Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Elektronika Industri
Dosen Pengampu
Nur Aini
Disusun Oleh:
IDQAN FADLI SAPUTRA (11452104841)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberadaan energi di sekitar manusia dapat bermacam-macam bentuknya,
seperti energi cahaya, energi panas, energi listrik dan sebagainya. Pada umumnya,
energi yang didapat dengan cuma-cuma dan dengan jumlah yang melimpah
adalah energi cahaya dari sinar matahari. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
kebanyakan aktivitas manusia bergantung pada energi dari cahaya matahari. Pada
industri pengeringan bahan makanan secara konvensional sangat bergantung pada
cahaya matahari. Begitu juga dengan industri pengeringan cat furniture. Dalam
skala yang lebih kecil, manusia membutuhkan energi matahari untuk proses
penjemuran pakaian tiap harinya.
sebuah bangunan. Atap juga memiliki fungsi penting dalam perencanaan
sebuah bangunan. Pada masa sekarang ini selain fungsi utama atap sebagai
pelindung dari cahaya sinar matahari dan hujan, pada perkembangannya atap juga
memiliki nilai estetika yang sangat tinggi. Seperti yang kita ketahui bahwa
Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Saat
musim hujan, intensitas cahaya yang diterima bumi kurang terang dengan rain
probability (kemungkinan turun hujan) tinggi. Sedangkan pada musim kemarau,
sinar matahari lebih terang dengan kemungkinan turun hujan sangat rendah,
bahkan hampir tidak pernah turun hujan. Oleh karena itu perancangan atap harus
mendapatkan penanganan yang serius. Beberapa dari kita mungkin pernah
merasakan betapa repotnya jika sewaktu-waktu hujan datang begitu cepat,
sedangkan kita masih memiliki beberapa pakaian yang masih dijemur. Masyarakat
tidak perlu merasakan hal yang demikian seandainya atap anda dilengkapi dengan
sistem buka-tutup otomatis, yang tentunya akan sangat membantu dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah ini sudah terjawab dengan adanya sistem
buka-tutup atap otomatis ini.
Sistem buka tutup atap otomatis ini nantinya difungsikan sebagai alat
pengendali atap terhadap panas dan hujan. Hal penting dalam sistem buka tutup
atap otomatis ini adalah menggunakan sensor cahaya serta sensor tetes air hujan
sebagai pengatur buka-tutupnya. Selain dapat digunakan pada rumah tangga, alat
ini juga dapat digunakan pada berbagai aplikasi bidang lainnya. Misalnya pada
industri pembuatan kerupuk dan ikan asin yang memerlukan proses penjemuran
yang lama.
1.2
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini yaitu sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui sistem kerja dari atap otomatis menggunakan LDR dan
sensor tetes air hujan
2.
1.3
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penulisan ini yaitu sebagai
berikut:
1.
Dapat mengetahui sistem kerja dari atap otomatis menggunakan LDR dan
sensor tetes air hujan
2.
1.4
Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang dijadikan acuan dalam penulisan
PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah yang menjadi topik
penulisan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penulisan,
manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijabarkan teori- teori dan beberapa konsep yang berkaitan
dengan penulisan serta metode-metode dari permasalahan yang ada
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Atap
Atap adalah konstruksi utama dari sebuah bangunan. Atap adalah bagian
Motor DC
Motor DC adalah motor yang mengubah energi listrik searah menjadi
energi penggerak. Motor DC yang digunakan pada penelitian ini adalah motor DC
dari power window. Motor ini biasanya digunakan untuk menggerakkan naikturun kaca jendela pada mobil. Pada penelitian ini motor digunakan sebagai
penggerak sirip atap. Motor DC power window dipilih karena memiliki torsi yang
tinggi dan tegangan input yang rendah. Selain itu, bentuk fisiknya ramping dan
sudah dilengkapi internal gear box sehingga memudahkan pemasangannya.
Motor DC yang digunakan dalam penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai
berikut (Monilia dkk, 2014).
1.
2.
Menggunakan arus 2,8 A saat tidak ada beban, dan 9,0 A saat ada beban
3.
4.
5.
Noise 55dB
Kutub Medan
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka diantara
kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
2.
Dinamo
Dinamo yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar
dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara
dan selatan magnet berganti lokasi.
3.
Comutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah
untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
2.3
LDR
LDR adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang
dapat berubah sesuai perubahan intensitas cahaya. LDR adalah singkatan dari
Light Dependent Resistor atau Resistor yang terpengaruh cahaya. Hambatan dari
LDR akan berkurang seiring semakin besarnya intensitas cahaya yang mengenai
permukaannya (Monilia dkk, 2014).
hubungan kebalikan dari intensitas cahaya yang mengenai LDR.Lihat gambar 2.3
dibawah ini (Pambudi, 2012)
PCB yang dibuat jalur seperti yang ditunjukkan pada gambar dengan menyablon
jalur berdekatan antara masukan dan keluaran. Masukan dihubungkan dengan pin
ATMega8, sedangkan keluaran dihubungkan dengan ground. Prinsip penting dari
sensor ini adalah ketika sensor terkena air hujan maka jalur antara masukan dan
keluaran akan terhubung, sehingga nilai tegangan di pin ATMega8 akan bernilai
nol karena langsung ter-ground-kan (Monilia dkk, 2014)
2.5
Relay
Relay adalah sebuah saklar elektronis yang dapat dikendalikan dari
rangkaian elektronik lainnya. Relay terdiri dari 3 bagian utama, yaitu (Monilia
dkk, 2014):
1.
2.
3.
SPST
Single Pole Single Throw.
2.
SPDT
Single Pole Double Throw. Terdiri dari 5 buah pin, yaitu: (2) koil, (1)
common, (1) NC, dan (1) NO.
3.
DPDT
Double Pole Double Throw. Setara dengan dua buah saklar atau relay SPDT.
4.
QPDT
Quadruple Pole Double Throw. Sering disebut sebagai Quad Pole Double
Throw, atau 4PDT. Setara dengan 4 buah saklar atau relay SPDT atau dua
buah relay DPDT. Terdiri dari 14 pin (termasuk 2 buah untuk koil).
2.
3.
4.
5.
6.
ATMega
Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler ATMega8 terdiri dari
2.
3.
4.
5.
3 channel PWM
6.
7.
3 buah timer/counter
8.
Analog komparator
9.
Power Suply
Rangkaian power supply adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk
Limit Swich
Limit
Switch
(saklar
pembatas)
adalah
saklar
atau
perangkat
atau tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan saklar pada umumnya, limit
switch juga hanya mempunyai dua kondisi, yaitu menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya mempunyai kondisi ON
atau OFF.
Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya,
jika pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur/ dikontrol secara manual
oleh manusia (baik diputar atau ditekan). Sedangkan limit switch dibuat dengan
sistem kerja yang dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan
suatu objek pada aktuator, sistem kerja ini bertujuan untuk membatasi gerakan
ataupun mengendalikan suatu objek/ mesin tersebut, dengan cara memutuskan
atau menghubungkan aliran listrik yang melalui terminal kontaknya (Monilia dkk,
2014).
Mikrokontroler
Mikrokontroler dewasa ini menjadi booming di bidang pendidikan
praktis hampir tidak dibutuhkan lagi pada sistem mikrokontroler. Hal ini
disebabkan semua komponen penting tersebut telah ditanam bersama dengan
sistem prosessor ke dalam IC tunggal mikrokontroler bersangkutan. Dengan
alasan itu sistem mikrokontroler dikenal juga dengan istilah populer the real
Computer On a Chip (komputer utuh dalam keping tunggal). Sedangkan sistem
mikroprosesor dikenal dengan istilah yang lebih terbatas yaitu Computer On a
Chip (komputer dalam keping tunggal). Berdasarkan fungsinya, mikrokontroler
secara umum digunakan untuk menjalankan program yang bersifat permanen pada
sebuah aplikasi yang spesifik (misal aplikasi yang berkaitan dengan pengontrolan
dan monitoring). Sedangkan program aplikasi yang dijalankan pada sistem
mikroprosesor biasanya bersifat sementara dan berorientasi pada pengolahan data.
Perbedaan fungsi kedua sistem tersebut secara praktis mengakibatkan kebutuhan
minimal yang harus dipenuhi juga akan berbeda (misal ditinjau dari kecepatan
detak operasi, jumlah RAM, panjang register, dan lain sebagainya). Hampir tidak
dapat disangkal, dewasa ini akan sukar dijumpai seseorang yang masih
menggunakan komputer dengan mikroprosessor berbasis 8 atau 16 bit (misal
mikroprosesor 8088 dan 8086 produk perusahaan Intel) (Monilia dkk, 2014).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
2.
3.
