Вы находитесь на странице: 1из 23

Tugas Ilmiah

Elektronika Industri

Dosen Pengampu
Nur Aini

RANCANG BANGUN ATAP SIRIP OTOMATIS


MENGGUNAKAN LDR DAN SENSOR TETES AIR HUJAN
BERBASIS MIKROKONTROLER

Disusun Oleh:
IDQAN FADLI SAPUTRA (11452104841)

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
PEKANBARU
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Keberadaan energi di sekitar manusia dapat bermacam-macam bentuknya,

seperti energi cahaya, energi panas, energi listrik dan sebagainya. Pada umumnya,
energi yang didapat dengan cuma-cuma dan dengan jumlah yang melimpah
adalah energi cahaya dari sinar matahari. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
kebanyakan aktivitas manusia bergantung pada energi dari cahaya matahari. Pada
industri pengeringan bahan makanan secara konvensional sangat bergantung pada
cahaya matahari. Begitu juga dengan industri pengeringan cat furniture. Dalam
skala yang lebih kecil, manusia membutuhkan energi matahari untuk proses
penjemuran pakaian tiap harinya.
sebuah bangunan. Atap juga memiliki fungsi penting dalam perencanaan
sebuah bangunan. Pada masa sekarang ini selain fungsi utama atap sebagai
pelindung dari cahaya sinar matahari dan hujan, pada perkembangannya atap juga
memiliki nilai estetika yang sangat tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa
Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Saat
musim hujan, intensitas cahaya yang diterima bumi kurang terang dengan rain
probability (kemungkinan turun hujan) tinggi. Sedangkan pada musim kemarau,
sinar matahari lebih terang dengan kemungkinan turun hujan sangat rendah,
bahkan hampir tidak pernah turun hujan. Oleh karena itu perancangan atap harus
mendapatkan penanganan yang serius. Beberapa dari kita mungkin pernah
merasakan betapa repotnya jika sewaktu-waktu hujan datang begitu cepat,
sedangkan kita masih memiliki beberapa pakaian yang masih dijemur. Masyarakat
tidak perlu merasakan hal yang demikian seandainya atap anda dilengkapi dengan
sistem buka-tutup otomatis, yang tentunya akan sangat membantu dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah ini sudah terjawab dengan adanya sistem
buka-tutup atap otomatis ini.
Sistem buka tutup atap otomatis ini nantinya difungsikan sebagai alat
pengendali atap terhadap panas dan hujan. Hal penting dalam sistem buka tutup

atap otomatis ini adalah menggunakan sensor cahaya serta sensor tetes air hujan
sebagai pengatur buka-tutupnya. Selain dapat digunakan pada rumah tangga, alat
ini juga dapat digunakan pada berbagai aplikasi bidang lainnya. Misalnya pada
industri pembuatan kerupuk dan ikan asin yang memerlukan proses penjemuran
yang lama.
1.2

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini yaitu sebagai

berikut:
1.

Untuk mengetahui sistem kerja dari atap otomatis menggunakan LDR dan
sensor tetes air hujan

2.

Untuk mengetahui perangkat-perangkat yang digunakan dalam membuat atap


otomatis berbasis microkontroler

1.3

Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penulisan ini yaitu sebagai

berikut:
1.

Dapat mengetahui sistem kerja dari atap otomatis menggunakan LDR dan
sensor tetes air hujan

2.

Dapat mengetahui perangkat-perangkat yang digunakan dalam membuat atap


otomatis berbasis microkontroler

1.4

Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang dijadikan acuan dalam penulisan

laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :


BAB I

PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang menjadi topik
penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II

LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijabarkan teori- teori dan beberapa konsep yang berkaitan
dengan penulisan serta metode-metode dari permasalahan yang ada

sebagai landasaan penulisan, pengolahan data, maupun dalam analisis


dan pembahasan.
BAB III PEMBAHASAN
Menguraikan tentang penyajian dan pengolahan data yang diperoleh
dari hasil penelitian yang kemudian akan dibahas untuk mendapatkan
solusi terbaik.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dikemukakan dari
hasil analisis dan pemecahan masalah.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1

