Вы находитесь на странице: 1из 6

Aktivitas Fisik Pada Lansia Yang Menderita Diabetes Mellitus

Disusun Oleh :
Tb fahruroji Zam-zami
1102009280
Bidang Kepeminatan : Geriatri
Dosen Tutor : Eri Dian Maharsyi,dr Mkes

Blok Elektif
Tahun Ajaran 2012-2013

Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi
Jakarta

Aktivitas Fisik Pada Lansia Yang Menderita Diabetes Mellitus Tipe 2


Abstrak :
Latar Belakang : Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang sering dijumpai pada
usia lanjut. Hampir 50% pasien diabetes tipe 2 berusia 65 tahun ke atas. Aktivitas fisik atau
jasmani adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi. Aktivitas fisik pada lansia dengan diabetes mellitus yang harus diakukan
adalah senam diabetes, renang, jogging,jalan cepat.
Kasus : Tuan UK seorang lansia berumur 85 tahun penghuni Panti Treshna Werdha yang
menderita diabetes mellitus yang sudah dideritanya kurang lebih selama 1 tahun.
Diskusi : Aktivitas fisik pada lansia dengan diabetes melitus dapat mengurangi kadar glukosa
dalam darah. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan latihan fisik terjadi peningkatan
pemakaian glukosa oleh otot. Semakin banyak aktivitas yang dilakaukan semakin banyak
glukosa yang digunakan oleh otot.
Kesimpulan : aktivitas jasmani pada lansia harus tetap dilaksanakan secara rutin. Dengan
melakukan aktivitas jasmani secara teratur dapat mencegah berbagai komplikasi penyakit dari
DM.

LATAR BELAKANG
Pada saat ini, jumlah usia lanjut (lansia, berumur >65tahun) di dunia diperkirakan mencapai
450 juta orang (7% dari seluruh penduduk dunia), dan nilai ini diperkirakan akan terus
meningkat.Studi epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi Diabetes Melitus maupun
Gangguan Toleransi Glukosa (GTG) meningkat seiring dengan pertambahan usia, menetap
sebelum akhirnya menurun. Dari data WHO didapatkan bahwa setelah mencapai usia 30
tahun, kadar glukosa darah akan naik 1-2 mg%/tahun pada saat puasa dan akan naik sebesar
5,6-13 mg%/tahun pada 2 jam setelah makan.Seiring dengan pertambahan usia, lansia
mengalami kemunduran fisik dan mental yang menimbulkan banyak konsekuensi. Selain itu,
kaum lansia juga mengalami masalah khusus yang memerlukan perhatian antara lain lebih
rentan terhadap komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular dari DM dan adanya
sindrom geriatri.
DESKRIPSI KASUS
Tuan UK, seorang laki-laki berumur 85 tahun merupakan penghuni panti tresna werdha. Tuan
UK sudah berada di panti tresna werdha selama 3 tahun. Tuan UK adalah penderita Diabetes
Mellitus. Mata kanan Tuan UK katarak, dan mata kirinya sedikit buram. Pada kaki Tuan UK
terdapat luka sudah sejak 1 bulan yang lalu. Tuan UK juga sudah menjalankan operasi
katarak pada mata kanannya tetapi tidak kunjung membaik. aktivitas Tuan UK pun
terganggu. Tuan UK dahulu adalah seorang pedagang. Tuan UK juga suka makan makanan
yang manis. Tuan UK juga adalah perokok aktif. Satu hari Tuan UK bisa menghabiskan
rokok 3 bungkus perhari. Tuan UK tidak mempunya keluarga dan sanak saudara.

