Вы находитесь на странице: 1из 197

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN I

( RPP 01 )

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMP Negeri 2 Watang Pulu


Seni Budaya (Seni Rupa)
VIII / Ganjil
Menggambar Model
6 x 40 menit (2 x Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.

Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
keragaman dan keunikan karya seni rupa
daerah sebagai bentuk rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan

Indikator
1.1.1 Menerima keragaman dan keunikan
karya seni rupa daerah sebagai bentuk
rasa syukur terhadap anugerah Tuhan
1.1.2 Menanggapi Keragaman dan keunikan
karya seni rupa daerah sebagai bentuk
rasa syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap menghargai


melalui aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap jujur melalui
aktivitas berkesenian
2.1.3 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


peduli, dan santun terhadap
karya seni rupa dan pembuatnya

2.2.1 Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


peduli terhadap karya seni rupa dan
pembuatnya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
karya seni rupa dan pembuatnya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

3.1.

Memahami konsep dan prosedur


menggambar model pada berbagai bahan
dan beragam teknik

4.1 Menggambar model pada berbagai bahan


dan beragam teknik

2.3.1 Menunjukkan sikap percaya diri,


motivasi internal terhadap lingkungan
dalam berkarya seni
2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap
lingkungan dalam berkarya seni
3.1.1 Menjelaskan pengertian gambar model
3.1.2 Mengidentifikasi setiap jenis objek
gambar model
4.1.1 Mengidentifikasi karakter objek gambar
model
4.1.2 Menggambar model sesuai karakter
objek gambar

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D. Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. KONSEP DAN PROSEDUR MENGGAMBAR MODEL
Menggambar merupakan aktivitas mental dan fisik yang dituangkan dalam bentuk goresan tangan,
pada media dua dan tiga dimensi
Pembelajaran menggambar model diawali dengan menentukan objek model yang akan digambar.
Objek-objek tersebut berupa hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia dan kumpulan benda-benda yang
disusun sesuai dengan komposisi, proporsi, keseimbangan dan irama yang cepat sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh. Kita akan mempelajari gambar model dengan objek alam benda yang biasa
disebut dengan gambar bentuk. Caranya dengan mengamati langsung objek gambar, untuk diketahui
struktur bentuk dan bidang gambarnya.
Objek gambar alam benda memiliki strukur bentuk dan bidang dasar yang berbedabeda.
Bentukbentuk, tersebut antara lain bentuk bola, kubus, bujur sangkar, kerucut, dan tabung. Sedang
kan pada struktur bidang gambar model (alam benda) dapat berupa bidang datar, lingkar, maupun me
ng krucut. Struktur bentuk dan bidang tersebut memiliki kesan yang tidak sama apabila terkena sinar.
Model alam benda yang terkena sinar akan menghasilkan bayangan dengan in tensitas cahaya
yang berbedabeda. Hal itu disebabkan efek bayangan yang ditimbulkan dari pencahayaan yang
memberikan kesan ruang pada model, sehingga gambar nampak seperti gambar tiga dimensi.

Gambar 1. Pencahayaan pada objek gambar

1. Prinsip-Prinsip Menggambar Model


Proses menggambar model mengandalkan kemampuan mengamati yang baik pada objek yang
digambar. Pengamatan sangat penting supaya hasil gambar yang dibuat sesuai dengan objeknya,
menarik dan memiliki keindahan. Beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam menggambar
model adalah komposisi, propor si, keseimbangan, dan kesatuan. Penjelasan tentang prinsip
menggambar dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komposisi
Komposisi merupakan cara kita menyusun dan mengatur objek-objek secara menarik dan indah.
Komposisi objek gambar, warna objek gambar, jenis dan latar belakang gambarnya.
Beberapa contoh bentuk komposisi dapat dilihat pada pola yang disusun berikut ini.

b. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-bagian benda yang menjadi
objek model gambar yang diamati, contoh gambar :

d. Kesatuan
Kesatuan adalah keserasian pengaturan objek gambar sehingga berkesan ruang,kedalaman dan antar
objek gambar saling mendukung dan menghasilkan gambar yang baik

Perlu diperhatikan dalam menggambar model senantiasa akan menggunakan unsur-unsur rupa seperti
garis, bidang, bentuk, tekstur, warna dan gelap terang, sehingga dapat menentukan keberhasilan
menggambar

Pertemuan Kedua
B. ALAT DAN BAHAN MENGGAMBAR MODEL
Alat dan bahan yang dapat digunakan dalam menggambar model dapat menggunakan pensil,
penghapus, kertas dan sebuah papan gambar. Barangbarang ini memiliki kegunaannya
masingmasing
1. Pensil
Pilihlah yang berukuran 2HH (keras), HB (medium), dan B2B (lunak). Gunakan peraut pensil untuk
memperuncing ujung pensil dan kita juga bisa menggunakan sepotong kecil kertas amplas untuk
mempermudah mengatur keruncingan pensil sesuai dengan kebutuhan.

2. Penghapus
Pilihlah penghapus yang lunak dan lentur untuk membersihkan garisgaris pensi tanpa merusak
kertas.

3. Kertas
Gunakan kertas gambar sesuai dengan kebutuhan, jangan terlalu tipis dan usahakan yang memiliki
tekstur. Beberapa jenis kertas dapat digunakan untuk menggambar model seperti kertas ukuran
standar (A3, A4, kwarto). Untuk latihan bisa juga menggunakan kertas buram.

4. Pensil Warna
Penggunaan pensil warna dapat di lakukan dengan cara mengarsir atau memblok warna. Tekanan
pada penggunaan pensil sangat mempengaruhi ketajaman warna.

5. Krayon
Bahan krayon terdiri dari dua macam yaitu bahan berbasis kapur dan minyak (lilin).

6. Cat Air
Bentuk cat air terdiri atas bentuk tube dan batangan. Pada bentuk tube menggunakan palet sedangkan
cat air dalam bentuk batangan dapat langsung digunakan di kemasannya.

C. MENGGAMBAR MODEL (ALAM BENDA TEKNIK)


Langkahlangkah dalam menggambar model yakni persiapkan terlebih dahulu model objek yang akan
digambar. Kemudian siapkan juga papan atau meja gambar. Aturlah sudut pandang kita, jangan ter
lalu jauh agar kita dapat mengamati model yang akan kita gambar dengan lebih jelas. Biasakan selalu
menggambar diatas permukaan yang miring, bukan permukaan datar, permukaan datar akan
mengakibatkan gambar yang ti dak proporsional (distorsi).
Gunakan pensil 2H atau H untuk membuat garis bantu. Jenis pensil ini membantu kita dalam
menggambar model karena menghasilkan garis yang cukup tipis sehingga kita tidak terganggu
dengan garis maupun coretan tebal dan kita ti dak perlu membuang waktu untuk menghapus
berulangulang coretan garis yang salah.
Biasakan membuat proporsi, bentuk dan gesture secara global menggunakan pensil 2H atau H.
Apabila sudah sesuai dengan model yang digambar, lanjutkan dengan menggambar bagian-bagian
yang lebih detil untuk kemudian diperjelas dengan pensil Hb, B, atau 2B dan dapat juga meng
gunakan pensil warna, cat maupun spidol.
Perhatikan contoh gambar alam benda dibawah ini :

Pada contoh menggambar model alam benda tersebut, tampak adanya tahapan dalam menggambar
model, yakni :
1. Mempersiapkan objek gambar model alam benda yang akan digambar
2. Mulailah membuat sketsa, yaitu menggambar bentuk global dengan memperhatikan proporsi,
bentuk objek yang digambar
3. Berikan kesan gelap terang pada setiap bagian objek dengan menggunakan arsiran sampai
terlihat perbedaannya
4. Buatlah detil pada setiap nobjek
5. Perjelas setiap bagian objek dengan warna yang sesuai model
6. Penyelesaian akhir gambar dilakukan dengan penjelasan gambar sesuai dengan karakter
objek masing-masing benda yang digambar

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Scientific
Metode
: Tanya jawab, Praktek dan Diskusi
Model pembelajaran : Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Learning

A. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama

Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

Pertemuan Kedua

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni rupa dan memberikan kesempatan kepada
beberapa peserta didik menceritakan pengalamannya
terlibat dalam kegiatan seni rupa di daerah tempat
tinggalnya.
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang menggambar
model
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni rupa
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran menggambar model
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan
materi pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik
atau keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

90 menit

15 menit

Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni rupa dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni rupa di
daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang menggambar
model
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni rupa
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran menggambar model
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.
Menggambar model pada berbagai bahan dan beragam
teknik
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan
materi pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik
atau keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

B. Alat dan Sumber Belajar

15 menit

90 menit

15 menit

Alat dan Bahan :


- VCD berupa teknik menggambar model
- Gambar obyek gambar model
- Video objek gambar model
Power Point materi ajar
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII Semester ganjil untuk Siswa: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Pengalaman guru
C. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik :

Bentuk :

Tes

: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan

Non Tes

: Uji Keterampilan
Pengamatan

1. Instrumen penilaian pengamatan


2. Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
3. Instrumrn penilaian keterampilan
4. Instrumen penilaian pengetahuan
5. Tes praktek/kinerja/Proses
6. Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab

2.

.
3.

Pengetahuan
Memahami pengertian
menggambar model
dan teknik
menggambar model
Ketrampilan
Menggambar model

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

Pengamatan dan
unjuk kerja

Proses dan hasil

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Menggambar Model
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

2
3
Keterangan kode aspek sikap :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.


Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Waktu Pengamatan

: Seni Budaya (Seni Rupa)


: VIII/ Ganjil
: 2014/2015
: Proses dan Hasil

Materi Pokok

: Menggambar Model

4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan


3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
N
o

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

2
3

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Tanggal Penilaian
Tahun Pelajaran

: Seni Budaya (Seni Rupa)


: VIII/ Ganjil
: Menggambar Model
:
: 2014/2015

No

Nama

Nilai

Nilai
Skala

Predikat

1
2
3
4
5
6
Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN
No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan pengertian gambar model (P1)
Jelaskan prinsip-prinsip menggambar model (P1)
Jelaskan alat yang digunakan untuk menggambar model (2)

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
50 atau 2

Kunci jawaban :
1. Menggambar merupakan aktivitas mental dan fisik yang dituangkan dalam bentuk goresan
tangan, pada media dua dan tiga dimensi
Pembelajaran menggambar model diawali dengan menentukan objek model yang akan
digambar. Objek-objek tersebut berupa hewan, tum buhtumbuhan, manusia dan kumpulan
benda-benda yang disusun sesuai dengan komposisi, proporsi, keseimbangan dan irama yang
cepat sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Kita akan mempelajari gambar model
dengan objek alam benda yang biasa disebut de ngan gambar bentuk. Caranya dengan
mengamati langsung objek gambar, untuk diketahui struktur bentuk dan bidang gambarnya.

2. Prinsip-prinsip menggambar model :


a. Komposisi
b. Proporsi
c. Keseimbangan
d. Kesatuan

3. Alat yang digunakan untuk menggambar model :


a. Pensil
b. Penghapus
c. Kertas
d. Pensil warna
e. Krayon
f. Cat air

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2


( RPP 02 )

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMP Negeri 2 Watang Pulu


Seni Budaya (Seni Rupa)
VIII / Ganjil
Menggambar Ilustrasi
6 x 40 menit (2 x Pertemuan)

A.Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
keragaman dan keunikan karya seni rupa
daerah sebagai bentuk rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan

Indikator
1.1.1 Menanggapi keragaman dan keunikan
karya seni rupa sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan
1.1.2 Menghargai Keragaman dan keunikan
karya seni rupa sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap jujur melalui


aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


peduli, dan santun terhadap
karya seni rupa dan pembuatnya

2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap


karya seni rupa dan pembuatnya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
karya seni rupa dan pembuatnya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

2.3.1 Menunjukkan sikap motivasi internal


terhadap lingkungan dalam berkarya
seni

Memahami konsep dan prosedur


menggambar illustrasi dengan teknik
manual atau digital

2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap


lingkungan dalam berkarya seni
3.2.1 Menjelaskan pengertian gambar
ilustrasi
3.2.2 Mengidentifikasi jenis objek gambar

3.2.

4.2. Menggambar illustrasi dengan teknik


manual atau digital

ilustrasi
4.2.1 Mengidentifikasi karakter objek gambar
4.2.2 Menggambar model sesuai karakter
objek ilustrasi

C.Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D.Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. MENGGAMBAR ILUSTRASI
Fungsi gambar ilustrasi adalah memperkuat, memperjelas, memperindah, mempertegas dan
memperkaya cerita atau narasi. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan untuk menghidupkan sebuah
cerita. Untuk itu Gambar ilustrasi harus dapat merangsang dan membantu pembaca berimajinasi
tentang cerita dan membantu mengembangkan imajinasi dalam memahami narasi.

Objek gambar ilustrasi dapat berupa

Objek gambar ilustrasi dapat berupa gambar manusia, hewan, dan tumbuhtumbuhan.
Gambargambar tersebut dapat berdiri sendiri atau gabungan dari berbagai macam objek yang
berbeda. Objek gambar disesuaikan dengan tema cerita atau narasi yang di buat.

Gambar 2.1 Gambar ilustrasi dengan menggunakan


teknik digital (komputer).Gambar terlihat halus dan

Gambar ilustrasi dapat berupa cerita bergambar, karikatur, kartun, komik dan karya sastra berupa
puisi atau sajak. Gambar ilustrasi dapat diberi berwarna atau hitam putih saja. Pembuatan gambar
ilustrasi dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan menggunakan teknologi digital.

Gambar 2.2 Gambar ilustrasi dengan teknik manual


menggunakan pulpen sebagai alat gambar nya.

1. Jenis- Jenis Gambar Ilustrasi


a. Kartun

Bentuk kartun dapat berupa tokoh manusia maupun hewan berisi ceritacerita humor yang sifatnya
menghibur. Indonesia memilki beberapa tokoh kartun seperti, tokoh Petruk dan Gareng karya
Tatang.S dan sebagainya. Penampilan gambar kartun dapat dilihat dalam bentuk hitam putih maupun
berwarna.

Gambar 2.3 Contoh Ilustrasi dalam bentuk kartun.

b. Karikatur
Gambar karikatur menampilkan karakter yang di lebihlebihkan, lucu, unik, terkadang mengandung
kritikan dan sindiran. Objek gambar karikatur dapat diambil dari tokoh manusia maupun hewan

Gambar 2.4 Contoh Ilustrasi dalam bentuk karikatur.

c. Komik

Gambar ilustrasi dalam bentuk komik terdiri dari rangkaian gambar yang saling melengkapi dan
memiliki alur cerita. Bentuk komik dapat berupa buku maupun lembaran gambar singkat

d. Ilustrasi Karya Sastra


Karya sastra berupa cerita pendek, puisi, sajak, akan Nampak lebih menarik minat orang
membacanya apabila disertai dengan gambar ilustrasi. Fungsi gambar ilustrasi disini bertujuan
memberikan penguatan dan mempertegas isi atau narasi pada materinya.

Contoh Ilustrasi dalam bentuk karya sastra.


bentuk karya sastra.

Contoh Ilustrasi dalam

e. Vignette
Sebagai pengisi dari sebuah cerita atau narasi dapat disisipkan gambar ilustrasi berupa vignette.
Vignette adalah gambar ilustrasi berbentuk dekoratif yang berfungsi sebagai pengisi bidang kosong
pada kertas narasi.

Gambar 2.7 Contoh Ilustrasi dalam bentuk Vignette.

2. Bentuk Objek Gambar Ilustrasi


a. Manusia
Tokoh manusia memiliki proporsi yang berbeda se hingga pada saat menggambar kita perlu
memperhatikan ka rakter dan memahami anatominya, agar telihat lebih wa jar dan tidak terkesan
kaku.

b. Hewan
Tokoh hewan juga memiliki proporsi dan anatomi yang berbeda, Jenis dan bentuk binatang dapat
dikelompokkan menjadi binatang darat, udara dan air, harus dijelaskan masing-masing binatangnya.

c. Tumbuhan
Tumbuhan dalam gambar ilustrasi dibuat dengan cara disederhanakan atau digambar detailnya

B. ALAT DAN BAHAN


Menggambar ilustrasi dapat dilakukan dengan teknik kering dan teknik basah. Alat dan bahan untuk
menggambar ilustrasi dengan teknik kering seperti pensil, arang, kapur, krayon, atau bahan lain yang

tidak memerlukan air. Sedangkan pada teknik basah media yang diperlukan berupa cat air, tinta bak,
cat poster, cat akrilik, dan cat minyak yang menggunakan air atau minyak sebagai pengencer.

1.Teknik Kering
Menggambar ilustrasi dengan teknik kering tidak perlu menggunakan pe-

Pembungkusnya
e.Pulpen
Digunakan sebagai alat untuk menggambar ilustrasi dengan karakter tegas pada garis-garis
gambarnya

Conntoh gambar dengan media krayon Contoh gambar dengan media arang

Contoh hasil gambar dengan mediaCharcoal.


media Pulpen.

Contoh hasil gambar dengan

2. Teknik Basah
Media yang digunakan untuk teknik basah antara lain seperti,
cat air, cat minyak, tinta, atau media lain yang memerlukan air atau minyak sebagai pengencer.
Ilustrasi dibuat dengan cara membuat sketsa pada bidang gambar dua dimensi berupa kertas atau
kanvas kemudian diberi warna sesuai dengan media basah yang sudah ditentukan.

Contoh beberapa media yg digunakan pada teknik basah serta contoh hasil gambar
denganteknik basah.

