Вы находитесь на странице: 1из 6

TINGGI BADAN

Tinggi badan merupakan salah satu parameter yang dapat melihat keadaan status gizi
sekarang dan keadaan yang telah lalu. Pertumbuhan tinggi/panjang badan tidak seperti berat
badan, relatif kurang sensitif pada masalah kekurangan gizi pada waktu singkat (Anggraeni,
2012).
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Yang termasuk dalam faktor internal adalah genetik, obstetrik dan seks, yang
termasuk faktor eksternal adalah lingkungan, gizi, obat-obatan dan penyakit (Supariasa,
2002).
1. Genetik.
Faktor genetik dikaitkan dengan adanya kemiripan anak-anak dengan orang tuanya dalam hal
bentuk tubuh,proporsi tubuh dan kecepatan perkembangan. Diasumsikan bahwa selain
aktivitas nyata dari lingkungan yang menentukan pertumbuhan, kemiripan ini mencerminkan
pengaruh gen yang dikontribusi oleh orang tuanya kepada keturunanannya secara biologis.
Namun gen tidak secara langsung menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan, tetapi
ekspresi gen yang diwariskan kedalam pola pertumbuhan dijembatani oleh beberapa sistem
biologis yang berjalan dalam suatu lingkungan yang tepat untuk bertumbuh. Misalnya gen
dapat mengatur produksi dan pelepasan hormon seperti hormon pertumbuhan dari glandula
endokrin dan menstimulasi pertumbuhan sel dan perkembangan jaringan terhadap status
kematangannya (matur state). Sistem endokrin juga merespon pengaruh faktor-faktor
lingkungan yang berefek terhadap perkembangan, dan mungkin berfungsi sebagai suatu
mekanisme yang menyatukan interaksi antara gen dan lingkungan untuk membentuk pola
pertumbuhan tiap-tiap manusia.
2.Lingkungan.
Yang termasuk dalam faktor lingkungan dalam hal ini adalah lingkungan biofisik dan
psikososial yang mempengaruhi individu setiap hari dan sangat berperan dalam menentukan
tercapainya potensial bawaan. Secara garis besar lingkungan dibagi menjadi lingkungan pra
natal dan lingkungan post natal.
a. Lingkungan Pra-Natal.

Lingkungan pra natal adalah terjadi pada saat ibu sedang hamil, yang berpengaruh
terhadap tumbuh kembang janin mulai dari masa konsepsi sampai lahir seperti gizi ibu pada
saat hamil menyebabkan bayi yang akan dilahirkan menjadi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) dan lahir mati serta jarang menyebabkan cacat bawaan. Selain dari pada itu
kekurangan gizi dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan pada janin dan bayi lahir dengan
daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah terkena infeksi, dan selanjutnya akan
berdampak pada terhambatnya pertumbuhan tinggi badan. Selain itu faktor lingkungan pada
masa pra natal lainnya yang berpengaruh adalah mekanis yaitu trauma dan cairan ketuban
yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang akan dilahirkan. Faktor
toksin atau zat kimia yang disengaja atau tanpa sengaja dikonsumsi ibu melalui obat-obatan
atau makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan kecacatan, kematian atau bayi lahir
dengan berat lahir rendah.
Faktor hormon yaitu hormon endokrin yang juga berperan pada pertumbuhan janin
adalah somatotropin (growth hormon), yang disebut juga hormon pertumbuhan. Hormon ini
berperan mengatur pertumbuhan somatic terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan
tinggi badan sangat dipengaruhi oleh hormon ini. Growth hormon merangsang terbentuknya
somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan, dan aktivitasnya meningkat pada
malam hari pada saat tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik, perubahan kadar gula darah
dan sebagainya. Hal lainnya yang dapat mempengaruhi kehidupan pada masa pra natal adalah
stress ibu saat hamil, infeksi, immunitas yang rendah dan anoksia embrio atau menurunnya
jumlah oksigen janin melalui gangguan plasenta juga dapat menyebabkan kurang gizi dan
berat badan bayi lahir rendah (BBLR).
b. Lingkungan Post-Natal
Lingkungan post natal mempengaruhi pertumbuhan bayi setelah lahir antara lain lingkungan
biologis, seperti ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan
terhadap penyakit infeksi & kronis, adanya gangguan fungsi metabolisme dan hormon. Selain
itu faktor fisik dan biologis, psikososial dan faktor keluarga yang meliputi adat istiadat yang
berlaku dalam masyarakat turut berpengaruh.
3. Penyakit Infeksi.
Pada kondisi status gizi yang baik, tubuh mempunyai kemampuan untuk mempertahankan
diri terhadap penyakit infeksi. Namun jika keadaan gizi memburuk maka reaksi kekebalan
tubuh akan menurun, yang berarti kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap

