas antar lain:
1). Peurperium.
2). Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
3). Pendampingan menyusui, termasuk perlekatan dan posisi menyusui
yang benar, mengenali tanda bayi ingin menyusu, dan tanda bayi telah
puas dalam menyusu.
4). Mengenali hambatan pada masa nifas .
5). Asuhan ibu nifas pasca tindakan.
6). Membantu ibu bila ditemukan penyulit dalam menyusui (kelainan
putting, pembengkakan mamae, engorgement, dll).
7). Senam hamil.
e. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
keberhasilan dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi, untuk
mendukung keberhasilan menyusui, calon ibu perlu mendapatkan
informasi tentang berbagai hal sebagai berikut:
1). Nutrisi ibu menyusui.
2). Pengetahuan tentang menyusui secara ekslusif.
3). Kerugian bila bayi tidak mendapatkan ASI.

4). Manajemen laktasi yang benar, termasuk kendala-kendala dalam


menyusui bayi.
5). Mengenali tanda-tanda bahaya pada ibu dan bayi.
6). Perawatan payudara.
7). Cara memerah, menyimpan, dan memberikan ASI dengan sendok.
8). KB terutama Metode Amenore Laktasi ( MAL ).
C. Pencatatan dan pelaporan
pencatatan merupakan bukti dari kualitas pelayanan yang diberikan
kepada ibu dan bayi, hal-hal yang perlu di tulis / direkam pada pencatatan
dan pelaporan rawat gabung adalah:
1. catatan perkembangan klien rawat gabung sebagi bukti dengan
menggunakan metode SOAP tercatat sebagai berikut :
S (Subjektif) : catatan data hasil pertanyaan kepada klien atau keluarga.
O ( Objektif ) : catatan data hasil pemeriksaan fisik dan atau penunjang.
A ( Analisa ) : catatan diagnosa atau kesimpulan tentang kondisi klien
P ( penatalaksanaan) : catatan tindakan bidan yang mandiri, kolaborasia
maupun rujukan. (RM 13).
2. Cangkupan rawat gabung .
a.Jumlah rawat gabung .
- rawat gabung penuh
- rawat gabung partial.
b. Inisiasi menyusu dini.
c. Menyusui On Cue.
3. Jumlah persalinan.
a.persalinan normal.
b.Persalinan tindakan.
4. Jumlah ibu dan bayi yang bermasalah dalam menyusui.
5. Jumlah rujukan ( di rujuk dan menerima rujukan).
Pencatatan dan pelaporan tindakan sistem dan format yang telah ada
misalnya dengan mencatat asuhan yang diberika oleh petugas untuk ibu
dan bayi, pada rekam medis ( RM ) 13 dan RL 1 hal 2, serta pada buku KIA.
Alur pelaporan mengikuti sistem yang telah ada misalnya di RS dari
ruangan kemudian di koordinir oleh bagian pencatatan dan pelaporan RS.
Pencatatan dan pelaporan ini penting dilaksanakan, sebab catatn ini
merupakan data yang dapat di analisa dan digunakan sebagai bahan
informasi.
D. Monitoring Dan Evaluasi.
kegiatan memonitoring dan evaluasi merupakan bagian penting dalam
melakasanakan suatu program atau kegiatan. Kegiatan ini untuk melihat
pelaksanaan suatu program mulai dari proses awal sampai akhir kegiatan
dengan melakukan monitoring dan evaluasi dapat diketahui apakah

program atau kegiatan behasil / tidak yang dilakukan berdasarkan


indikator-indikator yang telah ditetapkan.
1. indikator keberhasilan yang dilihat antara lain.
a. semua ibu dan bayi mendapat perawatan gabung.
b. Tidak ada susu formula di ruang rawat gabung.
c. menyusui secara ekslusif 100%.
Untuk melaksanakan monitoring perlu perlu adanya koordinator, sehingga
pelaksanaan dapat dipertanggung jawabkan, dan dapat diketahui bila ada
penyimpangan.
Hasil monitorng dilaporkan dan bila ada penyimpangan di tindak lanjuti,
sebaliknya bila ada peningkatan perlu diberikan penghargaan. Sehingga
monitoring dan evaluasi berkaitan erat dengan sistem penghargaan dan
sanksi.
2. Alat memonitoring dan evaluasi yang perlu di persiapakan adalah:
daftar tilik untuk memonitoring tenaga, sarana dan prasyarana, standart
operating prosedur
( SOP ) bayi lahir normal dan dengan tindakan.

