Вы находитесь на странице: 1из 27

IDENTITAS

Pasien:

Nama

: An. S

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Jl. Cijambe RT/RW 07/03

Tanggal lahir

: 07 Mei 2007

Umur

: 8 tahun 5 bulan

Anak ke

: 2 dari 3 bersaudara

Tanggal masuk

: 26 Oktober 2015

Tanggal pemeriksaan : 27 Oktober 2015

Orangtua:
Ibu

Nama

:Ny. E

Umur

: 35 tahun

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Pendidikan

: SMP

Nama

: Tn. S

Umur

: 40 tahun

Pekerjaan

: Buruh pabrik

Pendidikan

: SMP

Ayah

ANAMNESIS
Keluhan Utama

: Sesak napas

Anamnesis Tambahan

Pasien datang ke IGD RSUD Syamsudin dengan dengan keluhan sesak


nafas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Ibu pasien mengaku ketika
anaknya bernapas terlihat seperti berat dan cepat dengan dada yang tertarik ke
arah dalam, tetapi hidung kembang kempis tidak terlihat oleh ibu pasien. Sesak
dirasakan terus-menerus,membaik dengan menggunakan 1-2 buah bantal. Terasa
sesak apabila duduk atau menyender.
Keluhan didahului oleh batuk muncul sejak 3 hari sebelum keluhan sesak
muncul. Batuk yang dirasakan disertai dahak yang sulit keluar, sehingga ibu
pasien tidak mengetahui warna dahaknya. Keluhan sesak disertai demam yang
muncul berbarengan dengan batuk. Demam dirasakan mendadak tinggi dan
dirasakan terus-menerus, dalam satu hari demam dirasakan sepanjang hari.Ibu
pasien tidak pernah mengukur suhu badan anaknya
Ibu pasien menyangkal keluhan sesak ini dirasakan episodik yang disertai
suara mengi pada saat bernapas muncul saat ditempat yang berdebu, menghirup
parfum atau disinfektan, setelah aktivitas berat, atau ketika dekat binatang.
Riwayat tersedak, dan trauma pada dada disangkal oleh ibu pasien. Gangguan
BAK menjadi berwarna seperti cola, atau bengkak seluruh tubuh disangkal oleh
pasien. Terbangun malam hari karena sesak, disangkal oleh pasien. Nafsu makan
menurun, berat badan turun , berkeringat malam, dan kontak dengan penderita
batuk lama disangkal oleh ibu pasien. Batuk mengongong disertai ngorok
disangkal oleh pasien. Batuk dalam satu tarikan napas yang terus-menerus

disangkal oleh pasien. BAK menjadi lebih sedikit disertai tangan dan kaki
menjadi dingin disangkal oleh pasien. Demam disertai bintik kemerahan,
perdarahan dari hidung, gigi, atau BAB darah dibantah oleh ibu pasien. Keluar
cairan dari telinga, mual dan muntah ,sakit menelan, mencret, penurunan
kesadaran, nyeri pinggang dibantah oleh ibu pasien.
Dilingkungan keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien. Keluhan demam dan batuk pasien sudah diobati ke puskesmas, diberi obat
parasetamol dan obat racikan untuk batuk dan pileknya. Setelah mendapat obat
keluhan demamnya membaik dalam beberapa jam namun menjadi demam lagi
untuk keluhan batuknya tidak membaik, dan semakin memburuk hingga timbul
sesak.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien baru pertama kali dirawat dirumah sakit karena keluhan sesak ini.
Sebelumnya pasien pernah batuk,batuk yang dirasakan pasien tidak pernah lama
hanya 1-2 hari dan sembuh ketikabeli obat diwarung.Pasien juga dalam 1 bulan
terakhir kadang-kadang demam,namun sembuh ketika beli obat di warung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak

ada

riwayat

pengobatan

bulan,

asma,

ataupun

alergi

dikeluarganya.
Riwayat Kehamilan dan Persalianan
Selama mengandung, ibu tidak pernah sakit ataupun konsumsi obat-obatan
tertentu. Tekanan darah tinggi, dan gula darah tinggi pada saat hamil disangkal
oleh keluarga. Ibu pasien rajin kontrol rutin ke bidan. Pasien lahir dari ibu P3A0,