serangan infeksi menjadi menurun. Oleh karena itu setiap bentuk gangguan gizi sekalipun
dengan gejala defisiensi tingkat ringan merupakan pertanda awal bagi terganggunya
kekebalan tubuh terhadap penyakit infeksi.
Sebaliknya status gizi yang buruk berdampak terhadap menurunnya produksi zat anti
bodi dalam tubuh. Penurunanan zat anti ini mengakibatkan mudahnya bibit penyakit masuk
kedalam dinding usus dan mengganggu produksi beberapa enzim pencernaan makanan dan
selanjutnya penyerapan zat-zat gizi yang penting menjadi terganggu, keadaan ini dapat
memperburuk status gizi anak. Seperti penyakit infeksi dan kurang energi protein (KEP)
adalah dua hal yang mempunyai hubungan sinergis atau saling berhubungan. Walaupun sulit
untuk mengatakan apakah terjadinya gizi buruk akibat adanya diare ataukah kejadian diare
yang disebabkan gizi buruk.
4. Pertumbuhan dan Status Sosial Ekonomi.
Beberapa hal yang juga sebagai penyebab timbulnya masalah gizi yang
mempengaruhi pertumbuhan seseorang adalah faktor sosial ekonomi yang meliputi:
pendidikan orang tua, pekerjaan dan pendapatan, teknologi, budaya dan lain-lain.
Keterbatasan sosial ekonomi ini juga berpengaruh langsung terhadap pendapatan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan akan makanan, berpengaruh pada praktek pemberian makanan
pada bayi berpengaruh pula pada praktek pemeliharaan kesehatan dan sanitasi lingkungan
yang akhirnya mempengaruhi daya beli dan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan
akan pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh serta pencegahan terhadap penyakit infeksi yang
kesemuanya berakibat pada gangguan pertumbuhan.
5. Faktor Gizi.
Beberapa faktor gizi yang juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi badan
adalah : kalori, protein, Iodium dan zat gizi mikro seperti vitamin A, zink (zn).
a.Kalori.
Jumlah intake kalori berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
seseorang. Intake kalori yang cukup akan menjamin pertumbuhan yang normal, namun
sebaliknya intake yang kurang dan terjadi pada masa pertumbuhan serta berlangsung lama,
akan berdampak pada pertumbuhan fisik dan kerentanan terhadap penyakit infeksi.
Manifestasi dalam jangka panjang akan nampak pada tinggi badan yang lebih rendah
dibandingkan dengan anak yang intake kalorinya cukup.

b. Protein
Somatotropin berperan dalam mempertahankan tingkat sintesa protein dalam tubuh
dan menghalangi sintesa lemak dan oksidasi karbohidrat pada pertumbuhan tinggi badan
yaitu terhadap perkembang biakan sel-sel tulang rawan, sedang pada perkembangan
kesempurnaan tulang pengaruhnya kecil. Rendahnya sintesis protein karena rendahnya
pengaruh somatotropin yang berakibat berkurangnya protein, kekurangan protein ini
merupakan masalah yang serius di seluruh dunia, dan menjadi faktor utama terjadinya
kwashiorkor.
c. Iodium
Telah banyak disebutkan bahwa iodium merupakan unsur essensill sangat berperan
terhadap pembentukan hormon pertumbuhan dan perkembangan yaitu thyroid, thyroxine (T4)
dan Triodothyronine (T3). Peranan thyroxine sebagai permissive dalam arti kadar thyroxine
yang cukup menjadikan sel-sel tubuh berfungsi secara normal dan sebaliknya bila kadar
thyroxine kurang, maka sebagian besar dari sel-sel tubuh menjadi tidak efektif. Kekurangan
Iodium yang dikenal dengan GAKI mengakibatkan terjadinya pembesaran kelenjar thyroid.
Dan dalam spektrum yang telah luas dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, baik
pertumbuhan fisik maupun mental dan kecerdasan. Gangguan pertumbuhan fisik tampak
pada ukuran tinggi badan yang tidak normal jika dibandingkan dengan umur.
d. Zat Gizi Mikro
Zat gizi mikro yang sering dihubungkan dengan pertumbuhan fisik adalah vitamin A,
seng dan besi. Berbagai penelitian yang dilakukan di beberapa tempat memperlihatkan hasil
intervensi salah satu atau ketiga zat gizi tersebut terhadap pertumbuhan fisik. Penelitian lain
yang dilakukan pada anak-anak prasekolah di Indonesia memperlihatkan adanya kenaikan
tinggi dan berat badan pada anak yang pernah menerima kapsul vitamin A dibanding anak
yang hanya menerima plasebo. Umur, status vitamin dan musim terlihat berpengaruh
terhadap hubungan ini. Pada anak yang mempunyai serum retinol < 10 meg/dl, mereka
menerima kapsul vitamin A, mempunyai kenaikan tinggi dan berat badan yang lebih besar
secara nyata dibanding anak yang hanya menerima plasebo. Dan pada penelitian itu kenaikan
tinggi badan anak sangat tinggi pada akhir musim kering di mana pada saat ini konsumsi
vitamin A dan prevalensi infeksi pernafasan akut dan diare rendah.

