Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I.
Masticatory muscle disorders
Merupakan penyebab paling umum dari nyeri dan terbatasnya fungsi mastikasi
pada pasien.
Sumber nyeri dan disfungsinya berasal dari otot, dengan otot mastikasi mengalami
tenderness dan nyeri sebagai hasil dari fungsi otot yang abnormal atau
hiperaktivitas. Fungsi otot abnormal tersebut seringkali berhubungan dengan
clenching atau bruxism.
Penyebabnya
diperkirakan
multifaktorial.
Namun,
yang
paling
sering
menyebabkan adalah bruxism akibat stress dan cemas, dengan oklusi sebagai
faktor modifikasi atau yang memperburuk. Penyakit ini juga dapat terjadi akibat
masalah internal dari sendi, seperti kelainan pergeseran discus atau penyakit sendi
degeneratif.
Keluhan pasien:
Nyeri preaurikular yang sulit dilokalisasi dan menyebar, seta dapat melibatkan
otot mastikasi lain, seperti otot temporal dan pterygoid lateral.
Pasien dengan bruxism, nyerinya akan lebih hebat pada pagi hari.
Terdapat reduksi pembukaan rahang, serta nyeri ketika melakukan fungsi,
misalnya mengunyah.
Sakit kepala di daerah hitemporal berhubungan dengan penyakit ini.
Nyeri bertambah parah ketika dalam kondisi stress dan cemas.
selama
gerakan
menutup.
Pembukaan
mulut
untuk
bertanslasi
ke
bagian
posterior
disc.
2.
Ketidaksesuaian bentuk permukaan artikular
Deviasi Bentuk
Adesi
Subluksasi (Hypermobility)
Dislokasi Spontan (Open Lock)
3. Gangguan Inflamasi TMJ
Synovitis atau capsulitis
Retrodiscitis
Arthritides
Penyakit Sendi Degeneratif (Arthrosis, Osteoarthritis)
DJD terdiri dari banyak jenis temuan antomis, seperti disc yang irregular,
perforasi dalam hubungannya dengan abnormalitas permukaan artikular,
seperti flattening, erosi dan formasi osteophyte.
mekanisme terjadinya degenerasi TMJ
tidak terlalu jelas dimengerti tetapi
memiliki 3 kemungkinan penyebab
yang berasal dari trauma : trauma
mekanis langsung, trauma hypoksia
reperfusion dan inflamasi neurogenik.
Trauma mekanis dapt merupakan hasil dari trauma yang signifikan pada sendi
atau microtrauma seperti tekanan mekanis yang berlebihan. Stress/tekanan
berlebihan yang dihasilkan pada sendi dapat menghasilkan disrupsi molekuler
dan radikal bebas menghasilkan stress oksidatif dan kerusakan intraseluler.
dan
gejala-gejala
lain.
Temuan
radiografis
secara
umum
Gejala TMJ yang dihasilkan dari RA dapat terjadi pada usia dini dibandingkan
pada DJD. Berlainan dengan DJD, yang biasanya terjadi unilateral, RA dan
kondisi sistemis lainnya biasa terjadi dan mempengaruhi TMJ secara bilateral.
Temuan radiograf TMJ pada awalnya memperlihatkan perubahan erosive pada
aspek anterior dan posterior kepala kondil. Perubahan ini dapat berkembang
menjadi daerah erosi yang luas dan nantinya meninggalkan tampakan kondil
yang kecil, yang terletak pada fossa yang besar. Kadang-kadang, tampak
keseluruhan kondil dan leher kondil mengalami kerusakan total. Tes
laboratorium, seperti rheumatid factor dan laju sedimentasi eritrosit dapat
membantu dalam mendiagnosa RA.
Ankilosis
trauma
makro,
biasanya
sebelumnya
yang
Anamnesis
Anamnesis kronologis dan komprehensif dan pemeriksaan fisik pasien,
meliputi anamnesis dan pemeriksaan gigi, penting untuk mendiagnosis
kondisi kondisi spesifik untuk menentukan pemeriksaan lebih lanjut, jika
ada, dan untuk memberikan terapi spesifik.
a. Pasien mungkin memiliki riwayat penggunaan komputer berlebihan
(dihubungkan dengan terjadinya gangguan TMJ)
b. Satu pertiga pasien memiliki riwayat masalah psikiatri
c. Pasien mungkin memiliki riwayat trauma fasial, perawatan gigi yang
buruk, dan atau stress emosional.
d. Pasien dengan gangguan makan kronik menyebabkan prevalensi
tinggi gangguan TMJ.
e. Banyak pasien dengan gangguan TMJ juga mengalami nyeri leher
dan bahu.
f. Pasien mengalami clenching di siang hari atau malam hari.