9 bulan, letak kepala, lahir spontan di Rumah, langsung menangis, air ketuban
jernih, berat 3 kg dan panjang sekitar 49 cm.Dibantu oleh bidan dan paraji.
Lingkungan, sosial, dan ekonomi
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya, kakak ,adik dan paman dari
ibu pasien dirumah. Pasien tinggal dirumah diasuh dan dirawat oleh orang tuanya
langsung. Rumah bertempat di pemukiman yang padat penduduk. Rumah pasien
berada dalam gang. Rumah pasien dinding terbuat dari tembok dan lantai dari
keramik, untuk ukuran rumahnya sendiri pasien tidak ingat ukurannya. Didalam
rumah kurang ventilasi,hanya terdapat satu jendela dekat dengan pintu utama
rumah pasien. Tidak terdapat pabrik di sekitar rumah pasien. Ayah pasien
merupakan

perokok

berat,ayahpasien

merokok

dari

saat

SMA hingga

sekarang,ayah pasien bisa menghabiskan 1 bungkus rokok sehari


Riwayat Makanan
0 bulan 6 bulan

: ASI

6 bulan 9 bulan

: ASI + bubur susu

9 bulan 13 bulan

: ASI +bubur saring

14 bulan sekarang

: menu keluarga

Riwayat Imunisasi
USIA

JENIS

Hepatitis B0

BCG, polio 1

DPT-HB-Hib 1, polio 2

Imunisasi di sekolah

DPT-HB-Hib 2, polio 3

Kelas 1 SD Campak

DPT-HB-Hib 3, polio 4

Kelas 2 SD Td

Campak
4

Riwayat Tumbuh Kembang


Motorik

Duduk

: 6 bulan

Merangkak

: 12 bulan

Berdiri

: 14 bulan

Berjalan berpegangan : 15 bulan

Bahasa

mulai bicara

: sudah dapat memanggil bapak dan mama usia

11bulanan
Motorik halus :

Mengambil benda dengan dua jari pad usia 11 bulan

Sosial :
Pasien bersosialisasi dengan baik di sekolah
Time line

4 hari SMRS

Pasien
demam dan
batuk
berdahak.

Dibawa ke
puskesam
dan diberi
obat
parasetamol,
dan obat
racikan batuk

Keluhan
demam
membaik
beberapa
jam ,pasien
kembali
demam.Batuk
masih ada

Pasien dirawat
dirumah sakit

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang, lemas

Kesadaran

: Compos mentis

GCS

: Eyes=4 , Verbal=5, Movement=6 (15)

Tekanan Darah

:110/60 mmHg
5

1 hari SMRS
Pasien
mengalami
sesak

Nadi

: 120 x/menit, regular, equal, isi cukup

Respirasi

: 50 x/menit, abdominotorakal

Suhu

: 39,3 C

Status Gizi:

Berat badan

: 21 kg

Tinggi badan

: 124 cm

BMI

: 0 (-2) SD (normal)

TB/U

: -1 (-2) SD (normal)

BB/U

: 0 (-2) SD (normal)

Kesimpulan Gizi baik

Pemeriksaan Fisik

Kulit

: Tidak ada kelainan

Otot

: Tidak ada kelainan

Tulang

: Tidak ada kelainan

Sendi

: Tidak ada kelainan

Kepala

Bentuk

: Simetris

Rambut

: Hitam, halus, tidak mudah rapuh

Wajah

: Simetris, flushing (-)

Mata

: Simetris, konjungtiva tidak anemis, sekret (-), konjungtivitis

-/-.
8

Hidung

: Simetris, epistaksis -/-, sekret-/-, Pernafasan Cuping Hidung

(-)

Telinga

: Simetris, sekret -/-, membran timpani intak

Mulut

: Bibir lembab, mukosa mulut sianosis (-)

Gigi

: Caries (-), oral hygiene baik

Tonsil

: tidak hiperemis

Faring

: tidak hiperemis

Leher
KGB

: tidak teraba pembesaran KGB

Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran


JVP

: Tidak mengalami peningkatan

Retraksi suprasternal (-)


Thorax
Kanan
Depan

Inspeksi

Kiri

Pergerakan asimetris,Pergerakan simetris,


retraksi intercostal (+) retraksi intercostal (+)

