Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN


Dewasa ini tuntutan akan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang konsisten, bermutu tinggi
dengan cara paling efektif, biaya terjangkau, serta akuntabel semakin menguat. Bagi rumah sakit
negeri, pengendalian biaya pelayanan kesehatan seringkali menjadi persoalan yang cukup
memberatkan di tengah ketatnya persaingan dengan rumah sakit dan klinik swasta. Dalam jangka
panjang persoalan ini dikhawatirkan akan menjadi beban berat bagi anggaran belanja rumah sakit
negeri.
Dari hasil penelitian yang dipaparkan dalam disertasi berjudul Pengaruh Penerapan Clinical
Pathways terhadap Efisiensi Pelayanan di Rumah Sakit Dr. Djasamen Saragih Pematang Siantar ,
terlihat adanya penurunan biaya akibat penurunan lama waktu inap di rumah sakit (LOS), namun
biaya penunjang medic meningkat secara signifikan setelah penerapan clinical pathways. Peningkatan
terjadi pada seluruh komponen penunjang medik. Peningkatan lebih disebabkan karena kepatuhan
terhadap clinical pathways dibandingkan suatu gejala yang berlebihan.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013, clinical pathway
digunakan sebagai alat pengontrol tarif yang ditetapkan pada paket pembiyaan berdasarkan sistem
case-mix, Indonesian Based Related Groups (INA CBGs). Selain itu, dokumen clinical pathway
juga dipersyaratkan sebagai alat pembuktian, ketika paket biaya yang tidak terkendali membutuhkan
klarifikasi dari tim multidisplin yang melaksanakan kontrak pelayanan tersebut. Tanpa clinical
pathway, maka sistem INA CBGs tidak dapat diterapkan dengan baik (PMPK, 2013).
Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke
menjadi penyebab kecacatan nomor satu di seluruh dunia. Kematian akibat stroke di Amerika Serikat,

misalnya, mencapai lebih dari 160.000 pertahunnya, sedangkan angka kecacatan permanen mencapai
30% pada pengamatan pertama setelah serangan stroke.
Permasalahan dalam perawatan stroke di RS sangat kompleks. Keterlambatan pasien datang ke
RS, keterlambatan penanganan di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan komplikasi selama perawatan
merupakan permasalahan yang umum dijumpai.
Clinical pathway merupakan suatu pendekatan multidisiplin yang berbasis waktu, dan digunakan
untuk membantu pasien-pasien tertentu mencapai luaran positif yang diharapkan. Clinical
pathway adalah salah satu perangkat penunjang pelayanan klinis stroke yang lebih terpadu,
terorganisasi, dan komprehensif.
Kendala penerapan clinical pathway dapat dikurangi dengan kesepakatan pemahaman dan
koordinasi masing-masing profesi yang terlibat dalam kinerja tim multidisiplin yang terintegrasi.
Diperlukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan yang sudah dilakukan oleh tim multidisiplin
yang terlibat sebagai upaya perbaikan berkesinambungan (Basudewa, 2013; Varkey, 2010)
Berdasarkan pengkajian beberapa hasil penelitian penerapan clinical pathway di beberapa negara
menunjukkan bahwa penerapan clinical pathway dapat meningkatkan cost effectiveness dan
menurunkan angka rata-rata lama perawatan di rumah sakit secara signifikan (Susi, 2009; Chan dan
Wong, 1999)
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pada kelompok yang terpapar clinical
pathway terdapat perbaikan proses pelayanan yang signifikan dibandingkan pada kelompok yang
tidak terpapar clinical pathway. Perbaikan proses teramati baik untuk pelayanan di IGD, pelayanan di
bangsal, dan pada saat pasien keluar dari RS.
Monitoring dan evaluasi merupakan elemen kunci pengembangan suatu kebijakan dan
perbaikan program. Di dalam penerapan clinical pathway diperlukan monitoring dan evaluasi
terhadap kesesuaian tahapan proses pengembangan, kesesuaian aktivitas yang diterapkan dengan