3.2
Perancangan Instrumen
Untuk sensor digunakan satu buah LDR dan satu lembar sensor tetes air
hujan yang diletakkan miring agar dapat mendeteksi tetes hujan pertama jatuh
secara maksimal.
perancangan
rangkaian
sensor
LDR,
dimodifikasi
dengan
memberikan dua buah transistor tipe BD139 untuk menghindari nilai tegangan
keluaran antara 0V 3V, sehingga keluaran yang didapatkan hanya bernilai 0 V
atau 3 V. Hal ini bertujuan untuk pembacaan mikro dalam menentukan logika
bernilai 0 atau 1.
Pembuatan
driver
motor
DC
cukup
mudah,
namun
perlu
Pada sistem ini, motor DC akan memberikan gerakan sesuai apa yang
diperintahkan sensor-sensor yang telah terpasang, dimana pada saat ada tetesan air
hujan maka sensor tetes air hujan akan memberi sinyal kepada motor DC untuk
bergerak agar sirip menjadi terbuka, sedangkan jika ada cahaya panas maka
sensor akan memberikan sinyal kepada motor DC untuk bergerak membuka sirip.
mendeteksi apakah atap sudah tertutup secara sempurna, hal ini dimaksudkan
untuk menghentikan laju putar motor. Demikian pula pada bagian belakang
terdapat limit switch untuk mendeteksi terbukanya atap. Untuk kondisi tertentu
yang membutuhkan atap ditutup, sementara kondisi luar membuat atap secara
otomatis terbuka, dapat menggunakan tombol manual yang bertujuan menutup
atap dan disaat bersamaan akan mempasifkan sensor. Otomatisaasi atap dapat
kembali berjalan dengan menekan tombol manual ini sekali lagi.
3.2.5 Rangkaian Minimum Sistem Buka-Tutup Atap Sirip Otomatis
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan penelitian tentang
atap otomatis menggunakan sensor LDR dan sensor air hujan yaitu sebagai
berikut:
1.
Adapun sistem kerja dari sebuah atap otomatis menggunakan sensor LDR dan
tetesan air hujan secara keseluruhan yaitu sistem ini dimulai dengan
pembacaan sensor LDR terhadap intensitas cahaya yang ditunjukkan pada
perubahan nilai tegangan keluaran, dan pada penentuan ada tidaknya tetes air
yang jatuh mengenai sensor tetes air hujan. Hasil sensing dari kedua sensor
ini selanjutnya akan dibaca oleh mikro sebagai logika 1 atau logika 0. Hasil
pembacaan ini akan mengontrol buka-tutupnya atap. Pada bagian depan
rangka atap dipasang limit switch untuk mendeteksi apakah atap sudah
tertutup secara sempurna, hal ini dimaksudkan untuk menghentikan laju putar
motor. Demikian pula pada bagian belakang terdapat limit switch untuk
mendeteksi terbukanya atap. Untuk kondisi tertentu yang membutuhkan atap
ditutup, sementara kondisi luar membuat atap secara otomatis terbuka, dapat
menggunakan tombol manual yang bertujuan menutup atap dan disaat
bersamaan akan mempasifkan sensor. Otomatisaasi atap dapat kembali
berjalan dengan menekan tombol manual ini sekali lagi.
2.
4.2
Saran
Dalam penulisan tentang atap otomatis berbasis microkontroler ini penulis
Penambahan jumlah sensor tetes air hujan yang disebar dibeberapa titik akan
membantu menambah kesensitifan atap sirip saat pertama kali tetes air hujan
turun.
2.
Penggunaan material atap yang lebih awet sehingga atap dapat digunakan
untuk jangka waktu yang panjang.
3.
Penambahan bantalan pada tepi sirip atap yang akan meredam kebisingan dari
suara sirip atap yang bergerak menutup.
4.
DAFTAR PUSTAKA
Pambudi. 2012. LDR (Light Dependent Resistor). Surabaya. STIKOM Surabaya.
Sitophila, Monilia dkk. 2014. Rancang Bangun Atap Sirip otomatis menggunakan
LDR dan Sensor Tetes Air Hujan Berbasis Mikrokontroler Universitas
Negri Malang. Malang. Universitas Negri Malang.
Suleman, Muhamad. 2010. Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung
Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Depok.
Universitas Gunadharma.
Wicaksono, Handy. 2009. Relay-Prinsip dan Aplikasi. Surabaya. Universitas
Kristen.