Вы находитесь на странице: 1из 18

BAB III

METODELOGI PENELITIAN
Metodelogi merupakan suatu kerangka kerja yang berguna untuk melaksanakan
penelitian secara terstruktur dan bersistem. Sistem ini meliputi pemikiran yang
mengarahkan penelitian menuju perolehan makna dan pemecahan dari masalah yang
sedang dikaji. Pada bagian metodelogi penelitian ini, digambarkan alur suatu proses
yang terdiri dari tahapan tahapan langkah penelitian serta penjabaran metode-metode
yang digunakan dalam menyelesaikan masalah. Dengan adanya metodelogi penelitian,
maka suatu sistem ini dari pemecahan masalah nantinya akan dapat dimodelkan dan
pemecahan masalah dapat dilakukan dengan sistematis.
3.1

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di UKM Batik yang ada di Banyumas yang mengelola

dari secarik kain polos menjadi kain batik. Penelitian dimulai dari bulan Maret 2015
hingga Juni 2015
3.2

Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan

kualitatif dimana penelitian deskriptif kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan


apa-apa yang saat ini berlaku. Di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat,
analisis dan menginterpretasikan kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada. Penelitian
kualitatif ini menggambarkan kondisi internal dan eksternal objek penelitian yang
diperoleh dari informasi responden dengan mengurai dan mendeskripsikan berdasarkan
kondisi aktual. Dalam penulisan ini, penelitian bertujuan untuk menggambarkan posisi
dan menyusun strategi bisnis untuk batik Banyumas.
3.3

Kerangka Pikir Penelitian


Kerangka pikir yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini merupakan

gambaran seluruh aspek yang terdapat di dalam penelitian dan membantu memahami isi
dan maksud dari penelitian yang dilakukan. Tujuan dari pembuatan kerangka pikir ini

adalah untuk menunjukkan suatu sistem atau objek penelitian yang dapat dideskripsikan
secara jelas. Kerangka pikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1
3.4

Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian berisi tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih

dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah. Dengan tujuan agar penelitian dapat
dilakukan dengan terarah, terencana, sistematis dan dapat memudahkan dalam
menganalisis permasalahan yang ada. Metodelogi penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.2

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

Gambar 3.2 Metodelogi Penelitian

Lanjutan gambar 3.2 Metodelogi Penelitian

3.5

Sumber Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif, pada penelitian ini terdapat 2 jenis data
antara lain:
1. Data Primer
Data primer ini merupakan informasi data yang diperoleh secara langsung oleh
peneliti melalui observasi secara langsung, wawancara, dikusi dengan pemilik
dan pengelola batik Banyumas. Data hasil observasi akan dituangkan dalam
bentuk kuisioner dan dinilai oleh pemilik dan pengelola batik Banyumas.
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang diperoleh dari batik Banyumas seperti data
keuangan dll.
3.6

Teknik Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mencari seluruh informasi yang

berlandaskan hasil studi lapangan dan studi literatur.


3.6.1

Studi literatur
Studi literatur dilakukan dengan mencari dan membaca buku-buku referensi,

jurnal, dan literatur lainnya yang dapat mendukung penyusunan penelitian ini. Referensi
digunakan untuk acuan dalam menyusun landasan teori berdasarkan masalah yang
diteliti.
3.6.2

Studi Lapangan
Pada penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan

informasi dan data yang akan diolah, dilakukan dengan cara wawancara langsung pada
pihak batik Banyumas dan melakukan pengisian kuisioner.

Wawancara
Peneliti melakukan wawancara langsung dengan pemilik batik Banyumas dan pihak
berwenang terkait seluruh strategi bisnis yang sekarang dilakukan oleh batik

Banyumas dan kendala kendala yang menjadi faktor penghambat bisnis tersebut.
Observasi
Pengumpulan data dengan observasi ini dilakukan langsung oleh peneliti untuk
mengetahui strategi bisnis yang sedang dijalankan batik Banyumas.
Kuisioner

Dengan menyertakan pertanyaan pertanyaan yang harus dijawab oleh pemilik dan
pihak pihak yang terkait sebagai data yang akan diolah oleh peneliti. Hasil
kuisioner ini bertujuan sebagai dasar pembuatan analisis. Isi dari kuisioner yang
disusun berdasarkan pada hasil identifikasi yang dilakukan pada pihak batik

Banyumas.
Dokumentasi
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data primer dan sekunder yang telah
terdokumentasi.