Pertemuan Kedua
C. PROSES MENGGAMBAR ILUSTRASI
Ilustrasi adalah salah satu jenis kegiatan menggambar yang mem butuhkan keterampilan
menggambar bentuk. Ben tuk yang digambar harus dapat memperjelas, mem per tegas dan
memperindah isi cerita atau narasi yang men jadi tema gambar. Garis, bentuk, dan pemberian warna
dises aikan dengan keseimbangan, komposisi, proporsi, dan kesatuan antara gambar dan narasi

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
Metode

: Scientific
: Tanya jawab, praktek dan diskusi

Model pembelajaran : Problem Based Learning


Discovery Learning

Project Based Learning

F.Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni rupa dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni rupa di
daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang menggambar
ilustrasi
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni rupa
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran menggambar ragam hias
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok. tentang gambar ilustrasi

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

Pertemuan Kedua
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni rupa dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni rupa di
daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang menggambar
ilustrasi
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni rupa
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran menggambar ilustrasi
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.
Peserta didik mempresentasikan hasil gambar ragam hias dan

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

teknik menggambar ilustrasi


Menggambar ilustrasi dengan teknik manual dan digital
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

G.Alat dan Sumber Belajar


Alat dan Bahan :
- VCD berupa teknik menggambar ilustrasi
- Contoh gambar ilustrasi
- Video Gambar ilustrasi
Power Point materi ajar
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII untuk Siswa: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengalaman guru
H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik :

Bentuk :

Tes

: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan

Non Tes

: Uji Keterampilan
Pengamatan

1. Instrumen penilaian pengamatan


2. Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
3. Instrumrn penilaian keterampilan
4. Instrumen penilaian pengetahuan
5. Tes praktek/kinerja/Proses
6. Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab

2.

.
3.

Teknik Penilaian

Pengetahuan
Memahami pengertian
menggambar dan
teknik menggambar
ilustrasi
Ketrampilan
Menggambar ilustrasi

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

Pengamatan dan
unjuk kerja

Proses dan hasil

FORMAT PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Rupa)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Menggambar Ilustrasi
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

2
3
Keterangan kode aspek sikap :
1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
2. Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;


Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Materi Pokok
Waktu Pengamatan

: Seni Budaya (Seni Rupa)


: VIII/ Ganjil
: 2014/2015
: Menggambar Ilustrasi
: Proses dan Hasil

Indikator Menggambar ragam hias


4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
N
o

1
2
3

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Tanggal Penilaian
Tahun Pelajaran
No

: Seni Budaya (Seni Rupa)


: VIII/ Ganjil
: Menggambar Ilustrasi
: ...............
: 2014/2015

Nama

Nilai

Nilai
Skala

Predikat

1
2
3
Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN

No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan pengertian gambar ilustrasi (P1)
Jelaskan jenis-jenis gambar ilustrasi (P1)
Jelaskan dua teknik menggambar ilustrasi (P2)

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
50 atau 2

Kunci jawaban :
1. Gambar ilustrasi merupakan karya seni rupa 2 dimensi yang bertujuan memperjelas suatu
pengertian. Gambar ilustrasi yang baik harus dapat menggambarkan dengan jelas pesan/hal
yang ingin disampaikan/dijelaskan
Gambar ilustrasi adalah memperkuat, memperjelas, memperindah, mempertegas dan
memperkaya cerita atau narasi. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan untuk menghidupkan
sebuah cerita. Untuk itu Gambar ilustrasi harus dapat merangsang dan membantu pembaca
berimajinasi tentang cerita dan membantu mengembangkan imajinasi dalam memahami
narasi.

2. Jenis-jenis gambar ilustrasi


a. Kartun
b. Karikatur
c. Komik
d. Ilustrasi karya sastra
e. Vignette

3. Teknik menggambar ilustrasi :


a. Teknik kering
b. Teknik basah
Mattirotasi, 14 Juli 2014
Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 3


( RPP 03 )

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMP Negeri 2 Watang Pulu


Seni Budaya (Seni Musik)
VIII / Ganjil
Gaya Dan Bernyanyi Lagu Daerah
6 x 40 menit (2 x Pertemuan)

A.Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
keragaman dan keunikan musik daerah
sebagai bentuk rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan

Indikator
1.1.1 Menanggapi keragaman dan keunikan
karya seni musik sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan
1.1.2 Menghargai Keragaman dan keunikan
karya seni musik sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap jujur melalui


aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


peduli, dan santun terhadap
karya seni musik serta penciptanya serta
arangernya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

3.1

Memahami teknik dan gaya lagu daerah


secara unison atau perseorangan

2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap


karya seni musik serta penciptanya
serta arangernya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
karya seni musik serta penciptanya
serta arangernya
2.3.1 Menunjukkan sikap motivasi internal
terhadap lingkungan dalam berkarya
seni
2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap
lingkungan dalam berkarya seni
3.1.1 Mengidentifikasi keunikan lagu daerah
Indonesia
3.1.2 Membandingkan keunikan lagu daerah
Indonesia
3.1.3 Mengidentifikasi fungsi musik
tradisi/daerah Indonesia
3.1.4 Membandingkan fungsi musik
tradisional dan fungsi music masa kini
4.1.1 Melakukan teknik dan gaya bernyanyi
dalam music tradisi
4.1.2 Bernyanyi lagu daerah secara unison
4.1.3 Mengomunikasikan teknik dan gaya
bernyanyi lagu daerah secara unison
dalam music tradisi baik dengan lisan
maupun tulisan

4.1 Menyanyikan lagu secara daerah secara


unison atau perseorangan

C.Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D.Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. KEDUDUKAN DAN FUNGSI MUSIK DALAM TRADISI MASYARAKAT
INDONESIA
Musik dan lagu tradisional merupakan kekayaan suku bangsa di Indonesia. Musik dan lagu
tradisional berfungsi:
a) sebagai kelengkapan upacara adat, seperti pada upacara pengantin;
b) sebagai pengiring seni pertunjukan tari, teater, dan sejenisnya;
c) sebagai media rekreatif atau hiburan.
Pada musik dan lagu tradisional sering memiliki nilai-nilai kearifan lokal tentang hidup, relasi sosial,
religi, lingkungan, serta karakter. Fungsi musik dan lagu tradisional dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Sarana Upacara Adat
Musik daerah bukan objek yang otonom/berdiri sendiri. Musik daerah biasanya merupakan bagian
dari kegiatan lain. Di berbagai daerah di Indonesia bunyi-bunyian terten tu dianggap memiliki
kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis. Inilah sebabnya musik terlibat dalam berbagai
upacara adat. Upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyibunyian untuk memanggil dan
menggiring kepergian roh kepantai merapu (alam kubur). Selain ini pada masyarakat suku Sunda
musik angklung digunakan sebagai pengiring pada waktu upacara Seren taun (panen padi).
2. Musik Pengiring Tari
Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakangerakan indah
dalam tari. Berbagai macam tari daerah yang kalian kenal, pada dasarnya hanya dapat diiringi
dengan musik daerah tersebut. Contohnya tari Kecak (Bali), tari Pakarena (Sulawesi), tari Mandalika
(Nusa Tenggara Barat), tari Ngaseuk (Jawa Timur), tari Mengaup (Jambi), tari Mansorandat (Papua),
dan lainlain.
3. Media Bermain
Lagulagu rakyat (folksongs) yang tumbuh subur di daerah pedesaan banyak digunakan sebagai media
bermain anakanak. Masih ingatkah pemainan dengan lagu ketika kalian di Sekolah Dasar? Lagu
CublakCublak Suweng dari Jawa Tengah, Amparampar Pisang dari Kalimantan, Ambilambilan dari
Jawa Barat, Tanduk Majeng dari Madura, Sang Bangau dan Pok AmeAme dari Betawi. Lagulagu ini
sering dijadikan nama permainan anak tersebut.
4. Media Penerangan
Lagu-lagu dalam iklan layanan masyarakat merupakan contoh fungsi musik sebagai media
penerangan. Lagu-lagu ini misalnya berisi tentang pelestarian lingkungan dan adat istiadat. Pada
masyarakat modern bisa tentang pemilu, Keluarga Berencana dan ibu hamil, Penyakit AIDS, dan
lain-lain. Selain dalam iklan layanan masyarakat, lagulagu yang bernafaskan agama juga menjadi
media penerangan. Musik qasidah, terbangan, dan zipin dengan syairsyair lagu dari Alquran.
B. TEKNIK DAN GAYA BERNYANYI DALAM MUSIK TRADISI
Masyarakat dan suku Papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain tifa, yaitu alat music pukul
dengan sumber bunyi membran (alat music gendang masyarakat Papua) dalam kelompok. Stamina
mereka tetap terjaga, karena mereka memakan ulat sagu yang kaya akan protein.

Setiap daerah memiliki gaya dan teknik bernyanyi lagu tradisional, Untuk menjadi penyanyi music
tradisional selain menguasai teknik vocal secara baik, perlu juga memperhatikan kesehatan badan
dengan memanfaatkan minuman tradisional seperti mengkonsumsi jamu tradisional.
Untuk menjadi penyanyi lagu tradisional memerlukan proses panjang, Ini disebabkan teknik vocal
pada lagu tradisional berbeda dengan lagu yang bersifat umum, Pada beberapa daerah menggunakan
istilah cengkok umtuk membedakan antara satu lagu dengan lagu lainnya. Sistem pembelajaran
untuk menjadi penyanyi tradisional biasanya dilakukan dengan system magang yaitu berguru
kepada orang yang dianggap ahli. Jadi penyanyi lagu daerah tradisional pada beberapa daerah
hamnpir tidak melalui pendidikan formal.
Profesi menjadi seorang penyanyi tradisional sekarang ini kurang diminati oleh generasi muda. Ini
disebabkan menjadi penyanyi lagu tradisional secara materi tidak menjanjikan. Generasi muda
sekarang lebih tertarik menjadi penyanyi lagu popular atau jenis musik lainnya.

Pertemuan Kedua
C. BERNYANYI SECARA UNISONO

Bernyanyi unisono adalah bernyanyi satu suara yang dilakukan oleh kelompok. Banyak masyarakat
dari beberapa suku di Indonesia yang hanya terbiasa bernyanyi dalam satu suara yaitu sesuai dengan
melodi pokoknya saja. Lagu daerah yang ada di setiap provinsi merupakan warisan budaya.

Mengenal budaya di setiap daerah tidak harus dengan kita berkunjung kedaerah tersebut. Banyak
yang kita pelajari dari sebuah lagu daerah tersebut, kita dapat mengerti bahasa mereka walaupun
tidak semahir kalau kita tinggal disana, dan setiap lagu yang diciptakan di setiap daerah yang sebagai
warisan budaya sangat mengandung nilai-nilai yang baik. Apa yang kalian dapatkan bila kita
mempelajari lagu dae rah berikut:

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Scientific
Metode
: Tanya jawab, praktek dan diskusi
Model pembelajaran : Problem Based Learning
Discovery Learning

Project Based Learning


F.Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni musik dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni musik
di daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang gaya dan
bernyanyi lagu daerah
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni musik
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran bernyanyi dengan teknik vocal secara unisono
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok. tentang gaya dan bernyanyi lagu
daerah

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

Pertemuan Kedua
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni musik dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni musik di
daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang gaya dan
bernyanyi lagu daerah
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni musik
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran gaya dan bernyanyi lagu daerah
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.
Peserta didik menyanyikan salah satu lagu daerah secara
unisono

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

G.Alat dan Sumber Belajar


Alat dan Bahan :
- VCD berupa lagu-lagu daerah
- Teks Lagu daerah Pakkarena dari Makasar
- Video seni musik lagu daerah
Power Point materi ajar
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII untuk Siswa: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengalaman guru
H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik : Tes
: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan
Non Tes
Bentuk :

: Uji Keterampilan
Pengamatan
1. Instrumen penilaian pengamatan
2. Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
3. Instrumrn penilaian keterampilan
4. Instrumen penilaian pengetahuan
5. Tes praktek/kinerja/Proses
6. Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab
Pengetahuan
Memahami gaya dan
bernyanyi lagu daerah

2.

.
3.

Ketrampilan
Menyanyikan lagu
daerah secara unisono

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

Pengamatan dan
unjuk kerja

Proses dan hasil

FORMAT PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Musik)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Gaya dan Bernyanyi Lagu Daerah
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

2
3
Keterangan kode aspek sikap :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.


Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester

: Seni Budaya (Seni Musik)


: VIII/ Ganjil

Tahun Pelajaran
Materi Pokok
Waktu Pengamatan

: 2014/2015
: Gaya dan Bernyanyi Lagu Daerah
: Proses dan Hasil

Indikator Menggambar ragam hias


4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.

Keterampilan
N
o

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

2
3

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok

: Seni Budaya (Seni Musik)


: VIII/ Ganjil
: Gaya dan Bernyanyi Lagu Daerah

Tanggal Penilaian
Tahun Pelajaran
No

: ...............
: 2014/2015

Nama

Nilai

Nilai
Skala

Predikat

1
2
3
4
5
6
Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN
No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan empat fungsi musik dan lagu tradisional (P1)
Jelaskan teknik dan gaya bernyanyi lagu daerah yang baik
(P1)
Jelaskan apa yang dimaksud bernyanyi secara unison (2)

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
50 atau 2

Kunci jawaban :
1. Kedudukan dan fungsi musik dan lagu tradisional adalah :
a. Sarana upacara adat
b. Musik pengiring tari
c. Media bermain
d. Media penerangan

2. Teknik dan gaya bernyanyi lagu daerah yang baik adalah


Untuk menjadi penyanyi lagu tradisional memerlukan proses panjang, Ini disebabkan teknik
vocal pada lagu tradisional berbeda dengan lagu yang bersifat umum, Pada beberapa daerah
menggunakan istilah cengkok umtuk membedakan antara satu lagu dengan lagu lainnya.

Sistem pembelajaran untuk menjadi penyanyi tradisional biasanya dilakukan dengan system
magang yaitu berguru kepada orang yang dianggap ahli. Jadi penyanyi lagu daerah
tradisional pada beberapa daerah hamnpir tidak melalui pendidikan formal.
3. Pengertian bernyanyi secara unison adalah :
Bernyanyi unisono adalah bernyanyi satu suara yang dilakukan oleh kelompok. Banyak
masyarakat dari beberapa suku di Indonesia yang hanya terbiasa bernyanyi dalam satu suara
yaitu sesuai dengan melodi pokoknya saja. Lagu daerah yang ada di setiap provinsi
merupakan warisan budaya.

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 4


( RPP 04 )

Satuan Pendidikan

: SMP Negeri 2 Watang Pulu

Mata Pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:

Seni Budaya (Seni Musik)


VIII / Ganjil
Teknik Bermain Musik Tradisional
6 x 40 menit (2 x Pertemuan)

A.Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
keragaman dan keunikan karya seni
musik sebagai bentuk rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan

Indikator
1.1.1 Menanggapi keragaman dan keunikan
karya seni musik sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan
1.1.2 Menghargai Keragaman dan keunikan
karya seni musik sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap jujur melalui


aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


peduli, dan santun terhadap
karya seni musik dan penciptanya serta
arangernya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap


karya seni musik dan penciptanya serta
arangernya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
karya seni music dan penciptanya serta
arangernya
2.3.1 Menunjukkan sikap motivasi internal
terhadap lingkungan dalam berkarya
seni

Memahami teknik dan gaya lagu daerah


bentuk vocal group

2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap


lingkungan dalam berkarya seni
3.2.1 Mengidentifikasi teknik bermain music
tradisional

3.2

4.2

Menyanyikan lagu daerah bentuk vocal


group

3.2.2 Mengidentifikasi gaya bermain music


tradisional
3.2.3 Membandingkan teknik dan gaya
bermain music tradisional
3.2.4 Menunjukkan sikap bertanggung jawab
dalam berlatih teknik dan gaya bermain
music tradisional
3.2.5 Menunjukkan sikap disiplin dalam
berlatih teknik dan gaya berlatih musik
tradisional
4.2.1 Mempraktekkan musik tradisional
daerah setempat
4.2.2 Mengkomunikasikan teknik dan gaya
bermain musik tradisional

C.Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D.Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. JENIS MUSIK TRADISI INDONESIA
Musik merupakan bahasa universal. Melalui music orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik
tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat di pahami
lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan
dapat di satukan.
Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda-beda . Perbedaan ini di sebabkan oleh faktor internal
dan juga eskternal. Secara internal, musikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam
dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau kegemaran dan lingkungan
dimana tinggal.

(Sumber:Kemdikbud, 2014)
Gambar 4.4 Perangkat alat musik
Tradisional Sunda yang disebut
Rampak Gendang.

Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk
kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal
oleh sejumlah (3040) kaum pria dalam posisi duduk bersila da lam suatu lingkaran. Nyanyian
Didong diiringi/ diramaikan dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri.
Para pemusik masing-masing memegang sebuah Bantaltepok ditangan kiri, yaitu sebuah bantal kecil
berisi kapuk dengan ukuran kirakira 20x40 cm dan setebal 4 cm dan biasanya dihiasi dengan reramu,
semacam rumbairumbai berwarna cerah menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga
menggunakan benang sulaman khas Aceh. Dengan mengayunkan bantal di tangan kiri secara
serempak keatas atau ke depan setiap kali menjelang tepuk tanga nya, maka terjadilah suatu
permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus juga meramaikan tontonan kesenian Di dong ini.
Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaanya hanya
terletak pada penggunaan properti.
Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertun jukan musik tradisional di daerah Jakarta atau
Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita.
Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian.
Mereka menjalin rambutnya berkepang dan mengenakan baju kurung, lazim di kenakan oleh
orang-orang dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainlain bagian tanah air.
Orkes yang mengiringi bentuk nyanyitari ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut :
1. Sebuah gambang kayu,
2. Sebuah rebab,
3. Sebuah suling,
4. Sebuah kempul,kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk,krecek.
5. Gendang.