Rawat Gabung ( Rooming-In )


2.1

Konsep Dasar Rooming-In


Rooming in sering juga disebut dengan rawat gabung yaitu menyatukan antara ibu dan
bayinya dalam satu kamar, agar antara ibu dan bayinya terjalin suatu hubungan bathin dan ibu
bisa menjadi lebih dekat dengan bayinya. Sedangkan pengertian rooming in menurut
Soetjiningsih adalah system perawatan ibu dan anak bersamasama atau pada tempat yang
berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-sewaktu,setiap saat ibu tersebut dapat menyusui
anaknya.(1)
Bayi yang lahir di rumah dan juga yang lahir di lembaga kesehatan hendaknya dijaga
agar tetap berada bersama ibunya selama 24 jam sehari, sebaiknya ditempat tidur yang sama,
diruangan yang hangat (sedikitnya bersuhu 25C). Bila ibu dan bayi berada bersama-sama, maka
akan lebih mudah menjaga agar bayi tetap hangat dan juga untuk menyusuinya atas permintaan.
Pada lembaga kesehatan, rooming in atau rawat gabung dan sering disebut juga dengan penyatu
kamaran membatasi agar bayi tidak terkena infeksi yang ditularkan dalam rumah sakit. Dalam
pelaksanaannya bayi harus selalu dekat ibunya semenjak dilahirkan sampai saatnya pulang
karena ini bukanlah hal yang baru lagi. (1)
Kontak fisik, sentuhan kulit, bau dan suara ibu sangat penting pada minggu pertama usia
bayi. Sang Ibu tentu juga sudah menunggu ingin melihat putra atau putrinya dengan cemas. Ada
perasaan gelisah ketika melihat dirumah bersalin itu banyak bayi yang sama-sama dilahirkan
pada waktu yang hampir bersamaan. Kekhawatiran akan semakin tinggi jika pihak manajemen
rumah sakit kurang hati-hati dan teliti dalam mengelola bayi-bayi yang lahir dirumah sakit itu,
sehingga dimungkinkan terjadinya bayi tertukar atau bayi tertular penyakit.(2)
Itulah sebabnya dilakukan rawat gabung atau konsep perawatan melekatan, yakni ibu dan
bayi dirawat dalam satu ruangan, dengan tujuan utama untuk membentuk ikatan bayi dengan ibu.
Sedangkan tujuan kedua adalah memberikan kemantapan dan sugesti kepada ibu karena bayinya
tidak mungkin tertukar dengan bayi yang lain. Karena sudah diawasi sendiri secara intensif. (2)
Rawat gabung artinya ibu dan bayinya akan dirawat dikamar privat. Bila ibu memilih
rawat gabung, bayinya sedapat mungkin didekat dengan ibunya kecuali pada jam berkunjung.
Pada jam berkunjung ini bayi akan didorong kembali ke kamar bayi. Mendekatkan ibu dan

bayinya pada saat-saat dan hari-hari pertama setelah melahirkan dianggap sangat penting untuk
menumbuhkan hubungan cinta kasih antara ibu dan bayinya bahkan antara orang tua dan
bayinya. Tumbuhnya cinta kasih ibu sejak saat-saat pertama bayi lahir akan merangsang
keluarnya air susu ibu, makanan paling baik buat bayi untuk dapat tumbuh kembang dengan
sempurna. Dalam konsep ini, pihak rumah bersalin bayi dengan didampingi ibunya. Jika
kesehatan ibunya sedikit memungkinkan, maka bidan atau petugas kesehatan akan menyerahkan
urusan bayi kepada pelukan kasih sayang sang ibu. (2)
Tentu saja sebelumnya ibu diberi petunjuk tentang cara mengganti popok yang benar,
membersihkan bayi buang air kecil atau buang air besar, cara member ASI yang benar dan
lainnya. Sang ibu sebaiknya tidak sebentar-bentar untuk memenggil petugas kesehatan. Perawat
datang secara berkala hanya untuk mengecek kondisi bayi. Kecuali apabila ibu mau ke toilet
sementara si buah hati tidak ada yang menunggu, atau ingin istirahat dan tidur. Perawat akan
membawa si buah hati ke ruang bayi. Akan tetapi, sesudah ibu bangun kembali, si buah hati akan
di kembalikan lagi pada si ibu. (1)
Di samping membuat hubungan bayi dan ibu menjadi makin melekat, dengan rawat
gabung bayi pun dapat mudah mendapat ASI karena ibu bisa memberikannya setiap saat bayi
mau. Proses menyusuipun akan berjalan baik dan memberikan dampak yang baik. Antar lain,
produksi ASI makin banyak dan bayi menjadi mempunyai daya tahan yang jauh lebih baik
disamping itu, masa tinggal bayi lebih pendek sehingga tidak perlu berlama-lama dirumah
bersalin. (2)
Rawat gabung juga terbukti menurunkan resiko infeksi pada bayi yang lahir. Salah
satunya, mencegah terjadinya infeksi yang didapatkan dari lingkungan sekitar sesudah bayi
dilahirkan dikamar perawatan bayi, bayi bisa tertular dari bayi yang lain yang kebetulan sakit. (2)
Oleh karenanya, bagi ibu-ibu yang baru melahirkan, jangan merasa risih dan menolak
apabila dokter menawarkan untuk dirawat gabung dengan bayi. Memang, sang ibu menjadi
sedikit repot karena sudah mulai merawat bayinya sendiri. Akan tetapi, manfaat yang didapatkan
akan jauh lebih besar. (2)
Bila keadaan ibu dan bayi mengijinkan, bayi dirawat bersama ibu dalam satu kamar. Bayi
ini pada waktu-waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi yang berada di dekat kamar ibu,
supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang tanpa diganggu oleh tangisan bayi. Kontak
dengan para pengunjung perlu dihindari. Bidan atau perawat yang merawat ibu dan bayi

