Вы находитесь на странице: 1из 2

Stefie

MC11-1B
2007110213
“Intercultural Communication”

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)

Kata-kata KDRT sudah tidak asing didengar di telinga kita, hampir semua media pernah
memberitakan tentang ini, mulai dari media cetak sampai media elektronik. Dan untuk itu saya
merasa tertarik untuk menjabarkan tentang KDRT ini sendiri. Apa sebenarnya yang membuat
kasus KDRT ini banyak sekali terjadi di masyarakat terutama di Indonesia ini sendiri.
KDRT (Kekerasan dalam Rumah Tangga) kerap terjadi di banyak keluarga, sebenarnya apa
yang termasuk perbuatan KDRT ini? Apa yang menyebabkan kasus KDRT ini merajalela? Dan
apakah ada undang-undang tentang KDRT ini? Semua pertanyaan ini akan saya bahas diparagraf
selanjutnya.

Keluarga yang harmonis merupakan impian dari setiap keluarga, walaupun dalam setiap rumah
tangga pasti ada perbedaan pendapat yang menyebabkan keributan antara anggota keluarga, hal
ini memang wajar terjadi. Tetapi kalau keributan kecil itu berkembang menjadi pertikaian, main
kasar dan sebagainya, ini sudah bukan merupakan hal yang wajar. KDRT, kekerasan ini
melahirkan korban yaitu saumi. istri dan anak, tergantung siapa yang melakukan.
Perbuatan yang termasuk dalam KDRT ini adalah :
1) Kekerasan fisik, yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat ( tamparan,
pukulan, lemparan benda-benda)
2) Kekerasan psikis, yang mengakibatkan rasa ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dll. (penghinaan, kata-kata kasar)
3).Kekerasan seksual, yang berupa pemaksaan seksual dengan cara tidak wajar, baik untuk suami
maupun untuk orang lain untuk tujuan tertentu.

Menurut data yang saya ambil dari internet, kasus KDRT ini terjadi karena beberapa hal,yaitu
masalah ekonomi yang merupakan penyebab utama karena saat ini dunia sedang mngalami krisis
dan yang artinya berdampak secara langsung kepada semua keluarga di dunia. Barang-barang
yang semakin mahal dan minimnya penghasilan membuat keluarga-keluarga yang dibawah garis
kemiskinan ini sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Lalu penyebab kedua juga bisa
karena perbedaan pendapat antar anggota keluarga, ketidakpahaman, dll.
Lalu meningkatnya kasus ini disebabkan karena masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
melaporkannya ke pihak yang berwajib karena si masyarakat sendiri yang enggan untuk
melaporkan permasalahan dalam rumah tangganya, maupun dari pihak- pihak yang terkait
sehingga data kasus tentang (KDRT) pun dianggap sebagai masalah yang sepele. Kebanyakkan
masyarakat ataupun pihak yang tekait dengan KDRT, baru benar- benar bertindak jika kasus
KDRT ini sampai menyebabkan korban baik fisik yang parah dan maupun kematian, itupun jika
diliput oleh media massa. Banyak sekali kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT) yang tidak
tertangani secara langsung dari pihak yang berwajib, bahkan kasus kasus KDRT yang kecil pun
lebih banyak dipandang sebelah mata daripada kasus – kasus lainnya.
Berikut adalah data mengenai KDRT menurut Komnas Perempuan, “dari tahun ke tahun
Komnas perempuan mencatat bahwa jumlah kasus KDRT yang ditangani melalui Pengadilan
Agama adalah sangat signifikan. Kompilasi data yang dilakukan Komnas Perempuan tentang
penanganan kekerasan terhadap permepuan pada tahun 2007, jumlah kasus yang ditangani oleh
43 Pengadilan Agama mencapai 8.555 kasus. Ini merupakan 33,5% dari total kasus kekerasan
terhadap perempuan yang tercatat ditangani. Dimana dengan kata lain dari 25.522 kasus dimana
korban datang langsung untuk mengurus sendiri penanganan kasusnya, hamper 60%
melakukannya di Pengadilan Agama”

Ini adalah undang-undang mengenai KDRT :


“UU No.23 tahun 2004 juga mengatur kewajiban masyarakat dalam PKDRT, dimana bagi setiap orang
yang mendengar, melihat, atau mengetahui terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) wajib
melakukan upaya
a) mencegah KDRT
b) Memberikan perlindungan kepada korban
c).Memberikan pertolongan darurat
d). Mengajukan proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan ; (vide pasal 15 UU PKDRT).

Namun untuk kejahatan kekerasan psikis dan fisik ringan serta kekerasan seksual yang terjadi di dalam
relasi antar suami-isteri, maka yang berlaku adalah delik aduan. Maksudnya adalah korban sendiri yang
melaporkan KDRT yang dialaminya kepada pihak kepolisian. ( vide, pasal 26 ayat 1 UU 23 tahun 2004
tentang PKDRT).”

Вам также может понравиться