Sesuai dengan - nyanyian pada masa sebelum Perang Dunia Kedua, hingga zaman pendudukan
militer Jepang di Indonesia, gaya pengisi sisipan dalam intervalinterval frase melodi yang agak
panjang, dimana teks atau syair bakunya tidak dapat mengisa secara paralel kekosongan itu,maka
sudah biasa penyanyi mengisinya dengan kalimat pendek yang tidak ada sangkut paut langsung

dengan tendensi syair, yakni: Si Nona disayang, atau Si Babah . (Sebenarnya kata Babah, adalah kata
Arab, yang artinya ialah Juragan, Tuan Majikan; sedangkan hababa berarti biji mataku sayang).
B. TEKNIK MEMAINKAN ALAT MUSIK
Instrumen musik tradisional sangat banyak macamnya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat
musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Misalnya seperti di bawah ini.
a. Bentuk Tabung
Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu.
Dalam perkembangannya bahan bambu tersebut dapat digantikan dengan bahan lain, seperti kayu
dan logam. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung,
kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang di pukul,
digoyang atau ditiup.
b. Bentuk Bilah
Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang
dihasilkan masih perlu di dukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai r ang resonator.
Permukaan bilah dapat berupa rata dapat pula bidang cembung. Bahkan kadang-kadang berupa irisan
dari bentuk tabung, contoh alat music berbentuk bilah adalah, gambang, kolintang, saron, dan gender.
Cara memainkan alat ini adalah dengan cara dipukul
c. Bentuk Pencon

1. Contoh Alat Musik dan Cara Memainkan


a. Kentongan ( Bentuk Tabung )

Kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX
menggunakannya untuk mengumpulkan massa.
b. Talempong (Bentuk Pencon)
Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku minang kabau. Bentuknya hampir
sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan,
namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak
di gunakan.

Gambar 4.7
Alat musik bentuk Pencon.

Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 centimeter, pada bagian bawahnya
berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima
sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbedabeda.

Bunyinya dihasilkan sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.


Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari
Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk
melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai
dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si. Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akor
de on, instrumen musik sejenis organ yang didorong dan dita rik dengan kedua tangan pemainnya.
Selain akordeon, instrumen seperti saluang, gandang, sarunai dan instrument tradisional Minang lain
nya juga umum dimainkan bersama Talempong. Ada juga beberapa jenis alat musik tradisional
suku minangkabau lainnya pupuik daun padi, pupuik tanduak kabau, bansi, ra bab pasisia jo
pariaman.
C. MENGENAL MUSIK ANGKLUNG
Angklung merupakan alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan
budaya bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan
berkembang pada masyarakat suku Sunda dan digunakan untuk upacara yang berkaitan dengan
tanaman padi. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, salendro, madenda angklung
jenis ini disebut angklung buhun kemudian Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlarasakan
diatonis.
Terdapat beberapa jenis angklung yang terdapat di Jawa Barat, antara lain adalah:
1. Angklung Kanekes
Angklung ini sering dikenal sebagai angkung Baduy dan di gunakan untuk upacara menanam padi.
Angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu.
2. Angklung Gubrag
Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk
menghormati Dewi Padi.
3. Angklung Dogdog Lonjor
Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada
upac ra Serentaun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah.
4. Angklung Badeng
Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam, namun
sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga dipakai berhubungan dengan ritual
padi.
5. Angklung Buncis
Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual
pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi.

Gambar 4.8 teknik bermain angklung


secara ansambel

Pertemuan Kedua
D. BERLATIH ANGKLUNG
Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah angklung Padaeng. Angklung padaeng terdiri dari 2
kelompok besar yaitu:
a. Angklung melodi
Yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok, angklung ini hanya terdiri dari dua
tabung bambu,

Alat musik Angklung Melodi.

b. Angklung pengiring
Yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok, angklung ini nterdiri dari tiga
atau empat tabung bambu, Angklung yang terdiri dari tiga tabung bamboo adalah angklung dalam
bentuk trinada misalkan akord mayor, minor, sedangkan yang empat tabung iyalah angklung yang
merupakan catur nada misalkan untuk dominan septime ( G7, C7, dan lain-lain)

2. Sikap dan cara memainkan Angklung


Dalam bermain angklung tangan kiri digunakan sebagai gantungan, sedangkan tangan kanan untuk
menggoyangkannya sehingga angklung berbunyi.
Peganglah angklung dengan tangan kiri dan tangan kanan ditempatkan pada ujung bagian bawah
angklung tersebut. Bunyikan sesuai panjang pendeknya nada dan berhenti jika rangkaian angklung
yang lain telah berbunyi, maksudnya agar penampilan music tidak terputus-putus.

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
Metode

: Scientific
: Tanya jawab, praktek dan diskusi

Model pembelajaran : Problem Based Learning


Discovery Learning
Project Based Learning

F.Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

Pertemuan Kedua

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni musik dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni musik
di daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang teknik
bermain musik tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni musik
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran teknik bermain musik tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok tentang teknik bermain musik
tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

90 menit

15 menit

Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

1.Mengucapkan salam
2.Berdoa bersama
3.Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
4.Menyampaikan tujuan pembelajaran
5.Menghubungkan pelajaran sebelumnya
6.Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni musik dan memberikan kesempatan kepada
beberapa peserta didik menceritakan pengalamannya
terlibat dalam kegiatan seni musik di daerah tempat
tinggalnya .
7.Menanyakan melalui apersepsi tentang teknik bermain
musik tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni musik
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran teknik bermain musik tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.
Peserta didik memainkan alat musik tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

G.Alat dan Sumber Belajar

15 menit

90 menit

15 menit

Alat dan Bahan :


- VCD permainan alat musik tradisional
- Gambar alat music tradisional
Power Point materi ajar
- Angklung
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII untuk Siswa: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengalaman guru

H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar


Teknik :

Bentuk :

Tes

: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan

Non Tes

: Uji Keterampilan
Pengamatan

1. Instrumen penilaian pengamatan


2. Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
3. Instrumrn penilaian keterampilan
4. Instrumen penilaian pengetahuan
5. Tes praktek/kinerja/Proses
6. Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab

2.

.
3.

Pengetahuan
Memahami teknik
bermain musik
tradisional
Ketrampilan
Bermain musik
tradisional

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

Pengamatan dan
unjuk kerja

Proses dan hasil

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Musik)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Teknik Bermain Musik Tradisional
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

2
3
Keterangan kode aspek sikap :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.


Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Materi Pokok

: Seni Budaya (Seni Musik)


: VIII/ Ganjil
: 2014/2015
: Teknik Bermain Musik Tradisional

Waktu Pengamatan

: Proses dan Hasil

Indikator Menggambar ragam hias


4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
N
o

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

2
3

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Tanggal Penilaian
Tahun Pelajaran

: Seni Budaya (Seni Musik)


: VIII/ Ganjil
: Teknik Bermain Musik Tradisional
: ...............
: 2014/2015

No

Nama

Nilai

Nilai
Skala

Predikat

1
2
3
4
5
6
Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN

No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan 3 jenis alat music daerah berdasarkan bentuknya /1
Ebutkan jenis-jenis angklung yang terdapat di Jawa barat /1
Jelaskan perbedaan angklung melodis dan angklung
pengiring /2

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
50 atau 2

Kunci jawaban :
1. Pembagian alat musik daerah berdasarkan bentuknya :
a. Bentuk Tabung
Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu.
Dalam perkembangannya bahan bambu tersebut dapat digantikan dengan bahan lain, seperti
kayu dan logam. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung,
kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang di pukul,
digoyang atau ditiup.
b. Bentuk Bilah
Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang
dihasilkan masih perlu di dukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai r ang
resonator. Permukaan bilah dapat berupa rata dapat pula bidang cembung. Bahkan kadangkadang berupa irisan dari bentuk tabung, contoh alat music berbentuk bilah adalah, gambang,
kolintang, saron, dan gender. Cara memainkan alat ini adalah dengan cara dipukul

c. Bentuk Pencon

2. Jenis-jenis angklung
a. Angklung Kanekes
b. Angklung Gubrag
c. Angklung Dogdog lonjor
d. Angklung Badeng
e. Angklung Buncis
3. Perbedaan angklung melodi dan angklung pengiring :
a. Angklung melodi yaitu angklung yang dipakai nuntuk membawakan melodi pokok
b. Angklung pengiring yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 5


( RPP 05 )

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester

: SMP Negeri 2 Watang Pulu


: Seni Budaya (Seni Tari)
: VIII / Ganjil

Materi Pokok
Alokasi Waktu

: Merangkai Gerak Tari Tradisional


: 9 x 40 menit (3 x Pertemuan)

A.Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
keragaman dan keunikan karya seni tari
sebagai bentuk rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan

Indikator
1.1.1 Menanggapi keragaman dan keunikan
karya seni tari sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan
1.1.2 Menghargai Keragaman dan keunikan
karya seni tari sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap jujur melalui


aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


peduli, dan santun terhadap
karya seni tari dan koreografernya

2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap


karya seni tari dan koreografernya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
karya seni tari dan koreografernya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

2.3.1 Menunjukkan sikap motivasi internal


terhadap lingkungan dalam berkarya
seni
2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

Memahami keunukan gerak tari


tradisional berdasarkan pola lantai dengan
menggunakan unsur pendukung tari

3.1.1 Mengidentifikasi keunikan gerak tari


tradisional daerah setempat dengan
daerah lain
3.1.2 Membandingkan keunikan gerak tari
tr4adisional daerah setempat dengan

3.1

4.1

Merangkai gerak tari tradisional


berdasarkan pola lantai dengan
menggunakan unsur pendukung tari

daerah lain
3.1.3 Mengidentifikasi pola lantai, properti,
tat arias dan busana, pada gerak tari
tradisional daerah setempat
3.1.4 Membandingkan pola lantai, properti,
tat arias gerak tari tradisional daerah
setempat
4.1.1 Melakukan ragam gerak tari tradisional
dengan menggunakan pola lantai
4.1.2 Melakukan ragam gerak tari tradisional
menggunakan properti
4.1.3 Merangkai ragam gerak tari tradisional
sesuai hitungan
4.1.4 Menyajikan ragam gerak tari tradisional
sesuai iringan
4.1.5 Menyajikan ragam gerak tari tradisional
dengan lisan maupun tulisan

C.Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D.Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. PENGERTIAN TARI TRADISIONAL

Tahukah kalian bahwa setiap suku di Indonesia memiliki gerak tari yang berbedabeda. Perbedaan
gerak menunjukkan kekayaan dan keunikan gerak tari tradisional Indonesia. Keunikan gerak dapat
dijumpai salah satunya tari Yospin Pancer dari Papua. Keunikan terletak pada gerak kaki yang ritmis
disertai dengan permainan memukul tifa. Keahlian secara khusus sangat di perlukan untuk dapat
melakukan gerak dinamis pada kaki sambil memukul tifa.

Keunikan gerak tari tifa daerah Papua


terletak pada gerakan kaki.

Keunikan gerak dapat dijumpai juga pada tari Kecak dari Bali. Penari duduk melingkar sambil
menggerakkan tangan keatas sebagai simbol lidah api yang menyala. Penari mengucapkan kata
cak...cak...cak... sebagai iringan gerak. Keunikan tari Kecak tidak hanya pada gerak tetapi juga
pada iringan. Keunikan ini hampir sama dengan tari Saman dari Aceh. Penari menyanyi sambil
melakukan gerak dengan menepuk hampir seluruh badan dan anggota badan. Bunyi tepukan dan
nyanyian dijadikan sebagai iringan.

Tari Saman dengan mengguna kan pola


lantai garis lurus.

Keunikan gerak dapat dijumpai juga pada tari bertema perang di daerah Kalimantan. Gerakan kaki
yang tertahan dengan langkah yang lebar memiliki kesamaan dengan keunikan tari Cakalele dari
Ternate. Keunikan gerak tidak hanya pada penari putera tetapi juga pada penari puteri.
Tari Burung Enggang dari Kalimantan keunikan gerak terletak pada gerak pergela ngan tangan ke
atas dan ke bawah sehingga bulu-bulu burung enggang yang diselip kan pada jarijari dapat

mengembang seperti sayap burung yang hendak terbang. Keunikan gerakan pada bagian tangan ini
memiliki kemiripan dengan tari Tanggai dari Palembang.

Keunikan gerak tari dari daerah Kalimantan.

Lentikan gerak pada jarijari tangan dapat dijumpai pada tari Gending Sriwijaya dari Sumatera
Selatan memiliki kesamaan dengan gerak lentikan jari dapat dijumpai juga pada tari Sekapur Sirih
dan Persembahan dari Melayu.
Keunikan gerak tari dari Kalimantan terletak pada gerakan tangan, ter-

Keunikan pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada tari yang tumbuh -

B. POLA LANTAI TARI TRADISIONAL


Pola lantai pada tari tradisional Indonesia pada prinsipnya hampir sama yaitu garis lurus dan garis
lengkung. Garis lengkung termasuk pola lingkaran dan garis lurus biasa membuat segi empat,
segitiga, atau berjajar. Pola lantai dapat juga dilakukan dengan cara kombinasi antara garis lurus dan
garis lengkung. Kombinasi ini agar gerak yang dilakukan tampak lebih dinamis.

Gambar 5.6 Tari Saman dengan mengguna kan pola


lantai garis lurus.

Pola lantai tari Saman dari Aceh menggunakan garis lurus. Para penari duduk lurus di lantai selama
menari. Pola lantai tari Saman merupakan salah satu ciri yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Pola lantai tari Bedaya baik di Keraton Surakarta maupun Yogyakarta banyak mengguna kan
garis lurus. Garis lurus pada tarian Saman atau Bedaya merupakan simbolisasi pada hubungan
vertikal dengan Tuhan dan horisontal dengan lingkungan sekitar.
Tari Kecak selain unik dari segi gerak juga unik dari segi pola lantai. Kecak lebih banyak
menggunakan pola lantai melingkar atau lengkung dan tidak menggunakan pola lantai garis lurus.
Hal ini memiliki kesamaan dengan pola lantai tari Randai dari Suma tera Barat.

Gambar 5.7 Tari Kecak dengan pola


lantai garis lengkung dan membentuk
lingkaran.

C. TATA RIAS DAN BUSANA TARI TRADISIONAL


Tata rias dan tata busana pada tari memiliki fungsi penting. Ada fungsi tata rias dan tata busana pada
tari tradisio nal yaitu;
1) sebagai pembentuk karakter atau watak; dan
2) sebagai pembentuk tokoh.
Pembentukan karakter atau watak dan tokoh dapat dilihat pada tata rias wajah yang digunakan
dan juga busana yang dipakai.
Karakter pemarah, jahat, dan sejenisnya biasanya menggunakan tata rias warna merah yang dominan.
Demikian juga busana yang digunakan secara visual menunjukkan tokoh tersebut jahat. Tokoh
raksasa pada epos Ramayana misalnya, digambarkan dengan riasan wajah yang merah menyala
dengan bagian mulut penuh taring. Tata busana yang digunakan dengan menggunakan rambut gimbal
panjang dan menyeramkan.
Karakter tokoh baik pada epos Ramayana biasanya menggunakan riasan cantik seperti riasan pada
Pregiwa sebagai istri Gatot Kaca. Tata rias dan tata busana tampak cantik dan bersahaja. Tata rias dan
busana juga dapat menunjukkan tokoh lucu. Pada epos Ramayana ditunjuk kan pada tata rias dan
busana Punakawan yaitu Semar, Petruk, Bagong dan Gareng.

Gambar 5.8 Tata rias dan busana tokoh


Pregiwati pada epos Ramayana.

Tata rias dan busana pada tari tradisional tidak hanya bersumber pada epos Ramayana tetapi juga
tarian lepas yaitu tarian yang tidak berhubungan dengan cerita Ramayana.
Tokoh dan karakter dapat dijumpai juga pada tari tentang fauna seperti Tari Merak. Tata rias dan
busana pada tari Merak yang digunakan, memperlihatkan seekor burung Merak yang indah. Tata
busana yang digunakan merupakan perwujudan dengan sayap dan tutup kepala sebagai ciri khas
yang menunjukkan perwujudan burung Merak. Ada juga tata rias dan tata busana tari Kijang
dari Jawa Tengah, tari Burung Enggang dari Kalimantan, tari Cendrawa sih dari Bali, tari Kukilo dari
Jawa Tengah.

Gambar 5.9
Tata rias dan busana karakter burung Merak.

Pertemuan Kedua
D. PROPERTI TARI TRADISIONAL
Properti merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari. Ada tari yang menggunakan properti
tetapi ada juga tidak menggunakan. Properti yang digunakan ada yang menjadi nama tarian tersebut.
Contoh tari Payung menggunakan payung, tari Piring menggunakan piring sebagai properti. Kedua
tarian ini berasal dari Sumatera Barat. Tari Lawung dari keratin Yogya karta menggunakan lawung
(tombak) sebagai properti tarinya.

Tari Tani yang menceritakan petani kopi memetik


properti kipas.
hasil panen dengan menggunakan caping sebagai
properti.

Gerak tari Kipas dengan mengguna kan

Ada juga tarian yang menggunakan property tetapi tidak digunakan sebagai nama tarian. Contoh tari
Pakarena menggunakan Kipas, tari Merak menggunakan selendang, tari Serimpi dari Yogyakarta
atau Surakarta ada yang menggunakan kipas, keris atau properti lain. Ini hanya beberapa contoh
property yang digunkan dalam tarian tradisi onal, masih banyak tari dari daerah lain yang
menggunakan properti sebagai pen dukung. Tari Nelayan, tari Tani mengguna kan tudung kepala dan
hampir semua jenis tarian perang menggunakan tameng dan senjata perang lain seperti keris. Ada
juga tarian yang meng gunakan properti kukusan yaitu tempat untuk membuat tupeng terbuat dari
anyaman bambu yang digunakan sebagai kurungan dalam tari Lengger gaya Banyumasan.

selendang

Gerak tari daerahDengan menggunakan


tudung kepala sebagai properti

Tari dari Yogyakarta menggunakan

Gerak tari daerah Banyumas Jawa Tengah dengan meng gunakan properti Kukusan

E. TATA IRINGAN TARI TRADISIONAL


Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik
tersusun atas kata, nada, dan melodi. Semua terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami
lintas budaya, agama, suku, ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat
disatukan. Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu iringan internal dan
eksternal. Iringan internal memiliki arti iringan tersebut dilakukan sekaligus oleh penari. Contoh
iringan internal antara lain pada tari Saman. Penari manyanyi sebagai iringan sambil melakukan
gerak. Iringan internal juga dijumpai pada tari daerah Papua penari membunyikan tifa sebagai
iringan gerakan.