bertanggung jawab penuh terhadap bimbingan untuk ibu mengenai cara pemberian minum
(dengan ASI atau dengan botol), cara merawat bayi sehari-hari sampai ibu dapat dan cukup kuat
melakukannya sendiri, serta cara mengetahui dan mengenal perubahan-perubahan yang terjadi
pada bayi yang patut dicatat dan dilaporkan pada dokter. Disamping itu seorang dokter harus
melihat dan memeriksa bayi dalam rawat gabung setiap hari untuk mengetahui apakah bayi
tersebut tetap dalam keadaan baik, atau perlu mendapat pengobatan tertentu, atau perlu
dipindahkan ketempat perawatan bayi yang intensif. Keuntungan rawat gabung ialah mencegah
atau mengurangi infeksi silang (cross-infection) dan loving and tender care dapat diberikan ibu
kepada bayinya sejak lahir. Menurut para ahli jiwa hal ini sangat berarti bagi kehidupannya
dikehidupan hari. (2)
Suatu cara yang tepat untuk mencegah infeksi adalah perawatan gabung. Perawatan
gabung berarti ibu dan bayi dirawat bersama dalam satu ruangan yang tidak terpisah. Manfaat
perawat gabung ialah :
1. Infeksi saling dibatasi
2. Promosi penggunaan ASI
3. Ibu dapat segera dilatih keterampilannya mengurus bayi
4. Hubungan psikologi ibu dan bayi lebih baik
5. Membantu tenaga perawatan
Sering kali timbul pertanyaan apakah dengan adanya kunjungan keluarga tidak
menimbulkan infeksi. Ternyata penelitian di Indonesia dan pengalaman di rumah sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo Jakarta infeksi silang lebih banyak terdapat pada bayi yang dirawat terpisah.
Pada rooming in infeksi silang dapat dibatasi lagi dengan membatasi pengunjung yaitu mereka
yang menderita demam, batuk pilek dan diare tidak boleh masuk kamar ibu dan bayi. Demikian
pula sebaliknya pengunjung tidak boleh memegang bayi.
Walaupun perawatan gabung ini banyak kebaikannya, bayi yang tidak dapat dirawat
gabung adalah :
1. Bayi yang lahir dengan asfiksia neonatal
2. Bayi dengan kesulitan pemasangan
3. Bayi dengan cacat bawaan
4. Bayi yang lahir dengan partus dengan tindakan
5. Bayi yang berat lahirnya kurang dari 2500 gram

6. Bayi yang masa kehamilannya kurang dari 37 minggu


7. Bayi yang sakit
8. Ibu yang sakit
Penyimpangan dari kebijaksanaan ini tentu saja dapat dilaksanakan asal ada pengawasan
ketat dari dokter. Dalam perawatan gabung ini sang ibu harus diberi instruksi pengamatan gejalagejala yang berbahaya yaitu :
1. Kesulitan pernapasan, frekuensi pernapasan lebih dari 60 menit.
2. Perdarahan
3. Muntah
4. Sianosis
5. Kejang atau tremor
6. Ikterus
7. Perut kembung
8. Diare
9. Tidak mau menyusui atau minum
10. Tangisan bayi yang lemah atau terlalu keras
Bila terjadi gejala ini harus segera dilaporkan pada petugas kesehatan. (2)
2.2