Pengertian Atap
Atap adalah konstruksi utama dari sebuah bangunan. Atap adalah bagian

dari bangunan yang berfungsi melindungi penghuni bangunan dari panas


matahari, angin yang terlalu kencang, hawa dingin malam dan air hujan. Seiring
dengan perkembangan zaman, atap mulai mendapat sentuhan nilai estetika, baik
dalam perancangannya maupun dalam bentuk dan fungsinya. Atap pada umumnya
terbuat dari bahan tanah liat.. Tentu saja atap dari bahan tersebut memiliki massa
yang cukup besar dan berbahaya jika nantinya pecah dan mengenai orang di
bawahnya. Atap generasi selanjutnya terbuat dari bahan yang ringan, yaitu bahan
campuran dari plastik yang nama jualnya adalah fiber. Bahan ringan ini lebih
indah dipandang dan tentunya tidak berbahaya saat jatuh dan mengenai orang di
bawahnya.
Dengan semakin berkembangnya pemikiran manusia, atap dapat
dimanfaatkan dalam berbagai fungsi. Contohnya dalam bidang industri
pengeringan bahan makanan, industri pengeringan cat furniture, dan juga dalam
usaha pemberdayaan tanaman (green house). Atap yang digunakan dalam bidang
industri biasanya harus dapat menjaga barang yang dijemur dari air hujan dan
dapat menerima paparan sinar matahari dengan baik dalam proses penjemuran.
Dengan adanya atap otomatis, maka akan sangat membantu kegiatan manusia
dalam berbagai sektor. Sistem atap otomatis yang akan dibuat menggunakan
sensor sebagai pengendali buka-tutup atap (Monilia dkk, 2014).
2.2

Motor DC
Motor DC adalah motor yang mengubah energi listrik searah menjadi

energi penggerak. Motor DC yang digunakan pada penelitian ini adalah motor DC
dari power window. Motor ini biasanya digunakan untuk menggerakkan naikturun kaca jendela pada mobil. Pada penelitian ini motor digunakan sebagai
penggerak sirip atap. Motor DC power window dipilih karena memiliki torsi yang

tinggi dan tegangan input yang rendah. Selain itu, bentuk fisiknya ramping dan
sudah dilengkapi internal gear box sehingga memudahkan pemasangannya.
Motor DC yang digunakan dalam penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai
berikut (Monilia dkk, 2014).
1.

Menggunakan tegangan 12 Volt sebagai sumber tegangannya

2.

Menggunakan arus 2,8 A saat tidak ada beban, dan 9,0 A saat ada beban

3.

Kecepatan putaran motor 90 rpm (80-100) saat tidak ada beban

4.

Torka = 3 N.M dan Stall Torque 9,0 N.M

5.

Noise 55dB

Gambar 2.1 Motor DC


(Sumber : Monilia dkk, 2014)
2.2.1 Komponen Utama Motor DC
Adapun bagian atau komponen utama pada motor DC yaitu sebagai
berikut:
1.

Kutub Medan
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara
kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.

2.

Dinamo
Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar

dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara
dan selatan magnet berganti lokasi.
3.

Comutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.

2.3

LDR
LDR adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang

dapat berubah sesuai perubahan intensitas cahaya. LDR adalah singkatan dari
Light Dependent Resistor atau Resistor yang terpengaruh cahaya. Hambatan dari
LDR akan berkurang seiring semakin besarnya intensitas cahaya yang mengenai
permukaannya (Monilia dkk, 2014).

Gambar 2.2 Struktur LDR


(Sumber: Monilia dkk, 2014)
2.3.1 Prinsip Kerja LDR
Pada sisi bagian atas LDR terdapat suatu garis atau jalur melengkung yang
menyerupai bentuk kurva.Jalur tersebut terbuat dari bahan cadmium sulphida
yang sangat sensitiv terhadap pengaruh dari cahaya.Jalur cadmium sulphida yang
terdapat pada LDR.Jalur cadmium sulphida dibuat melengkung menyerupai kurva
agar jalur tersebut dapat dibuat panjang dalam ruang (area) yang sempit.Cadmium
sulphida (CdS) merupakan bahan semi-konduktor yang memiliki gap energi
antara elektron konduksi dan elektron valensi. Ketika cahaya mengenai cadmium
sulphida, maka energi proton dari cahaya akan diserap sehingga terjadi
perpindahan dari band valensi ke band konduksi. Akibat perpindahan elektron
tersebut mengakibatkan hambatan dari cadmium sulphida berkurang dengan

hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.Lihat gambar 2.3
dibawah ini (Pambudi, 2012)

