Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB.
Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perencangan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB.
(2)
Abstrak
Perkembangan kawasan pinggiran pada kawasan perkotaan di Indonesia termasuk di Kawasan
Perkotaan Bandung menunjukkan kecenderungan yang sama; urban sprawl. Pada akhirnya,
peningkatan kawasan terbangun di pinggiran perkotaan ini berdampak pada peningkatan panjang
perjalanan yang berpengaruh terhadap kebergantungan terhadap kendaraan bermotor pribadi.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat keterkaitan antara bentuk perkotaan dan konsumsi energi
transportasi di Kawasan Perkotaan Bandung yang ditinjau melalui unsur-unsur bentuk perkotaan
seperti densitas, diversitas, aksesibilitas, dan desain konektivitas yang dijabarkan lebih lanjut melalui
bentuk perkotaan pada skala kawasan perumahan, seperti ukuran dan kepadatan perumahan,
ketersediaan fasilitas internal perumahan, tipe rumah, tipe perumahan, serta pola jaringan jalan
internal perumahan. Metode stratified random sampling digunakan untuk menentukan sampel dalam
penelitian ini, sehingga sampel terpilih diantaranya tiga berada di kawasan dalam perkotaan yaitu
Buah Batu Regensi, Taman Holis Indah, Puri Cipageran Indah II dan tiga lainnya berada di kawasan
pinggiran perkotaan, yaitu Pondok Hijau Indah, Griya Mitra Posindo dan Griya Bandung Indah.
Melalui analisis deskriptif kuantitatif serta hasil analisis tabulasi silang, penelitian ini membuktikan
bahwa: (1) keterkaitan antara bentuk perkotaan dengan konsumsi energi transportasi dihubungkan
melalui karakteristik pola perjalanan penduduk; dan (2) perkotaan dengan kecenderungan
perkembangan ke arah pinggiran, konsumsi energi transportasinya lebih kuat dipengaruhi oleh
bentuk perkotaan daripada karakteristik sosial ekonomi penduduk.
Kata-kunci: bentuk perkotaan, konsumsi energi transportasi, kawasan perkotaan Bandung
Pengantar
Kawasan Perkotaan Bandung merupakan salah
satu kawasan perkotaan di Indonesia dengan
luas wilayah 343.627 ha. Secara administratif,
kawasan
perkotaan
ini
meliputi
lima
kota/kabupaten, yakni Kota Bandung dan Kota
Cimahi sebagai kota inti, sedangkan Kabupaten
Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Sumedang yang terdiri dari lima
kecamatan
yaitu
Kecamatan
Jatinangor,
Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Sukasari,
Kecamatan
Tanjungsari,
dan
Kecamatan
Pamulihan yang berfungsi sebagai kota satelit.
Jumlah penduduk di kawasan perkotaan ini
adalah 6.535.266 jiwa pada tahun 2005 dan
Keterkaitan Antara Bentuk Perkotaan dan Konsumsi Energi Transportasi di Kawasan Perkotaan Bandung
menunjukkan
peningkatan
penggunaan
kendaraan bermotor pribadi (sepeda motor dan
mobil) yang berimplikasi terhadap penurunan
tingkat penggunaan kendaraan umum (mobil
penumpang umum). Laju pertumbuhan kawasan
terbangun di pinggiran perkotaan ini sebesar
3,38% per tahun, jauh lebih tinggi dari kawasan
dalam perkotaan yang hanya mengalami
pertumbuhan 0,73% per tahun sejak tahun
2005 menandakan perkotaan ini mengalami
sprawl yang berdampak pada peningkatan
panjang perjalanan yang berpengaruh terhadap
kebergantungan terhadap kendaraan bermotor
pribadi.Besarnya jarak antar kegiatan fungsional
akibat bentuk perkotaan yang mengalami
kecederungan
pertumbuhan
ke
arah
pinggiranmemiliki korelasi positif terhadap
pertambahan
panjang
perjalanan
dan
kebergantungan terhadap kendaraan bermotor
pribadi yang berimplikasi terhadap peningkatan
konsumsi energi transportasi.
Pada
kenyataannya,
konsumsi
energi
transportasi tidak hanya dipengaruhi oleh
bentuk perkotaan, tetapi juga dipengaruhi oleh
karakteristik sosial ekonomi penduduk. Belum
adanya studi keterkaitan antara bentuk
perkotaan dan konsumsi energi transportasi di
Kawasan Perkotaan Bandung menjadikan
penelitian ini penting dilakukan. Dalam hal ini,
pertanyaan penelitian yang muncul adalah
sebagai berikut: (1) Bagaimana keterkaitan
antara bentuk perkotaan dan konsumsi energi
transportasi pada kawasan perkotaan; dan (2)
Apakah perkotaan yang memiliki kecenderungan
perkembangan ke arah pinggiran, bentuk
perkotaan lebih kuat memengaruhi konsumsi
energi transportasi daripada kondisi sosial
ekonomi penduduk. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengidentifikasi keterkaitan antara
bentuk perkotaan dan konsumsi energi
transportasi di Kawasan Perkotaan Bandung.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut,
maka sasaran penelitian ini adalah: (1)
mengidentifikasi karakteristik bentuk perkotaan
pada skala perumahan di kawasan perkotaan;
(2) mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi
penghuni perumahan di kawasan perkotaan; (3)
mengidentifikasi keterkaitan antara bentuk
110 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V2N1
Astinawaty
berpengaruh
terhadap
konsumsi
transportasi perkotaan mencakup:
energi
Keterkaitan Antara Bentuk Perkotaan dan Konsumsi Energi Transportasi di Kawasan Perkotaan Bandung
Astinawaty
n=
dimana:
N
n
Ni
i2
ni
B
L
= besar populasi
= besar sampel
= besar subpopulasi stratum ke-i
= variance subpopulasi stratum ke-i (jika
tidak diketahui keragaman populasi maka
diasumsikan
keragaman
populasi
heterogen dengan nilai i2 = 0,5)
= besar subsampel stratum ke-i
= bound of error
= banyaknya strata
Keterkaitan Antara Bentuk Perkotaan dan Konsumsi Energi Transportasi di Kawasan Perkotaan Bandung
Astinawaty
Keterkaitan Antara Bentuk Perkotaan dan Konsumsi Energi Transportasi di Kawasan Perkotaan Bandung
Astinawaty
3.
4.
Keterkaitan Antara Bentuk Perkotaan dan Konsumsi Energi Transportasi di Kawasan Perkotaan Bandung
2.
3.
2.
3.
4.
Astinawaty
2.
3.
2(2).
Pengembangan
Kawasan
Perkotaan
Berkelanjutan, Disertasi Program Studi Ilmu
Lingkungan, Jakarta: Universitas Indonesia.
Lee, R. 1998. Development factor on travel
demand. Annual ULI Conference, Developing
Green: Integrating Sustainability with Success,
Pittsburgh.
Nazir, M. 2003. Metoda penelitian. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Newman, P., dan J. Kenworthy. 1999.
Sustainablility
and
cities:
overcoming
automobile dependence. Washington, DC:
Island Press.
Pouyanne, G. 2004. Urban form dan travel
patterns: An application to the metropolitan
area Bordeaux. Canadian Journal of Regional
Science (Spring).
Shunping et al., 2009. Review of Transportation
and Energy Consumption Related Research.