Palpasi

Pergerakan asimetris Pergerakan simetris

Perkusi

Sonor, sonor
memendek 5,6,7,8

Auskultasi

VBS
kanankiri,VBS, wheezing (-),
hemithoraks
dextraronki (-), stridor (-)
mulai
vertebrae
thorakal V ke bawah

Sonor

bunyi nafas menurun,


vocal
resonans
menurun,
Belakang

Inspeksi

Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai

Palpasi

Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai

Perkusi

Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai

Auskultasi

Tidak dapat dinilai

Tidak dapat dinilai

Jantung

Inspeksi

: Iktus kordis tidak tampak

Palpasi

: Ictus cordis di ICS 4 LMCS

Perkusi

: Batas atas

: ics 2 parasternal line sinistra

Batas kiri

: ics 4 midclaviculary line sinistra

Batas kanan

: sulit dinilai

Auskultasi

: Bunyi jantung murni reguler S1 S2. murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Auskultasi

: Bising usus (+) normal 12 x/menit

Inspeksi

: Datar, retraksi epigastrium (-)

Palpasi

: Nyeri tekan pada epigastric, nyeri lepas (-)

Hepar

: Tidak ada pembesaran

Limpa

: Tidak ada pembesaran

Perkusi

: Tympani, pekak samping (-), pekak pindah (-)

Anogenital

: Tidak dilakukan

Ekstremitas

: Bentuk simetris, deformitas (-),sianosis (-), akral hangat,

CRT <2 detik

Status neurologis

Reflex fisiologi

: Triseps +/+
Biseps +/+

10

Patella +/+
Achiles +/+

Reflek patologi

: Babinski -/Chadock -/Hofman -/Gordon -/-

Saraf otak

: CN 3,4,6 dan 7 dalam batas normal

Rangsang meningen

Kaku kuduk

: (-)

Brudzinski I/II/III

: (-/-/-)

Laseque

: (-)

Kernig

: (-)

Resume
Anak perempuan berusia 8 tahun 5 bulan dengan gizi baik datang dengan
keluhan sesak yang dirasakan seperti berat pada dada dan napas cepat 1 hari
SMRS. Keluhan didahului batuk dan demam 4 hari SMRS. Sesak dirasakan terusmenerus,membaik dengan menggunakan 1-2 buah bantal. Terasa sesak apabila
duduk atau menyender. Batuk yang dirasakan disertai dahak yang sulit keluar,
sehingga ibu pasien tidak mengetahui warna dahaknya. Keluhan sesak disertai
demam yang muncul berbarengan dengan batuk. Demam dirasakan mendadak
tinggi dan dirasakan terus-menerus, dalam satu hari demam dirasakan sepanjang
hari.Ibu pasien tidak pernah mengukur suhu badan anaknya
PE:

Keadaan umum : sakit sedang, tampak lemas


11

TTV: febris, takipnea, tanda vital lain dalam batas normal

Pulmo : terdapat retraksi intercostal, pada auskultasi terdengar ronki pada


lapang paru kanan.VBS kanan menurun.

DIAGNOSA BANDING

Bronkopneumonia+efusi pleura

TB paru

USULAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan darah rutin
2. Foto rontgent thorax PA
3. Mantoux test
HASIL PEMERIKSAAN
a. Lab darah rutin
Tanggal 26-10-2015
Hb : 11,3 mg/dl 10,8-15,6
Ht : 34 33-45
Leukosit : 10500 4000-10000
Eritrosit :5,5 3,8-5,2
Trombosit : 209000 150000-4500000

b. Foto rontgent

12

Kesan : EFUSI PLEURA KANAN


27-10-2015

DIAGNOSA KERJA
Bronkopneumonia+Efusi Pleura

PENATALAKSANAAN
Terapi umum

Oksigen 2 L/menit

Infus RL gtt/menit (makro) RL 20 gtt


Terapi khusus

Nebu combivent per 8 jam


Paracetamol 3 x 2
Ceftriaxone 1x1 gram

PROGNOSIS

13

Quo ad vitam

= ad bonam

Quo ad functionam

= ad bonam

Quo ad sanantionam = dubia ad bonam

Follow up
Selasa, 27 10 2015
Subjektif

Demam (+), Batuk (+), Sesak (+), pilek

Objektif

Kesadaran: CM, tampak sakit sedang, lemas


Ttv: suhu: 37,8oC nadi: 120x/min respi: 50x/min
Conjuntiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : kgb tidak ada pembesaran
Thoraks : bunyi jantung reguler, bunyi paru VBS kanan dam kiri berbeda , rhonki (+/-), retraksi
intercostal (+)
Abdomen : Datar, Retraksi Epigastrik (-), BU (+)
Ekstrimitas : CRT <2 akral hangat