Tujuan Rooming In
Tujuan dari rooming in adalah untuk mendekatkan ibu kepada bayinya, mengajarkan ibu

bagaimana cara menyusui bayi dengan baik dan benar. Selain dari pada tujuan dari rooming in
adalah sebagai berikut : (4)
1) Bantuan emosional
Setelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan si ibu akan
sangat senang dan bahagia bila dekat dengan bayinya. Si ibu dapat membelai-belai bayi,
mendengar tangisnya serta memperhatikannya disaat buah hatinya tidur. Hubungan ibu dan bayi
ini sangat penting ditumbuhkan pada saat-saat awal dan bayi akan memperoleh kehangatan tubuh
ibu, suara ibu, kelembutan dan kasih sayangnya.
2) Penggunaan ASI
Dari segala sudut pertimbangan maka ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dan produksi ASI
akan makin cepat dan makin banyak bila menyusui dilakukan sesegera dan sesering mungkin.

Pada hari-hari pertama yang keluar adalah kolostrum yang jumlahnya sedikit. Tetapi hal itu tak
perlu dikhawatirkan karena kebutuhan bayi masih sedikit.
3) Pencegahan infeksi
Pada perawatan bayi yang terpisah maka kejadian infeksi silang akan sulit dicegah. Dengan
melakukan rawat gabung maka infeksi silang dapat dihindari. Kolostrum yang mengandung
antibodi dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan mukosa dari saluran pencernaan
bayi dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yang tinggi. Kekebalan ini
akan mencegah infeksi terutama terhadap diare.
4) Pendidikan kesehatan
Pada saat melaksanakan rawat gabung dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Bagaimana teknik menyusui, memandikan bayi,
merawat tali pusat, perawatan payudara dan nasihat makan yang baik, merupakan bahan-bahan
yang diperlukan si ibu. Keinginan ibu untuk bangun dari tempat tidur, menggendong bayi dan
merawat diri akan mempercepat mobilisasi, sehingga si ibu akan lebih cepat pulih dari
persalinan.
2.3

Manfaat rawat gabung


Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan

tujuannya, adalah sebagai berikut : (4)


1. Aspek fisik.
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau bayinya untuk
melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja bayinya menginginkan.
Dengan perawatan sendiri dan menyusui sedini mungkin, akan mengurangi kemungkinan
terjadinya infeksi silang dari pasien lain atau petugas kesehatan. Dengan menyusui dini maka
ASI pertama keluar yang erwarna kuning atau biasa disebut dengan kolostrum dapat
memberikan kekebalan / antibodi yang sangat berharga bagi bayi. Karena ibu setiap saat dapat
melihat bayinya, maka ibu dengan mudah dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
pada bayinya yang mungkin berhubungan dengan kesehatannya.
2. Aspek fisiologis.
Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering.
Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi mendapat nutrisi alami yang
paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang

akan membantu proses fisiologis involusi rahim. Di samping itu akan timbul refleks prolaktin
yang akan memacu proses produksi ASI. Efek menyusui dalam usaha menjarangkan kelahiran
telah banyak dipelajari di banyak negara berkembang. Secara umum seorang ibu akan terlindung
dari kesuburan sepanjang ia masih menyusui dan belum haid, khususnya bila frekuensi menyusui
lebih sering dan sama sekali tidak menggunakan pengganti ASI (menyusui secara eksklusif).
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa daya proteksi menyusui eksklusif terhadap usaha KB
tidak kalah dengan alat KB yang lain.
3. Aspek psikologis
Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infantmother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini mempunyai pengaruh
yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Dengan pemberian ASI kapan
saja bayi membutuhkan, akan memberikan kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi
sebagaimana seorang ibu memenuhi kebutuhan nutrisi bagi bayinya, di samping merasa dirinya
sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini akan
memperlancar produksi ASI karena seperti telah diketahui, refleks let-down bersifat
psikosomatis. Sebaliknya bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, merupakan dasar
bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui
dan merawat bayinya sendiri dan bila suaminya berkunjung, akan terasa adanya suatu ikatan
kesatuan keluarga.
4. Aspek edukatif.
Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan mempunyai
pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat bayinya bila pulang dari
rumah sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat, belajar dan mendapat bimbingan
bagaimana cara menyusui secara benar, bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat,
memandikan bayi dsb. Keterampilan ini diharapkan dapat menjadi modal bagi ibu untuk
merawat bayi dan dirinya sendiri setelah pulang dari rumah sakit. Di samping pendidikan bagi
ibu, dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga, terutama suami, dengan cara
mengajarkan suami dalam membantu istri untuk proses di atas. Suami akan termotivasi untuk
memberi dorongan moral bagi istrinya agar mau menyusui bayinya. Jangan sampai terjadi
seorang suami melarang istrinya menyusui bayinya karena suami takut payudara istrinya akan