Iringan musik eksternal orkes


melayu dengan ciri khas pada alat musik arkodion.

Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari. Iringan ini dapat berupa iringan
dengan menggunakan alat musik yang dimainkan atau pemusik atau yang berasal dari tape recoder.
Jenis tari tradisional di Indonesia lebih banyak mengguna kan iringan eksternal daripada iringan
internal. Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain:
1) sebagai iringan gerakan;
2)ilustrasi;
3) membangun suasana.
Musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme
gerakan tidak sama, Musik dapat ditabuh secara menghemtak tetapi gerakan yang dilakukan dapat
mengalir dan mengalun. Sedangkan music iringan sebagai pembangun suasana sering dilakukan pada
tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan cerita

Iringan musik eksternal calung


alat musik yang terbuat dari bambu.

Pertemuan Ketiga
A. BERLATIH GERAK TARI TRADISIONAL

1. Ragam Gerak 5 ( =Angangka Cinde)

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Scientific
Metode
: Tanya jawab, praktek dan diskusi
Model pembelajaran : Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Learning
F.Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni tari dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni tari di
daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang merangkai
gerak tari tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni tari
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran merangkai gerak tari tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah


dipelajari secara kelompok. tentang merangkai gerak tari
tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

Pertemuan Kedua dan Ketiga


Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya
Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni tari dan memberikan kesempatan kepada
beberapa peserta didik menceritakan pengalamannya
terlibat dalam kegiatan seni tari di daerah tempat
tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang merangkai
gerak tari tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni musik
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran merangkai gerak tari tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

Peserta didik melakukan latihan gerak tari tradisional Tari


Pakkarena dari Makasar
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

G.Alat dan Sumber Belajar


Alat dan Bahan :
- VCD tari
- Gambar Tari tradisional
- Video Tari Pakkarena
Power Point materi ajar
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII untuk Siswa: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengalaman guru
H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik :

Bentuk :

Tes

: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan

Non Tes

: Uji Keterampilan
Pengamatan

1. Instrumen penilaian pengamatan


2. Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
3. Instrumrn penilaian keterampilan
4. Instrumen penilaian pengetahuan
5. Tes praktek/kinerja/Proses
6. Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab

2.

Teknik Penilaian

Pengetahuan
Memahami pengertian
Tari tradisional

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

.
3.

Ketrampilan
Pengamatan dan
Proses dan hasil
Melakukan asosiasi
unjuk kerja
merangkai gerak tari
tradisional
FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Tari)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Merangkai Gerak Tari Tradisional
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

2
3
Keterangan kode aspek sikap :
1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
2. Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;


Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Materi Pokok
Waktu Pengamatan

: Seni Budaya (Seni Tari)


: VIII/ Ganjil
: 2014/2015
: Merangkai Gerak Tari Tradisional
: Proses dan Hasil

Indikator Menggambar ragam hias


4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
N
o

1
2
3

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Tanggal Penilaian
Tahun Pelajaran
No

: Seni Budaya (Seni Tari)


: VIII/ Ganjil
: Merangkai Gerak Tari Tradisional
: ...............
: 2014/2015

Nama

Nilai

Nilai
Skala

Predikat

1
2
3
4
5
6
Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN

No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan pengertian tari tradisional /1
Jelaskan pengertian Pola Lantai dan pembagiannya /1
Jelaskan fungsi tata rias dan busana pada tari tradisional /2

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
25 atau 1

Jelaskan dua jenis iringan tari tradisional serta fungsinya /2

25 atau 1

Kunci jawaban :
1. Tari tradisional merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang disuatu daerah yang
memiliki cirri khas atau keunikan yang berbeda dari daerah lainnya, baik dari segi gerak,
kostum, tat arias dan busana, pola lantai, musik iringan dan property.
2. Pola Lantai adalah garis-garis yang dilalui oleh penari diatas panggung/pentas utntuk
mnembentuk desain/pola diatas lantai, Pola Lantai dibagi menjadi :
a. Pola Lantai garis lurus
b. Pola Lantai garis lengkung
3. Fungsi tata rias dan busana pada tari tradisional adalah :
a. Sebagai pembentuk karakter atau watak
b. Sebagai tokoh
4. Iringan tari tradisional dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Iringan music internal
b. Iringan music eksternal
Fungsi music iringan tari :
1. Sebagai iringan gerakan
2. Ilustrasi
3. Membangun suasana

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

Pertemuan Ketiga :

..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 6


( RPP 06 )

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMP Negeri 2 Watang Pulu


Seni Budaya (Seni Tari)
VIII / Ganjil
Merangkai Gerak Tari Tradisional
6 x 40 menit (2 kali pertemuan)

A.Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
keragaman dan keunikan karya seni tari
sebagai bentuk rasa syukur terhadap
anugerah Tuhan

Indikator
1.1.1 Menanggapi keragaman dan keunikan
karya seni tari sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan
1.1.2 Menghargai Keragaman dan keunikan
karya seni tari sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap jujur melalui


aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


peduli, dan santun terhadap
karya seni tari dan koreografernya

2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap


karya seni tari dan koreografernya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
karya seni tari dan koreografernya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

2.3.1 Menunjukkan sikap motivasi internal


terhadap lingkungan dalam berkarya
seni

3.2

4.2.

2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap


lingkungan dalam berkarya seni
Memahami keunikan peragaan gerak tari
3.2.1 Menjelaskan keunikan peragaan ragam
tradisional berdasakan pola lantai, dengan
gerak tari tradisional
menggunakan unsur pendukung tari sesuai 3.2.2 Menjelaskan unsur pola lantai dan
iringan
properti dalam meragakan gerak tari
tradisional dengan hitungan
3.2.3 Menjelaskan unsur pola lantai dan
properti dalam meragakan gerak tari
tradisional sesuai iringan
Memperagakan gerak tari tradisional
berdasarkan pola lantai dengan
menggunakan unsure pendukung tari
sesuai iringan

4.2.1 Menunjukkan sikap kerja sama dalam


pembelajaran meragakan gerak tari
tradisional dalam bentuk kelompok
4.2.2 Menunjukkan sikap toleransi dengan
sesame teman
4.2.3 Menunjukkan sikap saling menghargai
dengan sesame teman
4.2.4 Mempraktikkan gerak tari sesuai
dengan iringan dan unsure pendukung

C.Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D.Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. MERAGAKAN GERAK TARI TRADISIONAL
Gerak merupakan salah satu ciri yang membedakan antara satu tarian dengan
tarian lainnya. Tari-tarian di Indonesia memiliki keragaman gerak yang berbeda. Penampilan gerak
tari yang bersumber pada tari gaya Jawa Tengah tentu berbeda dengan tari gaya Betawi, gaya Dayak
dan daerah lainnya. Perbedaan penampilan gaya tari sesuai dengan daerah atau suku merupakan
kekayaan seni budaya yang harus dilestarikan sebagai salah satu iden titas bangsa.

Gambar 6.1 Gerak berputar dengan tangan diangkat


seperti pada gerakan tari rumi simbol rasa syukur

Penampilan gerak tari tidak terlepas dari desain garis dan desain pola lantai. Ada dua jenis desain
garis yaitu garis lurus dan garis lengkung. Pada desain garis lurus memberikan kesan lembut tetapi
juga lemah. Garisgaris mendatar memberikan kesan istirahat, sedangkan garisgaris yang tegak lurus
memberi kesan ketenangan dan keseimbangan. Garis melingkar atau melengkung memberi kesan
manis, sedangkan garis menyilang atau diagonal memberikan kesan dinamis atau kuat.
Desain-desain garis tersebut di atas, tidak hanya dapat dibuat dengan garisgaris tubuh dan tangan
serta kaki penari

Pertemuan Kedua
B. BERLATIH MERAGAKAN RAGAM GERAK TARI TRADISIONAL SESUAI
HITUNGAN

1. Ragam Gerak 5 ( =Angangka Cinde)

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Scientific
Metode
: Tanya jawab, praktek dan diskusi
Model pembelajaran : Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Learning
F.Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan
Kegiatan Awal

Deskripsi

Kegiatan awal pembelajaran :


1.
2.
3.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa

Alokasi Waktu
15 menit

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran


5. Menghubungkan pelajaran sebelumnya
6. Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni tari dan memberikan kesempatan kepada
beberapa peserta didik menceritakan pengalamannya
terlibat dalam kegiatan seni tari di daerah tempat
tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang merangkai
gerak tari tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni tari
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran merangkai gerak tari tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok. tentang merangkai gerak tari
tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

90 menit

15 menit

Pertemuan Kedua
Kegiatan
Kegiatan Awal

Deskripsi

Kegiatan awal pembelajaran :


1.
2.
3.
4.
5.

Mengucapkan salam
Berdoa bersama
Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Menghubungkan pelajaran sebelumnya

Alokasi Waktu
15 menit

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

6. Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab


tentang seni tari dan memberikan kesempatan kepada
beberapa peserta didik menceritakan pengalamannya
terlibat dalam kegiatan seni tari di daerah tempat
tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang merangkai
gerak tari tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni musik
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran merangkai gerak tari tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.
Peserta didik merangkai gerak tari tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

90 menit

15 menit

G.Alat dan Sumber Belajar


Alat dan Bahan :
- VCD tari daerah
- Musik tari daerah berbahasa bugis
- Video Tari Pakkarena
Power Point materi ajar
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII untuk Siswa: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pengalaman guru
H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik :

Bentuk :

Tes

: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan

Non Tes

: Uji Keterampilan
Pengamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instrumen penilaian pengamatan


Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
Instrumrn penilaian keterampilan
Instrumen penilaian pengetahuan
Tes praktek/kinerja/Proses
Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab

2.

Pengetahuan
Memahami
pendukung merangkai
gerak tari tradisional

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

Pengamatan dan
unjuk kerja

Proses dan hasil

.
3.

Ketrampilan
Melakukan asosiasi
merangkai gerak tari
tradisional

FORMAT PENILAIAN SIKAP


Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Tari)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Merangkai Gerak Tari Tradisional
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan


1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

2
3
Keterangan kode aspek sikap :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.


Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Materi Pokok
Waktu Pengamatan

: Seni Budaya (Seni Tari)


: VIII/ Ganjil
: 2014/2015
: Merangkai Gerak Tari Tradisional
: Proses dan Hasil

Indikator Menggambar ragam hias


4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan

1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan


Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
N
o

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

2
3

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Tanggal Penilaian
Tahun Pelajaran
No
1
2
3
4
5
6

Nama

: Seni Budaya (Seni Tari)


: VIII/ Ganjil
: Merangkai Gerak Tari Tradisional
: ...............
: 2014/2015
Nilai

Nilai
Skala

Predikat

Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN

No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan kesan-kesan yang dimunculkan oleh pola lantai/1
Jelaskan pengertian properti /1
Tuliskan urutan ragam gerak Tari Pakkarena /2

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
50 atau 2

Kunci jawaban :
1. Kesan-kesan yang dimunculkan oleh pola lantai :
a. Pola lantai garis lurus memberikan kesan lembut tetapi juga lemah, garis-garis mendatar
memberikan kesan istirahat, sedangkan garis-garis yang tegak lurus member kesan
ketenangan dan keseimbangan
b. Pola lantai garis melingkar atau melengkung, member kesan manis, sedangkan garis
menyilang atau diagonal member kesan dinamis atau kuat
2. Properti merupakan salah unsur pendukung pada penyajian tari, alat-alat yang digunakan oleh
penari untuk memperjelas gerak tarinya merupakan properti.
Propereti juga sering digunakan sebagai judul tari, misalnya Tari Kipas, Tari Payung, dll.
3. Urutan ragam gerak Tari Pakkarena :
1. Ragam gerak 1 (Ajappa Nanah)
2. Ragam gerak 2 (Angngayung kipasa kanang)
3. Ragam gerak 3 (Sitalei)
4. Ragam gerak 4 (Ammempo kaluttu)

5. Ragam gerak 5 (Angngangka cinde)


6. Ragam gerak 6 (Angngayung kipasa appa sulapa)
7. Ragam gerak 7 (Adakka tassikali-kali/renjang-renjang)

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 7


( RPP 07 )

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMP Negeri 2 Watang Pulu


Seni Budaya (Seni Teater)
VIII / Ganjil
Mengenal Seni Peran Teater Tradisional
6 x 40 menit (2 kali pertemuan)

A.Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam

KI 4

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan


kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.

B.Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar
Indikator
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
1.1.1 Menanggapi keragaman dan keunikan
keragaman dan keunikan karya seni teater
karya seni teater sebagai bentuk rasa
sebagai bentuk rasa syukur terhadap
syukur terhadap anugerah Tuhan
anugerah Tuhan
1.1.2 Menghargai Keragaman dan keunikan
karya seni teater sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan
2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.1.1 Menunjukkan sikap jujur melalui


aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap
peduli, dan santun terhadap naskah drama,
naskah drama, pertunjukan teater,
pertunjukan teater, pemain dan
pemain dan pembuatnya
pembuatnya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
naskah drama, pertunjukan teater,
pemain dan pembuatnya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

2.3.1 Menunjukkan sikap motivasi internal


terhadap lingkungan dalam berkarya
seni
2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

3.1 Memahami penerapan teknik olah


tubuh, olah suara dan olah rasa yang
mengacu pada sumber budaya
tradisional

3.1.1 Mengidentifikasi keunikan dan jenisjenis teater tradisional Indonesia


3.1.2 Mengidentifikasi karakter watak tokoh
peran dalam pementasan teater
tradisional Indonesia
3.1.3 Mengidentifikasi sumber cerita teater
tradisional Indonesia
3.1.4 Membaca naskah teater tradisional
Indonesia

4.1 Menerapkan teknik olah tubuh, olah


suara, dan olah rasa yang mengacu pada
sumber budaya tradisional

4.1.1 Menunjukkan sikap bertanggung jawab


dalam berlatih teater tradisional
4.1.2 Menunjukkan sikap disiplin dalam

berlatih teater tradisional


4.1.3 Melakukan latihan olah tubuh, oleh
vocal, olah rasa dalam teater tradisional
4.1.4 Mengomunikasikan teater tradisional
Indonesia

C.Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D.Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. KARAKTERISTIK TEATER TRADISIONAL
Pembahasan teater yang dipelajari di kelas VIII ini mengenai teater tradisional. Tujuan kamu
mempelajari teater tradisional adalah untuk lebih menyadari akan kekayaan, keunikan, serta
kehebatan budaya bangsa sendiri terutama dalam seni teater tradisional. Bila sudah dipelajari, kamu
bisa tahu bagai mana cara melestarikannya, bahkan dapat menjadi inspirasi dalam membuat karya
baru, teater masa kini. Sebenarnya apakah teater tradisional itu?

Pementasan teater Makyong Riau

Teater tradisional adalah suatu bentuk teater yang lahir, tumbuh dan berkembang di suatu daerah dan
masyarakat merupakan hasil kreativitas kebersamaan suku bangsa Indonesia. Teater tradisional
berakar dari budaya daerah setempat dan dikenal oleh masyarakat lingkungannya. Pertunjukan di
lakukan atas dasar tata cara dan pola yang diikuti secara tradisional (turun temurun) dari pengalaman
pentas generasi tua (Pendahulu) dialihkan/ dilanjutkan ke generasi muda (generasi penerus) dan
mengikuti serta setia kepada pakem yang sudah ada. Pementasan teater tradisional dilakukan di arena
terbuka atau di pendopo yang penontonnya dari berbagai sisi yang terbuka.

Randai dari

Pementasan teater Ubrug dari Banten

Pementasan teater
Minang kabau.

Teater tradisional diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :


1. Teater Rakyat
Ciri teater rakyat yaitu: improvisasi,sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat.
Contoh-contoh teater rakyat :
a) Makyong dan mendu dari daerah Riau dan Kalimantan Barat,
b) Randai dan Bakaba dari Sumatra Barat,
c) Mamanda dan Bapangdung dari Kalimantan Selatan,
d) Arja, Topeng Prembon, dan Cepung dari Bali,
e) Ubrug, Banjet, longser, Topeng Cirebon, Tarling dan Ketuk Tilu dari Jawa Barat,
f) Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco dari Jawa Tengah

Pertumbuhan dan kematian) Juga hiburan

Subur, berkah, dan terjaga dari pelbagai gangguan. Ketika panen sebagai ucapan terima kasih, maka
dilaksanakan upoacara panen.

Pada bagian ini tidak akan dibahas teater yang memiliki fungsi sebagai ritual. Teater yang akan
dibahas adalah teater yang ber sifat drama artinya mengandung unsur cerita, penokohan, dan
pemanggungan. Teater tradisional yang akan dibahas adalah teater sebagai media hiburan. Hiburan
yang dapat memberikan tontonan sekaligus tuntunan. Ketika kamu menonton teater, kamu bisa
mendapatkan berbagai pengalaman dan pelajaran tentang kehidupan.

Pertemuan Kedua
B. KEUNIKAN SENI PERAN TEATER TRADISIONAL
Teater tradisional tidak mengenal teknik-teknik pemeranan yang sama seperti yang kita temui pada
latihan pemeranan teater modern. Aktor dan pemeran dalam teater tradisional secara alamiah tampil
seperti apa adanya atau dalam istilah teori dramaturgi disebut stock karakter atau tipe casting.
Pemeran cenderung bermain tetap seperti sosok ke seharian. Misalnya, karena tubuhnya tinggi besar,
ia akan berperan sebagai tokoh-tokoh ksatria atau tokoh Buto. Tokoh putri atau permaisuri dimainkan
oleh pemeran yang berparas cantik. Begitu pun tokoh lucu, bodor, atau punakawan selalu
dimainkan oleh pemeran yang kesehariannya suka melawak.