Planning

O2 2 l/menit,nebu /8jam,ceftriaxone, 1x1parasetamol 3x2,mantoux test,rontgen thorax


SP02 99%,tanpa 02 80%,infus RL 20 gtt/menit

Rabu, 28 05 2015
Subjektif

Demam (+, Batuk (+), Sesak (+)

Objektif

Kesadaran: CM, tampak sakit sedang, lemas


Ttv: suhu: 38 oC nadi: 116x/min respi: 50x/min
Conjuntiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : kgb tidak ada pembesaran
Thoraks : bunyi jantung reguler, bunyi paru VBS kanan tidak sama dengan kiri, rhonki (+/
+), retraksi intercostal (+) minimal

14

Abdomen : Datar, Retraksi Epigastrik (-), BU (+)


Ekstrimitas : CRT <2 akral hangat
Planning

Hasil rontgen:kesan efusi pleura,PCT 4X250,Colsan 4x500

Kamis, 29 05 2015
Subjektif

Sesak berkurang, demam

Objektif

Kesadaran: CM
Ttv: suhu: 37,8oC nadi: 100x/min respi: 40x/min
Thoraks : rhonci (+/+)

Planning

OAT INH,Rontgen ulang AP,

Pneumonia
1.1 Definisi

15

Pneumonia adalah suatu peradangan pada parenkim paru yang dapat


disebabkan oleh mikroorganisme, aspirasi makanan atau asam lambung, benda
asing, bahan kimia, reaksi hipersensitifitas dan radiasi yang menginduksi
pneumonitis.
1.2 Epidemiologi
Merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak usia <5 tahun di
seluruh dunia, terutama dunia berkembang, menyaingi diare sebagai penyebab
kematian utama di negara berkembang. Estimasi insidensi pneumonia pada anak
<5 tahun di negara berkembang 0,28 episode dibandingkan dengan 0,05
episode/anak/tahun di negara maju.
1.3 Etiologi
Bakteri penyebab utama di negara berkembang:
Streptococcus pneumonia (30-50%)
Haemophilus influenza type b (Hib)
Staphylococcus aureus
Klebsiella pneumonia
Virus penyebab utama di negara maju :
RSV (15-40%)
Virus influenza A dan B
Human metapneumovirus
Adenovirus
Virus merupakan penyebab utama pneumonia pada anak usia lebih muda (<2th).
Bakteri penyebab sebagiann besar pneumonia pada anak besar

Usia

Etiologi yang sering

Etiologi yang jarang

Lahir - 20 hari

Bakteri

Bakteri

E.colli

Bakteri anaerob

Streptococcus grup B

Streptococcus grup D

16

Listeria monocytogenes

Haemophillus influenza
Streptococcus pneumonie
Virus
CMV
HSV

3 miggu 3 bulan Bakteri

Bakteri

Clamydia trachomatis

Bordetella pertussis

Streptococcus pneumonia

Haemophillus influenza tipe B

Virus

Moraxella catharalis

Adenovirus

Staphylococcus aureus

Influenza

Virus

Parainfluenza 1,2,3

CMV

RSV

Usia

Etiologi yang sering

4 bulan 5 tahun Bakteri

Etiologi yang jarang


Bakteri

Clamydia pneumonia

Haemophillus influenza tipe B

Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis


Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
Virus

Neisseria meningitides

Adenovirus

Virus

Rinovirus

Varisela Zoster

Influenza
Parainfluenza
5 tahun remaja Bakteri

Bakteri

Clamydia pneumonia

Haemophillus influenza

Mycoplasma pneumoniae Legionella sp


Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus
m. tuberculosis
17

Virus
Adenovirus
Epstein-Barr
Rinovirus, Parainfluenza
Varisela zoster, Influenza