Clenching di siang hari memiliki asosiasi yang kuat dengan
dislokasi TMJ dibandingkan dengan bruksisme malam hari.
g. Pasien akan mengeluhkan gejala berikut:
Nyeri: nyeri biasanya periaurikuler, dihubungkan
dengan
arthritis.
Nyeri:
biasanya
sering
dideskripsikan
pada
osteoartrosis.
Clicking
dapat
terjadi
pada
awal,
rahang
yang
terbatas;
Pemeriksaan klinis
1.
Inspeksi
Untuk melihat adanya kelainan sendi temporomandibular perlu diperhatikan gigi,
sendi rahang dan otot pada wajah serta kepala dan wajah. Apakah pasien
menggerakan mulutnya dengan nyaman selama berbicara atau pasien seperti
menjaga gerakan dari rahang bawahnya. Terkadang pasien memperlihatkan
kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik selama interview seperti bruxism.
Range of motion
mulut.
Pemeriksaan tulang belakang dan cervical
Evaluasi pada cervikal dilakukan dengan cara :
a. Menyuruh pasien berdiri pada posisi yang relaks, kemudian dokter menilai
apakah terdapat asimetris kedua bahu atau deviasi leher
b. Menyuruh pasien untuk menghadap kesamping untuk melihat postur leher
yang terlalu ke depan
b. Menyuruh pasien untuk memutar (rotasi) kepalanya ke setiap sisi, dimana
pasien seharusnya mampu untuk memutar kepala sekitar 80 derajat ke setiap
sisi.
c. Menyuruh pasien mengangkat kepala ke atas (ekstensi) dan ke bawah (fleksi),
normalnya pergerakan ini sekitar 60 derajat
d. Menyuruh pasien menekuk kepala kesamping kiri dan kanan, normalnya
Kebanyakan sendi dengan kondisi degeneratif atau terinfeksi dan memiliki tanda-tanda
radiograf sudah didiagnosis dan dirawat sebelum mencapai bagian klinik gigi. lebih lanjut,
satu-satunya proyeksi radiografi yang bisa diandalkan untuk melihat kondilus adalah
tomograf karena tidak ada ruang pada kapsul sendi yang berfungsi sebagai pembanding
dengan proyeksi biasa.
Anatomi TMJ yang dapat terlihat secara radiografi meliputi komponen dasar dari
sendi temporomandibula yaitu :
dari
Tomography
Keakuratan diagnosa posisi diskus 84% sampai 100% dibandingkan dengan the
corresponding cryosectional morphology dan dari penemuan bedah. Performasi dan adhesi
juga dapat ditunjukkan dengan teknik ini. Penelitian-penelitian telah menunjukkan
pentingnya diagnosis dan identifikasi kerusakan sendi temporomandibular internal. Penelitian
yang baru-baru ini dilakukan dengan menggunakan tehnik arthography, menunjukkan bahwa
arthography dapat meningkatkan keakuratan diagnosa perforasi dan adhesi diskusi Sendi
Temporomandibular dengan MRI.
Computed tomography
Computed tomography menggunakan sinar X, merupakan pemeriksaan yang akurat untuk
melihat kelainan tulang pada TMJ dan dapat melengkapi gambaran detail struktur tulang.
Pada tahun 1980, computed tomography (CT) mulai diaplikasikan ankilosis sendi
temporomandibular, fraktur kondil, dislokasi dan perubahan osseous. Pada laporan terdahulu,
keakuratan dalam penentuan lokasi diskus tinggi (81%) jika dibandingkan dengan CT dan
penemuan bedah. Beberapa laporan mempertimbangkan bahwa CT dapat menggantikan
proyeksi
arthrograpy
dalam
diagnosis
dislokasi
diskus
pada
kelainan
sendi
pada daerah tertentu. Kebanyakan pasien tidak memiliki ingatan yang baik dan sering kali
mengubah deskripsi mengenai gejala dan daerah nyerinya. Pasien neuralgia trigeminal
paroksimal dengan daerah pemicu pada wajah.
Karena gejala yang paling sering adala nyeri pada disfungsi TMJ, perlu dilakukan
pemeriksaan secara cermat diagnosis banding dengan:
Neuralgia trigeminis dan Tic Doloreux (dengan melihat lintasan penyebaran dan
timbulnya rasa nyeri, kelainan tersebut dapat dibedakan . Kedua kelainan tersebut
adalah kelainan saraf, sedangkan disfungsi TMJ adalah kelainan otot).
Facial Pain (rasa nyeri pada daerah facial, tetapi tidak dirasakan meningkat bila
mandibula digerakkan, palpasi pada daerah sendi tidak menimbulan nyeri, tidak ada
kliking)
Erupsio difficilis gigi M3 bawah ( trismus dan palpasi pada giginya positif )
Pulpitis, nyeri berdenyut-denyut dan perkusi pada giginya positif.