Gambar 2.3 LDR


(Sumber: Pambudi, 2012)
2.4

Sensor Tetes Air Hujan


Sensor air yang digunakan pada rangkaian ini dapat dibuat menggunakan

PCB yang dibuat jalur seperti yang ditunjukkan pada gambar dengan menyablon
jalur berdekatan antara masukan dan keluaran. Masukan dihubungkan dengan pin
ATMega8, sedangkan keluaran dihubungkan dengan ground. Prinsip penting dari
sensor ini adalah ketika sensor terkena air hujan maka jalur antara masukan dan
keluaran akan terhubung, sehingga nilai tegangan di pin ATMega8 akan bernilai
nol karena langsung ter-ground-kan (Monilia dkk, 2014)

Gambar 2.4 Detektor Hujan Menggunakan PCB


(Sumber: Monilia dkk, 2014)

2.5

Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari

rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu (Monilia
dkk, 2014):
1.

Koil : lilitan dari relay

2.

Common : bagian yang tersambung dengan NC (dalam keadaan normal)

3.

Kontak : terdiri dari NC dan NO

Berikut ini jenis-jenis relay :


1.

SPST
Single Pole Single Throw.

2.

SPDT
Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu: (2) koil, (1)
common, (1) NC, dan (1) NO.

3.

DPDT
Double Pole Double Throw. Setara dengan dua buah saklar atau relay SPDT.

4.

QPDT
Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad Pole Double
Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua
buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin (termasuk 2 buah untuk koil).

2.5.1 Prinsip Kerja dan Simbol Relay


Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar 2.2, coil adalah
gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar
yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2
jenis : Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open), dan Normally
Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close). Secara sederhana berikut ini
prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energy listrik (energized), akan
timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan
contact akan menutup (Wicaksono, 2009).

Gambar 2.5 Skema Relay Elektromekanik


(Sumber: Wicaksono, 2009)

Gambar 2.6 Rangkaian dan Simbol Logika Relay


(Sumber: Wicaksono, 2009)
2.6

Transistor NPN BD139


Transistor adalah suatu komponen yang terbuat dari bahan semikonduktor

yang merupakan hasil perkembangan dari diode semikonduktor. Transistor


BD139 merupakan transistor berjenis NPN yang karakteristiknya sebagai berikut
(Monilia dkk, 2014):
1.

VCB maksimum Collector-Base Voltage (IE= 0) : 80 V

2.

VCE maksimum Collector-Emitter Voltage (IB= 0): 80 V

3.

VEB maksimum Emittor-Base Voltage (IC= 0): 5 V

4.

IC maksimum Collector Current: 1.5 A

5.

ICM Collector Peak Current: 3 A

6.

IB Base Current: 0.5 A

Gambar transistor BD139 dapat ditunjukkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.7 Transistor BD139


(Sumber: Monilia dkk, 2014)
2.7

ATMega
Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler ATMega8 terdiri dari

(Monilia dkk, 2014):


1.

23 saluran I/O (Port B, Port C, dan Port D)

2.

6 Channel ADC (Analog to Digital Converter)

3.

4 channel ketelitian 10 bit

4.

2 channel ketelitian 8 bit

5.

3 channel PWM

6.

5 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, and


Standby

7.

3 buah timer/counter

8.

Analog komparator

9.

Real Time Counter dengan osilator eksternal

10. 1K byte SRAM


11. 512 byte EEPROM
12. 8K byte Flash memory dengan kemampuan Read While Write
13. Unit interupsi (internal & eksternal)
14. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5Mbps
15. VCC Sebagai tegangan penyuplai.
16. Ground Sebagai ground.

17. Port C (PC5..PC0)


Port C adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor internal
pull-up. Buffer output port C mempunyai karaketristik drive yang simetris
dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai input,
port C yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber arus
jika resistor-resistor pull-up diaktifkan. Pin-pin port C adalah tri-state ketika
kondisi reset menjadi aktif sekalipun clock tidak aktif. Jika antarmuka JTAG
enable, resistor-resistor pull up pada pin-pin PC5(TDI), PC3(TMS),
PC2(TCK) akan diaktifkan sekalipun terjadi reset.
18. Port D (PD7..PD0)
Port D adalah port I/O 8-bit bi-directional dengan resistor-resistor internal
pull-up. Buffer output port D mempunyai karakteristik drive yang simetris
dengan kemampuan keduanya sink dan source yang tinggi. Sebagai input,
port D yang mempunyai pull eksternal yang rendah akan menjadi sumber
arus jika resistor pull-up diaktifkan.
2.8

