Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Dosen Pengampu:
Ade Damhuzi, S.Si, Apt
Disusun Oleh:
Kelompok 5
Try Jurais
Tri Yulia Indah Sari
Triani Septi Rahmatiningsih
Ulimaz Pawestri
Utin Wahyu Oktavia
Wiranti Febrina
Yessi Dwisanti
Zia Fahlefi
Yoki Agus Kasandra
sehingga berbahaya jika terdapat bahan berbahaya dalam lipstik. Selain itu,
sebagai kosmetik, lipstik tidak memiliki batasan frekuensi penggunaan dan
juga lama serta banyaknya jumlah yang digunakan, sehingga sudah menjadi
suatu keharusan untuk memastikan lipstik terbuat dari pewarna yang alami
dan tidak berbahaya. Lipstik mampu membuat bibir terlihat menawan dan
sebaiknya juga memiliki kemampuan untuk melindungi bibir dari efek buruk
sinar matahari. Sebab kulit bibir dapat menjadi keriput dan menghitam saat
terpapar sinar matahari tanpa perlindungan tabir surya. Sehingga seharusnya
diinovasi agar memiliki kemampuan tabir surya bagi bibir.
Banyak flora asli Indonesia yang dapat digunakan sebagai pewarna alami
salah satunya yaitu buah naga. Buah naga berasal dari Meksiko, Amerika
Tengah, dan Amerika Selatan. Namun, seiring dengan perkembangannya,
buah naga banyak dibudidayakan di Asia. Negara di Asia yang sudah
melakukan pembudidayaan secara besar-besaran adalah Vietnam dan
Thailand. Taiwan, Filipina,Indonesia, dan Malaysia juga mulai meningkatkan
budidaya tanaman ini. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
membudidayakan tanaman untuk ekspor. Hal ini disebabkan Indonesia
memiliki iklim tropis, sesuai dengan iklim yang dibutuhkan tanaman ini
untuk tumbuh dengan baik.
Kandungan dari buah naga yang telah diketahui adalah dapat menurunkan
kolesterol dan penyeimbang gula darah. Buah naga mengandung vitamin C,
beta karoten, kalsium, dan karbohidrat. Buah naga mengandung serat yang
tinggi sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan memperlancar
proses pencernaan.
Uraian Bahan
1. Carnauba Wax (Rowe et al, 2009)
Sinonim: Brazil wax; caranda wax; cera carnauba; E903. Rumus struktur:
carnauba wax mengandung campuran complex mixtureof esters of acids and
hydroxy acids, mainly aliphatic esters, o-hydroxy esters, p-methoxycinnamic
aliphatic esters, andp-hydroxycinnamic aliphatic diesters yang terdiri dari
rantai karbon yang berbeda-beda (C26 dan C23).pH: 2-7. Pemerian: Carnauba
wax berwarna coklat muda sampai kuning pucat, dapat berbentuk bubuk,
berupa serpihan atau tidak teratur. Memiliki bau yang khas ringan, hampir
hambar, dan tidak berasa.Kelarutan: Hampir tidak larut dalam air, sedikit larut
dalam etanol mendidih (95%), serta dapat dilarutkan dalam kloroform hangat
dan toluena.Titik lebur: 80-88oC. Bobot jenis: 0,990-0,999 at 25oC.Kegunaan:
Carnauba wax dapat berfungsi untuk membuat sediaan lebih mengkilap,
sebagai kekerasan pada lipstik. Banyak digunakan dalam lilin, lipstik, bedak,
dan pensil alis.Konsentrasi: Range konsentrasi untuk sediaan lipstik 3-5%
(Schrader, 2005).Penyimpanan: Carnauba wax harus disimpan dalam wadah
tertutup, sejuk dan kering.Stabilitas: Carnauba wax stabil dan harus disimpan
dalam wadah tertutup, sejuk dan kering.
2. Cera Alba
Malam putih dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari
sarang lebah Apis mellifera L atau spesies Apis lain. Pemerian zat padat;
lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah. Kelarutan praktis
tidak mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol (95%) P dingin;
larut dalam kloroform p, dalam eter p hangat, dalam minyak lemakdan dalam
minyak
atsiri.
Suhu
lebur
620C-650C.
Inkompatibilitas
dengan
zat
Chemosept;
propylis
parahydroxybenzoas;
propylphydroxybenzoate; Propyl Parasept; Solbrol P; Tegosept P; Uniphen P23. Rumus molekul: C10H12O3. pH: 4-8. Pemerian: Serbuk hablur putih; tidak
berbau; tidak berasa. Kelarutan: sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5
bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P
dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali
hidroksida. Titik lebur: 95oC-98oC. Inkopatibilitas : Aktivitas antimikroba dari
propil paraben berkurang dengan adanya surfaktan nonionik, mengalami
perubahan nama dengan adanya besi dan akhirnya terhidrolisis oleh asam kuat
dan basa lemah. Kegunaan: Sebagai zat pengawet. Konsentrasi: Range
konsentrasi untuk penggunaan topikal 0,01% - 0,6% (Rowe et al, 2009).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik. Stabilitas: Larutan propyl paraben
dengan pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf, tanpa perubahan komposisi.
Pada pH 3-6 (cairan) larutan stabil (kurang dari 10%) dekomposisi samapai +
15 %
5%
20 %
Oleum ricini
Setil alkohol
Propilparaben
Oleum rosae
Vaselin flava
E. Penimbangan Bahan
1. Perasan Buah Naga
2. Carnauba wax
3. Cera alba
4. Oleum ricini
5. Setil alkohol
6. Propil paraben
7. Oleum rosae
8. Vaselin flava
ad
35 %
6%
0,1 %
1%
20 g
15
x 20= 3 gram
100
5
=
x 20= 1 gram
100
20
=
x 20= 4 gram
100
35
=
x 20= 7 gram
100
6
=
x 20= 1,2 gram
100
0,1
=
x 20= 0,02 gram
100
1
=
x 20= 0,2 gram
100
= 20 ( 3 + 1 + 4 + 7 + 1,2 + 0,02 + 0,2)
= 20 16,42
= 3,58 gram
=
F. Cara Kerja
Propil paraben dilarutkan dengan oleum ricini, setelah larut ekstrak
kental buah senggani dilarutkan dalam campuran propil paraben dan
oleum ricini (campuran A).
Carnauba wax, cera alba, setil alkohol, dan vaselin flava dimasukan
kecawan penguap. Kemudiaan dileburkan diatas penangas air (campuran
B).
Kemudiaan campuran A dan B dicampur perlahan-lahan didalam cawan
penguap aduk ad homogen. Setelah suhu sudah sedikit turun ditambahkan
parfum aduk ad homogen. selagi cair masukkan kedalam cetakan lipstik
biarkan sampai membeku, keluarkan dari cetakan dan masukkan kedalam
wadah.
G. Pembahasan
LAMPIRAN
Sediaan Lipstik