Wayang Kulit dari Jawa Tengah dengan


dalang Ki Anom Suroto.

1. Olah Tubuh

yang dilakukan adalah dengan cara berlatih menyanyi lagu-lagu tradisional atau lagu-lagu
dolanan (permainan) anak-anak secara bebas dialam terbuka;

Improvisasi adalah latihan merospon suatu peristiwa, dari peristiwa yang kecil, sederhana menjadi
peristiwa yang besar dan kompleks. Kalau Spontanitas adalah latihan dalam merespon peristiwa
secara tepat dan tepat baik berupa dialog naupun tingkah laku.

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Scientifik
Metode
: Tanya jawab, praktek dan diskusi
Model pembelajaran : Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Learning
F.Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :


1.

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Mengucapkan
salam
2.
Berdoa
bersama
3.
Mengabsen dan
mengecek
kehadiran
siswa Siswa
4.
Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
5.
Menghubungka
n
pelajaran
sebelumnya
6.Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni teater dan memberikan kesempatan
menceritakan
pengalamannya terlibat dalam
kegiatan seni teater di daerah tempat tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang mengenal
seni peran teater tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni teater
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang seni peran
teater tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk


mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok. tentang mengenal seni peran
teater tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

Pertemuan Kedua
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

1.Mengucapkan salam
2.Berdoa bersama
3.Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
4.Menyampaikan tujuan pembelajaran
5.Menghubungkan pelajaran sebelumnya
6.Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni teater dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni teater di
daerah tempat tinggalnya .
7.Menanyakan melalui apersepsi tentang teknik bermain
teater
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni teater
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran teknik bermain teater
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok.
Peserta didik menerapkan teknik olah tubuh, dan olah rasa

15 menit

90 menit

Kegiatan Penutup

yang mengacu pada sumber alam sekitar sebagai inspirasi


Peserta didik memainkan seni peran tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

G.Alat dan Sumber Belajar


Alat dan Bahan :
- VCD seni teater
- Video seni teater berbagai akting
Power Point materi ajar
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII untuk Siswa: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengalaman guru
H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik :

Bentuk :

Tes

: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan

Non Tes

: Uji Keterampilan
Pengamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instrumen penilaian pengamatan


Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
Instrumrn penilaian keterampilan
Instrumen penilaian pengetahuan
Tes praktek/kinerja/Proses
Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab

2.

Teknik Penilaian

Pengetahuan
Mengenal seni peran
teater tradisional

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

.
3.

Ketrampilan
Pengamatan dan
Proses dan hasil
Melakukan seni peran unjuk kerja
teater tradisional
melalui olah tubuh,
olah rasa dan olah
vokal
FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Teater)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Mengenal Seni Peran Teater Tradisional
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

2
3
Keterangan kode aspek sikap :

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.


Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran
Materi Pokok
Waktu Pengamatan

: Seni Budaya (Seni Teater)


: VIII/ Ganjil
: 2014/2015
: Mengenal Seni Peran Teater Tradisional
: Proses dan Hasil

Indikator Menggambar ragam hias


4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
N
o

1
2
3

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Tanggal Penilaian
Tahun Pelajaran
No

: Seni Budaya (Seni Teater)


: VIII/ Ganjil
: Mengenal Seni Peran Teater Tradisional
: ...............
: 2014/2015

Nama

Nilai

Nilai
Skala

1
2
3
4
5
6
Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN

Predikat

No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan pengertian teater /1
Jelaskan pengertian acting /1
Tuliskan 3 teknik latihan bermain acting teater /2

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
50 atau 2

Kunci jawaban :
1. Teater berasal dari kata Theatron (Yunani) yang artinya tempat pertunjukan, ada juga
yang mengartikan gedung pertunjukan, juga yang mengartikan panggung (Stage). Dalam arti
luas teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan di depan orang banyak. Sedangkan
arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diekspresikan di atas pentas,
disaksikan oleh orang banyak. Media ungkap yang digunakan yaitu: percakapan, gerak, dan
laku (Akting) dengan atau tanpa dekor, didasarkan pada konsep, naskah dengan diiringi

2. Akting adalah perwujudan peran sesuai dengankarakter yang diinginkan oleh naskah dan
sutradara baik secara fisik maupun psikis
3. Teknik latihan bermain acting teater
a. Olah tubuh
b. Olah suara
c. Olah rasa

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 8


( RPP 08 )

Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran
Kelas/semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu

:
:
:
:
:

SMP Negeri 2 Watang Pulu


Seni Budaya (Seni Teater)
VIII / Ganjil
Merancang Pementasan Teater Tradisional
6 x 40 menit (2 kali pertemuan)

A.Kompetensi Inti
KI 1 : Menanggapi, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghargai perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, rasa ingin tahu,
estetika, percaya diri, motivasi internal, toleransi, gotong royong dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penomena dan kejadian yang tampak
mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi dan membuat) dan abstrak (menulis, membaca,
menghitung, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dari
berbagai sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori.
B.Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
1.1 Menerima, menanggapi dan menghargai
1.1.1 Menanggapi keragaman dan keunikan
keragaman dan keunikan karya seni teater
karya seni teater sebagai bentuk rasa
sebagai bentuk rasa syukur terhadap
syukur terhadap anugerah Tuhan
anugerah Tuhan
1.1.2 Menghargai Keragaman dan keunikan
karya seni teater sebagai bentuk rasa
syukur terhadap anugerah Tuhan

2.1

Menunjukkan sikap menghargai, jujur,


disiplin, melalui aktivitas berkesenian

2.2

Menunjukkan sikap bertanggung jawab,


2.2.1 Menunjukkan sikap peduli terhadap
peduli, dan santun terhadap naskah drama,
naskah drama, pertunjukan teater,
pertunjukan teater, pemain dan
pemain dan pembuatnya
pembuatnya
2.2.2 Menunjukkan sikap santun terhadap
naskag drama, pertunjukan tetaer,
pemain dan pembuatnya

2.3

Menunjukkan sikap percaya diri, motivasi


internal, kepedulian terhadap
lingkungan dalam berkarya seni

3.2 Memahami teknik membuat naskah


drama dari sumber budaya tradisional

4.2 Membuat naskah drama secara


sederhana dari sumber budaya
tradisional

2.1.1 Menunjukkan sikap jujur melalui


aktivitas berkesenian
2.1.2 Menunjukkan sikap disiplin melalui
aktivitas berkesenian

2.3.1 Menunjukkan sikap motivasi internal


terhadap lingkungan dalam berkarya
seni
2.3.2 Menunjukkan sikap peduli terhadap
lingkungan dalam berkarya seni
3.2.1 Mengidentifikasi bentuk pementasan
teater tradisional
3.2.2 Mengidentifikasikan rancangan
panggung pertunjukan teater tradisional
3.2.3 Membuat rancangan proprti
pementasan teater tradisional
4.2.1 Menunjukkan sikap bertanggung jawab
dalam merancang pementasan teater
4.2.2 Menunjukkan sikap disiplin dalam
membentuk rancangan properti
pertunjukan
4.2.3 Mengkomunikasikan rancangan
pementasan teater tradisional

C.Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan peduli dan
melakukan aktivitas berkesenian, yaitu :

D.Materi Pembelajaran

Pertemuan Pertama
A. MERANCANG PEMENTASAN TEATER TRADISIONAL
Barangkali diantara kalian ada yang pernah menonton pementasan teater tradisional di daerah kalian,
atau bahkan ada yang pernah ikut terlibat langsung sebagai pemain dalam pementasan. Kalau pernah
sungguh merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga, sebab kalian bisa merasakan
kemeriahan, kegembiraan, kehangatan dan keakraban saat melakukan pementasan, baik dengan
sesama pemain, penari, pemusik maupun dengan penontonnya. Pada pementasan teater
tradisional unsur-unsur komuni kasi antara tontonan dan penonton akan terasa penting
karena yang paling utama dalam pementasan teater tradisional adalah tersampaikannya pesan secara
langsung, akrab dan menghibur. Unsur hiburan dalam teater tradisional terbentuk dari kemasan yang
disajikan berupa musik, tarian, drama dan lawakan. Musik dihadirkan untuk memeriahkan suasana
sebagai penanda keramaian disuatu tempat. Musik berfungsi sebagai pengiring penari atau adegan
dalam lakon drama yang di pentaskan. Tarian disajikan sebagai penambah keindahan dalam unsur
gerak yang dapat mendukung lakon drama dan lawakan yang dimainkan. Arena pertunjukan tidak
selamanya berupa panggung resmi seperti di gedunggedung pertunjukan. Pementasan teater
tradisional lebih terasa keindahannya kalau dimainkan di arena terbuka seperti di halaman depan
rumah, dan lapangan terbuka dengan tidak ada batasan dan jarak antara pementasan dan penonton.
Halhal yang digam barkan diatas bisa menjadi pegangan kalian ketika akan mer ancang pertunjukan
teater tradisional.

Gambar 8.5 Pertunjukan teater dengan mengguna


kan properti kurungan ayam.

Gambar 8.6 Pertunjukan teater dengan


mengguna kan lesung.

Gambar 8.7 Properti pertunjukan teater.

B. MENENTUKAN BENTUK PEMENTASAN


Sebagai langkah awal ketika kalian akan membuat pementasan teater tradisional adalah menentukan
bentuk pementasan. Bentuk pementasan dalam hal ini adalah bentuk atau jenis teater tradisional
apakah yang akan kalian pilih sebagai bahan yang akan di pentaskan. Apakah bentuk teater tradi
sional yang ada dan popular di daerah kalian seperti Lenong, Ludruk, Makyong, Maman da, Ludruk,
Ketoprak, wayang wong, wayang gambuh, Uyeg, Mendu, Bakaba, Cepung, Dulmuluk, Longser,
Sinrilli atau kalian mencoba mempelajari lalu mementaskan bentuk teater tradisional dari luar daerah
kalian. Hal itu tergantung dari pilihan kelompok kalian.

Gambar 8.8 Panggung pertunjukan terbuka.

C. MEMBUAT RANCANGAN ARENA


Dalam membuat rancangan pementasan tradisional, sebaiknya arena yang akan dijadikan tempat
pementasan dibuat atau disesuaikan dengan suasana pementasan teater tradisonal aslinya. Misalnya
dalam pertunjukan teater Lenong, Longser dan Topeng Banjet suasana arena pementasan berupa
arena terbuka. Hubungan pertunjukan dan penontonnya terasa akrab, seolah tidak ada batas
pertunjukan dan penonton. Penonton menjadi bagian dari pertunjukan.

Gambar 8.9 Panggung pertunjukan terbuka.

Panggung sebagai arena pementasan dilengkapi dengan lampu oncor, lampu obor sebagai alat
penerangan dan juga sebagai hiasan di sekitar panggung. Penonton menyaksikan pementasan sambil
duduk lesehan dibawah lantai tanah. Penambahan hiasan dari daun kelapa muda dan bambu dapat
menambah semaraknya sua sana disekitar pementasan teater tradisional. Seperti dalam pementasan
teater Gambuh dari Bali, hiasan properti obor dan daun kelapa muda yang di rangkai menjadi hiasan
janur akan memperindah suasana saat pelaksanaan pementasan.
Dalam perancangan arena
pementasan yang harus kalian per hatikan adalah menyiapkan arena yang khusus sebagai tempat
untuk menampilkan karya teater yang telah di persiapkan, yang di kenal dengan sebutan panggung.
Dikondisikan supaya arena pang gung dapat membuat pemain merasa nyaman untuk pentas
dan dapat disaksikan oleh para penonton dari berbagai sudut pandang.

Gambar 8.10 Aktivitas membuat perlengkapan


pertunjukan teater.

Selanjutnya menyiapkan tempat penonton dengan menyiapkan tempat duduk penonton dengan
sebaikbaiknya supaya bisa mengapresiasi pementasan teater tradisional dengan baik. Dan supaya
lebih terasa lagi suasana tempat pementasan teater tradisional, kalian bisa sambil menyuguhkan
minuman dan makan tradisional. Pasti menarik, silahkan dicoba.
D. MEMBUAT RANCANGAN PROPERTI
Buat rancangan peralatan yang dibutuhkan diatas panggung (properti) dan latar belakang panggung
(setting) seefektif dan se-efisien mungkin, artinya properti dan setting yang dibuat sesuai de ngan
tuntutan pertunjukan, serta fungsinya yang jelas. Tidak kurang ataupun tidak berlebihan. Dan
tentunya harus membuat nyaman para pemain dan menarik bagi penonton.

Gambar 8.11 Aktivitas membuat tata busana


dan perlengkapan pertunjukan teater.

E. MEMBUAT RANCANGAN MUSIK


Musik dan tari dalam teater tradisional merupakan bagian takterpisahkan. Fungsinya disamping
memeriahkan, juga media ungkap gagasan yang dikomunikasikan pada penonton. Musik pada
pertunjukan teater juga berfungsi sebagai pembangun suasana. Musik juga berfungsi membangun
karakter tokoh serta menguatkan latar cerita pada pertunjukan teater. Pada teater tradisional, musik
pengiring biasanya menggunakan musik tradisional daerah setempat. Contoh: jenis teater yang
ditampilkan misalnya gambang kromong untuk pertunjukan Lenong, musik Samrah untuk
pertunjukan teaterteater melayu, juga musik gamelan untuk pertunjukan teaterteater di Jawa.

Gambar 8.12 Aktivitas membuat tata iringan


pertunjukan teater.

Gambar 8.13 Aktivitas membuat tata iringan pertunjukan teater dalam


sebuah panggung pertunjukan Lenong Betawi.

F. MEMBUAT RANCANGAN KOSTUM


Sebaiknya kostum dan riasan para pemain sudah bisa dirancang dari awal, hal ini akan dapat
membantu para pemain pada gambaran sosok peran yang akan diwujudkan.
Berikut ini contoh bentuk-bentuk desain kostum teater tradisional.

Gambar 8.15 Beberapa contoh rancangan kostum dalam suatu pertunjukan


teater.

Pertemuan Kedua
G. CONTOH MEMBUAT RANCANGAN NASKAH
Naskah Teater Tradisional dapat dikembangkan dari cerita rakyat, hikayat, legenda, dan sejenisnya.
Jika ingin membuat rancangan naskah teater berdasarkan hal tersebut diatas, dapat dilakukan melalui
sumber-sumber cerita yang dapat dipertanggungjawabkan. Pada contoh membuat rancangan naskah
teater disajikan berdasarkan tradisi teater Betawi dengan judul Si Entong. Pada pementasan teater
ini dapat berkolaborasi dengan aspek seni rupa, seni musik dan seni tari.

E.Metode Pembelajaran
Pendekatan
: Scientifik
Metode
: Tanya jawab, praktek dan diskusi
Model pembelajaran : Problem Based Learning
Discovery Learning
Project Based Learning

F.Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

Pertemuan Kedua

1. Mengucapkan salam
2. Berdoa bersama
3. Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Menghubungkan pelajaran sebelumnya
6. Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni teater
peserta didik menceritakan pengalamannya terlibat
dalam kegiatan seni teater
di daerah tempat
tinggalnya .
7. Menanyakan melalui apersepsi tentang
merencanakan pementasan teater tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni teater
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran merencanakan pementasan teater tradisional
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik
mempresentasikan hasil belajar tentang materi yang telah
dipelajari secara kelompok. tentang merencanakan
pementasan teater tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

15 menit

90 menit

15 menit

Kegiatan

Deskripsi

Alokasi Waktu

Kegiatan awal pembelajaran :

Kegiatan Awal

Kegiatan Inti

Kegiatan Penutup

1.Mengucapkan salam
2.Berdoa bersama
3.Mengabsen dan mengecek kehadiran siswa Siswa
4.Menyampaikan tujuan pembelajaran
5.Menghubungkan pelajaran sebelumnya
6.Guru memotivasi peserta didik melalui tanya jawab
tentang seni teater dan memberikan kesempatan
kepada beberapa peserta didik menceritakan
pengalamannya terlibat dalam kegiatan seni teater di
daerah tempat tinggalnya .
7.Menanyakan melalui apersepsi tentang merencanakan
pementasan teater tradisional
MENGAMATI-Peserta didik mengamati video seni teater
MENANYA-Peserta didik menanyakan tentang hasil
pembelajaran merencanakan pementasan teater
MENGEKSPLOR-Peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.
Guru memotivasi peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
MENGASOSIASI-Peserta didik merencanakan dan
menyiapkan presentasi hasil diskusi.
MENGKOMUNIKASIKAN-Peserta didik membuat dan
melakonkan konsep naskah drama tradisional
Kegiatan Penutup :
1. Guru melakukan evaluasi dan refleksi pada setiap
pertemuan. Kegiatan evaluasi dan refleksi
menekankan pada tiga aspek yaitu pengetahuan yang
telah diperoleh, menghubungkan sikap dengan materi
pembelajaran, dan kemampuan psikomotorik atau
keahlian dalam praktek menggambar
2. Menyimpulkan materi pelajaran
3. Guru menyampaikan materi pertemuan berikut
4. Guru memberikan tugas tambahan dirumah
5. Guru memberikan pesan-pesan moral kepada peserta
didik
6. Menutup Pembelajaran

G.Alat dan Sumber Belajar

15 menit

90 menit

15 menit

Alat dan Bahan :


- VCD seni teater
- Video seni teater tradisional
Power Point materi ajar
Sumber Belajar :
Buku Seni Budaya Kurikulum 2013 Kelas VIII untuk Siswa: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013. Seni Budaya. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pengalaman guru
H.Penilaian Proses dan Hasil Belajar
Teknik :

Bentuk :

Tes

: Penilaian autentik
Tertulis (Essay/Uraian) dan Lisan

Non Tes

: Uji Keterampilan
Pengamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Instrumen penilaian pengamatan


Instrumen penilaian pengetahuan/Proses
Instrumrn penilaian keterampilan
Instrumen penilaian pengetahuan
Tes praktek/kinerja/Proses
Penilaian kompetensi sosial/Hasil

No

Aspek yang dinilai

1.