1.4 Gejala klinik


Gambaran klinis dari mulai ringan sampai sedang, gejala sebagai berikut :
Gejala infeksi umum :
Demam
Sakit kepala
Gelisah
Malaise
Nafsu makan menurun
Keluhan GI mual, muntah atau diare
Terkadang ditemukan gejala ekstraparu
Gejala gangguan respiratori

Batuk
Sesak napas
Retraksi dinding dada
Takipnea
Napas cuping hidung
Air hunger
Merintih
Sianosis

Gambaran klinis pneumonia pada anak malnutrisi berat kurang spesifik dan dapat
tumbang tindih dengan sepsis
Pneumonia bacterial harus dipertimbangkan pada anak usia <3th yang mengalami
panas badan >38,5o C disertai retraksi dinding dada dan frekuensi napas >50x/m.
Pneumonia yang biasanya disebabkan oleh Pneumococcus spp. Diawali dengan
demam dan napas cepat. Tanda lain yaitu sukar bernapas, retraksi dinding dada
dan anak tampak tidak sehat (unwell appearance)

18

Pneumonia yang disebabkan oleh Staphylococcus spp. Mempunyai gejala yang


sama dengan pneumonia yang disebabkan pneumococcus. Dapat ditemukan pada
anak yang lebih besar sebagai komlikasi dari influenza.
Pneumonia yang disebabkan oleh ycoplasma spp. Harus dicurigai pada anak
sekolah yang menunjukan gejala demam, nyeri sendi, sakit kepala, batuk.
Pada pasien :
-

Pasien terlihat sesak nafas sejak 1 hari SMRS terlihat seperti berat dan cepat
dengan dada yang tertarik ke arah dalam

Keluhan diawali dengan batuk berdahak sejak 4 hari SMRS

Pasien mengeluhkan demam sejak 4 hari SMRS, demam dirasakan secara


tiba-tiba dan dirasakan sepanjang hari.

1.5 Klasifikasi derajat pneumonia berdasarkan who 2013


Gambaran klinis

Berat penyakit

Batuk atau kesulitan bernapas dengan :

Pneumonia sangat berat

Saturasi oksigen <90% atau sianosis


sentral

Distres saluran respiratori berat ( tarikan


dinding dada bagian bawah berat,
grunting)

Tanda bahaya ( tidak dapat minum,


penurunan kesadaran, kejang )

Tarikan dinding dada bagian bawah

Pneumonia berat

Napas cepat:

Pneumonia

50x/mnt usia 2-11bl


40x/mnt usia 1-5th

19

Tida ada tanda pneumonia atau pneumonia Bukan pneumonia ; batuk atau flu
sangat berat

Pasien :
Anamnesis Pasien terlihat sesak nafas sejak 1 hari SMRS terlihat seperti berat
dan cepat dengan dada yang tertarik ke arah dalam.
PE RR : 50x/menit, retraksi intercostal (+)

1.6 Klasifikasi berdasarkan anatomi

1.7
Patogenesis
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru dapat melalui
berbagai cara, antara lain :
Inhalasi langsung dari udara
Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring
Perluasan langsung dari tempat-tempat lain
Penyebaran secara hematogen

20

Diagnosis banding
Bronchopneumonia
Bronchiolitis
Bronchiectasis
Asma Bronchial
Tata Laksana
Indikasi Rawat Inap :
SpO2 =< 92 %
Sianosis
Frekuensi napas > 70x/menit (pada bayi) >50x/menit (pada anak besar)
Kesukaran Bernapas
Apnea intermiten, grunting
Tidak dapat makan/minum atau tanda dehidrasi
Keluarga tidak mampu memantau anaknya dengan baik
Indikasi Pulang :
Perbaikan secara klinis
Nafsu makan membaik
Bebas demam 12 24 jam
Stabil SpO2 > 92 % dalam udara ruangan selama 12 24 jam
Orangtua sudah mengerti untuk melanjutkan memberikan antibiotik oral
Perawatan Umum di Rumah Sakit
- Terapi Oksigen : untuk bayi/anak yang mengalami hipoksia, SpO2 <92%,
-

Agitasi, Distres pernafasan


Analgetik Antipiretik : untuk bayi/anak dengan Infeksi saluran pernafasan
bawah akut.
21