perencanaan, dan realisasi tujuan. Evaluasi terhadap ketidaksesuaian penerapan harus dilakukan untuk
mengetahui faktor-faktor penyebabnya (Varkey, 2010; WHO, 2007).
Hal ini sesuai dengan pendapat Berwick (2008) yang disitasi oleh Marchisio, dkk. (2009), yang
menyatakan bahwa lebih baik fokus pada upaya pemahaman organisasi dalam menyesuaikan
penerapan proses pelayanan yang baru daripada membandingkan luaran klinis secara kuantitatif.
Waktu observasi yang terbatas dan sistem dokumentasi rekam medis serta pelaporan monitoring
standar pelayanan medis yang belum didukung oleh data yang diharapkan, seringkali menjadi
keterbatasan evaluasi penerapan clinical pathway dengan metode penelitian kuantitatif. Analisis
kualitatif pada penelitian ini diharapkan dapat memahami lebih mendalam terhadap proses penerapan
clinical pathway stroke rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai
berikut: Rumah sakit dituntut untuk dapat memberikan layanan yang aman, bermutu, dan terjangkau
sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009. Hal tersebut dapat diketahui dengan membandingkan persepsi antara layanan yang diharapkan
dengan layanan yang dirasakan pasien, kesesuaian layanan dengan standar pelayanan medis dan
clinical pathway yang disepakati (Kurtin dan Stucky, 2009; Praptiwi, 2009; Depkes, 2005; King,
2004). Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional yang diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2014, clinical
pathway merupakan salah satu persyaratan utama pengendali biaya dan pengendali mutu layanan
pasien dalam sistem pembayaran berdasarkan case-mix INA-CBGs, terutama pada kasus terbanyak
dan berpotensi menghabiskan sumber daya yang besar (PMPK, 2013; Peraturan Presiden Nomor 12
Tahun 2013). Berbagai hambatan yang dihadapi dalam pengembangan clinical pathway antara lain
kegagalan mengintegrasikan dokumentasi ke dalam clinical pathway, yang dapat diketahui melalui
upaya monitoring dan 7 evaluasi penerapan yang sudah dilakukan (Basudewa, 2013; Varkey, 2010;
Panella, dkk., 2003). Di dalam penerapan clinical pathway diperlukan monitoring dan evaluasi
terhadap kesesuaian tahapan proses pengembangan, aktivitas yang diterapkan, dan realisasi tujuan

yang diharapkan, namun seringkali terdapat keterbatasan waktu observasi, sistem dokumentasi rekam
medis, serta pelaporan monitoring standar pelayanan medis (Berwick dalam Marchisio, dkk., 2009;
WHO, 2007). sehingga perlu diketahui sejauh mana efektivitas penerapan clinical pathway stroke
rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.. Pengembangan dan penerapan
clinical pathway stroke rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. diharapkan
dapat menjadi salah satu instrumen dalam upaya peningkatan mutu layanan pasien stroke rawat inap.
Beberapa indikator mutu layanan harus diukur dan dianalisis sebagai alat untuk mengetahui
efektivitas pelayanan pasien stroke rawat inap yang diberikan. Penelitian ini difokuskan pada evaluasi
efektivitas mutu layanan pasien stroke rawat inap selama penerapan clinical pathway. Beberapa
indikator yang dapat digunakan sebagai alat ukur keberhasilan penerapan clinical pathway antara lain
kelengkapan pengisian form clinical pathway, analisis variasi layanan. Berdasarkan hal di atas, maka
peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah proses penerapan clinical pathway stroke rawat inap di RSUD Panembahan
Senopati Bantul, Yogyakarta sudah dilakukan secara efektif?
2. Apakah pelayanan pasien stroke rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul,
Yogyakarta selama penerapan clinical pathway sudah dilakukan secara efektif??
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui efektivitas proses penerapan clinical pathway stroke rawat inap di RSUD Panembahan
Senopati Bantul, Yogyakarta.
2. Mengetahui efektivitas proses pelayanan pasien stroke rawat inap selama penerapan clinical patway
stroke rawat inap inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat bagi ilmu pengetahuan: Hasil penelitian dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan
tentang proses penerapan dan evaluasi clinical pathway stroke rawat inap di RSUD Panembahan
Senopati Bantul, Yogyakarta..
2. Manfaat bagi penerapan ilmu pengetahuan: a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai evaluasi
proses penerapan clinical pathway stroke rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul,
Yogyakarta. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar upaya peningkatan mutu layanan
pasien stroke rawat inap di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.. c. Hasil penelitian
dapat digunakan sebagai dasar tindak lanjut pengembangan disain clinical pathway stroke rawat inap
di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.

Вам также может понравиться