Sikap
Menunjukkan sikap
rasasyukur, percaya
diri, peduli dan
bertanggung jawab

2.

.
3.

Pengetahuan
Memahami
perencanaan
pementasan teater
tradisional
Ketrampilan
Melakukan
pementasan teater
tradisional

Teknik Penilaian

Waktu Penilaian

Pengamatan

Selama pembelajaran dan saat


diskusi

Tes tulis

Setelah pemberian materi

Pengamatan dan
unjuk kerja

Proses dan hasil

FORMAT PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran
: Seni Budaya (Seni Teater)
Kelas/Semester
: VIII / Ganjil
Tahun Pelajaran
: 2014/2015
Materi Pokok
: Merencanakan Pementasan Teater Tradisional
Waktu Pengamatan :
Indikator sikap bersyukur, percaya diri, toleransi dan tanggung jawab dalam pembelajaran.
Kriteria nilai:
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
Spiritual
N
o

Nama Siswa

Arif

Sosial

Bersyukur

Percaya diri

Toleransi

Tanggung jawab

Kode aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

Kode Aspek

10

11

12

Rerat
a

Nilai
Sika
p

3,5

2
3
Keterangan kode aspek sikap :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.


Menunjukkan sikap rasa syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa;
Berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu.
Berani presentasi di depan kelas
Berani berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan
Dapat menerima kekurangan orang lain
Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang lain

9. Menerima kesepakatan meskipun berbeda dengan pendapatnya


10. Melaksanakan tugas dengan baik
11. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan
12. Mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan
Cara pengisian nilai sikap yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk pengisian Rerata pada
sikap yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek sikap dan dibagi jumlah aspek sikap (misal 12).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek= 42/12 = 3,5 maka nilai sikapnya B
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Tahun Pelajaran

: Seni Budaya (Seni Teater)


: VIII/ Ganjil
: 2014/2015

Materi Pokok
Waktu Pengamatan

: Merencanakan Pementasan Teater Tradisional


: Proses dan Hasil

Indikator Menggambar ragam hias


4 = sangat aktif, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3 = aktif, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan
kadang-kadang tidak melakukan
2 = kadang-kadang aktif, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak aktif, apabila tidak pernah melakukan
Bubuhkan tanda pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Keterampilan
N
o

Nama
Siswa

Arif

Persiapan
Mencari
Informas
i

Mengelompokkan

Proses
Mencoba

Hasil

Menyelaraskan

Menyatu
-kan

Mendemontrasikan
2

Rerata

Predik
at

2
3

Cara pengisian nilai keterampilan yaitu isilah nilai antara 1 4 sesuai kriteria di atas. Untuk
pengisian Rerata pada nilai keterampilan yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai aspek
keterampilan dibagi dengan jumlah aspeknya (contoh di atas6 aspek keterampilan).
Contoh: Jumlah nilai seluruh aspek = 18/6 = 3 maka predikatnya B.
Jumlah aspek

FORMAT PENILAIAN PENGETAHUAN


Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Tanggal Penilaian

: Seni Budaya (Seni Teater)


: VIII/ Ganjil
: Merencanakan Pementasan Teater Tradisional
: ...............

Tahun Pelajaran
No

: 2014/2015

Nama

Nilai

Nilai
Skala

Predikat

1
2
3
4
5
6
Cara pengisian predikat :

Jumlah Nilai

x 4 = Nilai akhir (nilai skala 1-4)

Nilai maksimal
Contoh

75 x 4 = 3 maka predikatnya adalah B


100

LEMBAR PENILAIAN PENGETAHUAN


DAN PEDOMAN PENSEKORAN

No
1
2
3

Butir soal
Jelaskan langkah-langkah yang dilalui untuk merancang
pementasan teater tradisional
Jelaskan bagaimana cara menentukan bentuk pementasan
Jelaskan cara membuat rancangan arena teatyer tradisional

Kunci jawaban :
1.

Langkah-langkah merancang pementasan teater tradisional :


a. Merancang pementasan
b. Menentukan bentuk pementasan
c. Membuat rancangan arena

Skor Maksimal
25 atau 1
25 atau 1
50 atau 2

d.
e.
f.
g.

Membuat rancangan properti


Membuat rancangan music
Membuat rancangan kostum
Membuat rancangan naskah

2. Menetukan bentuk pementasan dalam hal ini adalah bentuk atau jenis teater tradisional
apakah yang akan kalian pilih sebagai bahan yang akan di pentaskan. Apakah bentuk teater
tradi sional yang ada dan popular di daerah kalian, maka hal tersebut dapat dijadikan acuan
untuk metrancang bentuk pementasan teater yang akan dilakukan
3. Dalam membuat rancangan pementasan tradisional, sebaiknya arena yang akan dijadikan
tempat pementasan dibuat atau disesuaikan dengan suasana pementasan teater tradisonal
aslinya. Misalnya dalam pertunjukan teater Lenong, Longser dan Topeng Banjet suasana
arena pementasan berupa arena terbuka. Hubungan pertunjukan dan penontonnya terasa
akrab, seolah tidak ada batas pertunjukan dan penonton. Penonton menjadi bagian dari
pertunjukan.

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

REFLEKSI

Pertemuan Pertama :

..

Pertemuan Kedua :

..

POWER POINT MATERI AJAR


RPP 01 SENI RUPA
MATERI POKOK : MENGGAMBAR MODEL

Pertemuan Pertama
D. KONSEP DAN PROSEDUR MENGGAMBAR MODEL
Pembelajaran menggambar model diawali dengan menentukan objek model yang akan digambar.
Objek-objek tersebut berupa hewan, tum buhtumbuhan, manusia dan kumpulan benda-benda yang
disusun sesuai dengan komposisi, proporsi, keseimbangan dan irama yang cepat sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh. Kita akan mempelajari gambar model dengan objek alam benda yang biasa
disebut de ngan gambar bentuk. Caranya dengan mengamati langsung objek gambar, untuk diketahui
struktur bentuk dan bidang gambarnya.
Objek gambar alam benda memiliki strukur bentuk dan bidang dasar yang berbedabeda.
Bentukbentuk, tersebut antara lain bentuk bola, kubus, bujur sangkar, kerucut, dan tabung. Sedang
kan pada struktur bidang gambar model (alam benda) dapat berupa bidang datar, lingkar, maupun me
ng krucut. Struktur bentuk dan bidang tersebut memiliki kesan yang tidak sama apabila terkena sinar.
Model alam benda yang terkena sinar akan menghasilkan bayangan dengan in tensitas cahaya
yang berbedabeda. Hal itu disebabkan efek bayangan yang ditimbulkan dari pencahayaan yang
memberikan kesan ruang pada model, sehingga gambar nampak seperti gambar tiga dimensi.

Gambar 1. Pencahayaan pada objek gambar

1. Prinsip-Prinsip Menggambar Model


Proses menggambar model mengandalkan kemampuan mengamati yang baik pada objek yang
digambar. Pengamatan sangat penting supaya hasil gambar yang dibuat sesuai dengan objeknya,
menarik dan memiliki keindahan. Beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam menggambar
model adalah komposisi, propor si, keseimbangan, dan kesatuan. Penjelasan tentang prinsip
menggambar dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Komposisi
Komposisi merupakan cara kita menyusun dan mengatur objekobjek secara menarik dan indah.
Komposisi objek gambar, warna objek gambar, jenis dan latar belakang gambarnya.
Beberapa contoh bentuk komposisi dapat dilihat pada pola yang disusun berikut ini.

b. Proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-bagian benda yang menjadi
objek model gambar yang diamati, contoh gambar :

d. Kesatuan
Kesatuan adalah keserasian pengaturan objek gambar sehingga berkesan ruang,kedalaman dan antar
objek gambar saling mendukung dan menghasilkan gambar yang baik

Perlu diperhatikan dalam menggambar model senantiasa akan menggunakan unsur-unsur rupa seperti
garis, bidang, bentuk, tekstur, warna dan gelap terang, sehingga dapat menentukan keberhasilan
menggambar

Pertemuan Kedua
E. ALAT DAN BAHAN MENGGAMBAR MODEL
Alat dan bahan yang dapat digunakan dalam menggambar model dapat menggunakan pensil,
penghapus, kertas dan sebuah papan gambar. Barangbarang ini memiliki kegunaannya
masingmasing
1. Pensil
Pilihlah yang berukuran 2HH (keras), HB (medium), dan B2B (lunak). Gunakan peraut pensil untuk
memperuncing ujung pensil dan kita juga bisa menggunakan sepotong kecil kertas amplas untuk
mempermudah mengatur keruncingan pensil sesuai dengan kebutuhan.

2. Penghapus
Pilihlah penghapus yang lunak dan lentur untuk membersihkan garisgaris pensi tanpa merusak
kertas.

3. Kertas
Gunakan kertas gambar sesuai dengan kebutuhan, jangan terlalu tipis dan usahakan yang memiliki
tekstur. Beberapa jenis kertas dapat digunakan untuk menggambar model seperti kertas ukuran
standar (A3, A4, kwarto). Untuk latihan bisa juga menggunakan kertas buram.

4. Pensil Warna
Penggunaan pensil warna dapat di lakukan dengan cara mengarsir atau memblok warna. Tekanan
pada penggunaan pensil sangat mempengaruhi ketajaman warna.

5. Krayon
Bahan krayon terdiri dari dua macam yaitu bahan berbasis kapur dan minyak (lilin).

6. Cat Air
Bentuk cat air terdiri atas bentuk tube dan batangan. Pada bentuk tube menggunakan palet sedangkan
cat air dalam bentuk batangan dapat langsung digunakan di kemasannya.

F. MENGGAMBAR MODEL (ALAM BENDA TEKNIK)


Langkahlangkah dalam menggambar model yakni persiapkan terlebih dahulu model objek yang akan
digambar. Kemudian siapkan juga papan atau meja gambar. Aturlah sudut pandang kita, jangan ter
lalu jauh agar kita dapat mengamati model yang akan kita gambar dengan lebih jelas. Biasakan selalu
menggambar diatas permukaan yang miring, bukan permukaan datar, permukaan datar akan
mengakibatkan gambar yang ti dak proporsional (distorsi).
Gunakan pensil 2H atau H untuk membuat garis bantu. Jenis pensil ini membantu kita dalam
menggambar model karena menghasilkan garis yang cukup tipis sehingga kita tidak terganggu
dengan garis maupun coretan tebal dan kita ti dak perlu membuang waktu untuk menghapus
berulangulang coretan garis yang salah.
Biasakan membuat proporsi, bentuk dan gesture secara global menggunakan pensil 2H atau H.
Apabila sudah sesuai dengan model yang digambar, lanjutkan dengan menggambar bagian-bagian
yang lebih detil untuk kemudian diperjelas dengan pensil Hb, B, atau 2B dan dapat juga meng
gunakan pensil warna, cat maupun spidol.
Perhatikan contoh gambar alam benda dibawah ini :

Pada contoh menggambar model alam benda tersebut, tampak adanya tahapan dalam menggambar
model, yakni :
7. Mempersiapkan objek gambar model alam benda yang akan digambar
8. Mulailah membuat sketsa, yaitu menggambar bentuk global dengan memperhatikan proporsi,
bentuk objek yang digambar
9. Berikan kesan gelap terang pada setiap bagian objek dengan menggunakan arsiran sampai
terlihat perbedaannya
10. Buatlah detil pada setiap nobjek
11. Perjelas setiap bagian objek dengan warna yang sesuai model
12. Penyelesaian akhir gambar dilakukan dengan penjelasan gambar sesuai dengan karakter
objek masing-masing benda yang digambar

RPP 02 SENI RUPA


MATERI POKOK : MENGGAMBAR ILUSTRASI

Pertemuan Pertama
D. MENGGAMBAR ILUSTRASI
Fungsi gambar ilustrasi adalah memperkuat, memperjelas, memperindah, mempertegas dan
memperkaya cerita atau narasi. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan untuk menghidupkan sebuah
cerita. Untuk itu Gambar ilustrasi harus dapat merangsang dan membantu pembaca berimajinasi
tentang cerita dan membantu mengembangkan imajinasi dalam memahami narasi.

Objek gambar ilustrasi dapat berupa

Objek gambar ilustrasi dapat berupa gambar manusia, hewan, dan tumbuhtumbuhan.
Gambargambar tersebut dapat berdiri sendiri atau gabungan dari berbagai macam objek yang
berbeda. Objek gambar disesuaikan dengan tema cerita atau narasi yang di buat.

Gambar 2.1 Gambar ilustrasi dengan menggunakan


teknik digital (komputer).Gambar terlihat halus dan

Gambar ilustrasi dapat berupa cerita bergambar, karikatur, kartun, komik dan karya sastra berupa
puisi atau sajak. Gambar ilustrasi dapat diberi berwarna atau hitam putih saja. Pembuatan gambar
ilustrasi dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan menggunakan teknologi digital.

Gambar 2.2 Gambar ilustrasi dengan teknik manual


menggunakan pulpen sebagai alat gambar nya.

1. Jenis- Jenis Gambar Ilustrasi


a. Kartun
Bentuk kartun dapat berupa tokoh manusia maupun hewan berisi ceritacerita humor yang sifatnya
menghibur. Indonesia memilki beberapa tokoh kartun seperti, tokoh Petruk dan Gareng karya
Tatang.S dan sebagainya. Penampilan gambar kartun dapat dilihat dalam bentuk hitam putih maupun
berwarna.

Gambar 2.3 Contoh Ilustrasi dalam bentuk kartun.

b. Karikatur
Gambar karikatur menampilkan karakter yang di lebihlebihkan, lucu, unik, terkadang mengandung
kritikan dan sindiran. Objek gambar karikatur dapat diambil dari tokoh manusia maupun hewan

Gambar 2.4 Contoh Ilustrasi dalam bentuk karikatur.

c. Komik
Gambar ilustrasi dalam bentuk komik terdiri dari rangkaian gambar yang saling melengkapi dan
memiliki alur cerita. Bentuk komik dapat berupa buku maupun lembaran gambar singkat

c. Ilustrasi Karya Sastra


Karya sastra berupa cerita pendek, puisi, sajak, akan Nampak lebih menarik minat orang
membacanya apabila disertai dengan gambar ilustrasi. Fungsi gambar ilustrasi disini bertujuan
memberikan penguatan dan mempertegas isi atau narasi pada materinya.

Contoh Ilustrasi dalam bentuk karya sastra.


bentuk karya sastra.

Contoh Ilustrasi dalam

e. Vignette
Sebagai pengisi dari sebuah cerita atau narasi dapat disisipkan gambar ilustrasi berupa vignette.
Vignette adalah gambar ilustrasi berbentuk dekoratif yang berfungsi sebagai pengisi bidang kosong
pada kertas narasi.

Gambar 2.7 Contoh Ilustrasi dalam bentuk Vignette.

2. Bentuk Objek Gambar Ilustrasi


a. Manusia
Tokoh manusia memiliki proporsi yang berbeda se hingga pada saat menggambar kita perlu
memperhatikan ka rakter dan memahami anatominya, agar telihat lebih wa jar dan tidak terkesan
kaku.

b. Hewan
Tokoh hewan juga memiliki proporsi dan anatomi yang berbeda, Jenis dan bentuk binatang dapat
dikelompokkan menjadi binatang darat, udara dan air, harus dijelaskan masing-masing binatangnya.

c. Tumbuhan
Tumbuhan dalam gambar ilustrasi dibuat dengan cara disederhanakan atau digambar detailnya

E. ALAT DAN BAHAN


Menggambar ilustrasi dapat dilakukan dengan teknik kering dan teknik basah. Alat dan bahan untuk
menggambar ilustrasi dengan teknik kering seperti pensil, arang, kapur, krayon, atau bahan lain yang

tidak memerlukan air. Sedangkan pada teknik basah media yang diperlukan berupa cat air, tinta bak,
cat poster, cat akrilik, dan cat minyak yang menggunakan air atau minyak sebagai pengencer.

1.Teknik Kering
Menggambar ilustrasi dengan teknik kering tidak perlu menggunakan pe-

Pembungkusnya
e.Pulpen
Digunakan sebagai alat untuk menggambar ilustrasi dengan karakter tegas pada garis-garis
gambarnya

Conntoh gambar dengan media krayon Contoh gambar dengan media arang

Contoh hasil gambar dengan mediaCharcoal.


media Pulpen.

Contoh hasil gambar dengan

2. Teknik Basah
Media yang digunakan untuk teknik basah antara lain seperti,
cat air, cat minyak, tinta, atau media lain yang memerlukan air atau minyak sebagai pengencer.
Ilustrasi dibuat dengan cara membuat sketsa pada bidang gambar dua dimensi berupa kertas atau
kanvas kemudian diberi warna sesuai dengan media basah yang sudah ditentukan.

Contoh beberapa media yg digunakan pada teknik basah serta contoh hasil gambar
denganteknik basah.