menjadi jelek. Bentuk payudara akan berubah karena usia adalah hal alami, meskipun dengan
menggunakan kutang penyangga yang baik, ditambah dengan nutrisi yang baik, dan latihan otototot dada serta menerapkan posisi yang benar, ketakutan mengendornya payudara dapat
dikurangi.
5. Aspek ekonomi
Dengan rawat gabung maka pemberian ASI dapat dilakukan sedini mungkin. Bagi rumah
bersalin terutama rumah sakit pemerintah, hal tersebut merupakan suatu penghematan anggaran
pengeluaran untuk pembelian susu formula, botol susu, dot serta peralatan lain yang dibutuhkan.
Beban perawat menjadi lebih ringan karena ibu berperan besar dalam merawat bayinya sendiri,
sehingga waktu terluang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Lama perawatan ibu menjadi
lebih pendek karena involusi rahim terjadi lebih cepat dan memungkinkan tempat tidur
digunakan untuk penderita lain. Demikian pula infeksi nosokomial dapat dicegah atau dikurangi,
berarti penghematan biaya bagi rumahsakit maupun keluarga ibu. Bagi ibu juga penghematan
oleh karena lama perawatan menjadi singkat.
6. Aspek medis
Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada
bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi.
2.4

Pelaksanaan rawat gabung dan kegiatan penunjangnya


Dalam rawat gabung bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan sedemikian
rupa sehingga ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan saja bayi atau ibu membutuhkannya.
Bayi dapat diletakkan di tempat tidur bersama ibunya, atau dalam boks di samping tempat tidur
ibu. Modifikasi lain dengan membuat sebuah boks yang ditempatkan di atas tempat tidur di
sebelah ujung kaki ibu. Yang penting ibu harus bisa melihat dan mengawasi bayinya, apakah ia
menangis karena lapar, kencing, digigit nyamuk dan sebagainya. Tangis bayi merupakan
rangsangan sendiri bagi ibu untuk membantu produksi ASI.(4)
Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat mengenali keadaankeadaan abnormal, kemudian melaporkannya kepada dokter. Bayi kuning sering merupakan
masalah bagi ibu meskipun sebenarnya keadaan ini seringkali masih dalam batas fisiologis.
Dokter (terutama dokter anak dan kebidanan) mengadakan kunjungan sekurang-kurangnya sekali
dalam sehari. Dokter harus memperhatikan keadaan ibu maupun bayi, terutama yang
berhubungan dengan masalah menyusui. Perlu diperhatikan apakah ASI sudah keluar, adakah

pembengkakan payudara, bagaimana putingnya, adakah rasa sakit yang mengganggu saat
menyusui, dan sebagainya. Demikian pula dengan bayinya, apakah sudah dapat mengisap, kuat
atau tidak, rewel atau tidak, apakah muntah, mencret dan keluhan yang lainnya. (4)
Ibu menyusui sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan bayi, tidak dikenal lagi
penjadwalan dalam memberikan ASI kepada bayi. Perawat harus membantu ibu untuk merawat
payudara, menyusui, menyendawakan dan merawat bayi secara benar. Bila bayi sakit/perlu
diobservasi lebih lanjut, bayi dipindah ke ruang rawat bayi baru lahir (neonatologi). Bayi akan
memperoleh perawatan lebih intensif, meskipun bukan berarti ASI tidak diberikan. ASI tetap
diberikan dengan cara ibu berkunjung, atau ASI diperas dan diberikan dengan sendok. (4)
Bila ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang, diberikan penyuluhan lagi tentang cara
merawat bayi, payudara dan cara meneteki yang benar sehingga ibu di rumah terampil
melakukan rawat gabung serta cara mempertahankan meneteki sekalipun ibu harus berpisah
dengan bayinya. Harus ditekankan bahwa bayi tidak boleh diberi dot/kempengan. Selanjutnya
perawat mengumpulkan data ibu dan bayi dalam sebuah lembar catatan medik yang sudah
disiapkan. (4)
2.5

Praktek Rawat Gabung


A. Cara memandikan bayi (4)

a. Siapkan alat-alat
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi
c. Bayi diletakkan telentang di atas tempat tidur/meja dengan alas perlak dan
handuk
d. Muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian
dikeringkan dengan handuk
e. Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi sabun (leher, dada,
perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki / tungkai, bagian belakang bayi)
f. Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember mandi bayi
g. Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk
h. Tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%.
i. Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti pangkal paha, ketiak dan
leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan diberi pakaian.

