Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
METODELOGI PENELITIAN
Metodelogi merupakan suatu kerangka kerja yang berguna untuk melaksanakan
penelitian secara terstruktur dan bersistem. Sistem ini meliputi pemikiran yang
mengarahkan penelitian menuju perolehan makna dan pemecahan dari masalah yang
sedang dikaji. Pada bagian metodelogi penelitian ini, digambarkan alur suatu proses
yang terdiri dari tahapan tahapan langkah penelitian serta penjabaran metode-metode
yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Dengan adanya metodelogi penelitian,
maka suatu sistem ini dari pemecahan masalah nantinya akan dapat dimodelkan dan
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan sistematis.
3.1
dari secarik kain polos menjadi kain batik. Penelitian dimulai dari bulan Maret 2015
hingga Juni 2015
3.2
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan
gambaran seluruh aspek yang terdapat di dalam penelitian dan membantu memahami isi
dan maksud dari penelitian yang dilakukan. Tujuan dari pembuatan kerangka pikir ini
adalah untuk menunjukkan suatu sistem atau objek penelitian yang dapat dideskripsikan
secara jelas. Kerangka pikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1
3.4
Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian berisi tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih
dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah. Dengan tujuan agar penelitian dapat
dilakukan dengan terarah, terencana, sistematis dan dapat memudahkan dalam
menganalisis permasalahan yang ada. Metodelogi penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.2
3.5
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif, pada penelitian ini terdapat 2 jenis data
antara lain:
1. Data Primer
Data primer ini merupakan informasi data yang diperoleh secara langsung oleh
peneliti melalui observasi secara langsung, wawancara, dikusi dengan pemilik
dan pengelola batik Banyumas. Data hasil observasi akan dituangkan dalam
bentuk kuisioner dan dinilai oleh pemilik dan pengelola batik Banyumas.
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang diperoleh dari batik Banyumas seperti data
keuangan dll.
3.6
Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari dan membaca buku-buku referensi,
jurnal, dan literatur lainnya yang dapat mendukung penyusunan penelitian ini. Referensi
digunakan untuk acuan dalam menyusun landasan teori berdasarkan masalah yang
diteliti.
3.6.2
Studi Lapangan
Pada penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
informasi dan data yang akan diolah, dilakukan dengan cara wawancara langsung pada
pihak batik Banyumas dan melakukan pengisian kuisioner.
Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung dengan pemilik batik Banyumas dan pihak
berwenang terkait seluruh strategi bisnis yang sekarang dilakukan oleh batik
Banyumas dan kendala kendala yang menjadi faktor penghambat bisnis tersebut.
Observasi
Pengumpulan data dengan observasi ini dilakukan langsung oleh peneliti untuk
mengetahui strategi bisnis yang sedang dijalankan batik Banyumas.
Kuisioner
Dengan menyertakan pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh pemilik dan
pihak pihak yang terkait sebagai data yang akan diolah oleh peneliti. Hasil
kuisioner ini bertujuan sebagai dasar pembuatan analisis. Isi dari kuisioner yang
disusun berdasarkan pada hasil identifikasi yang dilakukan pada pihak batik
Banyumas.
Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder yang telah
terdokumentasi.
3.7
yang tepat bagi batik Banyumas. Pada dasarnya ada beberapa metode pengembangan
manajemen strategi yang biasa dikembangkan oleh perusahaan terkait pembentukan
strategi strategi perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Metode QSPM ini merupakan metode yang membangun alternatif strategi
dengan memadukan konsep secara luas dengan banyak metode sehingga alternatif yang
dibentuk semakin memiliki banyak kombinasi selain itu metode QSPM dapat
diterapkan dalam perusahaan dalam skala besar ataupun skala kecil seperti UKM.
3.8
Tahapan Penelitian
3.8.1
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya di
lapangan. Pada studi pendahuluan ini dilakukan dengan mengumpulkan data penjualan
dan menemukan adanya penurunan penjualan pada tiga tahun terakhir.
3.8.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil studi lapangan, adanya penurunan jumlah penjualan pada tiga
tahun terakhir. Penurunan jumlah penjualan batik Banyumas ini dikarenakan pemilik
industri batik Banyumas ini mengalami kesulitan dalam kesulitan modal, kesulitan
dalam mendapatkan tenaga kerja yang bisa melakukan pengrajinan batik dan menurut
pemilik usaha Industri batik Banyumas memerlukan waktu lama hingga laku terjual.
Hal ini yang menandakan bahwa saat ini batik Banyumas kurang berkembang dengan
baik.