Pertemuan Kedua
F. PROSES MENGGAMBAR ILUSTRASI
Ilustrasi adalah salah satu jenis kegiatan menggambar yang membutuhkan keterampilan menggambar
bentuk. Bentuk yang digambar harus dapat memperjelas, mempertegas dan memperindah isi cerita
atau narasi yang men jadi tema gambar. Garis, bentuk, dan pemberian warna disesuaikan dengan
keseimbangan, komposisi, proporsi, dan kesatuan antara gambar dan narasi

RPP 03 SENI MUSIK


MATERI POKOK : GAYA DAN BERNYANYI LAGU DAERAH

Pertemuan Pertama
D. KEDUDUKAN DAN FUNGSI MUSIK DALAM TRADISI MASYARAKAT
INDONESIA

Musik dan lagu tradisional merupakan kekayaan suku bangsa di Indonesia. Musik dan lagu
tradisional berfungsi:
a) sebagai kelengkapan upacara adat, seperti pada upacara pengantin;
b) sebagai pengiring seni pertunjukan tari, teater, dan sejenisnya;
c) sebagai media rekreatif atau hiburan.
Pada musik dan lagu tradisional sering memiliki nilai-nilai kearifan lokal tentang hidup, relasi sosial,
religi, lingkungan, serta karakter. Fungsi musik dan lagu tradisional dapat dijelaskan sebagai berikut
1. Sarana Upacara Adat
Musik daerah bukan objek yang otonom/berdiri sendiri. Musik daerah biasanya merupakan bagian
dari kegiatan lain. Di berbagai daerah di Indonesia bunyi-bunyian terten tu dianggap memiliki
kekuatan yang dapat mendukung kegiatan magis. Inilah sebabnya musik terlibat dalam berbagai
upacara adat. Upacara Merapu di Sumba menggunakan irama bunyibunyian untuk memanggil dan
menggiring kepergian roh kepantai merapu (alam kubur). Selain ini pada masyarakat suku Sunda
musik angklung digunakan sebagai pengiring pada waktu upacara Seren taun (panen padi).
2. Musik Pengiring Tari
Irama musik dapat berpengaruh pada perasaan seseorang untuk melakukan gerakangerakan indah
dalam tari. Berbagai macam tari daerah yang kalian kenal, pada dasarnya hanya dapat diiringi
dengan musik daerah tersebut. Contohnya tari Kecak (Bali), tari Pakarena (Sulawesi), tari Mandalika
(Nusa Tenggara Barat), tari Ngaseuk (Jawa Timur), tari Mengaup (Jambi), tari Mansorandat (Papua),
dan lainlain.
3. Media Bermain
Lagulagu rakyat (folksongs) yang tumbuh subur di daerah pedesaan banyak digunakan sebagai media
bermain anakanak. Masih ingatkah pemainan dengan lagu ketika kalian di Sekolah Dasar? Lagu
CublakCublak Suweng dari Jawa Tengah, Amparampar Pisang dari Kalimantan, Ambilambilan dari
Jawa Barat, Tanduk Majeng dari Madura, Sang Bangau dan Pok AmeAme dari Betawi. Lagulagu ini
sering dijadikan nama permainan anak tersebut.
4. Media Penerangan
Lagu-lagu dalam iklan layanan masyarakat merupakan contoh fungsi musik sebagai media
penerangan. Lagu-lagu ini misalnya berisi tentang pelestarian lingkungan dan adat istiadat. Pada
masyarakat modern bisa tentang pemilu, Keluarga Berencana dan ibu hamil, Penyakit AIDS, dan
lain-lain. Selain dalam iklan layanan masyarakat, lagulagu yang bernafaskan agama juga menjadi
media penerangan. Musik qasidah, terbangan, dan zipin dengan syairsyair lagu dari Alquran.
E. TEKNIK DAN GAYA BERNYANYI DALAM MUSIK TRADISI
Masyarakat dan suku Papua menari sekaligus bernyanyi dan bermain tifa, yaitu alat music pukul
dengan sumber bunyi membran (alat music gendang masyarakat Papua) dalam kelompok. Stamina
mereka tetap terjaga, karena mereka memakan ulat sagu yang kaya akan protein.

Setiap daerah memiliki gaya dan teknik bernyanyi lagu tradisional, Untuk menjadi penyanyi music
tradisional selain menguasai teknik vocal secara baik, perlu juga memperhatikan kesehatan badan
dengan memanfaatkan minuman tradisional seperti mengkonsumsi jamu tradisional.
Untuk menjadi penyanyi lagu tradisional memerlukan proses panjang, Ini disebabkan teknik vocal
pada lagu tradisional berbeda dengan lagu yang bersifat umum, Pada beberapa daerah menggunakan
istilah cengkok umtuk membedakan antara satu lagu dengan lagu lainnya. Sistem pembelajaran
untuk menjadi penyanyi tradisional biasanya dilakukan dengan system magang yaitu berguru
kepada orang yang dianggap ahli. Jadi penyanyi lagu daerah tradisional pada beberapa daerah
hamnpir tidak melalui pendidikan formal.
Profesi menjadi seorang penyanyi tradisional sekarang ini kurang diminati oleh generasi muda. Ini
disebabkan menjadi penyanyi lagu tradisional secara materi tidak menjanjikan. Generasi muda
sekarang lebih tertarik menjadi penyanyi lagu popular atau jenis musik lainnya.

Pertemuan Kedua
F. BERNYANYI SECARA UNISONO

Bernyanyi unisono adalah bernyanyi satu suara yang dilakukan oleh kelompok. Banyak masyarakat
dari beberapa suku di Indonesia yang hanya terbiasa bernyanyi dalam satu suara yaitu sesuai dengan
melodi pokoknya saja. Lagu daerah yang ada di setiap provinsi merupakan warisan budaya.

Mengenal budaya di setiap daerah tidak harus dengan kita berkunjung kedaerah tersebut. Banyak
yang kita pelajari dari sebuah lagu daerah tersebut, kita dapat mengerti bahasa mereka walaupun
tidak semahir kalau kita tinggal disana, dan setiap lagu yang diciptakan di setiap daerah yang sebagai
warisan budaya sangat mengandung nilai-nilai yang baik. Apa yang kalian dapatkan bila kita
mempelajari lagu dae rah berikut:

RPP 04 SENI MUSIK


MATERI POKOK : TEKNIK BERMAIN MUSIK TRADISIONAL

Pertemuan Pertama
E. JENIS MUSIK TRADISI INDONESIA

Musik merupakan bahasa universal. Melalui music orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik
tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat di pahami
lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan
dapat di satukan.
Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda-beda . Perbedaan ini di sebabkan oleh faktor internal
dan juga eskternal. Secara internal, musikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam
dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau kegemaran dan lingkungan
dimana tinggal.

(Sumber:Kemdikbud, 2014)
Gambar 4.4 Perangkat alat musik
Tradisional Sunda yang disebut
Rampak Gendang.

Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk
kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal
oleh sejumlah (3040) kaum pria dalam posisi duduk bersila da lam suatu lingkaran. Nyanyian
Didong diiringi/ diramaikan dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri.
Para pemusik masing-masing memegang sebuah Bantaltepok ditangan kiri, yaitu sebuah bantal kecil
berisi kapuk dengan ukuran kirakira 20x40 cm dan setebal 4 cm dan biasanya dihiasi dengan reramu,
semacam rumbairumbai berwarna cerah menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga
menggunakan benang sulaman khas Aceh. Dengan mengayunkan bantal di tangan kiri secara
serempak keatas atau ke depan setiap kali menjelang tepuk tanga nya, maka terjadilah suatu
permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus juga meramaikan tontonan kesenian Di dong ini.
Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaanya hanya
terletak pada penggunaan properti.
Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertun jukan musik tradisional di daerah Jakarta atau
Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita.
Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian.
Mereka menjalin rambutnya berkepang dan mengenakan baju kurung, lazim di kenakan oleh
orang-orang dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan lainlain bagian tanah air.
Orkes yang mengiringi bentuk nyanyi tari ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut :
1. Sebuah gambang kayu,
2. Sebuah rebab,
3. Sebuah suling,
4. Sebuah kempul,kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk,krecek.
5. Gendang.

Sesuai dengan - nyanyian pada masa sebelum Perang Dunia Kedua, hingga zaman pendudukan
militer Jepang di Indonesia, gaya pengisi sisipan dalam intervalinterval frase melodi yang agak
panjang, dimana teks atau syair bakunya tidak dapat mengisa secara paralel kekosongan itu,maka
sudah biasa penyanyi mengisinya dengan kalimat pendek yang tidak ada sangkut paut langsung
dengan tendensi syair, yakni: Si Nona disayang, atau Si Babah . (Sebenarnya kata Babah, adalah kata
Arab, yang artinya ialah Juragan, Tuan Majikan; sedangkan hababa berarti biji mataku sayang).
F. TEKNIK MEMAINKAN ALAT MUSIK
Instrumen musik tradisional sangat banyak macamnya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat
musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Misalnya seperti di bawah ini.
a. Bentuk Tabung
Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu.
Dalam perkembangannya bahan bambu tersebut dapat digantikan dengan bahan lain, seperti kayu
dan logam. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung,
kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang di pukul,
digoyang atau ditiup.
b. Bentuk Bilah
Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang
dihasilkan masih perlu di dukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai r ang resonator.
Permukaan bilah dapat berupa rata dapat pula bidang cembung. Bahkan kadang-kadang berupa irisan
dari bentuk tabung, contoh alat music berbentuk bilah adalah, gambang, kolintang, saron, dan gender.
Cara memainkan alat ini adalah dengan cara dipukul
c. Bentuk Pencon

2. Contoh Alat Musik dan Cara Memainkan


b. Kentongan ( Bentuk Tabung )

Kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX
menggunakannya untuk mengumpulkan massa.
b. Talempong (Bentuk Pencon)
Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku minang kabau. Bentuknya hampir
sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan,
namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak
di gunakan.

Gambar 4.7
Alat musik bentuk Pencon.

Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 centimeter, pada bagian bawahnya
berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima
sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbedabeda.

Bunyinya dihasilkan sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya.


Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari
Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk
melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Talempong ini memainkanya butuh kejelian dimulai
dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si. Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akor
de on, instrumen musik sejenis organ yang didorong dan dita rik dengan kedua tangan pemainnya.
Selain akordeon, instrumen seperti saluang, gandang, sarunai dan instrument tradisional Minang lain
nya juga umum dimainkan bersama Talempong. Ada juga beberapa jenis alat musik tradisional
suku minangkabau lainnya pupuik daun padi, pupuik tanduak kabau, bansi, ra bab pasisia jo
pariaman.
G. MENGENAL MUSIK ANGKLUNG
Angklung merupakan alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan
budaya bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan
berkembang pada masyarakat suku Sunda dan digunakan untuk upacara yang berkaitan dengan
tanaman padi. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, salendro, madenda angklung
jenis ini disebut angklung buhun kemudian Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlarasakan
diatonis.
Terdapat beberapa jenis angklung yang terdapat di Jawa Barat, antara lain adalah:
1. Angklung Kanekes
Angklung ini sering dikenal sebagai angkung Baduy dan di gunakan untuk upacara menanam padi.
Angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu.
2. Angklung Gubrag
Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk
menghormati Dewi Padi.
3. Angklung Dogdog Lonjor
Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada
upac ra Serentaun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah.
4. Angklung Badeng
Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam, namun
sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga dipakai berhubungan dengan ritual
padi.
5. Angklung Buncis
Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual
pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi.

Gambar 4.8 teknik bermain angklung


secara ansambel

Pertemuan Kedua
H. BERLATIH ANGKLUNG
Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah angklung Padaeng. Angklung padaeng terdiri dari 2
kelompok besar yaitu:
a. Angklung melodi
Yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok, angklung ini hanya terdiri dari dua
tabung bambu,

Alat musik Angklung Melodi.

b. Angklung pengiring
Yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok, angklung ini nterdiri dari tiga
atau empat tabung bambu, Angklung yang terdiri dari tiga tabung bamboo adalah angklung dalam
bentuk trinada misalkan akord mayor, minor, sedangkan yang empat tabung iyalah angklung yang
merupakan catur nada misalkan untuk dominan septime ( G7, C7, dan lain-lain)

2. Sikap dan cara memainkan Angklung


Dalam bermain angklung tangan kiri digunakan sebagai gantungan, sedangkan tangan kanan untuk
menggoyangkannya sehingga angklung berbunyi.
Peganglah angklung dengan tangan kiri dan tangan kanan ditempatkan pada ujung bagian bawah
angklung tersebut. Bunyikan sesuai panjang pendeknya nada dan berhenti jika rangkaian angklung
yang lain telah berbunyi, maksudnya agar penampilan music tidak terputus-putus.

RPP 05 SENI TARI


MATERI POKOK : MERANGKAI GERAK TARI TRADISIONAL

Pertemuan Pertama
F. PENGERTIAN TARI TRADISIONAL
Tahukah kalian bahwa setiap suku di Indonesia memiliki gerak tari yang berbedabeda. Perbedaan
gerak menunjukkan kekayaan dan keunikan gerak tari tradisional Indonesia. Keunikan gerak dapat
dijumpai salah satunya tari Yospin Pancer dari Papua. Keunikan terletak pada gerak kaki yang ritmis
disertai dengan permainan memukul tifa. Keahlian secara khusus sangat di perlukan untuk dapat
melakukan gerak dinamis pada kaki sambil memukul tifa.

Keunikan gerak tari tifa daerah Papua


terletak pada gerakan kaki.

Keunikan gerak dapat dijumpai juga pada tari Kecak dari Bali. Penari duduk melingkar sambil
menggerakkan tangan keatas sebagai simbol lidah api yang menyala. Penari mengucapkan kata
cak...cak...cak... sebagai iringan gerak. Keunikan tari Kecak tidak hanya pada gerak tetapi juga
pada iringan. Keunikan ini hampir sama dengan tari Saman dari Aceh. Penari menyanyi sambil
melakukan gerak dengan menepuk hampir seluruh badan dan anggota badan. Bunyi tepukan dan
nyanyian dijadikan sebagai iringan.

Tari Saman dengan mengguna kan pola


lantai garis lurus.

Keunikan gerak dapat dijumpai juga pada tari bertema perang di daerah Kalimantan. Gerakan kaki
yang tertahan dengan langkah yang lebar memiliki kesamaan dengan keunikan tari Cakalele dari
Ternate. Keunikan gerak tidak hanya pada penari putera tetapi juga pada penari puteri.
Tari Burung Enggang dari Kalimantan keunikan gerak terletak pada gerak pergela ngan tangan ke
atas dan ke bawah sehingga bulu-bulu burung enggang yang diselip kan pada jarijari dapat
mengembang seperti sayap burung yang hendak terbang. Keunikan gerakan pada bagian tangan ini
memiliki kemiripan dengan tari Tanggai dari Palembang.

Keunikan gerak tari dari daerah Kalimantan.

Lentikan gerak pada jarijari tangan dapat dijumpai pada tari Gending Sriwijaya dari Sumatera
Selatan memiliki kesamaan dengan gerak lentikan jari dapat dijumpai juga pada tari Sekapur Sirih
dan Persembahan dari Melayu.
Keunikan gerak tari dari Kalimantan terletak pada gerakan tangan, ter-

Keunikan pada tarian daerah Jawa biasanya tertuju pada tari yang tumbuh -

G. POLA LANTAI TARI TRADISIONAL


Pola lantai pada tari tradisional Indonesia pada prinsipnya hampir sama yaitu garis lurus dan garis
lengkung. Garis lengkung termasuk pola lingkaran dan garis lurus biasa membuat segi empat,
segitiga, atau berjajar. Pola lantai dapat juga dilakukan dengan cara kombinasi antara garis lurus dan
garis lengkung. Kombinasi ini agar gerak yang dilakukan tampak lebih dinamis.

Gambar 5.6 Tari Saman dengan mengguna kan pola


lantai garis lurus.

Pola lantai tari Saman dari Aceh menggunakan garis lurus. Para penari duduk lurus di lantai selama
menari. Pola lantai tari Saman merupakan salah satu ciri yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Pola lantai tari Bedaya baik di Keraton Surakarta maupun Yogyakarta banyak mengguna kan
garis lurus. Garis lurus pada tarian Saman atau Bedaya merupakan simbolisasi pada hubungan
vertikal dengan Tuhan dan horisontal dengan lingkungan sekitar.
Tari Kecak selain unik dari segi gerak juga unik dari segi pola lantai. Kecak lebih banyak
menggunakan pola lantai melingkar atau lengkung dan tidak menggunakan pola lantai garis lurus.
Hal ini memiliki kesamaan dengan pola lantai tari Randai dari Suma tera Barat.

Gambar 5.7 Tari Kecak dengan pola


lantai garis lengkung dan membentuk
lingkaran.

H. TATA RIAS DAN BUSANA TARI TRADISIONAL


Tata rias dan tata busana pada tari memiliki fungsi penting. Ada fungsi tata rias dan tata busana pada
tari tradisio nal yaitu;
1) sebagai pembentuk karakter atau watak; dan
2) sebagai pembentuk tokoh.
Pembentukan karakter atau watak dan tokoh dapat dilihat pada tata rias wajah yang digunakan
dan juga busana yang dipakai.
Karakter pemarah, jahat, dan sejenisnya biasanya menggunakan tata rias warna merah yang dominan.
Demikian juga busana yang digunakan secara visual menunjukkan tokoh tersebut jahat. Tokoh
raksasa pada epos Ramayana misalnya, digambarkan dengan riasan wajah yang merah menyala
dengan bagian mulut penuh taring. Tata busana yang digunakan dengan menggunakan rambut gimbal
panjang dan menyeramkan.
Karakter tokoh baik pada epos Ramayana biasanya menggunakan riasan cantik seperti riasan pada
Pregiwa sebagai istri Gatot Kaca. Tata rias dan tata busana tampak cantik dan bersahaja. Tata rias dan
busana juga dapat menunjukkan tokoh lucu. Pada epos Ramayana ditunjuk kan pada tata rias dan
busana Punakawan yaitu Semar, Petruk, Bagong dan Gareng.

Gambar 5.8 Tata rias dan busana tokoh


Pregiwati pada epos Ramayana.

Tata rias dan busana pada tari tradisional tidak hanya bersumber pada epos Ramayana tetapi juga
tarian lepas yaitu tarian yang tidak berhubungan dengan cerita Ramayana.
Tokoh dan karakter dapat dijumpai juga pada tari tentang fauna seperti Tari Merak. Tata rias dan
busana pada tari Merak yang digunakan, memperlihatkan seekor burung Merak yang indah. Tata
busana yang digunakan merupakan perwujudan dengan sayap dan tutup kepala sebagai ciri khas
yang menunjukkan perwujudan burung Merak. Ada juga tata rias dan tata busana tari Kijang
dari Jawa Tengah, tari Burung Enggang dari Kalimantan, tari Cendrawa sih dari Bali, tari Kukilo dari
Jawa Tengah.