Aktivitas Tuan UK sehari-hari adalah,dipagi hari tuan UK jalan memutari panti


sebanyak 2 kali.setelah itu dia senam biasa,menggerakkan tangan dan kakinya. Tuan UK juga
sering mengikuti acara yang diadakan panti yaitu senam dan panggung gembira. Tuan UK
istirahat pada jam 8 malam dan bangun jam 2. Setelah itu Tuan UK melakukan senam lantai
sampai subuh.
DISKUSI
Aktivitas jasmani harus dilakukan dengan sesuai dan sering dilakukan dalam rutinitas seharihari. Aktivitas jasmani bermanfaat bagi fisik, psikis, dan sosial. Olahraga harus dilakukan
dengan prinsip-prinsip yang benar dan disesuaikan dengan keadaan diri lansia. Peningkatan
kesehatan sangat penting untuk menjaga keadaan fisik serta memberikan dorongan psikis dan
sosial. Aktivitas jasmani akan merubah pandangan penuaan pada lansia. Hal ini dikarenakan
manfaat aktivitas jasmani adalah mengembangkan fungsi fisik, mental dan sosial,
meningkatkan kualitas hidup dan meninggikan harapan hidup. Pemikiaran yang sangat bagus
mengenai aktivitas jasmani adalah bahwa ada banyak jalan untuk melakukannya, tergantung
dari kecenderungan pribadi, tersedianya sumber daya,kemampuan fungsional, iklim dan
faktor lainnya. Hal yang paling penting adalah menemukan sesuatu yang disukai dan
memulainya.
Senam adalah latih gerak tubuh yang bertujuan mengontrol kadar gula darah dan mencegah
terjadinya DM. Jika pasien DM dapat mengontrol kadar gula darah dengan melakukan senam
diabetes, maka terjadinya komplikasi dan peningkatan derajat keparahan penyakit DM dapat
dicegah. Senam DM merupakan latihan fisik sebagai upaya awal mencegah dan mengontrol
DM. Dijelaskan Anggriana dan Atikah (2010) bahwa secara langsung latihan fisik atau
jasmani dapat menyebabkan penurunan glukosa darah. Hal ini dikarenakan pada saat
melakukan latihan fisik terjadi peningkatan pemakaian glukosa oleh otot. Selanjutnya terjadi
peningkatan aliran darah yang menyebabkan lebih banyak jala-jala kapiler terbuka.Sehingga
reseptor insulin lebih banyak tersedia dan lebih aktif untuk menurunkan glukosa darah.
Pasien DM dianjurkan melakukan senam DM secara rutin 3 kali seminggu agar dapat
mengontrol kadar gula darah tubuh. Upaya pencegahan dengan melakukan latihan fisik
seperti senam ini sebenarnya sangat sederhana, tetapi sering terabaikan.

Pergerakan senam diabetes


Aktivitas fisik yang bermanfaat untuk kesehatan lansia sebaiknya memenuhi kriteria FITT
(frequency,intesity,time,type). Frekuensi adalah seberapa sering aktivitas dilakukan, berapa
hari dalam satu minggu. intensitas adalah seberapa keras suatu aktivitas dilakukan. Biasanya
diklasifikasikan menjadi intensitas ringan, sedang dan tinggi. Waktu mengacu pada durasi,
seberapa lama suatu aktivitas dilakukan. Jenis-jenis aktivitas fisik pada lansia menurut kathy
(2002) meliputi latihan aerobik, penguat otot (muscle strengthening), fleksibilitas, dan latihan
keseimbangan.