Power Suply
Rangkaian power supply adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk

menyediakan sumber daya dalam bentuk keluaran tegangan. Tegangan yang


dihasilkan disalurkan ke berbagai rangkaian lain untuk mengaktifkan rangkaianrangkaian tersebut. Di sini diperlukan rangkaian power supply DC +5 V dan DC
+12 V yang digunakan untuk menyediakan supply sebesar DC +5 V dan DC +12
V. Untuk rangkaian relay dibutuhkan tegangan sebesar DC +12 V dari power
supply dan DC +12 V dari aki untuk menggerakkan motor DC, sedangkan untuk
rangkaian sistem minimum mikrokontroler, dan rangkaian sensor hanya
membutuhkan tegangan sebesar DC +5 V (Monilia dkk, 2014).
2.9

Limit Swich
Limit

Switch

(saklar

pembatas)

adalah

saklar

atau

perangkat

elektromekanis yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak


terminal (dari Normally Open/ NO ke Close atau sebaliknya dari Normally Close/
NC ke Open). Posisi kontak akan berubah ketika tuas aktuator tersebut terdorong

atau tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan saklar pada umumnya, limit
switch juga hanya mempunyai dua kondisi, yaitu menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya mempunyai kondisi ON
atau OFF.
Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya,
jika pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur/ dikontrol secara manual
oleh manusia (baik diputar atau ditekan). Sedangkan limit switch dibuat dengan
sistem kerja yang dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan
suatu objek pada aktuator, sistem kerja ini bertujuan untuk membatasi gerakan
ataupun mengendalikan suatu objek/ mesin tersebut, dengan cara memutuskan
atau menghubungkan aliran listrik yang melalui terminal kontaknya (Monilia dkk,
2014).

Gambar 2.8 Limit Switch


(Sumber: Monilia dkk, 2014)
2.10

Mikrokontroler
Mikrokontroler dewasa ini menjadi booming di bidang pendidikan

terutama perguruan tinggi. Mikrokontroler keluaran ATMEL memiliki beberapa


keperluan dengan tipenya meliputi ATtiny, AT90, dan ATmega. Masing-masing
tipe memiliki fitur yang berbeda-beda. Mirokontroler sebagai sebuah one chip
solution pada dasarnya adalah rangkaian terintregrasi (Integrated Circuit-IC)
secara lengkap berbagai komponen pembentuk sebuah komputer. Berbeda dengan
penggunaan mikroprosessor yang masih memerlukan komponen luar tambahan
seperti RAM, ROM, Timer, dan sebagainya. Tambahan komponen tersebut secara

praktis hampir tidak dibutuhkan lagi pada sistem mikrokontroler. Hal ini
disebabkan semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan
sistem prosessor ke dalam IC tunggal mikrokontroler bersangkutan. Dengan
alasan itu sistem mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer the real
Computer On a Chip (komputer utuh dalam keping tunggal). Sedangkan sistem
mikroprosesor dikenal dengan istilah yang lebih terbatas yaitu Computer On a
Chip (komputer dalam keping tunggal). Berdasarkan fungsinya, mikrokontroler
secara umum digunakan untuk menjalankan program yang bersifat permanen pada
sebuah aplikasi yang spesifik (misal aplikasi yang berkaitan dengan pengontrolan
dan monitoring). Sedangkan program aplikasi yang dijalankan pada sistem
mikroprosesor biasanya bersifat sementara dan berorientasi pada pengolahan data.
Perbedaan fungsi kedua sistem tersebut secara praktis mengakibatkan kebutuhan
minimal yang harus dipenuhi juga akan berbeda (misal ditinjau dari kecepatan
detak operasi, jumlah RAM, panjang register, dan lain sebagainya). Hampir tidak
dapat disangkal, dewasa ini akan sukar dijumpai seseorang yang masih
menggunakan komputer dengan mikroprosessor berbasis 8 atau 16 bit (misal
mikroprosesor 8088 dan 8086 produk perusahaan Intel) (Monilia dkk, 2014).

BAB III
PEMBAHASAN
3.1

Tahapan Awal Sebelum Perancangan


Dalam melakukan penelitian Research and Development terdapat tahap-

tahap sebagai berikut (Monilia, 2014)


1.

Melakukan survey ke ruang penjemuran untuk mengamati bagaimana


penggunaan buka-tutup atap di ruangan tersebut.

2.