Tahapan
Elemen
Penyelesaian
Identifikasi
kondisi
bisnis
Penjelasan
Input
Kuisioner terbuka
identifikasi
internal dan
eksternal
Output
Sumber
Kekuatan,
kelemahan, Shojaee, et.
peluang, Al ; 2013
ancaman
Kekuatan,
Matriks IFE, Kuisioner rating kelemahan,
Tahap input
matriks EFE dan bobot
peluang dan
ancaman
Skor IFE
dan EFE
Matriks
SWOT,
Tahap
matriks
pencocokan
SPACE,
matriks IE
Alternatif
strategi
Saghaei, et.
masingAl ; 2012
masing
matriks
Kekuatan,
Kuisioner rating
kelemahan,
SPACE diskusi
peluang,
dengan pemilik
ancaman dan
dan pengelola
skor IFE-EFE
Tahap
seleksi
strategi
alternatif
Tahap
Matriks
pengambilan
QSPM
keputusan
Kuisioner
penentuan daya
tarik strategi
Shojaee, et.
Al ; 2013
Alternatif
strategi
Strategi
prioritas
Shojaee, et.
Al ; 2013
Strategi prioritas
Strategi
terpilih
Shojaee, et.
Al ; 2013
Peluang adalah suatu kemungkinan yang dapat dicapai oleh batik Banyumas untuk
bertahan dan berkembang.
4. Ancaman
Ancaman adalah kemungkinan yang dapat melemahkan posisi batik Banyumas.
Tabel 3.2 Indikator Penelitian
Konsep
Faktor
Internal
Aspek
Struktur
manajemen
Penjualan dan
Pemasaran
Kondisi
Finansial
Pengembanga
n dan riset
Daya saing
Sumber daya
manusia
Matriks
Internal
Eksternal
Material
Manufaktur
Kondisi
ekonomi
Eksternal
Kondisi
lingkungan
Pemerintah
dan politik
Pertanyaan
Bagaimana kebijakan dan manajemen
yang dilakukan batik Banyumas?
Apa kesulitan yang dialami saat
melakukan pemasaran dan penjualan?
Bagaimana cara batik Banyumas dalam
mengelola keuangan?
Pengembangan apa yang telah dilakukan
oleh batik Banyumas?
Bagaimana batik Banyumas untuk
mempertahankan produknya?
Bagaimana sistem batik Banyumas
mempekerjakan karyawan?
Apakah ada kesulitan dalam menemukan
karyawan?
Bagaimana cara batik Banyumas untuk
memperoleh bahan-bahan untuk
membatik?
Apakah batik Banyumas memiliki SOP
dalam melakukan sistem poduksi?
Apa dampak pertumbuhan perekonomian
pada batik Banyumas?
Bagaimana kondisi lingkungan dan bentuk
dukungan masyarakat terhadap batik
Banyumas?
Apa bentuk bantuan yang diberikan
pemerintah terhadap keberlangsungan
batik
Teknologi
Kompetitor
Banyumas?
Bagaimana kekuatan teknologi berpengaruh
terhadap kondisi batik Banyumas?
Bagaimana posisi persangian batik
Banyumas dalam industri yang sejenis?
pengusaha batik sebagaimana yang mengerti tentang jalannya kegiatan UKM batiik
tersebut dan yang kedua adalah kuisioner yang diberikan untuk ketua Disperindag atau
yang mewakili dan Ketua Paguyuban UKM batik Banyumas yang mengerti dan
memahami keadaan pengrajin batik baik secara internal maupun eksternal.
Kuisioner pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap karena dari
kuisioner sebelumnya akan menjadi pertimbangan untuk kuisioner selanjutnya. Berikut
tahapan kuisioner yang dilakukan, yaitu:
1) Survey 1
Kuisioner untuk melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal
Kuisioner untuk melakukan analisis kekuatan finansial (FS), keunggulan
kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES) dan kekuatan industri (IS) yang
digunakan untuk pengisian matriks SPACE
Kuisioner untuk mendapatkkan nilai bobot dan peringkat pada IFE matriks
Kuisioner untuk mendapatkan nilai bobot dan peringkat pada EFE matriks
2) Survey 2
Kuisioner untuk menghitung peringkat IFE matriks SPACE
Kuisioner untuk menghitung peringkat EFE matriks SPACE
Kuisioner untuk menghitung peringkat matriks SPACE
Kuisioner untuk perhitungan tingkat daya tarik strategi dalam QSPM
3.8.3.4 Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah UKM batik di daerah
Banyumas sebanyak 35 pengusaha batik.
2) Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling yang
artinya setiap unsur populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih
melalui perhitungan secara sistematis. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu
Judgment Sampling, karena AHP atau expert choice diisi oleh para ahli yang
memang mengetahui bidang tersebut. Kebutuhan ukuran sampel n dalam penarikan
sampel untuk proporsi dapat diuraikan sebagai berikut (Slovin, 2000):
n=
N
2
1+N .........................