Terapi Cairan : untuk anak yang tidak mampu mempertahankan asupan


cairan akibat sesak/kelelahan tetapi memerlukan asupan cairan dan

penderita yang muntah muntah


Pemberian Antibiotik : antibiotik diberikan berdasarkan usia dan derajat

penyakit.
Pilihan Pemberian antibiotik inisial pada pneumonia anak :
Ampisilin 50 mg/KgBB/dosis iv atau im setiap 6 jam dipantau dalam 24

jam selama 48 72 jam pertama


Bayi usia <2 bulan/pneumonia sangat berat, ampisilin 50mg/KgBB/dosis

iv atau im + gentamisin 7,5mg/KgBB iv atau im 1x1 hari.


Jika dicurigai meningitis dan septikemia maka obat lini pertama :

golongan sefalosporin seperti: sefotaksim/seftriakson iv.


Jika sudah 48 jam pengobatan pneumonia sangat berat tidak tampak

perbaikan antibiotik diubah menjadi sefalosporin generasi 3.


Pemantauan
- Dipantau dalam 24 jam selama 48-72 jam pertama.. apabila kondisi telah
membaik ; tidak didapatkan sepsis, empiema, necrotizing pneumonia dan
abses paru; tanda vital stabil selam min 48 jam; tanda biakan darah tidak
-

menunjukan pertumbuhan kuman dan dapat makan/minum per oral maka :


Antibiotic iv diganti menjadi antibiotic oral dilakukan sesudah 2-4 hr
pemberian antibiotic iv yaitu Amoksisilin po (15mg/kgBB/kali 3x/hr)

selama 5-7 hari.


Apabila manifestasinya menetap berikan kloramfenikol 25mg/kgBB/kali
im atau ivsetiap 8 jam.

Terapi pasien
Terapi umum

Teori
Pemberian oksigen sudah sesuai,

Oksigen 2 L/menit

karena pada pasien terdapat distress

Infus RL 30gtt

napas
22

Terapi khusus

Cairan diindikasikan pada pasien

Nebu combivent per 8 jam

dengan sesak atau kelelahan. Dari

Parasetamol 3 x 2

kesadaran umum pasien tampak

Ceftriaxone 1x1 gram

lemah.

combivent : mengandung
salbutamol yang berfungsi untuk
bronkodilator (agonis b2
adrenergic).

Pemberian parasetamol sebagai


penurun panas sudah tepat untuk
mengurangi simptomatik pasien.

Antibiotik : golongan
cephalosporin yang dapat
digunakna untuk mengobati infeksi
seperti pneumonia

Komplikasi
Biasanya sebagai hasil langsung dari penyebaran bakteri dalam rongga

thorax : empiema dan perikarditis


Penyebaran bakteremia dan hematologi : Meningitis, artritis supuratif, dan

osteomielitis.
Pencegahan
Vaksinasi dengan vaksin pertussis, Hemophilus Influenza, campak,

pnemococcus
Vaksin influenza untuk bayi > 6 bulan dan usia remaja
23

Untuk Orang tua atau pengasuh bayi < 6 bulan disarankan untuk diberikan
vaksin influenza dan pertussis

Tabel penanganan CAP menurut usia

Community acquired pneumonia pada anak

Dengan malnutrisi berat

3 mgg s/d 3 bl
Atau > 2 bl
Tanpa komplikasi

Lahir s/d 3 mgg

Komplikasi
(sepsis,
infiltrate, efusi pleura
luas)

Tanpa komplikasi

Tanpa komplikasi
Kotrimoksazol
mg/kg/dosis,
sulfametolsazol,
4mg/kg/dosis
trimetoprim

Komplikasi
(sepsis,
infiltrate, efusi pleura
luas)

20

Ampisilin
mg/kg/dosis,
Gentamisin
mg/kg/hari i.v.

Evaluasi 48 jam

Membaik
Ampisilin
mg/kg/dosis,
Gentamisin
mg/kg/hari i.v.