3.7

Dasar Pemilihan Metode


Peneliti melakukan observasi terhadap UKM batik untuk mengetahui strategi

yang tepat bagi batik Banyumas. Pada dasarnya ada beberapa metode pengembangan
manajemen strategi yang biasa dikembangkan oleh perusahaan terkait pembentukan
strategi strategi perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Metode QSPM ini merupakan metode yang membangun alternatif strategi
dengan memadukan konsep secara luas dengan banyak metode sehingga alternatif yang
dibentuk semakin memiliki banyak kombinasi selain itu metode QSPM dapat
diterapkan dalam perusahaan dalam skala besar ataupun skala kecil seperti UKM.
3.8

Tahapan Penelitian

3.8.1

Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya di

lapangan. Pada studi pendahuluan ini dilakukan dengan mengumpulkan data penjualan
dan menemukan adanya penurunan penjualan pada tiga tahun terakhir.
3.8.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil studi lapangan, adanya penurunan jumlah penjualan pada tiga

tahun terakhir. Penurunan jumlah penjualan batik Banyumas ini dikarenakan pemilik
industri batik Banyumas ini mengalami kesulitan dalam kesulitan modal, kesulitan
dalam mendapatkan tenaga kerja yang bisa melakukan pengrajinan batik dan menurut
pemilik usaha Industri batik Banyumas memerlukan waktu lama hingga laku terjual.
Hal ini yang menandakan bahwa saat ini batik Banyumas kurang berkembang dengan
baik.

3.8.3 Penyusunan Model Penelitian


3.8.3.1 Model Konseptual
Model konseptual merupakan gambaran model yang menjelaskan penelitian
dari input sehingga menghasilkan output. Berikut meruoakan model tersebut:
Tabel 3.1 Model Konseptual

Tahapan

Elemen
Penyelesaian

Identifikasi
kondisi
bisnis

Penjelasan

Input

Kuisioner terbuka
identifikasi
internal dan
eksternal

Output

Sumber

Kekuatan,
kelemahan, Shojaee, et.
peluang, Al ; 2013
ancaman

Kekuatan,
Matriks IFE, Kuisioner rating kelemahan,
Tahap input
matriks EFE dan bobot
peluang dan
ancaman

Skor IFE
dan EFE

Matriks
SWOT,
Tahap
matriks
pencocokan
SPACE,
matriks IE

Alternatif
strategi
Saghaei, et.
masingAl ; 2012
masing
matriks

Kekuatan,
Kuisioner rating
kelemahan,
SPACE diskusi
peluang,
dengan pemilik
ancaman dan
dan pengelola
skor IFE-EFE

Tahap
seleksi
strategi
alternatif
Tahap
Matriks
pengambilan
QSPM
keputusan

Kuisioner
penentuan daya
tarik strategi

Shojaee, et.
Al ; 2013

Alternatif
strategi

Strategi
prioritas

Shojaee, et.
Al ; 2013

Strategi prioritas

Strategi
terpilih

Shojaee, et.
Al ; 2013

3.8.3.2 Definisi Operasional Penelitian


Variabel penelitian untuk metode yang digunakan oleh peneliti ada 4 yaitu
sebagai berikut:
1. Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan atau kelebihan batik Banyumas agar mampu bersaing
2. Kelemahan
Kelemahan adalah kekurangan dari semua bidang yang belum dapat dicapai
batik Banyumas
3. Peluang

Peluang adalah suatu kemungkinan yang dapat dicapai oleh batik Banyumas untuk
bertahan dan berkembang.
4. Ancaman
Ancaman adalah kemungkinan yang dapat melemahkan posisi batik Banyumas.
Tabel 3.2 Indikator Penelitian