B. Cara merawat tali pusat (4)


a. Siapkan alat-alat
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%
d. Setelah bersih, tali pusat dikompres alkohol/povidon iodine 10% (betadine) lalu dibungkus
dengan kain kasa steril kering
e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusar tetap dikompres dengan
alkohol/povidon iodine 10% sampai kering.
C. Bagaimana Menyusui dengan Benar (6)
Kegagalan menyusui sering kali disebabkan karena kesalahan memposisikan dan
meletakkan bayi. Puting ibu menjadi lecet dan menimbulkan luka yang terkadang membuatnya
menjadi malas untuk menyusui, menyebabkan produksi ASI berkurang dan pada akhirnya bayi
pun menjadi malas menyusu. Jika kondisi seperti terus berlanjut, bisa jadi proses menyusui akan
terhenti dan si bayi akan kehilangan manfaat ASI yang luar biasa bagi pertumbuhannya. Oleh
karena itu sebagai seorang ibu yang ingin berhasil dalam menyusui bayinya, harus melakukan
langkah menyusui bayi yang benar berikut ini:
1. Cucilah tangan dengan air bersih yang mengalir agar terhindar dari kuman dan bakteri.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah

sebagai

desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.


3. Ibu duduk dengan santai dan kaki tidak boleh menggantung.
4. Posisikan bayi dengan benar:
Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat lengkungan siku ibu, bokong
bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.
Perut bayi menempel ke tubuh ibu
Mulut bayi berada di depan puting ibu
Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di antara tubuh ibu dan bayi. Tangan
yang di atas boleh dipegang ibu atau diletakkan di atas dada ibu
Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus
5. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian dengan cepat kepala
bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.

6. Cek apakah perlekatan sudah benar:


Dagu menempel ke payudara ibu
Mulut terbuka lebar
Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke dalam mulut bayi
Bibir bayi terlipat keluar
Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi memerah ASI)
Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi menelan.
Ibu tidak kesakitan
Bayi tenang
Apabila posisi dan perlekatan sudah benar, maka diharapkan produksi ASI tetap banyak
7. Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa
kenyang.
8. Cara melepaskan puting susu dari mulut bayi, dengan menekan dagu bayi ke arah bawah atau
dengan memasukkan jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu.
9. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah
direndam dengan air hangat.
10. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar. Bila
kedua payudara masih ada sisa ASI, keluarkan dengan alat pompa susu.
2.6

Kontra Indikasi

Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :


a. Ibu

Penyakit jantung derajat III

Pasca eklamsi

Penyakit infeksi akut, TBC

Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek

Karsinoma payudara

b. Bayi

Bayi kejang

Sakit berat pada jantung

Bayi yang memerlukan pengawasan intensif

Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu

2.7

Persyaratan Rawat Gabung


a. Bayi

Tempat tidur bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu

Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi

Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm

c. Ruang

Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m

Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan


perawatan)

d. Sarana

Lemari pakaian

Tempat mandi bayi dan perlengkapannya

Tempat cuci tangan ibu

Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri

Ada sarana penghubung

Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan
bahasa yang sederhana
2.8

Model Pengaturan Rawat Gabung

a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya


b.empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan
bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya
c. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
d. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu

2.9

Keuntungan dan Kerugian


a. Keuntungan

Bayi dapat terjaga kemanannya

Menggalakkan penggunaan ASI

Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat

Bayi akan nyaman bersama ibunya

Suhu tubuh bayi akan selalu terjaga

Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaan bayi yang aneh

Ibu dapat belajar merawat bayi

Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan

Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi

Berkurangnya infeksi silang mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan

b. Kerugian

Ibu kurang istirahat

Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena pengaruh orang lain

Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung

Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas

SUMBER :http://hananurhanifah.blogspot.com/2013/06/rawat-gabung-roomingin.html
Diposkan oleh Hana Nurhanifah di 6/10/2013 10.50.00 AM

Вам также может понравиться