25-50
i.v.
7,5

Ampisilin
dapat
dipertimbangkan diganti
sefalosporin generasi 3
*pertimbangkan
menambahkan
vankomisin+klindamisin
4 bl
5 tahun
bila
diperkirakan
staphylococcus

Rawat jalan

Amoksisilin,
90
mg/kg/hari
oral
dalam dosis terbagi
tiap 8 jam selama
7-10 hari
Alternatif :
Amoksisilinklavulanat,
azitromisin,
sefaklor,
klaritromisin,
eritromisin
Pertimbangkan
penambahan
azitromisin
bila
gejala tetap ada

Tanpa
komplikasi

Sefalosporin
generasi
3
sefrotaksim 50
mg/kg/kali,
Pertimbangka
n penambahan
klindamisin iv
bila
tidak
didapatkan
perbaikan

25-50
i.v.
7,5

Memburuk

JikaCommunity
pasien afebris
:
acquired
pneumonia pada anak
Azitromisin 10mg/kg per
Ganti oral
Tambahkan
oral pada hari 1, kemudian
amoksisilin
kloramfenikol 25
5mg/kg/hari pada hari 2-5
mg/kg setiap 8
atau eritroomisin, 30-40
5 th remaja
jam
mg/kg/hari per oral dalam
Sefotaksim
50
dosis terbagi setiap 6 jam
mg/kg iv setiap 8
selama 10 hari.
jam plus kloksasilin
Rawat jika pasien demam.
25-50 mg/kg iv
Jika
pasien febris
tambahkan:
Komplikasi
(sepsis,
Komplikasi (sepsis,
setiap 6 ja atau
Tanpa
Sefotaksim,
infiltrate, 50mg/kg
efusi i.v. Rawatsefuroksim
jalan
infiltrate,
efusi
saja
komplikasi
setiap
8 jam
pleura
luas)atau sefuroksim,
pleura luas)
150mg/kg/hari iv
150 mg/kg/hari dalam dosis
dalam dosis terbagi
terbagi tiap 8 jam.
setiap 8 jam.
Tambahkan ampisilin jika
Vankimosisin dan
diduga
Listeria
klindamisin harus
Sefrotaksim, 200
monocytogenes
dipertimbangkan
Azitromisin
10
mg/kg/hari dalam
Sefotaksim iv 200
mg/kgbilsa
(max diperkirakan
500
Sefuroksim 150
dosis terbagi tiap 8
infeksi
mg/kg/hari atau
mg.oral
pada MRSA
hari
mg/kg/hari
iv
jam plus kloksalin,
sefuroksim iv 150
1,
diikuti
5
dosis terbagi tiap
25-50 mg/kg iv
mg/kg/hari dalam
mg/kg/hari pada
8
jam
plus
setiap 6 jam selama
3 dosis terbagi
hari 2-5 atau
eritromisin
40
10-14 hari
tiap 8 jam
klaritromisin 15
mg/kg/hari iv atau
Sefuroksim 150
mg/kg/hari oral
oral dalam dosis
mg/kg/hari
iv
dosis terbagi tiap
terbagi tiap 6 jam
dosis terbagi tiap
12 jam selama 7selama 10-14 hari
8
jam
plus
10 hari.
Jika ada infeksi
eritromisin
40
Jika ada infeksi
pneumokokus
:
24
mg/kg/hari iv atau
pneumococcus:
ampisilin
saja,
oral dalam dosis
amoksisilin saja,
200 mg/kg/hari iv
terbagi tiap 6 jam
90
mg/kg/hari
dalam
dosis
selama 10-14 hari
oral dalam dosis
terbagi tiap 8 jam
terbagi tiap 8 jam

Pneumoniae atipikal
Bakteri yang berperan penting pada pneumonia adalah Streptococcus
pneumonia, Hemophilus influenza, Staphylococcus aureus, streptococcus group B,
serta kuman atipik klamidia dan mikoplasma. Bakteri atipik tidak responsive
dengan antibiotic beta-lactam. Pneumoniae atipikal pertama kali digunakan untuk
membedakan dengan gambaran pneumonia yang lazim dikenal. Etiologinya oleh
Mycoplasma

pneumoniae,

Chlamydia

spp,

Legionella

pneumofila,

dan

Ureaplasma urealyticum.
1. Mycoplasma pneumonia :
a. Diperoleh melalui droplet dari kontak dekat
b. Masa inkubasi kurang lebih 3 minggu. Penularan dalam rumah tangga
dapat terjadi dalam jangka waktu berbulan-bulan
c. Gambaran klinis influenza like syndrome seperti demam, malaise,
sakit kepala, myalgia, tenggorokan gagal, dan batuk. Suhu tubuh
jarang mencapai lebih dari 38,5 derajat celcius. Batuk terjadi 3 5 hari
setelah awitan penyakit, awalnya tidak produktif tetapi kemudian
menjadi produktif. Sputum mungkin berbecak darah dan batuk dapat
menetap hingga berminggu-minggu, mengi ditemukan pada 30-40%
kasus. Umumnya ringan dan dapat sembuh sendiri.