Konsep

Faktor

Internal

Aspek
Struktur
manajemen
Penjualan dan
Pemasaran
Kondisi
Finansial
Pengembanga
n dan riset
Daya saing
Sumber daya
manusia

Matriks
Internal
Eksternal

Material
Manufaktur
Kondisi
ekonomi
Eksternal

Kondisi
lingkungan
Pemerintah
dan politik

Pertanyaan
Bagaimana kebijakan dan manajemen
yang dilakukan batik Banyumas?
Apa kesulitan yang dialami saat
melakukan pemasaran dan penjualan?
Bagaimana cara batik Banyumas dalam
mengelola keuangan?
Pengembangan apa yang telah dilakukan
oleh batik Banyumas?
Bagaimana batik Banyumas untuk
mempertahankan produknya?
Bagaimana sistem batik Banyumas
mempekerjakan karyawan?
Apakah ada kesulitan dalam menemukan
karyawan?
Bagaimana cara batik Banyumas untuk
memperoleh bahan-bahan untuk
membatik?
Apakah batik Banyumas memiliki SOP
dalam melakukan sistem poduksi?
Apa dampak pertumbuhan perekonomian
pada batik Banyumas?
Bagaimana kondisi lingkungan dan bentuk
dukungan masyarakat terhadap batik
Banyumas?
Apa bentuk bantuan yang diberikan
pemerintah terhadap keberlangsungan
batik

Lanjutan tabel 3.2 Indikator Penelitian

Teknologi
Kompetitor

Banyumas?
Bagaimana kekuatan teknologi berpengaruh
terhadap kondisi batik Banyumas?
Bagaimana posisi persangian batik
Banyumas dalam industri yang sejenis?

(Givarian, et.al ; 2013)


3.8.3.3 Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuisioner dan wawancara. Jenis
kuisioner yang dibutuhkan pada penelitian ini, yaitu kuisioner yang melibatkan

pengusaha batik sebagaimana yang mengerti tentang jalannya kegiatan UKM batiik
tersebut dan yang kedua adalah kuisioner yang diberikan untuk ketua Disperindag atau
yang mewakili dan Ketua Paguyuban UKM batik Banyumas yang mengerti dan
memahami keadaan pengrajin batik baik secara internal maupun eksternal.
Kuisioner pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa tahap karena dari
kuisioner sebelumnya akan menjadi pertimbangan untuk kuisioner selanjutnya. Berikut
tahapan kuisioner yang dilakukan, yaitu:
1) Survey 1
Kuisioner untuk melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal
Kuisioner untuk melakukan analisis kekuatan finansial (FS), keunggulan
kompetitif (CA), stabilitas lingkungan (ES) dan kekuatan industri (IS) yang
digunakan untuk pengisian matriks SPACE
Kuisioner untuk mendapatkkan nilai bobot dan peringkat pada IFE matriks
Kuisioner untuk mendapatkan nilai bobot dan peringkat pada EFE matriks
2) Survey 2
Kuisioner untuk menghitung peringkat IFE matriks SPACE
Kuisioner untuk menghitung peringkat EFE matriks SPACE
Kuisioner untuk menghitung peringkat matriks SPACE
Kuisioner untuk perhitungan tingkat daya tarik strategi dalam QSPM
3.8.3.4 Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah UKM batik di daerah
Banyumas sebanyak 35 pengusaha batik.
2) Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling yang
artinya setiap unsur populasi memiliki kemungkinan yang sama untuk dipilih
melalui perhitungan secara sistematis. Dengan teknik pengambilan sampel yaitu
Judgment Sampling, karena AHP atau expert choice diisi oleh para ahli yang
memang mengetahui bidang tersebut. Kebutuhan ukuran sampel n dalam penarikan
sampel untuk proporsi dapat diuraikan sebagai berikut (Slovin, 2000):
n=

N
2
1+N .........................

(3.1)
dimana:
n = ukuran awal

= Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat


ditolerir
Dasar yang digunakan untuk menentukaan sampel di dalam penelitian diuraikan
sebagai berikut:
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan perdagangan (disperindag) hingga

tahun 2014 jumlah populasi (N) 35 unit batik.