Pengembangan desain model dengan membuat sistem otomatisasi pengendali


gerak buka-tutup atap yang akan diaplikasikan pada ruang tersebut,
dilanjutkan dengan penerapan uji coba terbatas desain model dengan
menerapkan metode pengembangan (development). Setelah ada perbaikan
dari uji terbatas dilanjutkan dengan uji yang lebih luas dengan metode
pengembangan (merevisi desain alat yang sudah ada menjadi lebih efektif
yaitu tahap II).

3.

Melakukan validasi desain dengan metode pengembangan setelah merevisi


tahap II, kemudian melakukan uji coba produk antara sistem kerja alat lama
dengan sistem kerja alat baru.

3.2

Perancangan Instrumen

3.2.1 Diagram Blok Hardware


Pembuatan sistem otomatisasi buka-tutup atap sirip ini memiliki 2 tahap
utama, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan
perangkat keras meliputi perancangan rangkaian sensor LDR, rangkaian relay
sebagai driver motor DC, dan rangkaian sistem minimum ATMega8. Perancangan
perangkat lunak meliputi program berbasis bahasa Algorithma Builder yang
disuntikkan ke mikrokontroler ATMega8 untuk mengatur aktifnya sensor yang
nantinya akan mengatur pergerakan sirip atap.
Diagram fungsional proses secara keseluruhan beserta perencanaan
perangkat keras secara keseluruhan. Pada Gambar 3.1 ditunjukkan blok diagram
keseluruhan rangkaian.

Untuk sensor digunakan satu buah LDR dan satu lembar sensor tetes air
hujan yang diletakkan miring agar dapat mendeteksi tetes hujan pertama jatuh
secara maksimal.

Gambar 3.1 Diagram Blok Hardware


(Sumber: Monilia, 2014)
3.2.2 Perancangan Rangkaian Sensor LDR dan Sensor Tetes Air
Pada

perancangan

rangkaian

sensor

LDR,

dimodifikasi

dengan

memberikan dua buah transistor tipe BD139 untuk menghindari nilai tegangan
keluaran antara 0V 3V, sehingga keluaran yang didapatkan hanya bernilai 0 V
atau 3 V. Hal ini bertujuan untuk pembacaan mikro dalam menentukan logika
bernilai 0 atau 1.

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor LDR


(Sumber: Monilia, 2014)

Gambar 3.3 Sensor Tetes Air (Detector Hujan)


(Sumber: Monilia, 2014)
3.2.3 Perancangan Driver Motor DC
Motor DC biasa pada umumnya hanya memiliki dua kabel (positif dan
negatif).

Pembuatan

driver

motor

DC

cukup

mudah,

namun

perlu

mempertimbangkan kebutuhan arus ketika motor bergerak. Arus yang dibutuhkan


sebuah motor akan semakin besar dibandingkan kebutuhan arus ketika dalam
kondisi tanpa beban.

Gambar 3.4 Rangkaian Driver Motor DC


(Sumber: Monilia, 2014)

3.2.4 Perancangan Desain Atap dan Mekanisme Gerak


Dalam pembuatan atap diperlukan ukuran-ukuran atap yang sudah
disesuaikan dengan kondisinya, bentuk dari sirip atap otomatis ini seperti terlihat
pada gambar 3.5 berikut.

Gambar 3.5 Bentuk Sirip Atap


(Sumber: Monilia, 2014)
Sedangkan untuk ukuran sirip fiber dan ukuran rangka atap dapat dilihat
pada gambar 3.6 dan gambar 3.7.

Gambar 3.6 Ukuran Sirip Fiber


(Sumber: Monilia, 2014)

Gambar 3.7 Ukuran Rangka Atap


(Sumber: Monilia, 2014)

Pada sistem ini, motor DC akan memberikan gerakan sesuai apa yang
diperintahkan sensor-sensor yang telah terpasang, dimana pada saat ada tetesan air
hujan maka sensor tetes air hujan akan memberi sinyal kepada motor DC untuk
bergerak agar sirip menjadi terbuka, sedangkan jika ada cahaya panas maka
sensor akan memberikan sinyal kepada motor DC untuk bergerak membuka sirip.