25

d. Gambaran foto rontgent gambaran infiltrate intersisial, retikuler,


retikulonoduler, bercak konsolidasi, pembesaran kelenjar hilus, dan
kadang disertai efusi pleura.
2. Chlamydia pneumonia
a. Penyebab tersering IRA-atas seperti faringitis, rinosinusitis, dan otitis,
bronchitis, dan pneumonia
b. Gejala klinis gejala seperti flu yaitu batuk kering, myalgia, sakit
kepala, malaise, pilek, dan demam yang tidak tinggi.
c. Auskultasi dada tidak ditemukan kelainan
d. Leukosit darah biasanya normal
e. Gambaran foto rontgent thorax peribonkrial nonfokal yang jauh
lebih berat daripada gejala klinis
3. Peran makrolida
a. Tidak responsive terhadap beta-laktam karena M.pneumoniae tidak
memiliki dinding sel dan Chlamydia spp bakteri intraselular.
b. Makrolida merupakan pilihan utama, yang paling sering dipakai adalah
eritromisin atau makrolida baru seperti azitromisin, klaritromisisn, dan
roksitromisin.
c. Eritromisin mempunyai efektifitas klinis yang baik pada infeksi
M.pneumoniae,

tetapi

tidak

efektif

dalam

mengeradikasi

mikroorganisme dari jaringan.


d. Makrolida baru umunya lebih unggul dalam hal bioavailabilitas dan
efektivitas antimikroba serta efek samping yang lebih minimal.
e. Klaritromisin menunjukan efektivitas klinis yang baik, mampu
mengeradikasi mikroorganisme dari jaringan
f. Keunggulan lain makrolida baru : waktu paruh panjang, konsentrasi
hambat minimum yang lebih rendah, adanya efek pascaantibiotik,
konsentrasi dalam serum tinggi, metabolit merupakan zat aktif, dan
adanya efek antiinflamasi, spectrum antibakteri yang luas mencakup
bakteri atipik dan bakteri tipik.
26

g. Dosis eritromisin 30-50 mg/kgBB/hari setiap 6 jam selama 10-14 hari.


h. Klaritromisin 1 2x/hari 15mg/kgBB selama 3 5 hari dengan dosis
10mg/kgBB pada hari pertama, dilanjutkan 5 mg/kgBB untuk hari
berikutnya
4. Pemeriksaan darah perifer
a. Leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat.
b. Pada infeksi Chlamydia pneumonia ditemukan eosinophilia
c. Terdapat anemia ringan dan laju endap darah (LED) yang meningkat
5. Pemeriksaan mikrobiologis
a. Tidak rutin dilakukan kecuali pada pneumonia berat yang dirawat di
RS.
b. Spesimen dapat berasal dari usap tenggorokan, secret nasofaring,
bilasan bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru.
c. Kultur darah jarang positif pada infeksi Mikoplasma dan Klamidia,
oleh karena itu tidak rutin dianjurkan. PCR memerlukan laboratorium
yang canggih, hasli positif pun tidak selalu menunjukan diagnosis.

Daftar Pustaka
1. Kliegman, Robert M. Nelson textbook of pediatrics. Saunders Elsevier,
2007.
2. Singh, Yudh Dev. "Pathophysiology of community acquired pneumonia."
The Journal of the Association of Physicans of India 60 (2012).
3. Garna Herry. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak.
Pneumonia. Edisi ke-5. Tahun 2014. Bandung. Hal 928-38.
4. Rahajoe Nastini, Supriyatno Bambang, Budi Setyanto Darmawan. Buku
Ajar Respirologi Anak. Pneumonia. Edisi pertama. Tahun 2008. Jakarta.
Hal 356-60.
5. Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

27

Вам также может понравиться