Cara Pengukuran Tinggi Badan


1. Pengukuran Tinggi Badan untuk Orang Dewasa dan Anak yang Sudah Bisa Berdiri
Persiapan (Cara Memasang Microtoise) :
1. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di dinding agar tegak
lurus.
2. Letakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut dan menempel
pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan (rata).
3. Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang berbandul yang
tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca menunjukkan angka 0 (nol).
Kemudian dipaku atau direkat dengan lakban pada bagian atas microtoise.
4. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada posisi sekitar 10
cm dari bagian atas microtoise.
Prosedur Pengukuran Tinggi Badan
1.
2.
3.
4.

Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala).


Pastikan alat geser berada diposisi atas.
Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.
Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada

dinding tempat microtoise di pasang.


5. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
6. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden. Pastikan alat geser
berada tepat di tengah kepala responden. Dalam keadaan ini bagian belakang alat geser
harus tetap menempel pada dinding.
7. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih besar (ke bawah)
Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala) pada garis merah, sejajar dengan mata
petugas.
8. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku
agar hasil pembacaannya benar.
9. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang koma (0,1 cm).
2. Pengukuran Panjang Badan untuk Anak yang Belum Bisa Berdiri
1. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila tidak ada meja,
alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya, lantai).
2. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel penggeser di
sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang tidak bisa digeser.
3. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup panjang untuk
menaruh bayi/anak.

4. Baringkan bayi/ anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan kepala bayi/anak
menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.
5. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/ anak sampai lurus dan menempel pada
meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki bayi/anak sampai membentuk siku,
kemudian geser bagian panel yang dapat digeser sampai persis menempel pada telapak
kaki bayi/ anak.
6. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang lebih besar.
7. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.

Вам также может понравиться

  • TEMA 6 Sub 3
    TEMA 6 Sub 3
    Документ3 страницы
    TEMA 6 Sub 3
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • TEMA 6 Sub 4
    TEMA 6 Sub 4
    Документ3 страницы
    TEMA 6 Sub 4
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Through Ophtalmology
    Through Ophtalmology
    Документ4 страницы
    Through Ophtalmology
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Tabel Jejaring
    Tabel Jejaring
    Документ8 страниц
    Tabel Jejaring
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Tema 6, Sub 1
    Tema 6, Sub 1
    Документ3 страницы
    Tema 6, Sub 1
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Sk. Tunda Vaksin Esti. Ar
    Sk. Tunda Vaksin Esti. Ar
    Документ3 страницы
    Sk. Tunda Vaksin Esti. Ar
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Katara K
    Katara K
    Документ2 страницы
    Katara K
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Hub Stunting Dengan N
    Hub Stunting Dengan N
    Документ5 страниц
    Hub Stunting Dengan N
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Kesehatan Wanita
    Kesehatan Wanita
    Документ10 страниц
    Kesehatan Wanita
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ4 страницы
    Cover
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ10 страниц
    Bab Iv
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Monet Er
    Monet Er
    Документ3 страницы
    Monet Er
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Perubahan PERTAMINA Menuju
    Perubahan PERTAMINA Menuju
    Документ10 страниц
    Perubahan PERTAMINA Menuju
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Anatomi Dan Fisiologi Telinga
    Anatomi Dan Fisiologi Telinga
    Документ5 страниц
    Anatomi Dan Fisiologi Telinga
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Hub Stunting Dengan N
    Hub Stunting Dengan N
    Документ5 страниц
    Hub Stunting Dengan N
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Makalah Pengantar Bisnis
    Makalah Pengantar Bisnis
    Документ15 страниц
    Makalah Pengantar Bisnis
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan Yuvita
    Penyuluhan Yuvita
    Документ12 страниц
    Penyuluhan Yuvita
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Kista Ovarium
    Laporan Kasus Kista Ovarium
    Документ39 страниц
    Laporan Kasus Kista Ovarium
    Yuvita Dewi Priyatni
    100% (2)
  • Mal Nutri Si
    Mal Nutri Si
    Документ2 страницы
    Mal Nutri Si
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Lingkungan Eksternal Yang Merupakan Lingkungan Jauh
    Lingkungan Eksternal Yang Merupakan Lingkungan Jauh
    Документ12 страниц
    Lingkungan Eksternal Yang Merupakan Lingkungan Jauh
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Format PPT Keluarga Binaan
    Format PPT Keluarga Binaan
    Документ1 страница
    Format PPT Keluarga Binaan
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Diana Yuvita Lala
    Diana Yuvita Lala
    Документ5 страниц
    Diana Yuvita Lala
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan Artikel Ilmiah
    Pendahuluan Artikel Ilmiah
    Документ2 страницы
    Pendahuluan Artikel Ilmiah
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Tambahkan Di Lapsus
    Tambahkan Di Lapsus
    Документ1 страница
    Tambahkan Di Lapsus
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ9 страниц
    Bab Iv
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ6 страниц
    Bab I
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Laporan Kimia Farma
    Laporan Kimia Farma
    Документ34 страницы
    Laporan Kimia Farma
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Kista Ovarium
    Laporan Kasus Kista Ovarium
    Документ39 страниц
    Laporan Kasus Kista Ovarium
    Yuvita Dewi Priyatni
    100% (2)
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Документ9 страниц
    Bab Iv
    Yuvita Dewi Priyatni
    Оценок пока нет