Gambar 5.9
Tata rias dan busana karakter burung Merak.

Pertemuan Kedua
I. PROPERTI TARI TRADISIONAL
Properti merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari. Ada tari yang menggunakan properti
tetapi ada juga tidak menggunakan. Properti yang digunakan ada yang menjadi nama tarian tersebut.
Contoh tari Payung menggunakan payung, tari Piring menggunakan piring sebagai properti. Kedua
tarian ini berasal dari Sumatera Barat. Tari Lawung dari keratin Yogya karta menggunakan lawung
(tombak) sebagai properti tarinya.

Tari Tani yang menceritakan petani kopi memetik


properti kipas.
hasil panen dengan menggunakan caping sebagai
properti.

Gerak tari Kipas dengan mengguna kan

Ada juga tarian yang menggunakan property tetapi tidak digunakan sebagai nama tarian. Contoh tari
Pakarena menggunakan Kipas, tari Merak menggunakan selendang, tari Serimpi dari Yogyakarta
atau Surakarta ada yang menggunakan kipas, keris atau properti lain. Ini hanya beberapa contoh
property yang digunkan dalam tarian tradisi onal, masih banyak tari dari daerah lain yang
menggunakan properti sebagai pen dukung. Tari Nelayan, tari Tani mengguna kan tudung kepala dan
hampir semua jenis tarian perang menggunakan tameng dan senjata perang lain seperti keris. Ada
juga tarian yang meng gunakan properti kukusan yaitu tempat untuk membuat tupeng terbuat dari
anyaman bambu yang digunakan sebagai kurungan dalam tari Lengger gaya Banyumasan.

selendang

Gerak tari daerahDengan menggunakan


tudung kepala sebagai properti

Tari dari Yogyakarta menggunakan

Gerak tari daerah Banyumas Jawa Tengah dengan meng gunakan properti Kukusan

J. TATA IRINGAN TARI TRADISIONAL


Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik
tersusun atas kata, nada, dan melodi. Semua terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami
lintas budaya, agama, suku, ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat
disatukan. Musik sebagai iringan tari dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu iringan internal dan
eksternal. Iringan internal memiliki arti iringan tersebut dilakukan sekaligus oleh penari. Contoh
iringan internal antara lain pada tari Saman. Penari manyanyi sebagai iringan sambil melakukan
gerak. Iringan internal juga dijumpai pada tari daerah Papua penari membunyikan tifa sebagai
iringan gerakan.

Iringan musik eksternal orkes


melayu dengan ciri khas pada alat musik arkodion.

Iringan eksternal memiliki arti iringan yang berasal dari luar penari. Iringan ini dapat berupa iringan
dengan menggunakan alat musik yang dimainkan atau pemusik atau yang berasal dari tape recoder.
Jenis tari tradisional di Indonesia lebih banyak mengguna kan iringan eksternal daripada iringan
internal. Musik iringan tari memiliki fungsi antara lain:
1) sebagai iringan gerakan;
2)ilustrasi;
3) membangun suasana.
Musik iringan tari sebagai iringan gerakan memiliki arti bahwa ritme musik sesuai dengan ritme
gerakan tidak sama, Musik dapat ditabuh secara menghemtak tetapi gerakan yang dilakukan dapat
mengalir dan mengalun. Sedangkan music iringan sebagai pembangun suasana sering dilakukan pada
tarian yang memiliki desain dramatik agar suasana yang ditampilkan sesuai dengan tujuan cerita

Iringan musik eksternal calung


alat musik yang terbuat dari bambu.

Pertemuan Ketiga
B. BERLATIH GERAK TARI TRADISIONAL

2. Ragam Gerak 5 ( =Angangka Cinde)

RPP 06 SENI TARI


MATERI POKOK : MERANGKAI GERAK TARI TRADISIONAL

Pertemuan Pertama
C. MERAGAKAN GERAK TARI TRADISIONAL
Gerak merupakan salah satu ciri yang membedakan antara satu tarian dengan
tarian lainnya. Tari-tarian di Indonesia memiliki keragaman gerak yang berbeda. Penampilan gerak
tari yang bersumber pada tari gaya Jawa Tengah tentu berbeda dengan tari gaya Betawi, gaya Dayak
dan daerah lainnya. Perbedaan penampilan gaya tari sesuai dengan daerah atau suku merupakan
kekayaan seni budaya yang harus dilestarikan sebagai salah satu iden titas bangsa.

Gambar 6.1 Gerak berputar dengan tangan diangkat


seperti pada gerakan tari rumi simbol rasa syukur

Penampilan gerak tari tidak terlepas dari desain garis dan desain pola lantai. Ada dua jenis desain
garis yaitu garis lurus dan garis lengkung. Pada desain garis lurus memberikan kesan lembut tetapi
juga lemah. Garisgaris mendatar memberikan kesan istirahat, sedangkan garisgaris yang tegak lurus
memberi kesan ketenangan dan keseimbangan. Garis melingkar atau melengkung memberi kesan
manis, sedangkan garis menyilang atau diagonal memberikan kesan dinamis atau kuat.
Desain-desain garis tersebut di atas, tidak hanya dapat dibuat dengan garisgaris tubuh dan tangan
serta kaki penari

Pertemuan Kedua
D. BERLATIH MERAGAKAN RAGAM GERAK TARI TRADISIONAL SESUAI
HITUNGAN

2. Ragam Gerak 5 ( =Angangka Cinde)

RPP 07 SENI TEATER


MATERI POKOK : MENGENAL SENI PERAN TEATER TRADISIONAL

Pertemuan Pertama
C. KARAKTERISTIK TEATER TRADISIONAL
Pembahasan teater yang dipelajari di kelas VIII ini mengenai teater tradisional. Tujuan kamu
mempelajari teater tradisional adalah untuk lebih menyadari akan kekayaan, keunikan, serta
kehebatan budaya bangsa sendiri terutama dalam seni teater tradisional. Bila sudah dipelajari, kamu
bisa tahu bagai mana cara melestarikannya, bahkan dapat menjadi inspirasi dalam membuat karya
baru, teater masa kini. Sebenarnya apakah teater tradisional itu?

Pementasan teater Makyong Riau

Teater tradisional adalah suatu bentuk teater yang lahir, tumbuh dan berkembang di suatu daerah dan
masyarakat merupakan hasil kreativitas kebersamaan suku bangsa Indonesia. Teater tradisional
berakar dari budaya daerah setempat dan dikenal oleh masyarakat lingkungannya. Pertunjukan di
lakukan atas dasar tata cara dan pola yang diikuti secara tradisional (turun temurun) dari pengalaman
pentas generasi tua (Pendahulu) dialihkan/ dilanjutkan ke generasi muda (generasi penerus) dan
mengikuti serta setia kepada pakem yang sudah ada. Pementasan teater tradisional dilakukan di arena
terbuka atau di pendopo yang penontonnya dari berbagai sisi yang terbuka.

Randai dari

Pementasan teater Ubrug dari Banten

Pementasan teater
Minang kabau.

Teater tradisional diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu :


1. Teater Rakyat
Ciri teater rakyat yaitu: improvisasi,sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan rakyat.
Contoh-contoh teater rakyat :
a) Makyong dan mendu dari daerah Riau dan Kalimantan Barat,
b) Randai dan Bakaba dari Sumatra Barat,
c) Mamanda dan Bapangdung dari Kalimantan Selatan,
d) Arja, Topeng Prembon, dan Cepung dari Bali,
e) Ubrug, Banjet, longser, Topeng Cirebon, Tarling dan Ketuk Tilu dari Jawa Barat,
f) Ketoprak, Srandul, Jemblung, Gatoloco dari Jawa Tengah

Pertumbuhan dan kematian) Juga hiburan

Subur, berkah, dan terjaga dari pelbagai gangguan. Ketika panen sebagai ucapan terima kasih, maka
dilaksanakan upoacara panen.

Pada bagian ini tidak akan dibahas teater yang memiliki fungsi sebagai ritual. Teater yang akan
dibahas adalah teater yang ber sifat drama artinya mengandung unsur cerita, penokohan, dan
pemanggungan. Teater tradisional yang akan dibahas adalah teater sebagai media hiburan. Hiburan
yang dapat memberikan tontonan sekaligus tuntunan. Ketika kamu menonton teater, kamu bisa
mendapatkan berbagai pengalaman dan pelajaran tentang kehidupan.

Pertemuan Kedua
D. KEUNIKAN SENI PERAN TEATER TRADISIONAL
Teater tradisional tidak mengenal teknik-teknik pemeranan yang sama seperti yang kita temui pada
latihan pemeranan teater modern. Aktor dan pemeran dalam teater tradisional secara alamiah tampil
seperti apa adanya atau dalam istilah teori dramaturgi disebut stock karakter atau tipe casting.
Pemeran cenderung bermain tetap seperti sosok ke seharian. Misalnya, karena tubuhnya tinggi besar,
ia akan berperan sebagai tokoh-tokoh ksatria atau tokoh Buto. Tokoh putri atau permaisuri dimainkan
oleh pemeran yang berparas cantik. Begitu pun tokoh lucu, bodor, atau punakawan selalu
dimainkan oleh pemeran yang kesehariannya suka melawak.

Wayang Kulit dari Jawa Tengah dengan


dalang Ki Anom Suroto.

2. Olah Tubuh

yang dilakukan adalah dengan cara berlatih menyanyi lagu-lagu tradisional atau lagu-lagu
dolanan (permainan) anak-anak secara bebas dialam terbuka;

Improvisasi adalah latihan merospon suatu peristiwa, dari peristiwa yang kecil, sederhana menjadi
peristiwa yang besar dan kompleks. Kalau Spontanitas adalah latihan dalam merespon peristiwa
secara tepat dan tepat baik berupa dialog naupun tingkah laku.

RPP 08 SENI TEATER


MATERI POKOK : MERANCANG PEMENTASAN TEATER TRADISIONAL

Pertemuan Pertama
H. MERANCANG PEMENTASAN TEATER TRADISIONAL
Barangkali diantara kalian ada yang pernah menonton pementasan teater tradisional di daerah kalian,
atau bahkan ada yang pernah ikut terlibat langsung sebagai pemain dalam pementasan. Kalau pernah
sungguh merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga, sebab kalian bisa merasakan
kemeriahan, kegembiraan, kehangatan dan keakraban saat melakukan pementasan, baik dengan
sesama pemain, penari, pemusik maupun dengan penontonnya. Pada pementasan teater
tradisional unsur-unsur komuni kasi antara tontonan dan penonton akan terasa penting
karena yang paling utama dalam pementasan teater tradisional adalah tersampaikannya pesan secara
langsung, akrab dan menghibur. Unsur hiburan dalam teater tradisional terbentuk dari kemasan yang
disajikan berupa musik, tarian, drama dan lawakan. Musik dihadirkan untuk memeriahkan suasana
sebagai penanda keramaian disuatu tempat. Musik berfungsi sebagai pengiring penari atau adegan
dalam lakon drama yang di pentaskan. Tarian disajikan sebagai penambah keindahan dalam unsur
gerak yang dapat mendukung lakon drama dan lawakan yang dimainkan. Arena pertunjukan tidak
selamanya berupa panggung resmi seperti di gedunggedung pertunjukan. Pementasan teater
tradisional lebih terasa keindahannya kalau dimainkan di arena terbuka seperti di halaman depan
rumah, dan lapangan terbuka dengan tidak ada batasan dan jarak antara pementasan dan penonton.
Halhal yang digam barkan diatas bisa menjadi pegangan kalian ketika akan mer ancang pertunjukan
teater tradisional.

Gambar 8.5 Pertunjukan teater dengan mengguna


kan properti kurungan ayam.

Gambar 8.6 Pertunjukan teater dengan


mengguna kan lesung.

Gambar 8.7 Properti pertunjukan teater.

I. MENENTUKAN BENTUK PEMENTASAN


Sebagai langkah awal ketika kalian akan membuat pementasan teater tradisional adalah menentukan
bentuk pementasan. Bentuk pementasan dalam hal ini adalah bentuk atau jenis teater tradisional
apakah yang akan kalian pilih sebagai bahan yang akan di pentaskan. Apakah bentuk teater tradi
sional yang ada dan popular di daerah kalian seperti Lenong, Ludruk, Makyong, Maman da, Ludruk,
Ketoprak, wayang wong, wayang gambuh, Uyeg, Mendu, Bakaba, Cepung, Dulmuluk, Longser,
Sinrilli atau kalian mencoba mempelajari lalu mementaskan bentuk teater tradisional dari luar daerah
kalian. Hal itu tergantung dari pilihan kelompok kalian.

Gambar 8.8 Panggung pertunjukan terbuka.

J. MEMBUAT RANCANGAN ARENA


Dalam membuat rancangan pementasan tradisional, sebaiknya arena yang akan dijadikan tempat
pementasan dibuat atau disesuaikan dengan suasana pementasan teater tradisonal aslinya. Misalnya
dalam pertunjukan teater Lenong, Longser dan Topeng Banjet suasana arena pementasan berupa

arena terbuka. Hubungan pertunjukan dan penontonnya terasa akrab, seolah tidak ada batas
pertunjukan dan penonton. Penonton menjadi bagian dari pertunjukan.

Gambar 8.9 Panggung pertunjukan terbuka.

Panggung sebagai arena pementasan dilengkapi dengan lampu oncor, lampu obor sebagai alat
penerangan dan juga sebagai hiasan di sekitar panggung. Penonton menyaksikan pementasan sambil
duduk lesehan dibawah lantai tanah. Penambahan hiasan dari daun kelapa muda dan bambu dapat
menambah semaraknya sua sana disekitar pementasan teater tradisional. Seperti dalam pementasan
teater Gambuh dari Bali, hiasan properti obor dan daun kelapa muda yang di rangkai menjadi hiasan
janur akan memperindah suasana saat pelaksanaan pementasan.
Dalam perancangan arena
pementasan yang harus kalian per hatikan adalah menyiapkan arena yang khusus sebagai tempat
untuk menampilkan karya teater yang telah di persiapkan, yang di kenal dengan sebutan panggung.
Dikondisikan supaya arena pang gung dapat membuat pemain merasa nyaman untuk pentas
dan dapat disaksikan oleh para penonton dari berbagai sudut pandang.

Gambar 8.10 Aktivitas membuat perlengkapan


pertunjukan teater.

Selanjutnya menyiapkan tempat penonton dengan menyiapkan tempat duduk penonton dengan
sebaikbaiknya supaya bisa mengapresiasi pementasan teater tradisional dengan baik. Dan supaya
lebih terasa lagi suasana tempat pementasan teater tradisional, kalian bisa sambil menyuguhkan
minuman dan makan tradisional. Pasti menarik, silahkan dicoba.
K. MEMBUAT RANCANGAN PROPERTI
Buat rancangan peralatan yang dibutuhkan diatas panggung (properti) dan latar belakang panggung
(setting) seefektif dan se-efisien mungkin, artinya properti dan setting yang dibuat sesuai de ngan

tuntutan pertunjukan, serta fungsinya yang jelas. Tidak kurang ataupun tidak berlebihan. Dan
tentunya harus membuat nyaman para pemain dan menarik bagi penonton.

Gambar 8.11 Aktivitas membuat tata busana


dan perlengkapan pertunjukan teater.

L. MEMBUAT RANCANGAN MUSIK


Musik dan tari dalam teater tradisional merupakan bagian takterpisahkan. Fungsinya disamping
memeriahkan, juga media ungkap gagasan yang dikomunikasikan pada penonton. Musik pada
pertunjukan teater juga berfungsi sebagai pembangun suasana. Musik juga berfungsi membangun
karakter tokoh serta menguatkan latar cerita pada pertunjukan teater. Pada teater tradisional, musik
pengiring biasanya menggunakan musik tradisional daerah setempat. Contoh: jenis teater yang
ditampilkan misalnya gambang kromong untuk pertunjukan Lenong, musik Samrah untuk
pertunjukan teaterteater melayu, juga musik gamelan untuk pertunjukan teaterteater di Jawa.

Gambar 8.12 Aktivitas membuat tata iringan


pertunjukan teater.

Gambar 8.13 Aktivitas membuat tata iringan pertunjukan teater dalam


sebuah panggung pertunjukan Lenong Betawi.

M. MEMBUAT RANCANGAN KOSTUM


Sebaiknya kostum dan riasan para pemain sudah bisa dirancang dari awal, hal ini akan dapat
membantu para pemain pada gambaran sosok peran yang akan diwujudkan.
Berikut ini contoh bentuk-bentuk desain kostum teater tradisional.

Gambar 8.15 Beberapa contoh rancangan kostum dalam suatu pertunjukan


teater.

DAFTAR PUSTAKA
( Sumber Referensi )

1. Buku Siswa Pendidikan Seni Budaya Kelas VIII Kurikulum 2013


2. Buku Guru Pendidikan Seni Budaya Kelas VIII Kurikulum 2013
3. Pendidikan Seni Budaya Yudhistira Kelas VIII SMP
4. Tari Kreasi Baru Sulawesi Selatan Oleh Ny. Andi Nurhani Sapada
5. Pendidikan Seni (Drs. Nonci S.Pd) Wilda Setia Karya
6. Pengantar Iringan Tari Halilintar Latief Niniek Sumiani HL
7. Pradigma Kontekstual Pendidikan Seni Tari Prof. Dr. M. Jazuli, M. Hum
8. Foto kegiatan siswa Galeri seni Mario Pulana
9. http://mbyarts.wordpress.com/2011/02/15/tari-mancanegara/
10. Tata Rias Panggung Dra. NY. Sumiani Halilintar
11. Kreatifitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek Dr, Dedi Supriadi

Mattirotasi, 14 Juli 2014


Mengetahui
Kepala Sekolah

AGUS SALEN, S.Pd, M.Si.


NIP. 1968 08111995121008

Guru Mata Pelajaran

A D I L, S.Pd.
NIP. 197107052007011032

Вам также может понравиться