Gambar 3.8 Mekanisme Gerak Sirip Atap Tampak Samping


(Sumber: Monilia, 2014)
Secara keseluruhan sistem ini dimulai dengan pembacaan sensor LDR
terhadap intensitas cahaya yang ditunjukkan pada perubahan nilai tegangan
keluaran, dan pada penentuan ada tidaknya tetes air yang jatuh mengenai sensor
tetes air hujan.
Hasil sensing dari kedua sensor ini selanjutnya akan dibaca oleh mikro
sebagai logika 1 atau logika 0. Hasil pembacaan ini akan mengontrol bukatutupnya atap. Pada bagian depan rangka atap dipasang limit switch untuk

mendeteksi apakah atap sudah tertutup secara sempurna, hal ini dimaksudkan
untuk menghentikan laju putar motor. Demikian pula pada bagian belakang
terdapat limit switch untuk mendeteksi terbukanya atap. Untuk kondisi tertentu
yang membutuhkan atap ditutup, sementara kondisi luar membuat atap secara
otomatis terbuka, dapat menggunakan tombol manual yang bertujuan menutup
atap dan disaat bersamaan akan mempasifkan sensor. Otomatisaasi atap dapat
kembali berjalan dengan menekan tombol manual ini sekali lagi.
3.2.5 Rangkaian Minimum Sistem Buka-Tutup Atap Sirip Otomatis

Gambar 3.9 Flowchart Program Menghentikan Otomatisasi


(sumber: Monilia, 2014)

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan penelitian tentang

atap otomatis menggunakan sensor LDR dan sensor air hujan yaitu sebagai
berikut:
1.

Adapun sistem kerja dari sebuah atap otomatis menggunakan sensor LDR dan
tetesan air hujan secara keseluruhan yaitu sistem ini dimulai dengan
pembacaan sensor LDR terhadap intensitas cahaya yang ditunjukkan pada
perubahan nilai tegangan keluaran, dan pada penentuan ada tidaknya tetes air
yang jatuh mengenai sensor tetes air hujan. Hasil sensing dari kedua sensor
ini selanjutnya akan dibaca oleh mikro sebagai logika 1 atau logika 0. Hasil
pembacaan ini akan mengontrol buka-tutupnya atap. Pada bagian depan
rangka atap dipasang limit switch untuk mendeteksi apakah atap sudah
tertutup secara sempurna, hal ini dimaksudkan untuk menghentikan laju putar
motor. Demikian pula pada bagian belakang terdapat limit switch untuk
mendeteksi terbukanya atap. Untuk kondisi tertentu yang membutuhkan atap
ditutup, sementara kondisi luar membuat atap secara otomatis terbuka, dapat
menggunakan tombol manual yang bertujuan menutup atap dan disaat
bersamaan akan mempasifkan sensor. Otomatisaasi atap dapat kembali
berjalan dengan menekan tombol manual ini sekali lagi.

2.

Adapun perangkat-perangkat yang digunakan dalam membuat atap otomatis


berbasis mikrokontroler yaitu motor DC sebagai penggerak, LDR sebagai
sensor dari cahaya, sensor tetes air hujan, relay, transistor NPN BD139,
ATMega, power suplyi yang berfungsi sebagai penyedia sumber arus atau
daya, limit switch, mikrokontroler. Semua perangkat-perangkat tersebut
kemudian dirangkai dengan sedemikian rupa hingga menjadi atap otomatis
yang diinginkan.

4.2

Saran
Dalam penulisan tentang atap otomatis berbasis microkontroler ini penulis

memiliki beberapa saran guna untuk menyempurnakan produk yang akan


dihasilkan, yaitu sebagai berikut:
1.

Penambahan jumlah sensor tetes air hujan yang disebar dibeberapa titik akan
membantu menambah kesensitifan atap sirip saat pertama kali tetes air hujan
turun.

2.

Penggunaan material atap yang lebih awet sehingga atap dapat digunakan
untuk jangka waktu yang panjang.

3.

Penambahan bantalan pada tepi sirip atap yang akan meredam kebisingan dari
suara sirip atap yang bergerak menutup.

4.

Hendaknya diberikan alarm sebagai penanda atap sedang terbuka atau


tertutup.

DAFTAR PUSTAKA
Pambudi. 2012. LDR (Light Dependent Resistor). Surabaya. STIKOM Surabaya.
Sitophila, Monilia dkk. 2014. Rancang Bangun Atap Sirip otomatis menggunakan
LDR dan Sensor Tetes Air Hujan Berbasis Mikrokontroler Universitas
Negri Malang. Malang. Universitas Negri Malang.
Suleman, Muhamad. 2010. Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung
Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Depok.
Universitas Gunadharma.
Wicaksono, Handy. 2009. Relay-Prinsip dan Aplikasi. Surabaya. Universitas
Kristen.

Вам также может понравиться