Tingkat kesalahan yang dapat diterima untuk penaksiran proporsi yang
memiliki sifat tertentu dan tidak memiliki sifat tertentu () = 10%.
Berdasarkan nilai N, yang telah ditentukan diatas, maka akan diperoleh

jumlah sampel UKM batik Banyumas. Kebutuhan jumlah sampel sebanyak 31 UKM
batik, maka total responeden kuesioner ialah 31 orang, dimana terdapat satu orang
perwakilan dari masing-masing UKM batik yang ahli dan memang mengetahui
bidang tersebut.
3) Profil Responden
Dalam pembuatan kuisioner, profil responden yang perhatikan tingkat
pendidikan dalam mengisi kuisioner. Tingkat Pendidikan responden dalam penelitian
ini, tingkat pendidikan dibagi menjadi tiga, dari yang terendah sampai yang tertinggi
yaitu: (1) SD atau SMP; (2) SMA; (3) Diploma atau Sarjana. Gambar 3.3
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para responden terbanyak adalah SMA yaitu
15 orang sebesar 48 persen, SD atau SMP yaitu 12 orang sebesar 39 persen dan yang
paling rendah adalah Diploma atau sarjana yaitu 4 orang sebesar 13 persen.

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

13%
39%

SD atau SMP
SMA
Diploma atau arjana

48%

Gambar 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Sumber: Data Disperindag

3.8.3.5 Penentuan Bobot


Kuisioner yang digunakan dalam penelitian adalah kuisioner terbuka dan
kuisioner tertutup dengan menggunakan skala likert. Kuisioner untuk pembobotan
menggunakan skala 1-9 yang diselesaikan dengan metode AHP. Keterangan skala dapat
dilihat pada tabel 2.3. Penentuan bobot menggunakan software Expert Choice.
1)
2)
3)
4)
5)

Membuat goal description pada software Expert Choice.


Menentukan faktor yang menjadi bagian dari goal description.
Menentukan jumlah responden.
Melakukan pairwise comparison dari tiap faktor yang berhubungan.
Melakukan synthsize terhadap semua faktor dan bobot tiap faktor yang telah
ditemukan.

3.8.4

Pengolahan Data
Pada tahap pengolahan data dengan merumuskan strategi bisnis dengan

menggunakan SWOT yang berasal dari menyusun IFE dan EFE, dan matriks SPACE.
Kemudian pada tahap pengambilan keputusan menggunakan matriks QSPM.
3.8.4.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)
Matriks IFE berguna untuk mengetahui faktor-faktor internal yang berpengaruh
pada batik Banyumas. Kekuatan dan keleman merupakan kajian dari matriks ini.
Tahapan dalam mengelola matriks IFE adalah:
1. Tentukan faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan UKM batik Banyumas pada
kolom 1.
2. Bobotlah masing-masing fektor tersebut dengan skala 1,0 (paling penting) sampai
0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi
strategi.
3. Beri rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi yang bersangkutan. Variabel bersifat positif diberi nilai mulai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan dengan rata-rata industrinya atau
dengan pesaing utama. Begitu pula dengan variabel negatif kebalikan dari variabel
bersifat positif.

4. Mengalikan bobot pada kolom 2 rating dengan kolom 3, yang berguna untuk
mendapatkan faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa score pembobotan
untuk masing-masing faktor yang nilai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0
(poor).
5. Menjumlahkan score pembobotan pada kolom 4 untuk memperoleh total score
pembobotan bagi yang bersangkutan. Nilai total menunjukkan bagaimana UKM
bereaksi terhadap faktor-faktor strategi internal.
Tabel 3.3 Matriks Faktor Internal
No

Faktor-Faktor
Internal Kunci
Kekuatan

Bobot (a)

Peringkat (b)

Total Skor
(c) = (a) x (b)

Lanjutan tabel 3.3 Matriks Faktor Internal


1
...
Kelemahan
1
...
Jumlah
Sumber: David, 2009

3.8.4.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)