a. Latihan Aerobik
Lansia direkomendasikan melakukan aktivitas fisik setidaknya selama 30 menit pada
intensitas sedang hampir setiap hari dalam seminggu. Berpartisipasi dalam aktivitas seprti
berjalan,berkebun,melakukan pekerjaan rumah dan naik turun tangga. Lansia dengan usia
lebih dari 65 tahun disarankan melakukan olahraga yang tidak terlalu membebani tulang,
seperti berjalan, latihan dalam air,bersepeda statis, dan dilakukan dengan cara yang
menyenangkan. Bagi lansia yang tidak terlatih harus mulai dengan intensitas rendah.
Olah raga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat jantung dan paru bekerja
lebih keras untuk memnuhi meningkatnya kebutuhan oksigen, misalnya
berjalan,berenang,bersepeda dll. Latihan fisik dilakukan sekurangnya 30 menit dengan
intensitas sedang, 5 hari dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam
seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari dalam seminggu dan 30 menit
dengan intensitas sedang 2 hari dalam seminggu.
b. latihan penguat otot
latihan fisik untuk penguat otot adalah aktivitas yang memoerkuat dan menyokong otot dan
jaringan ikat. Latihan ini dirancang supaya otot mampu membentuk kekuatan untuk
menggerakkan atau menahan beban, misalnya aktivitas yang melawan gravitasi seperti
gerakan berdiri dikuris, ditahan beberapa detik, berulang-ulang. Latihan penguat otot
dilakukan setidaknya 2 hari dalam seminggu dengan istirahat diantara sesi untuk masingmasing kelompok otot.
c. latihan fleksibilitas dan keseimbangan.
Latihan fleksibilitas adalah aktivitas untuk membantu mempertahankan kisaran gerakan
sendri (ROM), yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan tugas sehari-hari secara
teratur. Latihan fleksibilitas disarankan dilakukan pada hari-hari dilakukannya aerobik dan
pngeuatan otot atau 2-3 hari per minggu. latihan dengan melibatkan peregangan otot dan
sendi. Intensitas latihan dilakukan dengan memperhatikan tidak nyaman atau nyeri.
Peregangan dilakukan 3-4 kali, untuk masing-masing tarikan dipertahankan 10-30 detik.
Peregangan dilakukan terutama pada kelompok otot-otot besar, dimulai dari otot-otot kecil.
Contoh yoga. Latihan keseimbangan dilakukan untuk membantu mencegah lansia jatuh.
Latihan keseimbangan dilakukan setidaknya 3 hari dalam seminggu. Sebagian besar aktivitas
dilakukan pada intensitas rendah. Program latihan untuk lansia meliputi latihan daya tahan
jantung paru (aerobik),kekuatan (strengt), fleksibilitas, dan keseimbangan dengan cara
progresif dan menyenangkan.
KESIMPULAN
Sesuai dengan kasus diatas, aktivitas fisik pada lansia harus diperhatikan. Cenderung banyak
lansia yang tidak memperhatikan kebugaran dan kesehatan jasmaninya. Dengan adanya
aktivtas dan perhatian, aktivitas ini bisa dilakukan oleh lansia dan dapat meningkatkan
kesehatan lansia sehingga panti tresna werdha bisa menerapkan aktivitas fisik sehari-hari
pada para lansia.

Saran-saran kepada Tuan UK :


-

Tuan UK harus lebih banyak beraktivitas lagi dan mengikuti acara yang sudah
ditentukan di PTW tersebut
Tuan UK juga harus lebih bersemangat dan olah raga yang teratur.

Saran-saran keapda PTW (Panti Tresna Werda)


-

Petugas PTW harus lebih memperhatikan lagi kegiatan-kegiatan lansia, agar lansia
dipanti tersebut sehat.
Tambahkan fasilitas dipanti tersebut seperti sepeda dll dan tambahkan jadwal senam
untuk para lansia.

ACKNOWLEDGEMENT
Pada bagian ini penulis ingin berterimakasih kepada Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Mulia yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan pengumpulkan data.
Kepada dr. Eri Dian Maharsyi Mkes yang telah memberikan bimbingannya sehingga
terselesaikannya laporan kasus ini. Tidak lupa kepada dr.Faisal Sp.PD, dr. Hj.
Susilowati, Mkes dan DR. Drh.Hj Titiek Djannatun dan teman sejawat Universitas
Yarsi.

DAFTAR PUSTAKA
Ambardini L Rachmah, http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132256204/Aktivitas
%20Fisik%20Lansia.pdf
Kathy gunter. 2002. Healthy, Active Aging: Physical Activity Guidelines for Older
Adults. Oregon State University
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/42117579_1979-8091.pdf

Вам также может понравиться