(3.1)
dimana:
n = ukuran awal
jumlah sampel UKM batik Banyumas. Kebutuhan jumlah sampel sebanyak 31 UKM
batik, maka total responeden kuesioner ialah 31 orang, dimana terdapat satu orang
perwakilan dari masing-masing UKM batik yang ahli dan memang mengetahui
bidang tersebut.
3) Profil Responden
Dalam pembuatan kuisioner, profil responden yang perhatikan tingkat
pendidikan dalam mengisi kuisioner. Tingkat Pendidikan responden dalam penelitian
ini, tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga, dari yang terendah sampai yang tertinggi
yaitu: (1) SD atau SMP; (2) SMA; (3) Diploma atau Sarjana. Gambar 3.3
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para responden terbanyak adalah SMA yaitu
15 orang sebesar 48 persen, SD atau SMP yaitu 12 orang sebesar 39 persen dan yang
paling rendah adalah Diploma atau sarjana yaitu 4 orang sebesar 13 persen.
13%
39%
SD atau SMP
SMA
Diploma atau arjana
48%
3.8.4
Pengolahan Data
Pada tahap pengolahan data dengan merumuskan strategi bisnis dengan
menggunakan SWOT yang berasal dari menyusun IFE dan EFE, dan matriks SPACE.
Kemudian pada tahap pengambilan keputusan menggunakan matriks QSPM.
3.8.4.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE berguna untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berpengaruh
pada batik Banyumas. Kekuatan dan keleman merupakan kajian dari matriks ini.
Tahapan dalam mengelola matriks IFE adalah:
1. Tentukan faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan UKM batik Banyumas pada
kolom 1.
2. Bobotlah masing-masing fektor tersebut dengan skala 1,0 (paling penting) sampai
0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi
strategi.
3. Beri rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi yang bersangkutan. Variabel bersifat positif diberi nilai mulai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-rata industrinya atau
dengan pesaing utama. Begitu pula dengan variabel negatif kebalikan dari variabel
bersifat positif.
4. Mengalikan bobot pada kolom 2 rating dengan kolom 3, yang berguna untuk
mendapatkan faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa score pembobotan
untuk masing-masing faktor yang nilai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0
(poor).
5. Menjumlahkan score pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total score
pembobotan bagi yang bersangkutan. Nilai total menunjukkan bagaimana UKM
bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internal.
Tabel 3.3 Matriks Faktor Internal
No
Faktor-Faktor
Internal Kunci
Kekuatan
Bobot (a)
Peringkat (b)
Total Skor
(c) = (a) x (b)
Faktor-Faktor
Eksternall Kunci
Peluang
1
2
...
Ancaman
1
2
...
Jumlah
Sumber: David, 2009
Bobot (a)
Peringkat (b)
Total Skor
(c) = (a) x (b)
EFA
S
IFA
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
PELUANG (O)
Strategi SO
Strategi WO
ANCAMAN (T)
Strategi ST
Strategi WT
Pilih variabel untuk mengukur Financial Strength (FS) dan Competitive Advantage
(CA) serta dua dimensi eksternal perusahaan yaitu Environmental Stability (ES)
Hitung nilai rata-rata variabel tiap dimensi (FS, CA, IS dan ES) kemudian petakan
untuk matriks EFE, skor 1,0 1,99 menyatakan posisi internal adalah lemah, skor 2,0
2,99 adalah rata-rata dan skor 3,0 4,0 adalah kuat. Matriks total internal eksternal
dapat dilihat di gambar 3.4.
Total Skor IFE
Total
Skor
EFE
Kuat
3,0-4,0
Sedang
2,0-2,9
Lemah
1,0-1,99
Tinggi
3,0-4,0
II
III
rata-rata
2,0-2,99
IV
VI
rendah
1,0-1,99
VII
VIII
IX
2
3
nilai
yang
menunjukkan
Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang
sedang dibuat. Jika peran dari faktor besar, maka strategi-strategi yang harus
dibandingkan relatif pada faktor utama itu. Secara terinci, nilai attractiveness score
harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari
faktor
Faktor
Bobot
Alternatif
Strategi 1
AS
TAS
Alternatif
strategi 2
AS
TAS
Alternatif
strategi 3
AS
TAS
Faktor
Eksternal
1
...
Faktoor
Internal
1
...
3.9
Penutup
Pada tahap ini berisi kesimpulan dari tujuan penelitian yang telah dibuat,
sehingga akan diketahui apakah tujuan penelitian dapat tercapai ataupun tidak. Tahap ini