Matriks EFE berguna untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal yang
menyangkut persoalan ekonomi, sosial, politik dan pelanggan. Nilai total menunjukkan
bagaimana UKM bereaksi terhadap faktor-faktor strategi eksternal.
Tabel 3.4 Matriks Faktor Eksternal
No

Faktor-Faktor
Eksternall Kunci
Peluang

1
2
...
Ancaman
1
2
...
Jumlah
Sumber: David, 2009

Bobot (a)

Peringkat (b)

Total Skor
(c) = (a) x (b)

3.8.4.3 Matriks SWOT


Analisis SWOT merupakan analisis strategi yang memformulasikan alternatifalternatif strategi yang mungkin digunakan. Adapun tipe strategi SWOT yaitu strategi
SO (Strengh-Oportunity), ST (Strenght-Threat), WT (Weakness-Opportunity) dan
WO(Weakness-Opportunity) dilakukan pengelompokan faktor SWOT meliputi :
1 Penentuan faktor yang termasuk Strengths dan Weaknesses sebagai faktor internal.
2 Penentuan faktor yang termasuk Opportunities dan Threats sebagai faktor eksternal
Tabel 3.5 Matriks Strategi Internal-Eksternal

EFA
S

IFA

KEKUATAN (S)

KELEMAHAN (W)

PELUANG (O)

Strategi SO

Strategi WO

ANCAMAN (T)

Strategi ST

Strategi WT

Sumber : David, 2009


3.8.4.4 Matriks SPACE
SPACE matriks digunakan untuk memetakan kondisi organisasi dengan
menggunakan model diagram cartesius yang terdiri atas dua dimensi dan empat kuadran
dengan skala ukuran yang sama. Hasil identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman selanjutnya dianalisis lebih mendalam dan dinilai setiap
faktornya sehingga dapat dipetakan ke matriks SWOT. Kerangka kerja ke empat
kuadran menunjukkan strategi aggressive, conservative, defensive atau competitive.
Masing-masing sumbu menyatakan dua dimensi, yakni:
1. Matriks ini menunjukkan kondisi dua dimensi internal perusahaan yaitu Financial
Strength (FS) dan Competitive Advantage (CA).
2. Matriks ini menunjukkan kondisi dua dimensi eksternal perusahaan yaitu
Environmental Stability (ES) dan Industry Strength (IS).
Langkah kerja untuk mengembangkan suatu matriks SPACE adalah sebagai berikut:
a

Pilih variabel untuk mengukur Financial Strength (FS) dan Competitive Advantage
(CA) serta dua dimensi eksternal perusahaan yaitu Environmental Stability (ES)

dan Industry Strength (IS).


Beri tanda dengan angka berurutan dari +1 (paling buruk), +6(paling baik) untuk
dimensi FS dan LS, dan memberi tanda -1(paling baik) sampai -6 pada dimensi ES
dan CA.

Hitung nilai rata-rata variabel tiap dimensi (FS, CA, IS dan ES) kemudian petakan

nilai rata-ratanya pada sumbu matriks SPACE.


Jumlahkan kedua nilai pada sumbu X dan petakan hasilnya pada sumbu X,
kemudian jumlahkan kedua nilai pada sumbu Y dan petakan hasilnya pada sumbu

Y, kemudian petakan perpotongan kedua titik X dan Y tersebut.


Gambar arah vektor dari koordinat 0,0 melalui titik perpotongan yang baru untuk
mengetahui tipe strategi apa yang disarankan untuk program studi, apakah strategi
aggressive, conservative, defensive atau competitive.
(Husein, 2001)

Gambar 3.5 Diagram Cartesius Matriks SPACE

3.8.4.5 Matriks Hubungan IE


Matriks internal eksternal memosisikan berbagai divisi organisasi dalam
tampilan sembilan sel. Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki
implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I,
II, III atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif
(penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) dapat menjadi paling
sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat
dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan; penetrasi pasar dan
pengembangan produk dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga,
rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk ke dalam sel VI, VII, dan
IX adalah tuai dan divestasi.
Pada sumbu X, skor dalam matriks ini ada tiga, yaitu 1,0 1,99 menyatakan
posisi internal adalah lemah, skor 2,0 2,99 adalah rata-rata dan skor 3,0 4,0 adalah
kuat. Matriks total internal eksternal dapat dilihat di gambar 2.4. Pada sumbu Y dipaki

untuk matriks EFE, skor 1,0 1,99 menyatakan posisi internal adalah lemah, skor 2,0
2,99 adalah rata-rata dan skor 3,0 4,0 adalah kuat. Matriks total internal eksternal
dapat dilihat di gambar 3.4.
Total Skor IFE

Total
Skor
EFE

Kuat
3,0-4,0

Sedang
2,0-2,9

Lemah
1,0-1,99

Tinggi
3,0-4,0

II

III

rata-rata
2,0-2,99

IV

VI

rendah
1,0-1,99

VII

VIII

IX

Gambar 3.6 Total Faktor Internal-Eskternal


Sumber : David, 2009

3.8.4.6 Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)


Pada tahap selanjutnya merupakan tahap pengambilan keputusan, organisasi
perlu menyusun daftar prioritas yang harus diimplementasikan. Quantitative strategic
planning matrix (QSPM) merupakan teknik yang secara objektif dapat menetapkan
strategi alternatif yang diprioritaskan. QSPM digunakan untuk mempersempit jumlah
strategi dengan menentukan daya tarik relatif dari masing-masing strategi.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun QSPM adalah sebagai
berikut: (Iskandarini, 2004).
1

Membuat daftar faktor eksternal (kesempatan/ancaman) dan faktor internal

2
3

(kekuatan/kelemahan) di sebelah kiri dari kolom matrik QSPM


Memberi bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal
Menganalisis matrik yang sesuai dari langkah kedua dengan mengidentifikasi

strategi alternatif yang harus diimplementasikan


Menggunakan attractiveness score (AS) yaitu

nilai

yang

menunjukkan

kemenariakan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih. attractiveness


score (AS) ditetapkan dengan meneliti masing-masing faktor eksternal dan internal.

Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang
sedang dibuat. Jika peran dari faktor besar, maka strategi-strategi yang harus
dibandingkan relatif pada faktor utama itu. Secara terinci, nilai attractiveness score
harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari

strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai attractiveness score ialah:


a. Skor 1 = tidak memiliki daya tarik
b. Skor 2 = daya tariknya rendah
c. Skor 3 = daya tariknya sedang
d. Skor 4 = daya tariknya tinggi
Mengalikan bobot dengan skor alternatif pada masing-masing

eksternal/internal pada setiap strategi untuk mendapatkan total attractiveness scor.


Jumlahkan semua attractiveness score pada masing-masing kolom QSPM untuk

faktor

mendapatkan sum total attractiveness scor.


Tabel 3.6 Matriks QSPM

Faktor

Bobot

Alternatif
Strategi 1
AS
TAS

Alternatif
strategi 2
AS
TAS

Alternatif
strategi 3
AS
TAS

Faktor
Eksternal
1
...
Faktoor
Internal
1
...
3.9

Analisis dan Pembahasan


Analisa dan pembasahan diidentifikasi berdasarkan pengolahan data yang telah

dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi kelemahan, kelebihan, ancaman dan peluang


dengan menggunakan SWOT dan matriks SPACE serta tahap pengambilan keputusan
menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Dari analisa dan
pembahasan tersebut maka dapat ditentukan prioritas strategi bisnis yang sesuai dengan
UKM Batik di Banyumas.
3.10

Penutup
Pada tahap ini berisi kesimpulan dari tujuan penelitian yang telah dibuat,

sehingga akan diketahui apakah tujuan penelitian dapat tercapai ataupun tidak. Tahap ini

juga akan dijabarkan mengenai saran-saran yang berhubungan dengan penelitian


sehingga dapat menjadi perbaikan bagi pihak-pihak terkait.

Вам также может понравиться